Yang tidak termasuk tahapan dalam siklus akuntansi adalah

Bagi seorang akuntan, siklus akuntansi bukan istilah asing lagi. Tetapi sebaiknya tidka hanya akuntan saja yang harus memahami ini, orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis harus memahami juga. Dalam siklus akuntasi ada beberapa tahapan yang sudah sesuai dengan prosedur pada umumnya. Tahapan siklus akuntansi adalah beberapa tahapan dari kegiatan pencatatan, pengolahan dan pelaporan data akuntansi dalam satu periode akuntansi.

Siklus akuntansi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, tidak hanya bagi akuntan tetapi juga pihak manajemen dan eksternal. Untuk mengetahui apa saja tahapan dalam siklus akuntansi, yuk simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Siklus Akuntansi?

Akuntansi adalah kegiatan pencatatan, penggolongan, pembuatan ikhtisar dan pelaporan suatu transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dengan tujuan memberikan informasi dan laporan bagi pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.

Pihak yang berkepentingan tersebut meliputi pihak intenal dan eksternal. Pihak eksternal yang terdiri dari dalam perusahaan (pemilik dan manajemen), sedangkan pihak internal meliputi investor, supplier, pemberi pinjaman dan pemerintah.

Di akuntansi, kita mengenal istilah siklus akuntansi yang berarti tahapan kejadian akuntansi dari awal sampai akhir, siklusnya tidak terputus dan dilakukan terus menerus. Siklus akuntansi biasanya dalam waktu periode tahunan. Saat akhir laporan, semua catatan disusun dengan rapi dan data yang disajikan siap dipertanggungjawabkan.

Kenapa Siklus Akuntansi Penting bagi Perusahaan?

Siklus akuntansi bagi perusahaan dapat membantu dalam melacak dan menganalisa semua transaksi yang sudah terjadi. Transaksi yang terjadi harian pun ditulis dalam jurnal berbeda sepeti pembelian dan penjualan.

Ketika menerapkan siklus akuntansi, akuntansi bisnis memiliki kemungkinan untuk melakukan penyesuaian peraturan pemerintah beserta pajak yang berlaku. Perusahaan wajib menyerahkan bukti pembayaran pajak yang sudah ditetapkan dan disesuaikan dengan penghasilan perusahaan.

Siklus akuntansi yang dijalankan pasti memiliki prosedur dan pencatatan khusus, tentunya ini akan membuat kerja akuntan atau divisi keuangan menjadi lebih efisien. Pihak manajemen pun bisa menentukan jadwal pengecekan laporan keuangan secara berkala. Lalu, mereka bisa mengambil keputusan berdasarkan sajian laporan keuangan.

Laporan keuangan sebuah perusahaan menjadi salah satu yang mempengaruhi performa bisnis. Oleh sebab itu sebaiknya perlu dilakukan analisis internal dengan mencatatnya dalam bentuk jurnal. Laporan keuangan membantu pihak internal dan eksternal mengetahui perkembangan bisnis.

Baca Juga: 4 Jenis Jurnal Pembelian yang Harus Anda Kuasai

Tahapan Siklus Akuntansi

Tahapan dalam siklus akuntansi ini ada tiga yaitu pencatatan, pengihtisaran dan pelaporan. Berikut ini penjelasannya:

Identifikasi Transaksi

Tahapan siklus akuntansi yang pertama adalah melakukan identifikasi pada setiap transaksi yang sudah terjadi dalam periode berjalan. Setiap transaksi diklasifikasikan berdasarkan kategorinya seperti penjualan, pembelian, beban, biaya atau yang lainnya. Transaksi tersebut harus memiliki bukti berupa kuitansi, faktur, nota atau memo yang resmi. Kenapa harus resmi? Karena transaksi beserta dengan nominal uang yang tercatat harus bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: 5 Perbedaan Biaya dan Beban dalam Akuntansi

Pembuatan Jurnal

Setelah mengklasifikasikan kategori transaksi keuangan, setelah itu Anda harus mencatat seluruh transaksi yang terjadi ke dalam jurnal umum. Ini menjadi kesatuan fungsi dalam pencatatan aktual kejadian berdasarkan tanggal transaksinya.

Dalam akuntansi, ada dua jurnal yang penting untuk diketahui yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Pada jurnal umum, suatu akun debit adalah sebuah kredit bagi akun lainnya, serta antara nilai debit dan kredit harus seimbang. Sedangkan jurnal khusus berisi catatan transaksi penjualan dan pembelian yang sifatnya berulang.

Baca Juga: Perbedaan Debit dan Kredit dalam Perbankan dan Akuntansi

Pemindahan Buku Besar

Transaksi sudah dicatat, lalu Anda perlu melakukan pindah buku dari jurnal umum ke buku besar. Kenapa sih harus dipindahkan? Tujuannya agar rekening yang sejenis berada dalam satu kelompok. Di buku besar, Anda bisa melihat saldo setiap akun transaksi yang sudah terjadi. Data transaksi diberi kode angka yang menunjukkan jenis akun. Contoh akun dalam buku besar yaitu akun kas, akun aset dan akun utang. Buku besar juga menjadi acuan seorang akuntan membuat laporan neraca dan laporan laba rugi.

Penyusunan Neraca Saldo

Dari pencatatan buku besar, selanjutnya Anda dapat menyusun neraca saldo transaksi perusahaan yang berisi semua akun pada buku besar. Akun yang tercatat adalah akun pada satu periode akuntansi.

Neraca saldo merupakan daftar dari saldo perkiraan yang akan memiliki saldo debit, kredit atau nol. Sehingga dapat menunjukkan apakah saldo debet dan saldo kredit memiliki nilai sama atau tidak. Di neraca saldo, belum semua tercatat lengkap pendapatan dan beban perusahaan karena masih ada yang memiliki pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.

Pembuatan Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian akan megukur laba pada periode berjalan lebih akurat, nilai perkiraan aktiva dan kewajiban pun diperbarui sehingga ada nilai sisa yang tepat untuk pelaporan keuangan.

Jurnal penyesuaian dilakukan untuk tranaksi yang belum dicatat maupun yang perlu pembenaran pada nilai transaksi. Penyusunan jurnal penyesuaian dilakukan secara akrual basis, setelah melakukan penyesuaian, lalu dibukukan kembali ke buku besar.

Pembuatan Laporan Keuangan

Tahapan siklus akuntansi selanjutnya adalah pembuatan laporan keuangan perusahaan, Umumnya ada empat laporan keuangan yang dibuat yaitu laporan arus kas, laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal.

Laporan neraca dibuat bedasarkan data pada neraca saldo setelah penyesuaian. Laporan laba rugi menunjukan laba atau kerugian bersih yang diperoleh perusahaan dengan melakukan pengurangan beban dari pendapatan.

Laporan arus kas menyajikan info mengenai arus kas pada periode yang sedang berjalan, ini meliputi arus kas masuk dan keluar. Laporan perubahan modal digunakan untuk melihat apakah modal yang sudah dimiliki perusahaan bertambah atau berkurang di periode pelaporan.

Yang tidak termasuk tahapan dalam siklus akuntansi adalah

Pembuatan Jurnal Penutup

Tahapan siklus akuntansi yang terakhir adalah membuat jurnal penutup. Tahap ini dilakukan dengan menyusun nominal dari semua akun yang tersedia menjadi nol. Dengan membuat jurnal penutup, berarti semua proses dan kegiatan transaksi yang dilakukan perusahaan sudah berakhir di periode ini dan akan memulai untuk periode selanjutnya. Saldo yang tertera di jurnal penutup nantinya akan digunakan sebagai saldo awal di periode akuntansi berikutnya.

Manfaat Siklus Akuntansi

Ketika sebuah perusahaan menerapkan siklus akuntansi, ini akan memberikan banyak manfaat. Tidak hanya membantu pekerjaan akuntans, tetapi juga para stakeholders yang akan mengambil keputusan ke depannya. Berikut ini manfaat apabila perusahaan Anda memakai siklus akuntansi:

Laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan pasti berdasarkan pada transaksi akuntansi yang terjadi di periode tertentu. Adanya laporan keuangan akan membuat banyak pihak yang berkepentingan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan ini  bisa menjadi acuan untuk menentukan rencana dan strategi bisnis ke depannya.

Mengetahui Posisi Keuangan dan Neraca

Ketika laporan keuangan dilaporkan berdasarkan siklus akuntansi, pemilik perusahaan dan pihak yang berkepentingan akan mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan rinci. Mereka dapat mengetahui informasi transaksi penjualan maupun pembelian yang sudah terjadi selama periode pelaporan. Selain itu, kondisi utang piutang, laba rugi dan peubahan modal pun bisa disajikan dalam laporan keuangan perusahaan.

Memudahkan Hitung Pajak

Siklus akuntansi yang teratur dan pelaporan keuangan akan memudahkan perusahaan dalam menghitung dan mengetahui besaran pajak yang harus dibayarkan. Perusahaan tidak perlu lagi menghitung dari awal, karena sudah terangkum dalam laporan keuangan.

Siklus akuntansi dapat menentukan tingkatan pajak sebuah perusahaan, kalau perusahaan memiliki track record yang baik maka pemerintah bisa menetapkan tingkat pajak yang relatif tinggi.

Baca Juga: Apa Itu Akuntansi Pajak? Bagaimana Cara Menghitungnya?

Kesimpulan

Siklus akuntansi yang berarti tahapan pencatatan, penggolongan, pembuatan ikhtisar dan pelaporan kejadian akuntansi dari awal sampai akhir, siklusnya tidak terputus dan dilakukan terus menerus.

7 tahapan dalam siklus akuntansi antara lain identifikasi transaksi, pembuatan jurnal, pemindahan ke buku besar, penyusunan neraca saldo, pembuatan jurnal penyesuaian, pembuatan jurnal penyesuaian, pembuatan laporan keuangan dan pembuatan jurnal penutup.

Pembuatan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error. Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi yang sudah terintegrasi seperti MASERP.

MASERP merupakan software ERP yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, manufaktur dan lain-lain.

MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif. Pencatatan dan pengawasan laporan keuangan harus dilakukan secara rutin untuk memastikan cash flow perusahaan selalu positif.

Ada lebih dari 300 laporan siap cetak di MASERP. Anda bisa mencustom software MASERP sesuai bisnis flow Anda. Segera konsultasikan dengan konsultan ahli kami. Gratis!

Yang tidak termasuk tahapan dalam siklus akuntansi adalah