Hadits tentang teman di alam kubur

Di alam kubur manusia akan kaget dengan amalan mereka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Rasulullah SAW menjelaskan bahwa di alam kubur, seseorang akan terpesona menatap seluruh ganjaran amalannya selama di dunia. Di dalam alam kubur, mereka menantikan alam selanjutnya yang lebih kekal. 

Namun bila amalnya selama hidup begitu jeleknya, maka yang bersangkutan di alam kubur tak akan berani membayangkan siksa neraka yang amat perih.

Dilansir di Mawdoo, Senin (21/12), terdapat sejumlah hadits yang menguatkan hal tersebut. Di antaranya hadits Rasulullah dari Asma’ bin Abi Bakar yang dinukilkan dalam Shahih al-Bukhari, belia SAW bersabda: 

قد أُوحِيَ إليَّ أنكم تُفتَنون في القبور قريبًا من فتنة الدَّجَّال “Wa laqad uhiya ilayya annakum tuftanuna fil-qabri min fitnah masih ad-Dajjal.” 

Artinya: “Telah diperlihatkan kepadaku tentang kondisi kalian yang terpesona di alam kubur dari fitnah Masih Dajjal.” Dalam hadits lain riwayat Abdullah bin Umar RA, Rasulullah bersabda: 

إنَّ أحَدَكُمْ إذَا مَاتَ عُرِضَ عليه مَقْعَدُهُ بالغَدَاةِ والعَشِيِّ، إنْ كانَ مِن أهْلِ الجَنَّةِ فَمِنْ أهْلِ الجَنَّةِ، وإنْ كانَ مِن أهْلِ النَّارِ فَمِنْ أهْلِ النَّارِ، فيُقَالُ: هذا مَقْعَدُكَ حتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَومَ القِيَامَةِ    

“Sesungguhnya salah seorang dari kalian apabila meninggal dunia, maka diperlihatkan (pada kalian) perihal pagi dan sore (di alam kubur). Bila dia termasuk penghuni surga, maka dia termasuk di dalamnya. Bila dia penghuni neraka, maka dialah penghuni di dalamnya. Maka dikatakan: inilah tempatmu (sesuai amal perbuatan) hingga Allah membangkitkanmu kepadanya di hari kiamat.” 

Selanjutnya, Nabi SAW juga bersabda dalam hadits riwayat Utsman bin Affan RA, yang dinukilkan Imam At-Tirmidzi: 

عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إنَّ القبرَ أوَّلُ مَنزلٍ من مَنازلِ الآخرةِ، فإن نجا منهُ فما بعدَهُ أيسرُ منهُ، وإن لم ينجُ منهُ فما بعدَهُ أشدُّ منهُ، قالَ: وقالَ رسولُ اللَّهِ: ما رأيتُ مَنظرًا قطُّ إلَّا القبرُ أفظعُ منهُ

“Innal-qabra awwalu manzilin min manaazilal-akhirati najaa minhu famaa ba’dahu aysaru minhu wa in lam yanju minhu famaa ba’dahu asyaddu minhu, qala wa qaala Rasulullahi SAW maa ra-aitu manzharan qatthun illa-qabru afzha’u minhu.” 

“Sesungguhnya alam kubur adalah tempat akhirat pertama. Apabila seseorang selamat darinya, maka setelahnya akan lebih mudah bagi dia. Namun apabila ia tidak selama darinya (alam kubur), maka setelahnya akan lebih sulit bagi dia. Nabi berkata lagi: aku tidak melihat suatu pemandangan yang mengerikan pun melainkan pemandangan di alam kubur.”    

Untuk itulah, agar dapat terlindung dari pedihnya siksa kubur, Nabi Muhammad yang memiliki kemuliaan tinggi pun tak berhenti untuk memohon kepada Allah agar dijauhi dari siksa kubur.

Nabi bahkan mengungkapkan doa agar terhindar dari siksa alam kubur dalam doa shalatnya, sebagaimana hadits riwayat Abu Dawud dari Aisyah RA. Doa Nabi tersebut berbunyi: 

اللَّهمَّ إنِّي أعوذُ بِكَ من عذابِ القبرِ وأعوذُ بِكَ من فتنةِ المسيحِ الدَّجَّالِ وأعوذُ بِكَ من فتنةِ المَحيا والمماتِ اللَّهمَّ إنِّي أعوذُ بِكَ منَ المأثَمِ والمغرَمِ “Allahumma inni audzubika min adzabil-qabri wa audzubika min fitnatil-masihi addajjaali wa audzubika min fitnatil-mahya wal-mamaati. Allahumma inni akudzu bika minal-ma’tsami wal-maghrami.” 

Yang artinya: “Ya Allah ya Tuhanku, aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung pada-Mu dari fitnah-fitnah Dajjal, dan aku berlindung padamu dari fitnah serta godaan dalam hidup dan mati. Ya Allah ya Tuhan, aku berlindung pada-Mu dari orang-orang yang dianiaya dan orang-orang yang jatuh cinta.” 

Dengan doa tersebut, Nabi memohon agar seluruh umat Islam dapat menjauhi larangan Allah dan menunaikan perintah-Nya.    

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tiga yang menemani kita sampai ke kubur, dua akan pulang, satu akan tetap menemani kita di alam kubur.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

‘Ali bin Muhammad Abul Hasan Nuruddin Al-Mala Al-Harawi Al-Qari (meninggal dunia tahun: 1014 H) menyatakan bahwa seseorang ketika mati ada tiga yang mengikutinya hingga ke kubur. Pertama adalah keluarganya, yaitu anak dan kerabatnya, begitu pula sahabat dan kenalannya. Kedua adalah hartanya, seperti budak laki-laki atau perempuannya, juga hewan tunggangannya. Ketiga adalah amalannya, yaitu amal baik atau buruk yang pernah ia lakukan. Keluarga dan harta tadi akan kembali. Yang tersisa hanyalah amalnya yang menemani ia di kubur. (Mirqah Al-Mafatih Syarh Misykah Al-Mashabih, 8: 3235. Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 199542)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

قَوْلُهُ ( يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ) هَذَا يَقَعُ فِي الْأَغْلَبِ ، وَرُبَّ مَيِّتٍ لَا يَتْبَعُهُ إِلَّا عَمَلُهُ فَقَطْ

“Mayit akan diikuti oleh keluarga, harta dan amalnya. Itu adalah umumnya. Bisa jadi ada mayit yang hanya diikuti oleh amalnya saja, tanpa membawa harta dan keluarga ketika diantar ke kuburan.” (Fath Al-Bari, 11: 365)

Disebutkan dalam hadits Al-Bara’ bin ‘Azib yang panjang tentang pertanyaan di alam kubur. Ada ketika itu datang seseorang yang berwajah tampan dan berpakaian bagus, baunya pun wangi. Ia adalah wujud dari amalan shalih seorang hamba. Sedangkan orang kafir didatangi oleh orang yang berwajah jelek. Itu adalah wujud dari amalan jeleknya. (HR. Ahmad, 4: 287. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih, perawinya adalah perawi yang shahih)

Lantas amal kita bagaimana? Sudahkah amal kita siap untuk menemani kita kelak di alam kubur?

@ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, malam 24 Dzulhijjah 1437 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam

Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.

Siapa yang menemani kita di alam kubur?

Merekalah Munkar dan Nakir.

Apa 3 hal yg menyertai jenazah ketika diantar ke makam menurut hadits Nabi?

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah hadis menyebutkan, tiga hal yang mengiringi manusia sampai ke kuburnya. Ketiga hal itu adalah hartanya (sebagaiman kebiasaan orang Arab), keluarganya, dan perbuatannya. Harta dan keluarganya akan kembali setelah penguburan.

Apa yang terjadi malam pertama di alam kubur?

Malam Pertama di Alam Kubur Diinterogasi Malaikat Tepat ketika mereka datang, roh akan kembali ke jasad untuk menjawab daftar pertanyaan mereka. Kedua malaikat itu akan mendudukkan sosok mayat dan mulai melontarkan pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah mengenai Tuhan. Jasad akan ditanyai, siapa Tuhan-nya.

Yang Menganterkan mayyit ke kuburan ada 3 dua kembali satu tinggal menemani apakah yang menemani mayyit tersebut?

Yang mengikuti mayat sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR.