Konflik Sosial Show Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.Konflik berasal dari kata kerja latin "configere". Artinya saling memukul. Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih. Di mana salah satu pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan.Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik. Dalam kamus umum bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta (1976), konflik berati pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan. Faktor penyebab terjadinya konflik Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam kehidupan masyarakat. Berikut faktor-faktor penyebabnya:
Sumber
KOMPAS.com - Konflik antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di wilayah Indonesia. Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, tujuan kedatangan Belanda di Indonesia adalah menghancurkan sebuah negara yang bekerja sama dengan Jepang dan memulihkan pemerintahan kolonial yang telah mereka bangun selama 350 tahun. Kedatangan Belanda di IndonesiaKekalahan Jepang dalam Perang Dunia II berakibat pada hilangnya daerah kekuasaan Jepang di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Inggris ditunjuk oleh aliansi Sekutu untuk melucuti, memulangkan tentara Jepang di Indonesia. Inggris membentuk AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) untuk melakukan tugas tersebut. Baca juga: Kedatangan Belanda di Indonesia Pasukan Sekutu mendarat di Jakarta pada September 1945. Kedatangan pasukan Sekutu ini ternyata diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration – pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang ingin kembali berkuasa atas wilayah Indonesia. Kedatangan NICA di Indonesia mendapat penolakan dan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah yang ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Konflik antara Indonesia – Belanda berlangsung dari September 1945 – Desember 1949. Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) dengan tujuan meruntuhkan pemerintahan Republik Indonesia. Dalam menghadapi Agresi Militer Belanda, pemerintah Indonesia menempuh jalur pertempuran fisik dan diplomasi. Baca juga: Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Kedatangan Belanda Pengaruh Konflik Indonesia-BelandaKonflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda tentu berimbas di berbagai bidang, berikut di antaranya: Konflik antara Indonesia dan Belanda menimbulkan pengaruh yang besar dalam bidang politik. Belanda kembali menerapkan politik devide et impera (memecah persatuan) di berbagai daerah Indonesia. Dilansir dari buku Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950: Perjuangan Bersenjata dan Diplomasi untuk Mempertahankan Kemerdekaan (2010) karya Garda Maeswara, eksekusi program politik devide et impera dilakukan Belanda dengan cara membuat negara-negara di wilayah Indonesia, melalui Konferensi Malino, Konferensi Pangkal Pinang dan Konferensi Denpasar. Konferensi tersebut menghasilkan Badan Permusyawaratan Federal (BFO) yang menaungi pengelolaan Republik Indonesia Serikat pada masa revolusi (1945-1949). BFO terdiri dari 15 pemimpin negara bagian dan daerah otonom yang tergabung dalam RIS. Baca juga: Konferensi Meja Bundar, Belanda Akui Kedaulatan Indonesia Konflik Indonesia – Belanda juga menimbulkan krisis ekonomi nasional di Indonesia. Belanda menerapkan blokade ekonomi terhadap Indonesia, sehingga Indonesia tidak bisa melakukan kegiatan perdagangan Internasional. Untuk mengatasi blokade ekonomi, Indonesia melakukan upaya diplomasi dengan mengirim beras ke India. Sedangkan India mengirimkan pakaian dan obat-obatan untuk Indonesia. Tindakan tersebut tidak bisa ditahan oleh Belanda karena bersifat bantuan kemanusiaan, bukan kegiatan ekonomi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Academia.edu no longer supports Internet Explorer. To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser. Setelah Indonesia merdeka, Belanda berusaha untuk menjajah kembali bangsa kita. Hal ini memunculkan konflik antara Indonesia dan Belanda. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik ini adalah sebagai berikut.
Jadi, faktor penyebab terjadinya konflik Indonesia dengan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia adalah keinginan Belanda untuk menjadikan Indonesia sebagai wilayah persemakmurannya dan Belanda membutuhkan wilayah koloni untuk memulihkan perekonomiannya pasca Perang Dunia II.
Jawaban: Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia: 1. Belanda ingin mengembalikan kekuasaannya melalui NICA 2. Belanda berupaya melucuti para pejuang Indonesia 3. Belanda memecah belah Indonesia dengan membentuk negara federal 4. Belanda melakukan serangan Agresi Militer 5. Belanda terus menduduki Papua Barat Jawaban Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, seiring dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Namun kemerdekaan Indoesia tidak serta merta diterima oleh Belanda, sebagai mantan penjajah Indonesia. Dalam berbagai upaya, mereka berusaha menjadikan kembali Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya. Belanda berupaya kembali ke Indonesia dengan membonceng kedatangan pasukan Sekutu. Pasukan Sekutu ini awalnya bertujuan untuk melucuti pasukan Jepang di Indonesia dan mengembalikan pasukan Jepang ke negaranya. Namun kemudian pasukan Sekutu membebaskan dan mempersenjatai para tahanan Belanda, dan membantu Netherlands Indies Civil Administration (NICA) untuk membentuk kembali pemerintahan Hindia Belanda dan menjadikan kembali Indonesia sebagai wilayah jajahan Belanda. Pasukan Sekutu juga berupaya melucuti dan membubarkan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Hal ini menyebabkan konflik dan berbagai pertempuran antaa pasukan Sekutu dan terntara Indonesia di berbagai daerah. Belanda juga membentuk negara federal untuk memecah Indonesia menjadi negara kecil, seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur. Puncak upaya Belanda ini adalah diluncurkannya dua serangan besar yaitu Agresi Militer I (Operatie Product) dan Agresi Militer II (Operatie Kraai). Sebagai akibat agresi ini, banyak wilayah Indonesia yang dikuasai militer Belanda, termasuk ibu kota Jakarta. Ini membuat Presiden Sukarno harus mengungsi ke Yogyakarta. Upaya memecahkan kebuntuan dan konflik antara Indonesia dengan Belanda ini mendorong dibentuknya Komisi Tiga Negara,yang terdiri atas Australia (mewakili Indonesia), Belgia (mewakili Belanda) dan Amerika Serikat (sebagai pihak netral). Antara Indonesia terjadi berbagai perundingan yang berujung pada pengakuan kedaulatan selepas KMB (Konferensi Meja Bundar) di Den Haag. Namun, selepas pengakuan ini, Belanda tetap menduduki Papua Barat. Pendudukan ini berujung konflik berikutnya dengan Indonesia dalam operasi Trikora. Pendudukan Belanda selesai bau pada tahun 1969, setelah Perjanjian New York dan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di Papua. Kode: 9.10.3 Kelas: IX Mata pelajaran: IPS / Sejarah Materi: Bab 3 - Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (1945-1949) Kata kunci: Konflik Indonesia dan Belanda |