Penggunaan kata di mana pada kalimat ini benar, kecuali

Sedang menulis cerita atau karya tulis, tiba-tiba dibingungkan dengan penulisan di mana? Kira-kira yang benar di mana atau dimana ya? Perbedaan Antara Imbuhan dan Kata Depan. Apakah kamu termasuk orang yang sering dibingungkan dengan penulisan kata depan di ini? Kalau jawabannya ya, mari kita tengok penjelasan berikut ini.

## Kata Depan atau Imbuhan?

Banyak orang Indonesia yang masih bingung dengan penggunaan di sebagai kata depan dengan di- sebagai afiks atau imbuhan. Kata depan atau istilah linguistiknya preposisi adalah kata yang biasa berada di depan nomina, misalnya dari, ke, di, dengan, dan lain sebagainya. Kata ini dihitung sebagai satu kata tersendiri. Berbeda dengan di- yang berfungsi sebagai afiks atau imbuhan.

Dalam KBBI, afiks berarti bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal. Ada empat jenis afiks, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Contoh kata yang telah diberi imbuhan atau afiks adalah dimakan, termakan, pembukaan, pengajar, dan lain sebagainya.

## Kata Depan

Kata depan atau preposisi menandai hubungan makna antara kata yang berada di depan dan di belakang preposisi tersebut. Fungsinya antara lain untuk menyatakan tempat, arah asal atau tujuan, pelaku, alat, sebab-akibat, hal, perbandingan, dan tujuan.

Berikut adalah beberapa contoh kata depan.

### Di

Kata depan di menandai tempat atau lokasi. Contoh penggunaannya dalam kalimat antara lain:

  1. Ibu membeli baju itu di swalayan.
  2. Ada beberapa pedagang kaki lima yang berjualan di sini.

### Dari

Kata depan dari menunjukkan arah asal. Misalnya sebagai berikut.

  1. Anak itu berasal dari Jakarta.
  2. Dia baru saja pulang dari sekolah.

### Oleh

Kata depan oleh menunjukkan pelaku suatu kegiatan. Contohnya adalah sebagai berikut.

  1. Aku dipukul oleh anak itu.
  2. Dia terlalu dimanja oleh kedua orangtuanya.

Serta masih banyak lagi contoh lainnya seperti kepada, mengenai, tentang, berkat, dari pada, guna, untuk, dalam, hingga, demi, dan lain sebagainya. Karena kata depan termasuk kata tersendiri, artinya tidak terikat pada kata lainnya untuk berdiri sebagai suatu kata, maka penulisannya pun dipisahkan dari kata sebelum dan kata sesudahnya.

Perempuan itu kini berada dirumah. (Salah)

Perempuan itu kini berada di rumah. (Benar)

Namun, untuk menuliskan kata ganti persona seperti -ku, -mu, dan -nya, penulisannya tidak boleh terpisah. Mari kita lihat contoh di bawah ini.

Aku dipukul oleh anak itu.

Aku dipukul oleh nya. (Salah)

Aku dipukul olehnya. (Benar)

Ketika menuliskan kata depan sebagai judul, huruf awal yang digunakan pun bukan huruf kapital, kecuali jika kata depan itu berada di awal kalimat.

Senja di Jakarta

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

## Imbuhan

Imbuhan atau yang dalam ilmu Linguistik disebut afiks terdiri dari empat jenis, yaitu prefiks atau awalan, infiks atau imbuhan tengah, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan awal dan akhir yang turun secara bersamaan.

Contohnya adalah sebagai berikut.

### Prefiks

Prefiks adalah imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal suatu kata dasar. Awalan ini nantinya akan menambahkan makna gramatik kepada kata dasar yang dilekati. Contohnya adalah awalan di- pada kata dimakan. Makan sendiri berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyahnya, lalu menelannya. Setelah diberi imbuhan di-, maka maknanya akan berubah menjadi pasif.

Perhatikan contoh kalimat berikut.

Buaya itu memakan ayam.

Buaya itu dimakan ayam.

Baik memakan atau dimakan sama-sama berasal dari kata dasar makan. Tetapi karena imbuhan yang berbeda, maknanya pun menjadi sangat berbeda. Imbuhan inilah yang seringkali dibingungkan dengan kata depan. Sehingga banyak yang bingung mengenai bagaimana penulisan yang benar.

### Infiks

Infiks dalam KBBI berarti morfem atau satuan linguistik terkecil yang disisipkan ke dalam sebuah kata. Contohnya adalah infiks -em- dalam kata gemuruh yang berasal dari kata “guruh” atau gemetar yang berasal dari kata “getar” dan lain sebagainya.

### Sufiks

Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada akhir kata, misalnya sufiks -an, -kan, dan -i pada kata terapan, lakukan, maknai, dan lain sebagainya.

### Konfiks

Yaitu awalan dan akhiran yang diturunkan secara bersamaan. Misalnya konfiks pe-an dalam kata pemakaman. Kata “pemakaman” tidak dibentuk secara bertahap dengan awalan “pe-” menjadi “pemakam” lalu diimbuhi akhiran “-an” menjadi “pemakaman”. Imbuhannya diturunkan secara langsung dalam satu proses morfologis.

## Jadi, Dimana atau Di Mana?

Nah, setelah penjelasan yang panjang dan lebar di atas, kamu sekarang tahu kan apakah kata di di atas termasuk kata depan atau imbuhan? Yaps, jawabannya adalah kata depan. Jadi penulisan yang benar adalah dengan dipisahkan oleh spasi.

Merasa artikel ini bermanfaat? Yuk share di media sosial kamu supaya teman-temanmu juga tidak lagi kebingungan dengan penulisan kata “dimana” atau “di mana”.

KOMPAS.com - Kata depan atau preposisi pada bahasa Indonesia menunjukkan keterangan waktu atau tempat.

Mengutip dari buku Bijak Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi (2020) karya Rishe Purnama Dewi, dkk, semua kata depan, ‘di’, ‘ke’, dan ‘dari’, yang menunjukkan tempat atau waktu, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Kata depan merupakan jenis kata yang terletak di depan kategori lainnya. Terkadang dalam penulisannya, sering terbalik dengan awalan, khususnya untuk kata ‘di’ dan ‘ke’.

Berbeda dengan kata awalan yang penulisan ‘di’ serta ‘ke’ ditulis serangkai atau digabung dengan kata berikutnya, biasanya merupakan kata kerja.

Seperti yang telah disebutkan di atas, kata depan digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dan waktu.

Baca juga: Pengertian Pemenggalan Kata dan Contohnya

Contoh penggunaan kata depan 

Berikut beberapa contoh penggunakan kata depan atau preposisi ‘di’, ‘ke’, dan ‘dari’, yaitu:

Contoh 1:

Kemana sajakah kamu seharian ini?”

Kalimat tanya di atas merupakan contoh yang salah. Kata ‘kemana’ harus ditulis secara terpisah. Karena menunjukkan pertanyaan tempat atau lokasi keberadaan seseorang selama seharian. Penulisan yang benar adalah “Ke mana sajakah kamu seharian ini?”.

Contoh 2:

“Aku habis pergi dari rumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok.

Kalimat di atas merupakan contoh yang benar. Karena kata ‘dari’ menunjukkan keterangan tempat.

Contoh 3:

“Dia sudah menunggu kamu diatas.”

Penulisan kalimat tersebut salah, khususnya pada penggunaan kata depan ‘diatas’. Seharusnya kata ‘diatas’ ditulis terpisah, karena merupakan kata depan dan bukan kata awalan. Penulisannya yang benar adalah “Dia sudah menunggu kamu di atas.”.

Contoh 4:

“Buku ini di tulis atas dasar pengalaman pribadi.”

Penulisan kalimat tersebut salah, khususnya pada kata “ di tulis”. Seharusnya kata “di tulis” digabung atau ditulis serangkai, karena merupakan kata awalan dan bukan kata depan. Penulisannya yang benar adalah “Buku ini ditulis atas dasar pengalaman pribadi.”.

Contoh 5:

“Tolong bawa sendok dan garpu ini ke meja makan.”

Kalimat di atas merupakan contoh yang benar. Karena kata ‘ke’ menunjukkan kata depan untuk keterangan tempat.

Contoh 6:

"Rumah ini di jual."

Kalimat tersebut salah, seharusnya dijual. Dijual dari kata kerja 'jual' yang diberi awalan atau imbuhan 'di'. Dijual bukan kata yang menunjukkan tempat atau waktu.

 Baca juga: Daftar Kata Bentuk Ulang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penggunaan kata di mana pada kalimat ini benar, kecuali

Evi Olivia Kumbangsila

(Pengkaji Kebahasaan dan Kesastraan, Kantor Bahasa Maluku)

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana terikrar dalam Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Walau harus diakui sebagian kosakata dalam bahasa Indonesia berasal dari serapan bahasa daerah dan bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang diserap untuk memperkaya khazanah kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa inggris. Selain kosakata serapan, bahasa asing juga berpengaruh dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Pengaruh itu juga terlihat dalam kalimat-kalimat hasil penerjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Contoh pemakaian kata “di mana, “yang mana” dan pemakaian kata “yang”, yang sering disalahfungsikan.

Banyak orang memakai kata “yang mana” dan “di mana” sebagai alih-alih bentuk kata “yang”. Padahal sebaliknya, mereka menerjemahkan kalimat bahasa Inggris secara utuh ke dalam bahasa Indonesia. Contohnya, kata “which” dalam kalimat pernyataan (1) saya membeli sebuah buku pengembangan diri yang mana telah ditandatangani oleh penulisnya. I buy a personal development book which is signed by its writer. Penggunaan bentuk “yang mana” sebagaimana dalam kalimat tersebut adalah salah. Bentuk kalimat yang benar dalam bahasa Indonesia adalah (2) saya membeli sebuah buku yang telah ditandatangani oleh penulisnya. Jadi, cukup menghilangkan kata “mana” dalam kalimat pertama karena salah satu fungsi kata “yang” adalah untuk menghubungkan kata benda.

Contoh pemakaian yang salah lainnya adalah (3) pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang mana jembatan itu dapat menghubungkan kedua daerah itu. Bentuk kalimat yang benar adalah (4) pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan kedua daerah itu. Kata jembatan dan kata “mana” pada kalimat (3) dihilangkan karena fungsi lain dari kata “yang” adalah merangkaikan dua gagasan yang di dalamnya mengandung unsur yang sama (maksudnya kata jembatan pada kalimat (3). Setelah dirangkaikan dengan kata “yang”, unsur yang sama itu tidak diulang lagi.

Penggunaan kata “yang” yang benar dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut. (1) Matahari bersinar terang. (2) Matahari membuat udara bertambah panas. Di dalam dua pernyataan ini ada dua unsur yang sama yakni, matahari. Jika dua pernyataan ini digabung, unsur yang sama itu dapat dihilangkan salah satunya, sedangkan keterangannya dirangkai dengan kata “yang” sehingga muncullah pernyataan baru sebagai berikut. (1) Matahari yang bersinar terang membuat udara bertambah panas.

Pemakaian bentuk kata “yang mana” yang benar dapat dilihat dalam bentuk kalimat berikut ini. (1) Kelompok kerja Anda yang mana? (2) Dia belum tahu baju mana yang akan dipakainya.

Kedua kalimat ini telah menunjukkan fungsi pemakaian kata “yang mana”. Kata “yang mana” berfungsi untuk bertanya atau membuat pernyataan yang mengandung pilihan dan bukan sebagai perangkai kata benda dan keterangan yang membatasinya, seperti halnya fungsi kata “yang”. Contohnya (1) meja yang kecil bukan meja yang mana kecil, (2) pendidikan yang memadai bukan pendidikan yang mana memadai

Begitu juga dengan penggunaan kata where atau bermakna “di mana” dalam kalimat bahasa Indonesia. Kata “di mana” dalam kalimat bahasa Indonesia berfungsi sebagai kata tanya tentang tempat pada sebuah kalimat tanya atau sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, tetapi bukan sebagai perangkai antarkata benda yang menghubungkan dua kalimat yang berbeda, contohnya (1) di mana rapat itu diselenggarakan? (2) kitalah yang harus menentukan di mana rapat itu diselenggarakan.

Bahasa asing memang mempunyai andil dalam khazanah bahasa Indonesia, namun jangan sampai pengaruh bahasa asing mampu mengubah pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kalimat bahasa Indonesia seharusnya memiliki struktur kalimat bahasa indonesia bukan sebaliknya memiliki struktur kalimat bahasa asing. Semoga pembahasan ini lebih menyadarkan kita bahwa bahasa indonesia bukan hanya enak didengar tetapi juga harus baku saat dituliskan.