Jelaskan bagaimana Cara mengamankan Sistem Informasi secara fisik

SEVIMA.CO.ID – Sistem informasi akademik merupakan salah satu kebutuhan wajib dan penting yang harus dipenuhi perguruan tinggi. Kemampuan menyediakan dan mengakses informasi secara cepat dan akurat menjadi yang diinginkan bagi perguruan tinggi. Sangat pentingnya informasi tersebut, menyebabkan seringkali informasi yang diinginkan hanya boleh diakses orang-orang tertentu yang memilki wewenang. Jatuhnya informasi kepada pihak lain menimbulkan kerugian baik pihak perguruan tinggi.

Keamanan sistem (Security System) informasi merupakan hal yang sangat penting dalam mengelola sistem informasi, tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta mendeteksi dan memperbaiki segala kerusakan sistem. Namun,  masih banyak kampus atau instansi tidak terlalu memperhatikan masalah keamanan

Security System atau keamanan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting dalam mengelola sistem informasi, tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta mendeteksi dan memperbaiki segala kerusakan sistem. Namun, masih banyak kampus atau instansi tidak terlalu memperhatikan masalah keamanan ini.

Semisal: Data akademik yang merupakan data yang sangat penting di dalam perguruan tinggi. Dengan data tersebut akan melancarkan berbagai urusan baik mahasiswa, dosen dan pegawai kampus. Jika dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, kampus akan kewalahan dalam memulihkan data tersebut. Bisa jadi data itu akan hilang selamanya tidak bisa diperbaiki kembali.

Lalu bagaimana cara menjaga Keamanan Sistem Informasi, Check it Out:

1. Mengatur Akses Control Access

Salah satu cara yang umum digunakan untuk mengamankan informasi adalah dengan mengatur akses ke informasi melalui mekanisme “authentication” dan “access control”. Implementasi dari mekanisme ini antara lain dengan menggunakan “password”. Paling tidak inilah 1 hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengamankan sistem kita.

2. Memasang Prokteksi

Untuk lebih meningkatkan keamanan sistem informasi, proteksi dapat ditambahkan. Proteksi ini dapat berupa filter (secara umum) dan yang lebih spesifik adalah firewall. Filter dapat digunakan untuk memfilter e-mail, informasi, akses, atau bahkan dalam level package tertentu. Penangkal lainnya adalah untuk memproteksi sistem kita adalah dengan memasang, meng-update terus anti virus kita.

3. Kontrol Administrasi

Mempublikasikan kebijakan kontrol terhadap pengendalian sistem informasi yang dimiliki oleh kampus atau perguruan tinggi. Perguruan tinggi harus memiliki prosedur yang bersifat formal dan tegas. Termasuk dalam pengembangan sistem, prosedur untuk backup data, pemulihan data dan manajemen arsip data.

4. Menjaga Rahasia Data dengan Konsisten

Mengontrol keamanan administrasi dengan tidak mudah memberikan informasi kepada siapa-pun meskipun dengan berbagai alasan yang mungkin sangat meyakinkan.

Contohnya : saat sesorang yang tidak berkepentingan ingin mengakses informasi kampus, administrasi kampus harus bersikap tegas terhadap mahasiswa yang sebenarnya bukan merupakan mahasiswa kampus tersebut namun berpura-pura menjadi mahasiswa dengan mengatakan bahwa lupa password sehingga admin dengan mudah memberikan informasi mengenai password dan user.

5. Kontrol Operasi

Agar sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan kontrol terhadap pengoperasian sistem berupa, pembatasan akses terhadap pusat, kontrol terhadap personel pengoperasi, kontrol terhadap peralatan, dan pengendalian terhadap virus.

6. Perlindungan Fisik Pusat Data

Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar.

7. Kontrol Hardware

Dalam mengantisipasi gagalnya sistem komputer diperlukan pengecekan secara berkala dalam penggunaan hardware termasuk disk penyimpanan data/tempat backup data.

8. Backup secara rutin

Backup merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untuk menyimpan suatu data pada media lain, sehingga suatu-waktu data yang tersimpan itu dapat diambil dan dipergunakan kembali untuk kepentingan fungsionalitas yang sama. Seringkali tamu tak diundang (intruder) masuk ke dalam sistem dan merusak sistem dengan menghapus berkas-berkas yang dapat ditemui. Jika intruder ini berhasil menjebol sistem dan masuk sebagai super user (administrator), maka ada kemungkinan dia dapat menghapus seluruh berkas. Kondisi ketika intruder menjadi super user dan menyerang sistem disebut dengan istilah Replay Attacking.

9. Memilih pengembang sistem yang profosional

Jika tim IT kampus belum mampu mengembangkan sistem informasi akademik secara mandiri, sudah tentu menyerahkan kepada pengembang, untuk itu penting sekali memilih pengembang yang tepat dan dapat menjamin keamanan data.

Semoga sedikit tips ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang bertanggung jawab terhadap keamanan sistem kampus. SEVIMA sebagai Konsultan IT siap membantu rekan-rekan operator kampus dalam mengembangkan sistem yang mempunyai keamanan yang teruji.

Salah satu Sistem Informasi Kampus yang dapat membantu kampus anda sebaga kampus berbasis digital adalah Siakad Enterprise, Sistem Akademik Terintegrasi dan dapat di-custom sesuai kebutuhan kampus. Siakad Enterprise ini akan memberikan kemudahan dan keamanan pengelolaan data perguruan tinggi. Selain itu, Siakad Enterprise juga akan memudahkan bagi Stake Holder dalam mendapatkan akses informasi yang cepat dan mudah dalam waktu yang sama dan kapan saja. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah menerapkan Siakad Enterprise ini.

Atau bagi rekan-rekan yang mencari sistem informasi akademik dengan biaya terbatas bisa menggunakan Siakad Cloud yaitu sistem informasi akademik berbasis cloud computing atau tanpa pengadaan server. Bisa cek kelebihan dan benefit yang diberikan disini: siakadcloud.com

SEVIMA : Take IT Easy

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen selama 18 tahun dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui sistem informasi siAkadCloud

System informasi dapat kita katakan adalah sebuah kombinasi dari komponen-komponen yang terdiri dari teknologi, media, prosedur, serta sumber daya manusia. Semua komponen yang ada akan bekerja sama dengan saling berinteraksi satu sama lain untuk membentuk sebuah kesatuan yang dapat kita katakan sebuah sistem. Kombinasi atau penggabungan antara teknologi dengan manusia Bersama-sama bekerja untuk mendukung menjadi pertimbangan dalam  pengambilan kebijakan atau keputusan.

Dengan penjelasan sederhana di atas dapat kita simpulkan bahwa system informasi adalah suatu hal yang penting maka pasti akan banyak resiko yang dapat muncul mulai dari pencurian, penipuan dll. Maka dari itu system informasi harus selalu dijaga keamanannya. Untuk menjaga keamanan system informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah kecurangan, penipuan atau masalah lain yang muncul sehingga tidak menimbulkan kerugian untuk kita maupun di dalam perusahaan.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk dapat menjaga keamanan system informasi:

  • Menggunakan kombinasi untuk password yang unik

Dengan menggunakan kombinasi password yang unik akan membuat hacker kesulitan untuk menebak password yang kita gunakan. sebaliknya, apabila kita menggunakan password yang biasa hacker kemungkinan dapat menebak dan membobol data kita.

Mengamankan jaringan harus menjadi hal yang selalu kita perhatikan dengan serius karena kejahatan cyber setiap tahun semakin tinggi pastinya. Agar hacker tidak pernah dapat mendapatkan akses ke dalam jaringan maka kita perlu untuk mengunci atau mengamankan router dan mengenkripsi seluruh informasi yang ada dengan menggunakan password dan menyembunyikan seluruh system nya.selalu Mengawasi phising

untuk menjaga informasi yang ada dari serangan virus yang biasanya dapat terjadi maka Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan memasang antivirus di laptop atau di pc yang ada dan selalu ingat untuk mengupdate software yang ada.

  • menggunakan layanan cloud

car aini juga dapat dilakukan untuk manjaga keamanan system informasi karena data yang ada akan di simpan di cloud dan kemanan nya menjadi lebih baik. Karena cloud memiliki serangkaian kebijakan, teknologi, dan kontrol yang diterapkan untuk melindungi data.

Referensi:

https://www.cekotechnology.com/pengertian-sistem-informasi-dan-contohnya/

https://www.isomanajemen.com/keamanan-sistem-informasi/

https://koinworks.com/blog/3-cara-mengamankan-sistem-informasi-perusahaan/

Keamanan siber menjadi tantangan di Industri digital Indonesia. Ancaman siber bisa menyasar pengguna dan perusahaan penyedia produk atau jasa dengan tujuan mendisrupsi pengoperasian bisnis usaha. Selain itu, ancaman siber juga bisa bertujuan untuk mengakses data para pengguna produk atau jasa digital untuk mencuri identitas serta menjualnya kepada pihak ketiga. Guna meminimalisasi kejadian yang tidak diharapkan, pengguna perlu menjaga data pribadinya agar dapat melindungi dirinya dari kejahatan digital, ada sejumlah cara untuk menjaga keamanan data dari kejahatan dunia maya.

1. Pastikan pengguna memberikan data kepihak yang tepat

Saat pengguna mulai mengakses aplikasi online baik fintech, e-commerce, maupun media sosial, para pengguna harus memastikan data pribadi apa yang dicantumkan dalam aplikasi tersebut. Apakah membahayakan atau tidak.

Dengan kata lain, apabila pengguna membutuhkan sesuatu atau bertransaski di bank yang terpercaya atau mendapatkan informasi berhadiah atas nama bank terpercaya, pastikan alamat websitenya adalah alamat yang terverifikasi. Pengguna dapat mencarinya melalui pencarian Google.

2. Lakuka double checking di setiap transaksi

Hal terpenting yang perlu dilakukan pengguna saat transaksi online adalah melakukan pengecekan dua kali. Dua kali pengecekan data pribadi yang diinput dalam aplikasi digital dapat meminimalisasi kesalahan penginputan data serta mengamankan diri dari kejahatan siber.

3. Periksa perizinan akses aplikasi

pengguna perlu berhati-hati saat menginzinkan aplikasi baru untuk mengakses data dalam ponselnya.

Jangan sampai pengguna tidak mengabaikan notifikasi perizinan dari aplikasi saat pertama kali diinstal. Pengguna dapat melakukan setting akses melalui pengaturan ponsel miliknya.

4. Baca syarat dan ketentuan aplikasi

Selain itu, pengguna untuk tidak malas membaca dan menyetujui secara cepat syarat dan ketentuan aplikasi yang digunakan.

Di dalam Term and Condition terdapat banyak informasi perizinan persetujuan dari aplikasi yang terkadang lalai dibaca pengguna sehingga merasa asal ceklis dan setuju.