Suatu ekosistem perairan yang pembentukannya dipengaruhi banyak faktor

Wilayah pesisir merupakan zona penting karena pada dasarnya tersusun dari berbagai macam ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, lamun, pantai berpasir dan lainnya yang satu sama lain saling terkait (Masalu, 2008). Perubahan atau kerusakan yang menimpa suatu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Selain itu wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan manusia baik langsung atau tidak langsung maupun proses-proses alamiah yang terdapat diatas lahan maupun lautan (Djau, 2012).

Scura et al. (1992) dalam Cicin-Sain and Knecht (1998), mengemukakan bahwa wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, yang didalamnya terdapat hubungan yang erat antara aktivitas manusia dengan lingkungan daratan dan lingkungan laut. Wilayah pesisir mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Memiliki habitat dan ekosistem (seperti estuari, terumbu karang, padang lamun) yang dapat menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti bentuk perlindungan alam dan badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat pesisir.

2. Dicirikan dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang oleh berbagai stakeholders, sehingga sering terjadi konflik yang berdampak pada menurunnya fungsi sumberdaya.

3. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat menghasilkan GNP (gross national product) dari kegiatan seperti pengembangan perkapalan, perminyakan dan gas, pariwisata dan pesisir dan lain-lain.

4. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan wilayah urbanisasi.

Sementara itu pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, diterangkan secara singkat bahwa Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut

MENGENAL EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT

Ada 4(empat) ekosistem penting di dalam wilayah Pesisir dan Laut yakni: Ekosistem Estuaria, Ekosistem Mangrove, Ekosistem Padang Lamun dan Ekosistem Terumbu Karang.

A. Ekosistem Estuaria

Estuaria atau sering disebut Estuari adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian besar estuari didominasi oleh substrat berlumpur(endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut).

Berdasarkan karakteristik geomorfologi, estuari dapat dikelompokkan menjadi: Estuari dataran pesisir, dimana pembentukannya terjadi karena penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai; Laguna(gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh beting pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut; dan Fjords, adalah estuari yang pembentukannya karena aktifitas glasier yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.

B. Ekosistem Mangrove

Ekosistem Mangrove/hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Formasi mangrove merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Mangrove tergantung pada air laut(pasang) dan air tawar sebagai sumber makanannya serta endapan debu(silt) dari erosi daerah hulu sebagai bahan pendukung substratnya.

Mangrove pada umumnya tumbuh di daerah intertidal yang memiliki jenis tanah berlumpur, berlempung atau berpasir. Tergenang oleh air laut secara berkala, dapat setiap hari maupun hanya tergenang pada saat surut purnama, frekuensi genangan ini menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. Selain itu, mangrove juga membutuhkan suplai air tawar dari daratan, dan biasanya hidup baik pada daerah yang cukup terlindung dari gelombang besar dan pasang surut yang kuat. Salinitas yang baik untuk mangrove tumbuh adalah pada salinitas 2-22 per-mil atau sampai asin pada salinitas 38 per-mil.

Fungsi Mangrove antara lain: sebagai peredam gelombang dan badai, pelindung abrasi, penahan lumpur serta penangkap sedimen; penghasil sejumlah besar detritus dari daun dan dahannya; daerah asuhan(nursery ground), daerah pencari makan(feeding ground), daerah pemijahan(spawning ground) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lain; penghasil kayu untuk berbagai macam tujuan; pemasok larva ikan, udang dll.; serta sebagai daerah tujuan wisata alam.

C. Ekosistem Padang Lamun

Lamun merupakan istilah untuk rumput laut(sea grass), harus dibedakan dengan rumput laut(sea weed) yang merupakan anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga(ganggang). Sea weed ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Sedangkan lamun merupakan tumbuhan berbunga(angiospermae) yang hidup di perairan pesisir/pantai laut, membentuk ekosistem penting sebagai produsen primer di perairan laut tropis selain fitoplankton. Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma merupakan batang yang merayap di substrat dan berbuku-buku, yang biasanya pada buku yang tumbuh ke atas akan berdaun dan berbunga. Pada buku tersebut tumbuh akar/rhizoma, yang dengan akar ini lamun dapat menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut sehingga tahan terhadap hempasan gelombang laut.

Fungsi padang lamun: sebagai produsen makanan berlimpah bahan organik, daunnya yang tinggi dan banyak sebagai tempat hidup organisme efifit, peredam arus, pengurang erosi dan pengumpul substrat serta sedimen oleh akarnya serta tempat mencari makan dugong serta sejumlah kecil ikan.

D. Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut yang penghuni utamanya sejenis binatang berongga penghasil kapur yang dikenal dengan nama karang batu(stony coral). Karang batu yang bentuk koloninya beraneka ragam ini merupakan substrat dasar terumbu karang yang sangat keras dan berfungsi sebagai rumah/tempat tinggal, tempat berlindung tempat mencari makan dan tempat memijah bagi berbagai macam jenis biota asosiasi terumbu karang lainnya seperti kerang-kerangan(mollusca), udang-kepiting(crustacea), bintang laut(echinodermata), cacing(polychaeta), sponge(porifera), ikan dan plankton.

Fungsi dan manfaat terumbu karang antara lain: sumber makanan untuk beberapa jenis ikan, udang, lobster dan ikan; bahan obat-obatan; bahan budidaya; sarana rekreasi laut; tempat memijah, pengasuhan dan pembesaran mayoritas jenis ikan; penghalang erosi dari gelombang air laut; sebagai bahan bangunan, dll.

disarikan dari Modul Pengelolaan Peisir dan Laut Terpadu, Diklat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Ekosistem Pesisir dan Laut, Pusat Pendidikan dan Pelatihan KLH RI –2011)

Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga ekosistem penting di daerah pesisir perairan tropika. Hutan bakau dan padang lamun berperan penting dalam melindungi pantai dari arus dan hempasan ombak, selain itu juga berperan penting sebagai tempat memijah, membesar dan mencari makan  dari berbagai biota, termasuk yang menghuni ekosistem terumbu karang. Diketahui bahwa ekosistem terumbu karang dihuni oleh  lebih dari 93.000 spesies,     bahkan diperkirakan lebih dari satu juta spesies mendiami ekosistem ini. Ekosistem terumbu karang yang sangat kaya akan plasma nutfah ini, kendati tampak sangat kokoh dan kuat, namun ternyata sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Ekosistem terumbu karang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan laut seperti tingkat kejernihan air, arus, salinitas dan suhu. Tingkat kejernihan air dipengaruhi oleh partikel tersuspensi antara lain akibat dari pelumpuran dan ini akan berpengaruh terhadap jumlah cahaya yang masuk ke dalam laut, sementara cahaya sangat diperlukan oleh zooxanthella yang fotosintetik dan hidup di dalam jaringan tubuh binatang  pembentuk terumbu karang.

Arus membawa oksigen yang dibutuhkan hewan-hewan terumbu karang. Kekuatan arus mempengaruhijumlah makanan yang terbawa dengan demikian mempengaruhi juga kecepatan pertumbuhan binatang karang. Suhu laut optimum bagi kehidupan terumbu karang adalah antara 26ο-28οC, kenaikan atau penurunan suhu dalam waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan kematian hewan karang.

MENGENAL BINATANG KARANG

Suatu ekosistem perairan yang pembentukannya dipengaruhi banyak faktor
Binatang karang, atau beberapa biota lainnya yang hidup di dalam ekosistem terumbu, karang mampu mem-bentuk zat yang keras dari zat kapur yang di sebut sebagai karang. Binatang karang adalah  pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Binatang karang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang lunak). Proses pembentukan sebuah koloni memakan waktu yang sangat lama, dan unutk bisa membentuk suatu ekosistem terumbu karang akan memakan waktu sampai ribuan tahun. Walaupun terlihat sangat kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh dan mudah hancur.

FUNGSI DAN NILAI TERUMBU KARANG
Ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan bagi manusia di masa kini maupun di masa mendatang. Selain itu keindahannya juga menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara melalui kegiatan pariwisata. Wisata bahari Indonesia tengah berkembang pesat dan ekosistem terumbu karang merupakan salah aset utamanya.

Suatu ekosistem perairan yang pembentukannya dipengaruhi banyak faktor
Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dan berlindung di ekosistem ini. Berjuta penduduk Indonesia bergantung sepenuhnya pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber pencaharian. Jumlah produksi ikan, kerang dan kepiting dari ekosistem terumbu karang secara lestari di seluruh dunia dapat mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia. Sumber perikanan yang ditopang oleh ekosistem terumbu karang memiliki arti penting bagi masyarakat setempat yang pada umumnya masih memakai alat tangkap tradisional.

Selain nilai ekonominya, ekosistem terumbu karang juga merupakan laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang dapat mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis spongs, misalnya, merupakan binatang yang antara lain terdapat di ekosistem terumbu karang yang berpotensi mengandung bahan bioakif yang dapat dijadikan bahan obat-obatan antara lain untuk penyembuhan penyakit kanker. Selain itu binatang karang tertentu yang mengandung kalsium karbonat telah dipergunakan untuk pengobatan tulang rapuh. Fungsi lain dari ekosistem terumbu karang yang hidup di dekat pantai ialah memberikan perlindungan bagi berbagai properti yang ada di kawasan pesisir dari ancaman pengikisan oleh ombak dan arus.

KENALI DAN CINTAI EKOSISTEM TERUMBU KARANG KITA
Apa yang disediakan oleh ekosistem terumbu karang bagi kepentingan manusia?

  • sumber makanan dengan protein tinggi,

  • sumber bahan obat-obatan,

  • sumber bahan bangunan,

  • sumber penghasilan: berupa hasil tangkapan seperti ikan, udang dan agar-agar; usaha pariwisata seperti menyelam dan memancing,

  • melindungi pantai dari hempasan ombak dan arus.

Apa yang telah dilakukan manusia terhadap ekosistem terumbu karang?

  • menggunakan alat-alat tangkapan yang merusak seperti bom, dan potas sehingga terjadi:

    • tangkapan yang berlebihan,

    • terumbu karang hancur dan mati,

    • ikan-ikan kecil yang tidak menjadi sasaran tangkapan ikut mati, menjadi terbuang sia-sia.

  • membangun terlalu dekat dengan garis pantai, dan menguruk pantai menjadi lahan untuk pembangunan sehingga terjadi pelumpuran,

  • mencari terumbu karang dengan sampah, tumpahan minyak, buangan industri dan sisa-sisa pestisida dan insektisida untuk pertanian,

  • melempar jangkar dan berjalan-jalan di atas terumbu karang,

  • penebangan hutan dan pohon-pohon di sepanjang aliran sungai yang menyebabkan pelumpuran,

  • pengambilan karang berlebihan untuk diperdagangkan,

  • penambangan karang berlebihan untuk pembuatan kapur, bahan bangunan dan fondasi jalan.

Setelah mengenali, maka cintai dan periharalah terumbu karang kita, karena terumbu karang adalah:

  • terbentuk melalui suatu proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh berkembang sehingga menjadi seperti kondisi yang terlihat sekarang ini,

  • tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita,

  • Indonesia memiliki ekosistem terumbu karang terluas di dunia (2,5 juta ha*), tetapi hanya tinggal sedikit saja (6,20%) dalam kondisi yang masih sangat bagus,

  • sumber daya laut yang mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi (untuk perikanan, pariwisata dan perlindungan daerah pesisir), aabila dalam kondisi yang sangat baik,

  • labotorium alam yang sangat menunjang pendidikan dan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,

  • potensi di masa depan untuk sumber lapangan kerja masyarakat luas.

TERUMBU KARANG INDONESIA
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir 81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia merupakan salah satu Negara terpenting di dunia sebagai penyimpan keanekaeagaman hayati laut tertinggi. Di Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut.  Luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 2,5 juta ha*). Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia. Ekosistem pesisir (padang lamun, mangrove dan terumbu karang) memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu ekossistem pesisir ini merupakan tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beaneka ragam biota laut yang kesemuanya merupakan sumber produksi penting bagi masyarakat pesisir.

Di samping peranannya yang penting, ekosistem terumbu karang  Indonesia dipercaya sedang mengalami tekanan berat dari kegiatan penangkapan ikan dengan mempergunakan racun dan bahan peledak. Selain itu penangkapan berlebihan sedimentasi dan pencemaran juga merupakan ancaman yang tak kalah beratnya. Belakangan ini diperkirakan hamper 25 persen dari kehidupan di ekosistem terumbu karang telah mati, antara lain akibat dari peningkatan suhu mencapai sebesar 4ο C. Pada tahun 1994 LIPI mengadakan survei pada 371 buah station transek nasional dengan menggunakan prosedur standar pemantauan internasional. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang Indonesia telah mengalami kerusakan yang sangat serius

Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang mengandung sumber daya alam yang dapat memberi manfaat besar bagi manusia. Dari itu diperlukan kearifan manusia untuk mengelolanya, yang bisa menjadikan sumber daya alam ini menjamin kesejahteraan manusia sepanjang zaman. Tanpa menghiraukan masa depan dan terus-menerus merusak, ekosistem terumbu karang akan menjadi semacam padang gurun tandus di dalam laut yang hanya dipenuhi oleh patahan-patahan karang dan benda mati lainnya. Karena itu pengelolaan sangat diperlukan untuk mengatur aktivitas manusia serta mengurangi dan memantau cara-cara pemanfaatan yang merusak. Pengelolaan terumbu karang harus berbasis pada keterlibatan masyarakat, sebagai pengguna langsung sumber daya laut ini. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya terumbu karang sangat penting mulai dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai pada tahap evaluasi dari suatu cara pengeloaan. Indonesia yang terletak di sepanjang katulistiwa, mempunyai terumbu karang terluas di dunia tersebar mulai dari Aceh sampai Irian Jaya. Dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, yang 60 persennya tinggal di daerah pesisir, maka terumbu karang merupakan tumpuan sumber penghudupan utama.

Di samping sebagai sumber perikanan, terumbu karang memberikan penghasilan antara lain industri ikan hias sampai pada tingkat nelayan pengumpul. Terumbu juga merupakan sumber devisa bagi negara, termasuk usaha pariwisata yang dikelolah oleh masyarakat nelayan.

Sayangnya terumbu karang di Indonesia semakin memburuk kondisinya, yang secara langsung dapat dibuktikan dari hasil tangkapan ikan oleh nelayan yang semakin menurun. Selain jumlah hasil tangkapan ikan semakin menurun, juga ukuran ikannya semakin kecil disamping itu nelayan memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencari ikan. Peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan di daerah pesisir yang semakin meluas, menyebabkan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem terumbu karang.

Apa masalah dasar yang dihadapi ekosistem terumbu karang Indonesia ?

  • kurangnya kesadaran akan nilai penting sumber daya ekosistem terumbu karang baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya,

  • hampir tidak ada pengelolaan sumber daya ekosistem terumbu karang,

  • walaupun telah ada peraturan perundang-undangan yang menyangkut pemanfaatan dan pelestarian sumber daya ekosistem terumbu karang, penegakan hukum yang terjadi masih sangat lemah,

  • pembangunan industri yang tidak tekendali di kawasan pesisir yang memberikan dampak sangat negative terhadap kelangsungan hidup ekosistem terumbu karang,

  • kemiskinan masyarakat hidup di kawasan pesisir menyebabkan tidak ada pilihan lain selain terus-menerus memanfaatkan sumber daya yang ada,

  • kurangnya keinginan politis untuk menanggulangi masalah.


TERUMBU KARANG DUNIA

Suatu ekosistem perairan yang pembentukannya dipengaruhi banyak faktor
Telah sering disebut bahwa ekosistem terumbu karang memiliki arti yang amat penting bagi kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi maupun sebagai penunjang kegiatan rekreasi karena keindahannya. Terumbu karang tersebar di seluruh dunia dan mencakup lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia, dengan luas diperkirakan mencapai 600.000 km2. Mulai dekade 1990-an, para ahli mulai mengangkat isu tentang semakin memburuknya kondisi terumbu karang dunia, antara lain Indonesia. Saat ini diperkirakan 10 persen dari terumbu karang dunia dalam kondisi sangat rusak dan bahkan kemungkinan tidak dapat dipulihkan kembali. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, apabila tidak ada upaya pelestarian yang intensif, maka diperkirakan 30 persen dari terumbu karang yang ada akan mengalami nasib yang sama.

Kegiatan manusia merupakan penyebab terbesar menurunnya kondisi ekosistem terumbu karang dunia. Semakin cepat pertumbuhan penduduk dunia, semakin padat pula pemukiman di daerah pesisir, maka semakin terancam pula keberadaan ekosistem terumbu karang beserta sumber daya laut lainnya.

Ekploitasi sumber daya ekosistem terumbu karang di berbagai negara telah diperburuk oleh banyaknya sumber daya yang terbuang sia-sia karena cara penangkapan ikan secara merusak.

Pencemaran dan pesatnya pembangunan di daerah pesisir dan laut semakin mengancam kelestarian ekosistem terumbu karang. Selain itu, bencana alam selain badai, gempa bumi dan efek dari El Ni±o telah mengakibatkan rusak parahnya ekosistem terumbu karang di berbagai Negara dengan ditandai oleh matinya berbagai jenis karang batu.

Berbagai upaya, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang, telah dirancang oleh para ahli serta dilaksanakan untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang. Pemerintah Indonesiapun telah mengambil langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan ekosistem terumbu karang antara lain melalui program COREMAP.

*) Kelompok Kerja Nasional Informasi Geospasial Tematik Pesisir dan Laut, Program Onemap Policy

http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/downloads/120107.jpg