Yang bukan sifat para rasul Ulul Azmi adalah Teguh dan sabar dalam

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Rabu, 03 Mar 2021 11:35 WIB

Mengingat kembali nama-nama rasul ulul azmi yang dikenal berkat keteguhannya dalam menyebarkan dakwah dan risalah Allah. (Ilustrasi Foto: Istock/panyajampatong)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ulul azmi adalah gelar khusus bagi rasul pilihan yang mempunyai kesabaran dan ketabahan luar biasa.

Dari 25 nabi dan rasul, hanya 5 nama yang tergolong rasul ulul azmi, yakni Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.

Dalam Surah Al-Ahzab (33):7 disebutkan para nabi yang termasuk ulul azmi mempunyai syariat dalam menyampaikan agama Allah dan kitab suci kepada umat manusia.


وَاِذْ اَخَذْنَا مِنَ النَّبِيّٖنَ مِيْثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُّوْحٍ وَّاِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖوَاَخَذْنَا مِنْهُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًاۙ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.

Berikut nama-nama rasul ulul azmi yang dikenal berkat keteguhannya dalam menyebarkan dakwah dan risalah Allah.

Foto: Diolah dari iStock
Ilustrasi. Mengingat kembali nama-nama rasul ulul azmi yang dikenal dengan sifat tabah dan sabar dalam menyebarkan ajaran-Nya.

1. Nabi Nuh AS

Kisah Nabi Nuh AS terkenal dengan pembuatan kapal besar yang digunakan untuk menyelamatkan kaum yang beriman kepada Allah SWT.

Tidak hanya kaumnya saja, Nabi Nuh AS juga membawa serta hewan-hewan dari banjir bah yang dahsyat. Melalui bencana yang Allah turunkan, membuat orang-orang kafir binasa termasuk putra Nabi Nuh yang durhaka.


2. Nabi Ibrahim AS

Foto: Diolah dari Istock
Ilustrasi. Nabi Ibrahim AS adalah salah satu rasul ulul azmi

Kisah Nabi Ibrahim dikenal saat Nabi Ibrahim menghancurkan berhala yang ada di wilayah Namrud. Nabi Ibrahim merasa geram dan kesal akibat banyaknya berhala yang disembah di wilayah tersebut.

Selain itu, Raja Namrud yang mengaku bisa menghidupkan dan mematikan makhluk. Ia memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup.

Setelah dibakar hidup-hidup, semua orang mengira Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu. Namun setelah api padam, Nabi Ibrahim berjalan keluar dari puing bakaran dengan selamat tanpa luka bakar sedikit pun.


3. Nabi Musa AS

Rasul ulul azmi selanjutnya adalah Nabi Musa AS. Nabi Musa dikenal dengan kisah kelahirannya di Negeri Mesir pada masa kejayaan Raya Fir'aun.

Ia merupakan raja yang kejam dan memiliki aturan jika ada bayi yang lahir dengan kelamin laki-laki harus dibunuh.

Namun Allah SWT memberikan perlindungan untuk Nabi Musa agar tetap menjalankan perintah-Nya di dunia.

Nabi Musa diberi mukjizat oleh Allah SWT untuk membelah laut merah menggunakan tongkatnya. Ini bertujuan untuk melindungi pengikutnya dari buruan Raja Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan.

Kemudian Nabi Musa AS menutup kembali belahan lautan tersebut, yang membuat pasukan Fir'aun tergulung air laut dan akhirnya mati.


4. Nabi Isa AS

Foto: Diolah dari Istock
Ilustrasi. Nabi Isa AS adalah salah satu rasul ulul azmi

Nabi Isa AS merupakan keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Penyebutannya dalam Alquran menekankan pada dua aspek, yakni kemuliaan dan kemanusiaannya.

Nabi Isa disebut sebagai sosok yang terkemuka di dunia dan akhirat, didekatkan kepada Allah, saleh, suci, dan diberkahi.

Umat Islam juga diperintahkan untuk beriman kepada wahyu Allah, baik yang diturunkan kepada Nabi Muhammad maupun kepada nabi-nabi yang lain, termasuk Isa, untuk tidak membeda-bedakan para nabi dan berserah diri kepada Allah.

Nabi Isa AS terkenal dalam kisahnya yang dapat menghidupkan burung yang ia buat dari tanah liat. Tidak hanya itu, Nabi Isa AS juga dapat menyembuhkan penyakit yang sangat parah. Tentu kemampuan ini atas seizin Allah SWT.


5. Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai nabi akhir zaman. Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang jujur, tidak pernah berbohong, dan tidak pernah melakukan maksiat.

Baiknya sifat Nabi Muhammad merupakan contoh umat manusia kini sepanjang masa.

Mukjizat Nabi Muhammad adalah Alquran. Selain itu Nabi Muhammad juga diberi mukjizat untuk mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman, memerintah bumi dan pohon seperti Nabi Musa, dapat membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah, dan masih banyak lagi.

Itulah kelima rasul ulul azmi. Wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mengimani dan meneladani para nabi dan rasul.

(fef/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA