Lihat Foto Show KOMPAS.com - Secara garis besar sampah dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang bersumber dari hayati. Sedangkan sampah anorganik adalah kebalikannya, yaitu sampah non-hayati. Dilansir dari European Environtment Agency, limbah anorganik adalah limbah yang bersumber dari bahan selain tumbuhan atau hewan misalnya pasir, debu, kaca, dan juga bahan sintetis lainnya. Limbah anorganik menurut kekerasan bahannya dibagi menjadi dua, yaitu limbah anorganik keras dan limbah anorganik lunak. Limbah anorganik keras adalah limbah anorganik yang keras, kuat, dan tidak mudah hancur. Contoh limbah anorganik keras adalah kaca, logam, baja, dan keramik. Baca juga: Kriteria Parameter Limbah Adapun limbah anorganik lunak adalah limbah yang berasal bukan dari hewan maupun tumbuhan yang memiliki sifat lunak, mudah dibentuk, dan lentur. Dapat diartikan juga, limbah anorganik lunak merupakan limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang lentur dan mudah dibentuk diolah dengan cara sederhana. Contoh limbah anorganik lunakBerikut adalah contoh limbah anorganik lunak: Limbah plastik merupakan limbah anorganik lunak yang menjadi masalah besar bagi dunia. Dilansir dari Global Plastic Action Partnership, diperkirakan pada tahun 2025 limbah plastik yang dibuang ke lautan akan meningkat menjadi 780 ribu ton perharinya. Contoh limbah plastik adalah kantong plastik dalam bentuk dan warna apapun, kemasan plastik, botol plastik, gelas plastik, kemasan kosmetik, dan bubblewrap yang marak digunakan oleh perusahaan ekspedisi untuk menjaga barang yang diantar tetap aman. Contoh limbah anorganik antara lain limbah kimia dari pabrik, logam dan produk-produk olahannya, plastik, kaca, keramik, hingga kain. Limbah jenis ini tidak bisa terurai oleh alam dan harus diolah dengan baik agar tidak jadi sumber penyakit. 24 Nov 2020|Nina Hertiwi Putri Ditinjau olehdr. Reni Utari Limbah anorganik adalah limbah yang tidak bisa terurai secara alamiLimbah atau sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk, dan umumnya bukan berasal dari tumbuhan dan hewan, seperti kaleng, botol kaca, plastik, kertas, maupun pembungkus makanan.Berbeda dari limbah organik yang bisa diurai oleh alam, sebagian besar limbah anorganik tidak bisa diurai secara alami. Kalaupun ada yang bisa diurai alami, sampah tersebut membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan yang organik.Jika dibiarkan menumpuk, limbah anorganik bisa memicu berbagai penyakit berbahaya, seperti diare dan kolera. Selain itu, pencemaran lingkungan seperti pencemaran air dan tanah juga bisa terjadi. Jenis-jenis limbah anorganikPlastik termasuk salah satu jenis limbah anorganik Pembagian jenis limbah menjadi organik dan anorganik, dilakukan berdasarkan sifatnya. Contoh limbah organik adalah limbah atau sampah yang mudah terurai sendirinya oleh alam, seperti daun kering, sisa sayuran, sisa makanan, maupun bahan lainnya.Sementara itu sebagian besar limbah anorganik tidak bisa diurai secara natural oleh alam. Munculnya limbah jenis ini bisa dari sisa pengolahan industri seperti limbah pabrik, hingga proses pengolahan rumahan. Contoh atau jenis limbah anorganik antara lain:
Dampak limbah anorganik jika dibiarkan menumpukTumpukan sampah anorganik bisa picu gangguan pencernaan Jika limbah anorganik dibiarkan menumpuk tanpa pengolahan yang baik, ada berbagai dampak negatif yang bisa muncul, seperti:Tumpukan sampah anorganik bisa jadi sumber awal munculnya penyebab penyakit, seperti bakteri, virus, jamur, maupun parasit lainnya. Beberapa penyakit yang dapat timbul akibat tumpukan sampah antara lain:Limbah anorganik, terutama yang berbentuk cairan, bisa meresap ke saluran air dan mencemari berbagai sumber air yang tersedia, mulai dari air tanah, sungai, hingga laut.Kondisi ini selain berbahaya bagi manusia, juga akan merusak ekosistem perairan yang ada. Ikan-ikan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Bahkan, kerusakan lingkungan tersebut berisiko menimbulkan kematian mendadak pada ikan.Selain itu, limbah anorganik yang dibuang ke air akan berubah menjadi asam dan gas cair organik yang berbau dan pada konsenterasi tinggi, bisa meledak.Dengan menurunnya kesehatan dan kualitas lingkungan, maka aspek sosial dan ekonomi masyarakat otomatis juga akan terdampak.Saat menderita penyakit yang muncul akibat lingkungan yang kurang bersih atau banyak sampah, Anda perlu mengeluarkan biaya pengobatan. Lingkungan yang kotor juga akan mengurangi rasa nyaman di sekitar tempat tinggal.Cara mengolah limbah anorganik yang baikLimbah anorganik perlu didaur ulang Baca JugaMenilik Penyebab Global Warming dan Efeknya untuk Kesehatan9 Dampak Pencemaran Udara untuk Kesehatan yang Perlu DiwaspadaiManfaat Lidah Mertua, Redakan Stres hingga Saring Udara RuanganLimbah anorganik adalah sumber pencemaran lingkungan yang perlu diperhatikan keberadaannya. Mengingat dampaknya terhadap kesehatan juga tidaklah enteng, Anda pun perlu memperhatikan kebersihan linkungan sekitar rumah. Jangan sampai ada limbah yang menumpuk dan tak tertangani dengan baik.Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan lingkungan serta dampak sampah atau limbah bagi kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.alergi lingkunganpolusi udaraKementerian Kesehatan RI. https://promkes.kemkes.go.id/download/dqjl/files280203-LINGKUNGAN-kedaruratan.pdf Manfaat udara bersih bukan hanya bagi kesehatan fisik seperti mencegah sakit paru-paru, tapi juga kesehatan mental manusia. Kok bisa begitu? Ini penjelasannya. Pemanfaatan tenaga nuklir untuk penelitian, sektor industri, maupun kesehatan semakin meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan limbah nuklir harus dilakukan dengan menjamin kesehatan maupun keselamatan pekerja, masyarakat, serta lingkungan hidup. Cara mengatasi pencemaran udara yang bisa Anda lakukan sendiri tidaklah sulit. Langkah-langkah kecil ini, dapat menjadi awal perubahan yang besar dalam mengembalikan udara agar kembali bersih dan segar untuk dihirup. 05 Feb 2020|Nina Hertiwi Putri Dijawab Oleh dr. Sylvia V Dijawab Oleh dr. Farahdissa Dijawab Oleh dr. Sylvia V |