Kepada siapa umat Islam boleh meminta pertolongan?

Sebagai umat Islam, kita hanya boleh berdoa atau meminta pertolongan kepada Allah SWT. Perbuatan orang yang meminta pertolongan kepada selain Allah dinamakan?

  1. syirik
  2. siddiq
  3. setan
  4. sombong

Kunci jawabannya adalah: A. syirik.

Menurut ensiklopedia, sebagai umat islam, kita hanya boleh berdoa atau meminta pertolongan kepada allah swt. perbuatan orang yang meminta pertolongan kepada selain allah dinamakan syirik.

Kemudian saya sarankan Anda untuk baca pertanyaan selanjutnya yaitu Tama naik mobil bersama ayahnya. Ketika cuaca cerah, kaca jendela di bagian dalam mobil tapak kering. Ketika hujan turun, ternyata kaca mobil bagian dalam menjadi buram. Peristiwa yang sedang terjadi di kaca mobil yang dikendarai ayah dan Tama dalah? beserta kunci jawabannya.

Sebagian orang kalau ingin mendoakan jelek terhadap seseorang mengatakan: "Hai jin, celakai dia. Hai Ifrit, culik dia. Semoga Jin yang Tujuh mencelakaimu, menghancurkan punggungmu dan menghisap darahmu." Apa hukum ucapan-ucapan semacam itu?"

Alhamdulillah.

Al-Hamdulillah. Itu jelas perbuatan syirik, termasuk meminta keselamatan kepada jin. Sebagian orang melakukan perbuatan itu, karena dalam dada mereka ada rasa takzim terhadap jin-jin tersebut, dan rasa takut terhadap kekuasaan mereka. Karena hati yang kosong dari iman yang jernih kepada Allah, kosong dari ketawakkalan yang bersih kepada Allah, pasti akan cenderung kepada perasaan semacam itu dan meminta keselamatan kepada para makhluk yang untuk diri mereka sendiri saja mereka tidak memiliki manfaat dan mudharrat, apa lagi harus membantu orang lain mendapatkan manfaat dan mudharrat.

Ketika Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya tentang hukum perbuatan tersebut, beliau menjawab: "Itu termasuk perbuatan syirik yang paling buruk terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perbuatan semacam itu harus ditinggalkan dan harus diwaspadai. Kita harus saling menasihati untuk meninggalkan perbuatan itu dan mengingkarinya. Orang yang dikenal suka melakukan perbuatan semacam itu, tidak halal dinikahi, tidak boleh dimakan sembelihannya, tidak boleh dishalatkan, dan tidak boleh bermakmum kepadanya dalam shalat, sampai ia menampakkan taubatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari perbuatan tersebut, dan hanya beribadah kepada Allah semata.
(Iqamatul Barahin 'Ala Hukmi Manis Taghatsa Bi Ghairillah hal. 30)

Adapun Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuts Wal Ifta juga telah memunculkan fatwanya tentang hal itu: "Bahsanyanya meminta tolong kepada jin dan merujuk kepada mereka dalam memenuhi kebutuhan, untuk mencelakai seseorang atau untuk menolong orang lain adalah perbuatan syirik kepada Allah dalam beribadah. Karena itu termasuk bentuk mengambil kesenangan dari jin dengan dipenuhinya permohonan dan kebutuhannya. Sama halnya dengan mengambil kesenangan dari jin dengan cara mengagung-agungkannya, meminta pertolongan kepada jin dalam merealisasikan keinginannya. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.. Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." (QS. Al-An'aam : 128-129)

Allah juga berfirman:

"Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (QS. Al-Jin : 6)

Meminta keselamatan dari jin untuk mencelakai orang lain atau untuk menolong orang lain, meminta pertolongan kepadanya untuk menjaga diri dari kejahatan orang lain yang dengki kepadanya, kesemuanya adalah perbuatan syirik. Orang yang berbuat demikian, tidak ada lagi pahala shalat dan puasa. Allah berfirman:

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS.Az-Zumar : 65)

Orang yang sudah diketahui melakukan perbuatan semacam itu, tidak boleh dishalati bila ia mati, tidak boleh diantarkan jenazahnya, dan tidak boleh dikebumikan di pekuburan kaum muslimin.
(Fatawa Al-Lajnah Ad-Daa-imah I : 407-408)

Adapun bentuk kejahilan meminta keselamatan atau meminta pertolongan kepada jin, simak saja kata-kata syirik mereka:

"Demi Allah dan demi engkau; cukup bagi saya Allah dan engkau; saya hanya memiliki Allah dan engkau: Allah dan engkau yang menjadi tujuanku; aku hanya bertawakkal kepada Allah dan kepada engkau; aku memiliki Allah di langit dan memiliki engkau di bumi," dan sejenisnya.

Kepada siapa umat Islam boleh meminta pertolongan?

Sebagai umat Islam, kita hanya boleh berdoa atau meminta pertolongan kepada Allah SWT. Perbuatan orang yang meminta pertolongan kepada selain Allah dinamakan?

  1. syirik
  2. siddiq
  3. sombong
  4. setan
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. syirik

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sebagai umat islam, kita hanya boleh berdoa atau meminta pertolongan kepada allah swt. perbuatan orang yang meminta pertolongan kepada selain allah dinamakan syirik.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Setelah selesai berdoa hendaklah diakhiri dengan membaca? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.


Para ikhwan dan akhwat, kita masuk pada bagian 2 dari hadits yang ke-5, di mana Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menasihati Ibnu ‘Abbās, dengan berkata:وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ.

“Jika engkau memohon maka memohonlah kepada Allāh, jika engkau minta pertolongan  maka mintalah pertolongan kepada Allāh.”

Pada nasehat yang ke-2 ini, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ingin agar Ibnu ‘Abbās (dan juga kita semua), agar senantiasa menggantungkan hati kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Perhatikan kaidah yang disebutkan olah Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah, bahwa:

◆ Semakin seorang hamba merasa butuh kepada Allāh, maka semakin tinggi (derajatnya) di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⇒ Karena Allāh suka untuk dimintai.

Allāh mengatakan:

وَقَالَ رَبُّڪُمُ ٱدۡعُونِىٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ

“Dan Rabbmu berkata: ‘Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan’.”
(QS Ghāfir: 60)

⇒ Allāh suka untuk diminta, ini sifat Allāh Subhānahu wa Ta’āla karena semua makhluk butuh (faqir) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Allāh mengatakan:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِىُّ ٱلۡحَمِيدُ

“Wahai manusia, pada hakekatnya kalian semua butuh (faqir) kepada Allāh dan Allāh Maha Kaya dan Maha Terpuji.”
(QS Fāthir: 15)

Allāh tempat meminta, oleh karenanya kita harus melatih diri untuk senantiasa meminta kepada Allāh.

Dari sini kita lihat bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengajarkan kita untuk berdo’a dalam segala hal; dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali.

⇒ Do’a bangun tidur, mau makan, mau minum, setelah makan, masuk WC, keluar WC, keluar rumah, masuk masjid, keluar masjid, masuk pasar, menempati suatu tempat, ada hujan turun, ada awan datang.

Kejadian apa saja Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam selalu mengajarkan untuk berdo’a (meminta) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kenapa? Karena hati seorang hamba, semakin dia meminta (bergantung) kepada Allāh, maka dia: ✓Semakin dekat dengan Allāh.

✓Semakin tinggi derajatnya di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Inilah rahasianya kenapa Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan kepada Ibnu ‘Abbās:

“Jika engkau minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allāh.”

Biasakan kita meminta kepada Allāh dalam segala hal.
Jangankan urusan akhirat, urusan dunia pun kita minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Karena jika seseorang minta kepada manusia, walau bagaimanapun akan merasa rendah di hadapan manusia tersebut.

⇒ Ada kerendahan yang dia tunjukkan di hadapan orang tersebut.

Kalau semakin sering dia meminta kepada orang lain, maka semakin menghinakan dia. Apalagi kalau minta bantuan kepada orang lain padahal tidak dalam kondisi terdesak, ini tentunya tercela.

Adapun kalau lagi kondisi terdesak, maka sesekali tidak masalah.

Allāh mengatakan:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan.”
(QS Al Māidah: 120)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla, jika tidak dimintai, maka Dia murka.
Berbeda dengan anak Ādam, jika diminta justru dia murka.

Yang namanya manusia, meskipun sahabat kita (yang terkadang mengaku seperti saudara kita), kalau kita minta bantuan kepadanya sekali, dua kali, tiga kali, dia masih berlapang dada dan senyum.

Empat kali, lima kali, sepuluh kali mungkin masih tersenyum.
Tapi setelah sebelas kali, dua belas kali, maka mulailah mukanya cemberut.

Kalau kita meminta bantuan yang kedua puluh kali, maka dia semakin menjauh, kemudian tidak mau lagi berhubungan dengan kita, atau mungkin malah mencela kita.

Demikianlah sifat manusia. Oleh karenanya, seseorang hendaknya meminta hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Al Imām Nawawi rahimahullāh menjelaskan bahwasanya:

◆ Kebutuhan manusia ada 2:

⑴ Kebutuhan yang tidak bisa dia peroleh kecuali dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Seperti: • hidayah • kesembuhan • petunjuk • keselamatan di akhirat

• keselamatan dari godaan syaithān, syahwat dan syubhat.

⇒ Ini semua yang kita minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Maka tidak boleh kita minta kepada ustadz, kyai, habib atau yang lain, ini tidak dibenarkan.

⑵ Kebutuhan yang Allāh jadikan kebutuhan tersebut berada pada manusia yang lain.

Seperti: Orang ingin membangun rumah, dia butuh tukang atau ahli tertentu.

Maka tidak mengapa dia minta bantuan kepada orang lain.

Tapi dia juga berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla agar Allāh memilihkan yang baik, misalnya tukang/pekerja yang baik.

⇒ Jadi, hatinya tetap bergantung kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Intinya, para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

✓Kita berusaha melakukan  segala perkerjaan sendiri dan tidaklah kita minta bantuan kecuali hanya sesekali.
✓Kalaupun minta bantuan, mintalah kepada sahabat kita yang dekat yang dia tidak menghinakan/merendahkan kita.

⇒ Itu pun dalam kondisi terpaksa, bukan merupakan kebiasaan sehingga menyusahkan orang lain, justru kita berusaha membantu orang lain.

والله تعالى أعلم بالصواب وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

______________________________