Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu barang siapa yang menghafalkannya maka ia akan * 3 Poin?

Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu barang siapa yang menghafalkannya maka ia akan * 3 Poin?

salah satu hadist yang menerangkan bahwa ” sesungguhnya Allah SWT, mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang melafalkannya, maka ia akan masuk surga” hadits tersebut diriwayatkan oleh?

  1. Bukhari
  2. muslim
  3. Tirmidzi
  4. Bukhari dan muslim
  5. Baihaqi

Jawaban: A. Bukhari

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, salah satu hadist yang menerangkan bahwa ” sesungguhnya allah swt, mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang melafalkannya, maka ia akan masuk surga” hadits tersebut diriwayatkan oleh bukhari.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Diantara keteladanan yang dapat dicontoh dari sifat Al-Jami’ adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Apa itu Al Waarits? Allah itu Al-Warits ◀ Artinya adalah Allah itu Yang Maha Mewarisi. Dialah pemilik hakiki, manusia dan makhluk lainnya hanyalah sebagai tamu dan penerima pinjaman, yang namanya t...

Apa itu Al-Qari’ah? Surah Al-Qari’ah adalah surah ke-101 dalam Alquran. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-...

Apa itu takjil? tak.jil mempercepat … •

Apa itu al-fusuq? Arti fusuq adalah saling memanggil dengan julukan-julukan yang buruk. Syekh Ahmad bin Abu Bakar bin Ismail al-Bushiri dalam karyanya berjudul Ithaf al-Khairah al-Mahrah bi Zawaid al-...

Di mana itu Syam? Syām atau Negeri Syam adalah sebuah daerah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Negeri Syam merupaka...

Siapa itu Muhammad bin Amr bin Atha? Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Amr bin Atha’ bin Abbas bin al-Qamah bin Abdullah bin Abi Qais bin abdud bin Nasr bin Malik bin Hasl bin amir bin Luu&#...

Asmaul Husna mempunyai sejumlah keutamaan dan manfaat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apakah berarti Allah SWT hanya memiliki nama sebanyak 99? Ataukah ada lebih dari itu?

عن أبي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: "للهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسمًا مِئةٌ إِلا وَاحَدِةً لا يَحْفَظُها أحَدٌ إلا دَخَلَ الجَنَّةَ، وهو وَتْرٌ يُحِبُّ الوَتْرَ

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, siapa yang 'menghitungnya', maka dia masuk surga."

Imam Nawawi berpendapat, ulama sepakat bahwa jumlah nama Allah SWT tidak terbatas. Hadits tersebut tidak membatasi jumlah nama-nama Allah SWT, dan tidak berarti Allah SWT tidak memiliki nama selain dari 99 nama itu. Dan, siapa yang mengingat nama-nama ini (99 asmaul husna), maka akan masuk surga.

Karena itu, menurut Imam Nawawi, yang dimaksud dari hadits itu ialah mengabarkan bahwa orang yang mengingatnya akan masuk surga. Bukan memberitahukan bahwa Allah SWT hanya memiliki 99 nama.

Abu Sulaiman al Khatthabi mengumpamakan dengan 'Zaid memiliki 1.000 dirham'. Dari sini dapat dikatakan bahwa belum tentu Zaid tidak memiliki dirham di luar dari yang 1.000 itu. Karena, yang penting disiapkan Zaid adalah 1.000 dirham.

Penafsiran al Khatthabi diperkuat dengan sebuah hadits Abdillah bin Mas'ud yang disebutkan Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah. Dalam hadits tersebut, Nabi SAW berdoa:

اللهُمَّ إنِي عَبْدُكَ، ابنُ عَبْدِكَ، ابنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِه نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيبِ عِنْدَكَ

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu. (Juga) anak dari hamba-Mu, anak dari ibu (yang juga) hamba-Mu. Dalam kuasa-Mu diriku. Ketetapan-Mu telah ditetapkan padaku, Takdir-Mu lah yang Maha Adil padaku. Aku bermohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu yang Engkau namai sendiri diri-Mu dengan nama-nama itu, atau yang Engkau turunkan nama itu di dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang ciptaan-Mu, atau yang Engkau khususkan nama itu (tersimpan) di dalam ilmu yang tidak terlihat...."

Hal itu menunjukkan, Allah SWT memiliki nama-nama yang tidak Dia turunkan dalam kitab Alquran. Nama itu Dia tutupi untuk makhluk-Nya dan tidak Dia sampaikan kepada mereka.

Sumber: alukah

عن أبي هريرة رضي الله عنه روايةً قال: «للهِ تسعةٌ وتسعون اسمًا، مائةً إلَّا واحدًا، لا يحفظُها أحدٌ إلَّا دخل الجنةَ، وهو وِترٌ يحبُّ الوِتر».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- dalam salah satu riwayat (secara marfū'), (Nabi) bersabda, “Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, tidaklah seseorang menghafalnya melainkan ia akan masuk surga. Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil.”
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Sesunguhnya Allah -Ta'ālā- memiliki sembilan puluh sembilan nama, tidaklah seseorang menghafalnya melainkan dia akan masuk surga. Yang dimaksud dengan menghafal disini adalah melafalkannya di luar kepala. Disebutkan juga bahwa maksudnya adalah keimanan terhadap nama-nama tersebut, pengamalan, mentaati kandungan makna setiap nama tersebut, dan berdoa kepada Allah -Ta'ālā- dengan nama-nama tersebut. Dalam hadis ini dijelaskan tentang ketetapan nama-nama tersebut, serta tidak menunjukkan penafian terhadap nama-nama lain selain dari nama-nama tersebut. Adapun pengkhususan nama-nama tersebut adalah karena nama-nama itu adalah nama-nama yang sangat masyhur dan jelas maknanya. Hal ini senada dengan perkataanmu, "Sesungguhnya Zaid memiliki seratus dirham yang ia sediakan untuk bersedekah." Ucapan ini tidak menunjukkan bahwa dia tidak memiliki jumlah dirham yang lebih banyak dari yang disebutkan tersebut, akan tetapi menunjukkan bahwa yang disediakannya untuk bersedekah adalah dengan jumlah tersebut saja. Di antara dalil yang menunjukkan makna penafsiran seperti ini adalah hadis Ibnu Masud, “Aku mohon kepada-Mu dengan perantaraan semua nama milik-Mu yang Engkau namakan sendiri, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada seseorang dari hamba-Mu, atau Engkau rahasiakan dalam ilmu gaib disisi-Mu”. Ini menunjukkan bahwa Allah memiliki nama-nama yang tidak Dia turunkan dalam kitab-Nya, dan Dia rahasiakan dari seluruh makhluk-Nya. “Wa huwa witrun” maksudnya adalah Allah itu Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. “Yuḥibbul-witra”, yakni Dia mengutamakan bilangan ganjil dalam berbagai amalan dan ketaatan. Oleh karena itu Allah mewajibkan salat sebanyak lima waktu, tawaf sebanyak tujuh putaran, dan menganjurkan pelaksanaan berbagai amalan lainnya sebanyak tiga kali, serta Dia juga menciptakan langit dan bumi sebanyak tujuh lapisan dan lain sebagainya.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...


Page 2

عن ابن عمر رضي الله عنهما ، عن النبي صلى الله عليه وسلم ، قال: «خرج ثلاثةُ نَفَرٍ يمشون فأصابهم المَطَر، فدَخَلوا في غارٍ في جبَل، فانْحَطَّت عليهم صَخْرةٌ، قال: فقال بعضُهم لبعض: ادعوا اللهَ بأفضلِ عَمَلٍ عَمِلتموه، فقال أحدُهم: اللهمَّ إني كان لي أبَوَانِ شَيْخانِ كبيران، فكنتُ أخرج فَأَرْعى، ثم أَجيء فأحْلِب فأجيء بالحِلاب، فآتي به أبويَّ فيَشْربان، ثم أسِقِيَ الصِّبْيَة وأهلي وامرأتي، فاحتَبَستُ ليلة، فجئتُ فإذا هما نائمان، قال: فكرهتُ أن أُوقِظَهما، والصِّبية يَتَضَاغَوْن عند رِجْلي، فلم يزل ذلك دَأْبي ودَأْبَهما، حتى طلَع الفجر، اللهم إن كنتَ تَعْلَمُ أنِّي فعلتُ ذلك ابْتغاء وجهِك، فافرُجْ عنا فُرْجة نرى منها السماء، قال: فَفُرِج عنهم، وقال الآخر: اللهم إن كنتَ تعلم أني كنتُ أُحبُّ امرأةً مِن بنات عمي كأشَدِّ ما يُحبُّ الرجلُ النساء، فقالت: لا تَنال ذلك منها حتى تعطيها مائة دينار، فسَعيْتُ فيها حتى جَمَعتُها، فلما قَعَدتُ بيْن رِجليْها قالت: اتقِ الله ولا تَفُضَّ الخاتَمَ إلا بحقِّه، فقمتُ وتركتُها، فإن كنتَ تعْلَم أنِّي فعلتُ ذلك ابتغاء وجهِك، فافرُجْ عنا فُرْجَة، قال: ففُرِج عنهم الثُّلُثيْنِ، وقال الآخر: اللهم إن كنتَ تعْلَم أني اسْتَأجَرْتُ أجيرًا بفَرَق من ذُرَة فأعْطيتُه، وأَبَى ذاك أنْ يأخُذَ، فعَمَدتُ إلى ذلك الفَرَق فزرعتُه، حتى اشتريتُ منه بقرًا وراعِيها، ثم جاء فقال: يا عبد الله أعْطِني حَقِّي، فقلتُ: انطلقْ إلى تلك البقر وراعِيها فإنها لك، فقال: أتستهْزِئ بي؟ قال: فقلت: ما أستهزئ بك ولكنها لك، اللهم إن كنتَ تعلم أنِّي فعلتُ ذلك ابتغاء وجهك، فافْرُجْ عنا فكُشِف عنهم».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Ada tiga orang yang sedang berjalan kemudian hujan turun menimpa mereka. Lantas mereka masuk ke dalam gua di sebuah gunung. Tiba-tiba sebuah batu jatuh menutupi gua mereka." Beliau melanjutkan, "Kemudian mereka saling mengatakan kepada yang lainnya, "Berdoalah kepada Allah dengan (perantaraan) amal paling utama yang telah kalian lakukan." Seseorang dari mereka berdoa, "Ya Allah! Dahulu aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Setiap hari aku keluar untuk menggembala. Setelah itu aku pulang dan memerah susu, lalu aku datang dengan membawa susu dan memberikannya kepada kedua orangtuaku sehingga mereka meminumnya. Selanjutnya aku memberikannya kepada anak-anak, keluarga, dan istriku. Pada suatu malam, aku terlambat pulang sehingga ketika aku datang ternyata kedua orangtuaku sudah tidur." Dia berkata, "Aku tidak suka membangunkan keduanya sedangkan anak-anakku meliuk-liuk di bawah kakiku karena kelaparan. Begitulah kondisiku dan kondisi kedua orangtuaku hingga tiba waktu Subuh. Ya Allah! Seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata-mata karena mencari rida-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami agar kami dapat melihat langit darinya". Beliau bersabda, "Maka terbukalah sedikit celah untuk mereka." Orang kedua berkata, "Ya Allah! Sungguh Engkau mengetahui bahwa aku seorang lelaki yang sangat mencintai seorang putri pamanku seperti kebanyakan laki-laki yang sangat mencintai wanita. Wanita itu berkata, "Engkau tidak akan bisa mendapatkannya (cintanya) kecuali engkau dapat memberi uang sebanyak seratus dinar." Maka aku berusaha bekerja dan berhasil mengumpulkan uang tersebut. Ketika aku hendak menyetubuhinya, dia berkata, "Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah kamu renggut keperawanan kecuali dengan haq." Maka aku berdiri lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Ya Allah! Seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata-mata karena mencari rida-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami." Beliau bersabda, "Maka terbukalah dua pertiga dari batu yang menutup pintu gua. Kemudian orang yang ketiga berkata, "Ya Allah, Sungguh Engkau mengetahui bahwa aku pernah mempekerjakan seseorang dengan upah satu faraq (16 kati) gandum, lalu aku memberikan upah itu padanya namun dia tidak mau menerimanya. Lalu aku sengaja menanam satu faraq gandum tersebut sehingga dengan hasilnya aku bisa membeli sapi dan seorang pengembalanya. Kemudian di suatu hari orang itu datang kepadaku seraya berkata, "Wahai hamba Allah, berikanlah upahku yang dulu!" Lalu aku katakan, "Lihatlah sapi dan penggembalanya itu, itu semua milikmu." Dia berkata, "Apakah kamu mengolok-olokku!" Dia berkata, "Aku katakan, "Aku tidak mengolok-olok kamu tetapi itu semua benar milikmu." Ya Allah, Seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata-mata karena mencari rida-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami." Akhirnya mereka bisa terbebas dari gua tersebut."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Ada tiga orang keluar untuk berjalan lalu hujan menimpa mereka. Lantas mereka masuk ke dalam gua untuk berlindung dari derasnya hujan. Tiba-tiba sebongkah batu jatuh menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, "Berdoalah kepada Allah dengan amal paling utama yang telah kalian kerjakan. Mudah-mudahan Allah melapangkan jalan bagi kalian dan menggeser batu ini." Salah seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai bapak dan ibu yang sudah tua renta. Aku biasa keluar menuju tempat penggembalaan dan menggembalakan untaku. Lalu aku datang ke tempat penggembalaan kemudian memerah untaku. Selanjutnya aku membawa susu tersebut dan memberikannya kepada kedua orang tuaku sehingga mereka meminumnya. Selanjutnya aku memberi minum anak-anakku yang masih kecil, istriku, dan keluargaku yang lain; saudara dan saudariku. Pada suatu malam aku terlambat datang disebabkan ada hal yang menghalangiku. Ternyata bapak dan ibuku sudah tidur. Aku pun memeras susu sebagaimana biasanya lalu aku berdiri di sisi kepala keduanya karena enggan untuk membangunkan mereka. Aku juga enggan untuk memberi minum anak-anakku dan keluargaku sebelum keduanya minum. Sementara itu anak-anakku menangis dan berteriak di kakiku karena sangat lapar. Demikianlah keadaanku dan keadaan keduanya hingga terbit fajar dan keduanya terbangun. Lalu aku memberi minum keduanya kemudian anak-anakku. Ya Allah, jika engkau tahu bahwa aku melakukan itu karena mencari keridaan-Mu, maka geserkanlah batu ini sedikit hingga kami dapat melihat langit." Allah pun melapangkan celah untuk mereka hingga dapat melihat langit. Orang kedua berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku dulu sangat mencintai salah seorang putri pamanku. Lantas aku menggodanya tapi dia menolakku kecuali jika aku memberinya seratus dinar. Aku pun berhasil mendapatkan seratus dinar lalu memberikannya kepadanya. Setelah aku berhasil menguasainya dan akan melakukan hubungan badan, ia berkata kepadaku, "Takutlah kepada Allah dan jangan lakukan hal yang haram, dan janganlah engkau koyak keperawananku kecuali dengan cara halal." Seketika aku pun berdiri dari hadapannya dan meninggalkannya tanpa melakukan apapun kepadanya. Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu karena mencari keridaan-Mu, maka geserkanlah batu ini dari kami." Allah pun menggeserkan dua pertiga batu itu dari tempatnya. Orang ketiga berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku dulu mengupah seorang buruh untuk bekerja padaku dengan imbalan aku akan memberinya enam belas kati gandum. Setelah selesai bekerja, aku memberikan upahnya tapi dia menolak untuk mengambilnya. Lantas aku mengambil gandum itu dan menanamnya. Aku terus menanamnya dan menjualnya hingga bisa membeli sapi dan penggembalanya. Setelah beberapa saat, datanglah buruh itu dan berkata, "Wahai hamba Allah, berikanlah hakku kepadaku." Aku jawab, "Pergilah ke tempat sapi dan penggembalanya itu, sesungguhnya ia milikmu dan ambillah semuanya." Buruh itu berkata, "Apakah engkau mengolok-olokku?" Aku jawab, "Sesungguhnya aku tidak mengolok-olokmu. Ia memang milikmu." Ya Allah, jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan hal itu karena mencari keridaan-Mu, maka geserkanlah batu ini dari kami." Allah pun melapangkan pintu gua itu lalu mereka keluar darinya.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 3

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «رأيتُ جِبريلَ على سِدْرة المُنْتَهى، وله ستُّ مائة جَناح» قال: سألتُ عاصمًا، عن الأجنحة؟ فأبى أن يخبرني، قال: فأخبرني بعض أصحابه: «أنَّ الجَناح ما بين المشرق والمغرب».
[حسن] - [رواه أحمد]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Aku melihat Jibril di atas Sidratu al-Muntahā, dan ia memiliki 600 sayap." Perawi berkata, "Aku bertanya kepada 'Āṣim tentang sayap-sayap itu? Namun ia enggan memberitahuku. Lantas sebagian sahabatnya mengabariku bahwa satu sayap (lebarnya) antara timur dan barat."
Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Ahmad

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melihat Jibril di tingkatan surga paling tinggi dan ia memiliki 600 sayap. Lalu perawi bertanya kepada 'Āṣim bin Abi Bahdalah tentang bentuk sayap-sayap ini? Namun 'Āṣim tidak memberitahunya. Lantas sebagian sahabatnya memberitahukan bahwa setiap sayap besarnya bisa menutup ruang antara timur dan barat. Ini telah disebutkan dalam beberapa hadis sahih lainnya, "Bentuk ciptaannya yang besar menutupi ruang antara timur dan barat."

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Tagalog Indian Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 4

عن ابن مسعود رضي الله عنه أنه قال في هذه الآية: {ولقد رآه نَزْلَةً أُخرى} [النجم: 13]، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «رأيتُ جبريلَ عند سِدْرةِ المُنْتَهى، عليه ستُّمائة جَناح، يَنْتَثِرُ من رِيشِه التَّهاوِيلُ: الدُّرُّ والياقُوتُ».
[صحيح] - [رواه أحمد]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa dia berkata tentang ayat ini, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain.” (QS. An-Najm: 13) Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Aku melihat Jibril di Sidratul Muntaha, ia memiliki enam ratus sayap yang berhamburan di bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ahmad

Uraian

Ibnu Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu- menyebutkan tentang tafsir firman Allah -Ta’ālā-, “Dan sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain” bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa beliau melihat Jibril -'alaihis salām- di surga yang paling tinggi di Sidratul Muntaha dalam wujud yang Allah ciptakan ia dengannya. Ia (Jibril) memiliki enam ratus sayap yang berhamburan di bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 5

عن مسروق، قال: كنتُ مُتَّكئًا عند عائشة، فقالت: يا أبا عائشة، ثلاثٌ مَن تكلَّم بواحدةٍ منهن فقد أَعظَمَ على اللهِ الفِرْيةَ، قلتُ: ما هن؟ قالت: مَن زعم أنَّ محمدًا صلى الله عليه وسلم رأى ربَّه فقد أعظم على الله الفِرْيةَ، قال: وكنتُ مُتَّكئًا فجلستُ، فقلتُ: يا أمَّ المؤمنين، أَنْظِريني، ولا تَعْجَليني، أَلَم يقل اللهُ عز وجل : {ولقد رآه بالأُفُق المُبين} [التكوير: 23]، {ولقد رآه نَزْلَةً أخرى} [النجم: 13]؟ فقالت: أنا أولُ هذه الأمَّة سأل عن ذلك رسولَ الله صلى الله عليه وسلم ، فقال: «إنما هو جبريلُ، لم أَرَه على صُورتِه التي خُلق عليها غير هاتين المرَّتين، رأيتُه مُنهبِطًا من السماء سادًّا عِظَمُ خَلقِه ما بيْن السماء إلى الأرض»، فقالت: أَوَلَم تسمع أنَّ الله يقول: {لا تُدْرِكه الأبصارُ وهو يُدْرِكُ الأبصارَ وهو اللطيفُ الخبيرُ} [الأنعام: 103]، أَوَلَم تسمع أنَّ الله يقول: {وما كان لبشرٍ أن يُكلِّمه اللهُ إلا وحيًا أو من وراء حِجاب أو يُرسلُ رسولا فيوحيَ بإذنه ما يشاء إنَّه عَلِيٌّ حَكِيمٌ} [الشورى: 51]، قالت: ومَن زعم أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم كَتَم شيئا مِن كتاب الله، فقد أعْظَم على الله الفِرْيةَ، واللهُ يقول: {يا أيها الرسول بَلِّغْ ما أُنزِل إليك من ربك وإن لم تفعلْ فما بلَّغتَ رسالتَه} [المائدة: 67]، قالت: ومَن زعم أنه يُخبر بما يكون في غدٍ، فقد أعْظَم على الله الفِرْيةَ، والله يقول: {قل لا يعلمُ مَنْ في السماوات والأرضَ الغيبَ إلَّا الله} [النمل: 65].
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Masrūq ia berkata, “Aku pernah duduk bersandar di dekat Aisyah. Aisyah berkata, “Wahai Abu Aisyah! Ada tiga hal, siapa yang berkata dengan salah satu di antaranya sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah.” Aku bertanya, “Apa itu?” Aisyah berkata, “Siapa yang mengklaim bahwa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah melihat Rabb-nya, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah.” Aku yang semula duduk bertelekan, langsung duduk tegak, dan kemudian berkata, “Wahai Ummul Mukminin! Tunggulah sebentar, jangan tergesa-gesa. Bukankah Allah telah berfirman, “Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya di ufuk yang terang.” (QS. At-Takwīr: 23). “Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain.” (QS. An-Najm: 13). Aisyah berkata, “Aku adalah orang pertama dari kalangan umat ini yang menanyakan hal itu kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka beliau menjawab, “Sesungguhnya yang aku lihat itu adalah Jibril. Tidaklah aku pernah melihatnya dalam rupa yang asli selain dua kali itu. Aku melihatnya ketika turun dari langit, yang besar fisiknya memenuhi antara langit dan bumi.” Lalu Aisyah berkata, “Tidakkah kamu pernah mendengar Allah berfirman, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An'ām: 103). Tidakkah kamu pernah mendengar Allah berfirman, “Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (Malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. Asy-Syūra: 51). Aisyah berkata, “Dan siapa yang mengklaim bahwa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menyembunyikan sesuatu dari Kitabullah, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah. Allah berfirman, “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (QS. Al-Mā`idah: 67). Aisyah berkata, “Siapa yang mengklaim bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mampu memberitahukan tentang apa yang akan terjadi pada esok hari, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah. Allah berfirman, “Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Suatu waktu seorang tabiin yang mulia yaitu Masrūq duduk bersandar di dekat Ummul Mukminin Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-. Lalu Aisyah berkata kepadanya, “Ada tiga hal, barangsiapa yang berkata dengan salah satu di antaranya sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah.” Dia bertanya, “Apa itu?”. Aisyah berkata, “Pertama, siapa yang menyangka bahwa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah melihat Rabb-nya, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah.” Masrūq yang semula duduk bertelekan, kemudian duduk tegak, dan kemudian berkata, “Bagaimana bisa engkau berkata bahwa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak pernah melihat Rabb-nya, bukankah Allah telah berfirman: “Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya di ufuk yang terang.” (QS. At-Takwīr: 23). “Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain.” (QS. An-Najm: 13)?.” Lalu Aisyah memberitahunya bahwa dirinya adalah orang yang pertama menanyakan kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkaitan dengan kedua ayat tersebut. Maka beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab bahwa yang dilihatnya itu adalah Jibril –'alaihissalām-. Beliau tidak pernah melihatnya dalam rupa yang asli selain dua kali itu. Pertama beliau melihatnya di bumi di arah terbitnya matahari di mana segala sesuatu tampak terlihat sangat jelas. Kedua di surga tertinggi, beliau melihatnya ketika turun dari langit, fisiknya memenuhi antara langit dan bumi.” Kemudian Aisyah berdalil bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- belum pernah melihat Rabb-nya dengan firman Allah -Ta'ālā-, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An'ām: 103). Dan firman Allah -Ta'ālā-, “Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (Malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (QS. Asy-Syūra: 51). Perkara yang kedua adalah siapa yang menyangka bahwa Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah menyembunyikan sesuatu dari Kitabullah, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah, Allah berfirman, “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (QS. Al-Mā`idah: 67). Ketiga, “Siapa yang menyangka bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mampu memberitahukan tentang apa yang akan terjadi di masa depan berdasarkan pendapat dari dirinya sendiri tanpa berdasarkan wahyu dari Allah -Ta'ālā-, sungguh ia telah membuat kebohongan yang besar terhadap Allah. Allah berfirman: “Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”. (QS. An-Naml: 65).

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...


Page 6

عن ابن شِهاب أنَّ عُمر بن عبد العزيز أخَّرَ العصرَ شيئًا، فقال له عُروة: أمَا إنَّ جبريلَ قد نزل فصلَّى إمامَ رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقال عمرُ: اعلمْ ما تقولُ يا عُروة قال: سمعتُ بَشِير بن أبي مسعود يقول: سمعتُ أبا مسعود يقول: سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «نَزَل جبريلُ فأمَّني، فصلَّيتُ معه، ثم صَلَّيتُ معه، ثم صَلَّيتُ معه، ثم صَلَّيتُ معه، ثم صَلَّيتُ معه» يحسِبُ بأصابعِه خمسَ صَلَواتٍ.
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Syihāb, bahwa Umar bin Abdul Aziz mengakhirkan sedikit waktu salat Asar. Lalu 'Urwah berkata kepadanya, “Adapun Jibril telah turun lalu salat mengimami Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Kemudian Umar berkata kepadanya, “Periksalah kebenaran yang kamu katakan wahai Urwah!” Dia berkata, “Aku telah mendengar Basyīr bin Abi Mas'ud berkata, “Aku telah mendengar Abu Mas'ud berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Jibril turun kepadaku lalu mengimamiku, aku pun salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya.” Beliau menghitung dengan jari jemarinya sebanyak lima kali salat.
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Jibril -'alaihissalām- turun kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menyampaikan wahyu. Dia turun menjelma dalam berbagai bentuk rupa yang berbeda-beda. Dalam hadis ini Jibril turun kepada beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan mengimaminya salat lima waktu untuk menjelaskan kepada beliau tentang waktu-waktunya. Kisah yang mengiringi hadis ini adalah bahwa Umar bin Abdul Aziz mengakhirkan salat Asar sedikit dari waktunya, lalu 'Urwah bin Zubair mengingkari perbuatannya tersebut dan memberitahunya bahwa Jibril turun kepada Nabi lalu salat mengimami Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Umar pun kaget dengan hal tersebut dan meminta 'Urwah untuk lebih memperhatikan serta memastikan tentang apa yang dikatakannya dan tidak berkata suatu perkara yang tidak ada dalilnya. Kemudian 'Urwah memberitahukan kepada Umar bahwa dirinya telah mendengar Basyīr bin Abi Mas'ud memberitahukan dari Abu Mas'ud al-Badrī bahwa dirinya telah mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahukan bahwa Jibril telah turun dan salat bersama beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sebagai imam pada setiap waktu salat dari salat yang lima waktu. 'Urwah memberitahukan bahwa dirinya telah mendengar hadis ini sehingga dia tahu tata cara, waktu dan rukun-rukun salat.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 7

عن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «ليلةَ أُسْرِيَ بي مررتُ على جبريل في المَلَأ الأعلى كالحِلْسِ البالي مِن خَشيةِ الله عز وجل ».
[حسن] - [رواه ابن أبي عاصم والطبراني]
المزيــد ...

...

Dari Jābir -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Pada malam di mana aku melakukan Isrā`, aku melewati Jibril di antara para malaikat yang mulia, ia seperti pakaian yang lusuh karena takut kepada Allah -'Azzā wa Jallā-.”
Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Ibnu Abi 'Āṣim

Uraian

Dalam hadis ini Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyebutkan bahwa ketika beliau dinaikkan ke langit pada malam Isrā` dan Mi'rāj, beliau melewati Jibril yang tengah bersama para malaikat yang dekat kedudukannya dengan Allah. Beliau melihat Jibril dengan kondisi layaknya pakaian lusuh lagi tipis karena besarnya rasa takutnya kepada Allah -'Azzā wa Jallā-. Ini menunjukan keutamaan ilmu Jibril -'alaihis-salām- terhadap Allah -Ta'ālā- karena siapa yang lebih tahu tentang Allah maka ia lebih takut kepada-Nya.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 8

عن عائشة رضي الله عنها قالت: «كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يَنَام وهو جُنُب من غِير أن يَمَسَّ ماء».
[صحيح] - [رواه أبو داود والترمذي والنسائي في الكبرى وابن ماجه وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah tidur dalam kondisi junub menyentuh air (sebelumnya)."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah tidur setelah bersenggama tanpa mengambil air untuk wudu, mandi, ataupun membasuh kemaluannya. Keumuman pemakaian air tersebut bisa difahami dari kata "mā`an" yang nakirah datang setelah nafi. Kemungkinan kedua adalah beliau tidak mengambil air untuk mandi junub, tetapi ambil air untuk wudu dan ini sesuai dengan hadis-hadis di sahih Bukhari dan sahih Muslim yang dengan jelas menyebutkan bahwa beliau mengambil air untuk membasuh kemaluan dan wudu sebelum tidur, makan, minum dan bersenggama lagi. Di antaranya adalah hadis Ibnu Umar, "Umar pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bolehkah seseorang dari kami tidur dalam kondisi junub?' Beliau menjawab, "Boleh, jika ia telah berwudu." (Muttafaq 'alaih). Dan dari 'Ammār bin Yāsir, "Sesungguhnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberi keringanan untuk orang yang dalam kondisi junub jika ingin makan, minum, atau tidur, cukup dengan berwudu saja, seperti wudu hendak salat. (HR. Ahmad dan Tirmiżi dan ia memandang hadis ini sahih). Namun takwil ini tertolak dengan keumuman hadis di atas. Kesimpulan terbaik adalah bahwa Rasululllah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terkadang tidak mengambil air sama sekali untuk menunjukkan bahwa itu boleh, karena jika beliau terus-menerus melakukannya, bisa-bisa dianggap suatu kewajiban. Ini semua dalam upaya mempermudah umat dan meringankan mereka dalam menjalankan agama.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...


Page 9

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «كيف أَنْعَمُ وقدِ الْتَقَمَ صاحبُ القَرْنِ القَرْنَ وحَنَى جَبهتَه وأَصْغَى سمعَه ينتظرُ أنْ يُؤمَرَ أنْ يَنْفُخَ فينفخُ» قال المسلمون: فكيف نقولُ يا رسولَ الله؟ قال: «قولوا: حسبُنا اللهُ ونِعْمَ الوَكيلُ توكَّلنا على اللهِ ربِّنا» وربما قال سفيان: على الله توكَّلنا.
[صحيح] - [رواه الترمذي وأحمد]
المزيــد ...

...

Dari Abu Sa'īd Al-Khudri -raḍiyyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bagaimana mungkin aku bersenang-senang, sementara malaikat peniup sangkakala telah meletakkan sangkakala di mulutnya, menundukkan dahinya, dan menyiapkan pendengarannya menanti perintah untuk meniup agar ia segera meniup." Kaum muslimin bertanya, "Apa yang harus kami ucapkan, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Ucapkanlah, "Ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl. Tawakkalnā 'alallāhi rabbinā" (Cukuplah Allah bagi kami dan sebaik-baik penolong. Kami bertawakal kepada Allah, Rabb kami). Mungkin saja Sufyan mengatakan, "Alallāhi tawakkalnā" (Kepada Allah kami bertawakal)."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda dalam hadis tersebut, "Bagaimana mungkin aku senang dan bahagia di dunia, serta menikmatinya, sedangkan urusan kiamat sudah dekat, dan malaikat yang bertugas meniup sangkakala -yaitu Israfil- telah meletakkan sangkakala di mulutnya, menundukkan kepalanya, dan bersiap siaga menanti perintah untuk meniup sangkakala agar ia segera meniupnya hingga semua yang ada di langit dan di bumi pingsan, dan terjadilah kiamat?" Tampaknya hal ini -yaitu dekatnya kejadian kiamat- memberatkan dan membebani perasaan para sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu mereka bertanya, "Apa yang harus kami ucapkan wahai Rasulullah?" Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada mereka, "Katakanlah: Ḥasbunallāhu wa ni'mal-wakīl. Tawakkalnā 'allallāhi rabbinā" Yakni, ucapkanlah, "Allah yang mencukupkan kita, dan Dia penanggung kami dan Dia sebaik-baik penanggung, serta kami bertawakal kepada-Nya -subḥānahu-.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...


Page 10

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «أُذِنَ لي أنْ أُحَدِّثَ عن مَلَك مِن ملائكة الله مِن حَمَلَةِ العَرْش، إنَّ ما بين شَحْمةِ أُذُنِه إلى عاتِقِه مَسِيرةُ سبعِمائة عام».
[صحيح] - [رواه أبو داود]
المزيــد ...

...

Dari Jābir bin Abdillah -raḍiyallāhu 'anhumā- dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Saya diizinkan menceritakan tentang salah satu Malaikat Allah yang memikul ‘arasy, bahwa jarak antara bagian bawah telinganya dengan pundaknya sejauh jarak perjalanan tujuh ratus tahun."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Abu Daud

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan di dalam hadis Jābir -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa Allah -Ta’ālā- mengizinkan dan memperkenankan beliau untuk menceritakan kepada umatnya tentang sifat salah satu Malaikat yang agung dari malaikat-malaikat Allah -Ta’ālā- yaitu malaikat yang memikul ‘arsy Ar-Rahmān yang merupakan makhluk yang paling besar, bahwa jarak antara tempat yang lembut di bagian bawah telinganya sampai ke bagian bawah tengkuknya dapat dilalui oleh kuda cepat selama tujuh ratus tahun.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...


Page 11

عن عائشة قالت: كان رسولُ الله صلى الله عليه وسلم مُضْطجِعًا في بيتي، كاشفًا عن فَخِذَيْه، أو ساقَيْه، فاسْتأذَن أبو بكر فأذِنَ له، وهو على تلك الحال، فتحدَّثَ، ثم اسْتأذَن عُمر، فأذِن له، وهو كذلك، فتحدَّث، ثم اسْتأذَن عثمان، فجلس رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وسوَّى ثِيابه -قال محمد: ولا أقول ذلك في يوم واحد- فَدَخَل فتحدَّث، فلمَّا خرج قالت عائشة: دخل أبو بكر فلم تَهْتَشَّ له ولم تُبَالِه، ثم دخل عمر فلم تَهْتَشَّ له ولم تُبَالِه، ثم دخل عثمان فجلستَ وسوَّيتَ ثيابك فقال: «ألا أسْتَحِي من رجل تَسْتَحِي منه الملائكةُ».
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sedang berbaring di rumahku dalam keadaan menyingkapkan kedua pahanya atau kedua betisnya. Lantas Abu Bakar minta izin (untuk masuk), beliau pun memberinya izin dalam kondisi beliau demikian. Lalu ia berbicara. Selanjutnya Umar meminta izin, beliau pun memberinya izin dalam kondisi beliau demikian. Lalu ia berbicara. Selanjutnya Usman minta izin. Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- duduk dan merapikan pakaiannya -Muhammad (perawi) berkata, "Aku tidak mengatakan hal itu terjadi dalam satu hari-. Usman masuk lalu berbicara. Setelah ia keluar, Aisyah berkata, "Abu Bakar masuk tapi engkau tidak menyambutnya dan memperhatikannya. Lantas Umar masuk tapi engkau pun tidak menyambut dan memperhatikannya. Selanjutnya Usman masuk lalu engkau duduk dan merapikan pakaianmu." Beliau bersabda, "Tidakkah aku malu kepada seseorang yang para malaikat malu kepadanya?!"
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- menuturkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sedang berbaring di rumahnya dalam keadaan menyingkap kedua pahanya atau kedua betisnya. Lalu Abu Bakar datang meminta izin untuk masuk. Beliau mengizinkannya dalam kondisi seperti itu, yaitu berbaring dan kedua pahanya atau betisnya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tersingkap. Lantas Abu Bakar bercakap-cakap bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Selanjutnya Umar datang meminta izin. Beliau pun mengizinkannya dalam keadaan seperti itu. Umar pun berbincang-bincang dengan beliau. Lantas datang Usman memohon izin untuk masuk. Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- langsung duduk tegak, merapikan pakaiannya, dan menutup kedua pahanya atau betisnya lalu mengizinkannya masuk. Usman masuk dan berbicara dengan beliau. Setelah ia keluar, Aisyah bertanya, "Abu Bakar datang tapi engkau tidak menyambutnya dan memperhatikan masuknya, lalu Umar masuk tapi engkau tidak menyambutnya dan memperhatikan masuknya. Lantas Usman masuk kemudian engkau duduk tegak, merapikan pakaian, dan menutup kedua paha atau betismu?" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, "Tidakkah aku malu kepada seseorang yang para malaikat malu kepadanya?!" Yakni, para malaikat Allah saja malu kepada Usman, maka bagaimana mungkin aku tidak malu kepadanya?! Hadis ini tidak bisa dijadikan dalil bahwa paha bukan aurat karena yang tersingkap dalam hadis tersebut diragukan, apakah kedua betis atau kedua paha. Dengan demikian tidak bisa ditetapkan sebagai dalil bolehnya memperlihatkan paha. Juga karena hadis-hadis yang berkenaan dengan membuka paha bersumber dari perbuatan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bukan dari sabdanya, dan diriwayatkan oleh para sahabat yang junior. Sedangkan hadis-hadis yang mengandung (keterangan) bahwa paha itu aurat adalah hadis-hadis yang sangat memberikan kehati-hatian dan diriwayatkan oleh para sahabat senior, serta berasal dari sabdanya. Tentunya sabda lebih didahulukan dari perbuatan, sebab perbuatan itu memiliki berbagai kemungkinan, juga karena penyingkapan tersebut terjadi dengan orang-orang khusus dan tidak bersifat umum di setiap tempat. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa paha itu aurat, maka merupakan fatwa dari Komite Tetap Fatwa dan Riset Kerajaan Arab Saudi.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 12

عن عبد الله بن الزبير رضي الله عنهما قال: سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: وقد كان الناسُ انهزموا عن رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى انتهى بعضُهم إلى دُون الأَعْراض على جبلٍ بناحيةِ المدينة، ثم رجعوا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وقد كان حَنْظَلة بن أبي عامر الْتَقَى هو وأبو سفيان بن حرْب، فلمَّا اسْتَعْلاه حَنْظَلة رآه شَدَّاد بن الأسْود، فعَلَاه شَدَّاد بالسيْف حتى قتله، وقد كاد يَقْتل أبا سفيان، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ صاحبَكم حَنْظَلةُ تُغَسِّلُه الملائكةُ، فسَلُوا صاحبتَه»، فقالت: خرج وهو جُنُبٌ لما سمِع الهائِعَة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «فذاك قد غَسَّلَتْه الملائكةُ».
[حسن] - [رواه ابن حبان والحاكم والبيهقي]
المزيــد ...

...

Dari Abdullah bin Zubair -raḍiyallāhu 'anhumā-, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda pada saat orang-orang melarikan diri dari sisi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- hingga sebagian mereka sampai di perkampungan di gunung arah Madinah. Selanjutnya mereka kembali lagi kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sedangkan pada saat itu Ḥanẓalah bin Abi 'Āmir sedang berduel dengan Abu Sufyan bin Ḥarb. Saat Ḥanẓalah berhasil mengunggulinya, ternyata Syaddād bin al-Aswad melihatnya, ia pun segera menebaskan pedangnya kepada Ḥanẓalah hingga tewas padahal saat itu ia hampir saja membunuh Abu Sufyan. Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya sahabat kalian, Ḥanẓalah, dimandikan oleh para malaikat. Maka tanyalah istrinya (tentang sebabnya)." Istrinya berkata, "Dia keluar dalam keadaan junub saat mendengar seruan jihad." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu bersabda, "Karena itulah dia dimandikan oleh para malaikat."
Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbān

Uraian

Dalam perang Uhud, pada awalnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan. Kemudian ketika para pemanah melanggar perintah Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka terjadilah suatu kekalahan dan sebagian kaum muslimin kabur meninggalkan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sehingga sebagian mereka sampai ke kampung-kampung di dekat sebuah gunung di arah Madinah. Selanjutnya mereka kembali lagi kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sedangkan saat itu Ḥanẓalah bin Abi 'Āmir sedang berduel dengan Abu Sufyan bin Ḥarb, panglima perang kaum musyrikin dalam pertempuran. Ketika Ḥanẓalah sudah mengalahkannya dan hampir membunuhnya, tiba-tiba seorang lelaki musyrik, yaitu Syaddād bin al-Aswad, melihatnya lalu menebas Ḥanẓalah dengan pedangnya hingga menewaskannya. Ketika perang usai, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahu para sahabat bahwa para malaikat memandikan jenazah Ḥanẓalah, dan beliau menyuruh mereka untuk bertanya kepada istri Ḥanẓalah mengenai keadaannya. Mereka pun bertanya kepada istrinya. Ia lalu memberitahu mereka bahwa ketika Ḥanẓalah mendengar seruan jihad, ia pun keluar dalam keadaan junub. Dengan demikian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahu mereka bahwa para malaikat telah memandikannya karena dia mati syahid dalam keadaan junub.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur

Tampilkan Terjemahan

...


Page 13

عن أبي بن كعب، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «لما تُوُفِّيَ آدمُ غَسَّلَتْه الملائكةُ بالماء وِتْرًا، وأَلْحَدُوا له، وقالوا: هذه سُنَّةُ آدَمَ في وَلَدِه».
[صحيح] - [رواه الطبراني والحاكم]
المزيــد ...

...

Dari Ubay bin Ka'ab, dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Ketika Adam meninggal dunia, para malaikat memandikannya dengan air dalam bilangan ganjil dan mereka membuat liang lahat untuknya. Mereka berkata, "Ini sunah Adam pada anaknya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Hakim

Uraian

Ketika Adam -'alaihis-salām- meninggal dunia, para malaikat memandikannya dengan bilangan ganjil; satu, tiga atau lima kali, mereka juga membuat celah di sisi lubang kubur, dan menguburkannya di dalamnya, serta berkata, "Ini sunah Adam pada anaknya." Yakni, anak Adam diperlakukan sebagaimana perlakuan kepada bapak mereka, yaitu di mandikan dan dikuburkan sesuai dengan tata cara tersebut. Hanya anaknya yang mendapatkan petunjuklah yang berpegang teguh kepada hal itu.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 14

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم : «إذا كان يوم الجمعة وقَفَتِ الملائكةُ على باب المسجد يَكْتُبون الأوّلَ فالأوّلَ، ومَثَلُ المُهَجِّر كمثل الذي يُهْدي بَدَنةً، ثم كالذي يُهْدي بقرة، ثم كَبْشا، ثم دَجاجة، ثم بَيضة، فإذا خرج الإمام طَوَوُا صُحُفَهم، ويسْتَمعون الذِّكرَ».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Jika hari Jumat tiba, para malaikat berdiri di pintu masjid untuk mencatat orang yang pertama datang dan seterusnya. Orang yang pertama kali datang laksana orang yang berkurban dengan seekor unta, kemudian setelahnya seperti orang yang berkurban dengan seekor sapi, kemudian seekor domba, kemudian seekor ayam, kemudian sebutir telur. Jika imam sudah menuju mimbar maka para malaikat melipat catatan mereka kemudian mendengarkan zikir (khotbah)."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Para malaikat berdiri di pintu masjid-masjid pada hari Jumat. Mereka mencatat orang yang pertama kali masuk dan seterusnya. Perumpamaan pahala orang yang berangkat pagi hari untuk salat Jumat laksana pahala orang yang menyembelih unta jantan atau betina untuk mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-. Pahala orang yang datang setelahnya laksana pahala orang yang menyembelih seekor sapi untuk mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-. Pahala orang yang datang setelahnya laksana pahala orang yang menyembelih domba untuk mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-. Pahala orang yang datang setelahnya laksana pahala orang yang menyembelih seekor ayam untuk mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-. Pahala orang yang datang setelahnya laksana pahala orang yang berkurban dengan sebutir telur kepada Allah -Ta'ālā-. Jika imam sudah berdiri dan naik ke mimbar untuk memulai khutbah, maka para malaikat menutup buku catatan nama-nama orang yang pergi Jumat satu demi satu, sedangkan pahala mereka sesuai tingkatan mereka dalam kesegeraan menghadiri jumatan. Selanjutnya para malaikat duduk menyimak khotbah bersama manusia.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...


Page 15

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه : أنَّ أُسَيْد بن حُضَيْر بينما هو ليلةً يَقْرأ في مَرْبَدِه، إذ جالَتْ فَرَسُه، فقرأ، ثم جالَتْ أخرى، فقرأ، ثم جالَتْ أيضا، قال أُسَيْد: فخشيتُ أن تَطَأَ يحيى، فقمتُ إليها، فإذا مِثلُ الظُّلَّة فوق رأسي فيها أَمْثال السُّرُج، عَرَجَتْ في الجَوِّ حتى ما أراها، قال: فغدوتُ على رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقلت: يا رسول الله بينما أنا البارِحَةَ من جَوْف الليل أقرأ في مِرْبَدي، إذ جالَتْ فَرَسي، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «اقرأ ابنَ حُضَيْر» قال: فقرأتُ، ثم جالَتْ أيضًا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «اقرأ ابنَ حُضَيْر» قال: فقرأتُ، ثم جالَتْ أيضًا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «اقرأ ابنَ حُضَيْر» قال: فانصرفتُ، وكان يحيى قريبًا منها، خشيتُ أن تَطَأَه، فرأيتُ مثل الظُّلَّة فيها أمْثال السُّرُج، عَرَجَتْ في الجَوِّ حتى ما أراها، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «تلك الملائكةُ كانت تستمِعُ لك، ولو قرأتَ لأصبحَتْ يراها الناسُ ما تَسْتَتِرُ منهم».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abu Sa'id Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa suatu malam ketika Usaid bin Ḥuḍair sedang membaca (Al-Qur`ān) di tempat penyimpanan kurma, tiba-tiba kudanya meronta-ronta. Ia membaca lagi lalu kuda itu meronta-ronta lagi. Ia membaca lagi lalu kuda itu meronta-ronta lagi. Usaid berkata, "Aku khawatir kalau-kalau kudaku menginjak Yahya. Lantas aku berdiri ke arah kuda itu, ternyata di atas kepalaku ada sesuatu seperti awan yang di dalamnya ada seperti lampu-lampu. Awan itu naik membumbung ke udara sampai aku tak bisa melihatnya." Usaid berkata, "Maka di pagi harinya, aku menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan berkata, "Wahai Rasulullah, tadi malam ketika aku sedang membaca Alquran di tempat penyimpanan kurma, tiba-tiba kudaku meronta-ronta!" Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bacalah terus wahai Ibnu Ḥuḍair!" Usaid bin Ḥuḍair melanjutkan, "Aku pun membaca." Kuda itu meronta-ronta lagi." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bacalah terus wahai Ibnu Ḥuḍair!" Usaid berkata; "Lalu aku kembali membacanya, dan kudaku kembali seperti itu." Kemudian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Bacalah terus wahai Ibnu Ḥuḍair!" Usaid berkata, "Lalu aku berpindah tempat karena Yahya dekat dengannya, dan aku khawatir ia terinjak olehnya. Kemudian aku melihat di atas kepalaku ada segumpal awan yang di dalamnya seperti lampu-lampu terang naik membumbung ke udara sampai aku tak bisa melihatnya." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pun bersabda, "Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu, kalau kamu terus membacanya maka tentu orang lain dapat melihat malaikat tersebut tanpa terhalang sedikit pun."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Suatu malam Usaid bin Ḥuḍair -raḍiyallāhu 'anhu- sedang membaca Al-Qur`ān di tempat penyimpanan kurma, sedangkan kudanya terikat di sampingnya, dan Yahya, putranya sedang tidur di sisinya. Ketika Usaid membaca, kuda bergerak dan meronta-ronta. Ketika dia diam, kuda pun tenang. Lantas Usaid membaca satu kali lagi, kuda itu pun bergerak dan meronta-ronta. Demikianlah terjadi tiga kali. Usaid khawatir kuda itu akan menginjak Yahya, putranya. Ia pun menghentikan bacaan dan berdiri menuju kudanya untuk melihat sebab gerakannya. Selanjutnya dia melihat di atasnya ada seperti satu awan yang di dalamnya terdapat hal-hal yang menyerupai pelita. Awan itu lalu naik ke langit hingga Usaid tidak bisa lagi melihatnya. Pada pagi harinya, Usaid pergi kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lalu menceritakan apa yang terjadi. Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepadanya untuk menghilangkan ketakutannya, menjelaskan kepadanya mengenai ketinggian derajatnya, dan menegaskan kepadanya hal yang menambah ketenangannya, "Bacalah, wahai Ibnu Ḥuḍair." Beliau mengucapkannya tiga kali untuk penegasan. Yakni, ulangilah dan bacalah selalu Alquran yang menyebabkan terjadinya kondisi ajaib ini. Hal ini sebagai pemberitahuan bahwa dia tidak perlu meninggalkan bacaan Alquran jika hal itu terjadi kepadanya di masa mendatang, akan tetapi ia hendaknya terus-menerus membacanya karena besarnya keutamaannya. Selanjutnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menerangkan bahwa para malaikat itu menyimak bacaan Alqurannya, dan seandainya dia membacanya sampai pagi, niscaya orang-orang akan melihat para malaikat tersebut tanpa ada tabir penghalang.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur

Tampilkan Terjemahan

...


Page 16

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ لله ملائكةً سَيَّاحين في الأرضِ يُبَلِّغوني مِن أُمَّتِي السَّلامَ».
[صحيح] - [رواه النسائي وأحمد والدارمي]
المزيــد ...

...

Dari Abdullah bin Mas'ud -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkelana di bumi untuk menyampaikan kepadaku ucapan salam dari umatku."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Nasā`i

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan dalam hadis ini bahwa Allah -Ta'ālā- memiliki para malaikat yang banyak berkelana di muka bumi. Jika ada seorang dari umat ini mengucapkan salam kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka mereka menyampaikannya kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan berkata kepada beliau, "Sesungguhnya si fulan menyampaikan salam kepadamu."

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 17

عن ابن عباس رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يوم بدر: «هذا جبريلُ، آخذٌ برأس فَرَسِه، عليه أَدَاةُ الحَرْب».
[صحيح] - [رواه البخاري]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā- bahwa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda dalam perang Badar, "Inilah Jibril sedang memegang kepala kudanya dengan membawa alat perang."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari

Uraian

Topik hadis ini ialah keikutsertaan para malaikat dalam perang Badar di bawah pimpinan Jibril -'alaihis-salām-. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa dirinya melihat Jibril -'alaihis-salām- dalam perang Badr sedang mengendarai kudanya sambil membawa senjata perang untuk berperang bersama kaum Mukminin dan menjadi penolong bagi Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- serta pendukung para sahabatnya.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Hausa

Tampilkan Terjemahan

...

Klasifikasi
  • Akidah . Iman Kepada para Malaikat . Malaikat .
Tampilan lengkap...
  • Hadis: Suatu hari ketika kami bermajelis bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih dan rambutnya hitam pekat, tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan padanya dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya
  • Hadis: "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram atas kamu sekalian, maka janganlah kamu sekalian saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, kamu sekalian itu sesat, kecuali yang Ku-beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian."
  • Hadis: Sesungguhnya Allah membiarkan orang yang zalim. Namun, apabila Allah telah menghukumnya, Dia tidak akan melepaskannya.
  • Hadis: Allah menugaskan untuk rahim satu malaikat, ia berkata, "Wahai Rabbku! Ini adalah setetes mani. Wahai Rabbku! Ini adalah segumpal darah. Wahai Rabbku! Ini adalah segumpal daging. Ketika llah ingin menakdirkan penciptaannya, malaikat berkata, "Wahai Rabbku! Laki-laki atau perempuan? Sengsara atau bahagia? Bagaimana rejekinya? Kapan ajalnya? Kemudian semua itu akan ditulis saat di perut ibunya."
  • Hadis: Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian
  • Hadis: Malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada seekor anjing atau lonceng.
  • Hadis: Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya mustajab. Di dekat kepala orang tersebut ada malaikat yang ditugaskan untuk itu. Setiap kali seorang muslim mendokan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat itu berkata, "Amin dan untukmu seperti (doamu padanya)"


Page 18

عن ابن عباس رضي الله عنه قال: لمَّا كان يومُ بدْر نظر رسولُ الله صلى الله عليه وسلم إلى المشركين وهم ألف، وأصحابه ثلاثُمائة وتسعة عشر رجلا، فاستقبل نبيُّ الله صلى الله عليه وسلم القبلةَ، ثم مدَّ يديْه، فجعل يَهْتِف بربِّه: «اللهمَّ أَنْجِزْ لي ما وعدْتَني، اللهم آتِ ما وعدْتَني، اللهمَّ إنْ تَهْلِك هذه العِصابةُ من أهْل الإسلام لا تُعْبَد في الأرض»، فما زال يَهْتِف بربِّه، مادًّا يديْه مستقبلَ القِبلة، حتى سقط رِداؤه عن مَنْكبيه، فأتاه أبو بكر فأخذ رِداءه، فألقاه على مَنْكبيه، ثم التَزَمه مِن وَرَائه، وقال: يا نبيَّ الله، كفاك مناشَدَتَك ربَّك، فإنَّه سيُنْجِز لك ما وعَدَك، فأنزل الله عز وجل : {إذ تستغيثون ربَّكم فاستجاب لكم أنِّي مُمِدُّكم بألف من الملائكة مُرْدِفين} [الأنفال: 9] فأمدَّه اللهُ بالملائكة، قال أبو زميل: فحدثني ابن عباس، قال: بينما رجلٌ من المسلمين يومئذ يشتَدُّ في أَثَر رَجُلٍ من المشركين أمامه، إذ سَمِع ضربةً بالسَّوْط فَوْقَه وصَوْت الفارس يقول: أقدِم حَيْزُوم، فنَظَر إلى المشرك أمامه فخَرَّ مُسْتَلْقيًا، فنظر إليه فإذا هو قد خُطِمَ أنفُه، وشُقَّ وجهُه، كضرْبة السَّوْط فاخْضَرَّ ذلك أجمعُ، فجاء الأنصاري، فحدَّث بذلك رسولَ الله صلى الله عليه وسلم ، فقال: «صدَقْتَ، ذلك مِن مَدَدِ السماء الثالثة»، فقَتَلوا يومئذ سبعين، وأَسَروا سبعين، قال أبو زميل، قال ابن عباس: فلمَّا أَسَروا الأُسارى، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لأبي بكر وعمر: «ما تَرَوْن في هؤلاء الأُسارى؟» فقال أبو بكر: يا نبي الله، هم بنو العَمِّ والعَشِيرة، أَرَى أن تَأْخُذ منهم فِدْيَةً فتكون لنا قوَّةً على الكفار، فعسى اللهُ أنْ يهديَهم للإسلام، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «ما تَرى يا ابنَ الخطَّاب؟» قلت: لا واللهِ يا رسول الله، ما أرى الذي رأى أبو بكر، ولكني أرى أنْ تُمَكِنَّا فَنَضْرب أعناقَهم، فتُمَكِّنْ عليًّا من عَقِيل فيضرب عنقَه، وتُمَكِّنِّي من فلان نسيبًا لعمر، فأضرب عنُقه، فإن هؤلاء أئمةُ الكفر وصَناديدُها، فهَوِيَ رسول الله صلى الله عليه وسلم ما قال أبو بكر، ولم يَهْوَ ما قلتُ، فلمَّا كان من الغَدِ جئتُ، فإذا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم وأبو بكر قاعدين يبكيان، قلتُ: يا رسول الله، أخبرني مِن أي شيء تبكي أنت وصاحبُك؟ فإن وجدتُ بكاءً بكيْتُ، وإن لم أجد بكاء تَباكيْتُ لِبُكائكما، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " أبكي للذي عُرِضَ على أصحابك مِن أخذِهم الفِداء، لقد عُرِضَ عليَّ عذابَهم أدْنى مِن هذه الشجرة -شجرةً قريبةً من نبي الله صلى الله عليه وسلم- وأنزل الله عز وجل : {ما كان لِنَبِيٍّ أن يكون له أَسرى حتى يُثْخِنَ في الأرض} [الأنفال: 67] إلى قوله {فكلوا مما غَنِمْتُم حلالا طيِّبا} [الأنفال: 69] فأحلَّ الله الغنيمةَ لهم.
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu 'Abbās -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Ketika perang Badar, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memandangi kaum musyrikin yang berjumlah 1000 pasukan, sedangkan sahabat-sahabatnya berjumlah 319 orang. Lalu Nabiyullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menghadap kiblat, kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya lalu beliau berdoa kepada Rabbnya dengan mengeraskan suara, 'Ya Allah! penuhilah untukku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah! Berikanlah apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah! Jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.' Beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- terus berdoa kepada Rabbnya dan menengadahkan kedua tangannya menghadap kiblat, hingga selendang beliau terjatuh dari pundaknya, lalu datanglah Abu Bakar mengambil selendang tersebut dan memakaikannya kembali ke pundak beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mendekapnya dari belakang seraya berkata, 'Wahai Nabiyullah, cukup sudah munajatmu kepada Rabbmu, karena Dia pasti akan memberikan kepadamu apa yang telah dijanjikan untukmu.' Kemudian Allah -'Azzā wa Jallā- menurunkan ayat, '(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.' (Al-Anfāl: 9). Lalu Allah membantunya dengan mendatangkan para Malaikat'." Abu Zamīl berkata, lalu Ibnu 'Abbās menceritakan kepadaku, ia berkata, "Tatkala ada seorang dari kaum Muslimin pada perang tersebut sedang mengejar seseorang dari kalangan orang kafir yang ada di hadapannya, tiba-tiba dirinya mendengar suara pecutan cambuk dari arah atas dan suara seorang penunggang kuda, dia berkata, 'Majulah Ḥaizūm.' Lalu dirinya menjumpai orang kafir tadi telah jatuh tersungkur mati, dia menghampirinya dan melihat di hidung dan wajah laki-laki itu ada bekas cambuk dan semuanya berwarna hijau. Selanjutnya orang Ansar tadi datang kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan menceritakan kejadian tersebut, maka beliau berkata, 'Engkau benar, itu adalah bantuan dari langit ketiga.' Dan kaum Muslimin pada perang Badar tersebut membunuh tujuh puluh orang kafir serta berhasil menawan tujuh puluh yang lainnya'." Abu Zamīl berkata, Ibnu 'Abbās berkata, "Tatkala kaum Muslimin berhasil menawan para tawanan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, 'Apa pendapat kalian tentang hal yang pantas dilakukan terhadap para tawanan?' Abu Bakar berkata, 'Wahai Nabiyullah, sesungguhnya mereka anak paman dan punya ikatan kekeluargaan dengan kita. Saya berpendapat agar kiranya engkau mengambil tebusan dari mereka dan itu akan menjadi kekuatan bagi kita untuk menghadapi orang-orang kafir. Semoga Allah memberi mereka petunjuk untuk memeluk Islam.' Lalu beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bertanya, 'Bagaimana menurutmu wahai Ibnu Al-Khaṭṭāb?' Aku menjawab, 'Tidak, demi Allah! wahai Rasulullah, aku tidak sependapat dengan Abu Bakar, namun aku berpendapat agar engkau mengizinkan kami untuk membunuh mereka. Engkau persilahkan Ali untuk membunuh Aqīl, dan mempersilahkan diriku untuk membunuh fulan. Karena sesungguhnya mereka itu adalah gembong kekufuran dan pemimpin kesesatan. Kemudian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lebih cenderung kepada pendapat Abu Bakar dan bukan kepada pendapatku. Keeseokan harinya aku datang dan mendapati Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersama Abu Bakar sedang duduk sambil menangis. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku apa yang membuat engkau dan sahabatmu menangis? Seandainya aku mendapati sesuatu yang patut untuk ditangisi, maka aku akan menangis dan jika tidak aku dapati hal itu, maka aku pun akan ikut menangis karena tangisan kalian berdua.' Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menjawab, 'Aku menangisi apa yang disampaikan sahabat-sahabatmu untuk mengambil tebusan mereka, telah diperlihatkan kepadaku siksaan bagi mereka yang lebih dekat daripada pohon ini, -yaitu pohon yang berada dekat dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan Allah -'Azzā wa Jallā- telah menurunkan ayat, 'Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi,' (Al-Anfāl: 67), hingga firman-Nya, 'Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik.' (Al-Anfāl: 69). Lalu Allah menghalalkan ganimah untuk mereka."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Tatkala perang Badar berlangsung, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memandang kepada pasukan kaum musyrikin yang berjumlah 1000 orang. Sedangkan kaum Muslimin hanya berjumlah 319 orang. Beliau telah mengetahui sedikitnya jumlah pasukan kaum Muslimin dibandingkan dengan jumlah pasukan kaum musyrikin. Kemudian Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menghadap kiblat, lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa dengan mengeraskan suaranya, beliau berdoa, "Ya Allah! Penuhilah untukku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah! Berikanlah apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah! Jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini." Maksudnya adalah: Ya Allah, jadikanlah kenyataan untukku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, dan berilah kemenangan kepada kaum Muslimin atas orang-orang kafir, karena jika Engkau binasakan kaum Muslimin, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di bumi ini. Beliau terus berdoa dengan mengangkat kedua tangannya sambil menghadap ke arah kiblat hingga selendang beliau terjatuh dari pundaknya. Lalu datanglah Abu Bakar mengambil selendang beliau dan meletakkannya kembali di atas pundak beliau dan kemudian mendekapnya dari belakang seraya berkata, "Wahai Nabi Allah, cukup sudah munajatmu kepada Rabbmu, karena Dia pasti akan memberikan kepadamu apa yang telah dijanjikan untukmu." Kemudian Allah -'Azzā wa Jallā- menurunkan ayat, "(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, 'Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut'." (Al-Anfāl: 9). Yakni, jika kalian meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah, maka Dia akan memberikannya dan mendatangkan bala bantuan dengan seribu Malaikat. Kemudian Ibnu 'Abbās menceritakan bahwa tatkala ada seorang dari kaum Muslimin dari kaum Ansar pada perang tersebut, sedang mengejar seseorang dari kalangan orang kafir untuk membunuhnya, tiba-tiba dia mendengar suara pecutan cambuk dan suara seorang penunggang kuda, dia berkata, "Majulah Ḥaizūm." Lalu dia perhatikan dan dijumpainya orang kafir tadi telah jatuh tersungkur mati, dia dapati ada bekas cambukan di hidungnya dan luka sobek di wajahnya. Selanjutnya orang Ansar tadi datang kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan menceritakan kejadian tersebut, lalu beliau memberitahunya bahwa itu adalah malaikat dari para Malaikat langit ketiga. Dan Ḥaizūm adalah nama kuda yang ditunggangi oleh Malaikat tersebut. Pada peperangan Badar ini, kaum Muslimin berhasil membunuh tujuh puluh orang kafir serta berhasil menawan tujuh puluh yang lainnya. Tatkala kaum Muslimin berhasil menawan para tawanan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, "Apa pendapat kalian tentang apa yang akan dilakukan terhadap para tawanan?" Abu Bakar berkata, "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya mereka adalah kerabat kita dan keturunan paman kita. Saya berpendapat agar kiranya engkau mengambil tebusan dari mereka dan membebaskan mereka. Uang tebusan itu akan membantu kita menghadapi orang-orang kafir. Semoga Allah memberi mereka petunjuk untuk memeluk Islam.” Dan Umar berkata, "Tidak, demi Allah! wahai Rasulullah, aku tidak sependapat dengan Abu Bakar, namun aku berpendapat untuk membunuh mereka, dan engkau jadikan setiap dari kita membunuh kerabatnya dari para tawanan, karena sesungguhnya mereka itu adalah gembong kekufuran dan para pemimpin kesesatan. Kemudian Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- lebih cenderung kepada pendapat Abu Bakar dan bukan kepada pendapat Umar. Sehari kemudian, Umar datang dan mendapati Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersama Abu Bakar sedang duduk sambil menangis. Umar berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku apa yang membuat engkau dan sahabatmu menangis? Seandainya aku mendapati sesuatu yang patut untuk ditangisi, maka aku akan menangis, dan jika tidak aku dapati hal itu, maka aku akan berusaha untuk menangis dan ikut menangis bersama kalian berdua." Lalu Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahunya bahwa dirinya menangis karena Allah telah memperlihatkan siksaan bagi siapa saja yang menerima harta tebusan dari para tawanan, dan bahwa siksaan mereka itu telah diperlihatkan lebih dekat dari pohon ini, beliaupun menunjuk ke pohon yang berada dekat dari beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-. Dan Allah -'Azzā wa Jallā- telah menurunkan ayat, "Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi" (Al-Anfāl: 67), hingga firman-Nya, "Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik." (Al-Anfāl: 69). Yakni, tidak patut bagi beliau jika memerangi orang-orang kafir yang hendak memadamkan cahaya Allah serta berupaya untuk menghancurkan agama-Nya, terlalu tergesa-gesa menawan mereka dengan tujuan memperoleh harta tebusan dari mereka. Ini adalah perkara yang sedikit maslahatnya dibandingkan kemaslahatan yang dihasilkan dari membunuh mereka dan menghilangkan kejahatan mereka. Selama mereka masih memiliki kekuatan untuk melakukan kejahatan, maka yang lebih tepat adalah tidak menawan mereka. Dan apabila kejahatan mereka telah sirna dan lemah, maka pada saat itu tidak mengapa untuk menjadikan mereka tawanan serta membiarkan mereka tetap hidup. Selanjutnya Allah menghalalkan bagi kaum Muslimin harta rampasan perang yang mereka rampas dari orang-orang kafir.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...


Page 19

عن عائشة رضي الله عنها قالت: لمَّا رجعَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم من الخَنْدَق، ووَضَعَ السِّلاحَ واغتسل، أتاه جِبْريلُ -عليه السلام-، فقال: «قد وضعتَ السِّلاحَ؟ واللهِ ما وضَعْناه، فاخرُج إليهم قال: فإلى أيْنَ؟ قال: ها هُنا، وأشار إلى بَنِي قُرَيْظَةَ، فخرج النبيُّ صلى الله عليه وسلم إليهم».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, ia berkata, "Tatkala Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kembali dari perang Khandaq (parit) dan meletakkan senjata serta mandi, datanglah Jibril -'alaihis-salām- kepada beliau lalu bertanya, "Apakah engkau sudah meletakkan senjata? Demi Allah, kami belum meletakkannya. Pergilah ke daerah mereka." Beliau bertanya, "Ke mana?" Jibril menjawab, "Ke sini." Ia memberi isyarat ke Bani Quraiẓah. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pun keluar menuju kampung mereka."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Ketika Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kembali dari perang Khandaq, yaitu perang Ahzab dengan kemenangan dari Allah atas orang-orang kafir Quraisy dan sekutu mereka, beliau masuk ke rumahnya dan meletakkan senjata serta mandi untuk membersihkan debu peperangan. Lantas Jibril -'alaihis-salām- mendatanginya dan berkata kepada beliau, "Sesungguhnya engkau telah meletakkan senjata, sedangkan para malaikat masih menyandangnya dan belum meletakkannya." Selanjutnya dia memerintahkan beliau keluar untuk memerangi Bani Quraiẓah yaitu satu komunitas Yahudi di sekitar Madinah yang telah melanggar perjanjian bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan membantu orang-orang kafir. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pun keluar bersama para sahabatnya lalu memerangi mereka, dan Allah pun memberikan kemenangan kepada mereka melawan musuhnya.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 20

عن أنس رضي الله عنه قال: «كأنِّي أنظر إلى الغُبار ساطِعًا في زُقَاق بني غَنْم، مَوْكبَ جبريلَ -صلوات الله عليه- حين سار رسولُ الله صلى الله عليه وسلم إلى بني قُرَيْظَة».
[صحيح] - [رواه البخاري]
المزيــد ...

...

Dari Anas -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Aku seolah-olah melihat debu-debu beterbangan di lorong-lorong jalan Bani Ganam." Yaitu rombongan Jibril -ṣalawātullāhi 'alaihi- ketika Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berjalan menuju Bani Quraiẓah."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari

Uraian

Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- mengabarkan bahwa dia melihat debu-debu beterbangan di jalan Bani Ganam -yaitu salah satu marga dari kabilah Khazraj- karena jejak pasukan malaikat dan pemimpin mereka, Jibril -'alaihis-salām- saat mereka berjalan bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk memerangi Bani Quraiẓah. Tentunya melihat jejak ini tidak mengharuskan melihat malaikat, mungkin saja Anas melihat mereka dan mungkin juga tidak melihatnya. Tidak ada keraguan jika Anas mengetahui jejak tersebut sebagai jejak rombongan Jibril dari keterangan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

Terjemahan: Inggris Prancis Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 21

عن أبي هريرة رضي الله عنه ، قال أبو جهل: هل يُعَفِّر محمدٌ وجهَه بين أَظْهُركم؟ قال فقيل: نعم، فقال: واللَّات والعُزَّى لَئِن رأيتُه يفعل ذلك لأَطَأَنَّ على رقبتَه، أو لأُعَفِّرنَّ وجهَه في التراب، قال: فأتى رسولَ الله صلى الله عليه وسلم وهو يصلِّي، زَعَم لَيَطَأ على رقبته، قال: فما فَجِئَهم منه إلا وهو يَنْكِصُ على عَقِبَيْه ويتَّقي بيديْه، قال: فقيل له: ما لك؟ فقال: إنَّ بيْني وبيْنه لخَنْدَقًا من نار وهَوْلًا وأجنِحة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «لو دنا منِّي لاخْتَطفَتْه الملائكةُ عُضْوًا عُضْوًا» قال: فأنزل اللهُ -عزَّ وجلَّ- -لا ندري في حديث أبي هريرة، أو شيء بلغه -: {كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى، أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى، إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى، أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى، عَبْدًا إِذَا صَلَّى، أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى، أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى، أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى} [العلق: 7]- يعني أبا جهل - {أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى، كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ، نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ، فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ، سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ، كَلَّا لَا تُطِعْهُ} [العلق: 14]، زاد عبيد الله -أحد الرواة- في حديثه قال: وأمره بما أمره به. وزاد ابن عبد الأعلى -راوٍ آخر-: {فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ} [العلق: 17]، يعني قومه.
[صحيح] - [رواه مسلم]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, Abu Jahal berkata, "Apakah Muhammad menyungkurkan wajahnya di tengah-tengah kalian?" Ada yang menjawab, "Ya." Ia berkata, "Demi Lata dan Uzzah, bila aku melihatnya melakukan seperti itu, aku akan menginjak lehernya atau aku akan benamkan wajahnya di tanah." Abu Hurairah berkata, "Ia kemudian mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat beliau sedang salat, ia hendak menginjak leher beliau. Tidak ada yang mengejutkan mereka selain ia (Abu Jahal) mundur dan melindungi diri dengan tangan." Ada yang bertanya padanya, "Kamu kenapa?" Ia menjawab, "Antara aku dan dia ada parit dari api, huru hara, dan banyak sayap." Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Andai ia mendekatiku, malaikat akan menyambar anggota badannya satu per satu." Abu Hurairah berkata, "Lalu Allah -'Azza wa Jalla- menurunkan -kami (Nu'aim) tidak tahu apakah ayat ini disebutkan dalam hadis Abu Hurairah ataukah Rasulullah yang ia (Abu Hazim) dengar-, "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan salat. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?" yaitu Abu Jahal "Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak kami akan memanggil malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya." (Al 'Alaq: 7-19) Abdullah menambahkan dalam hadisnya: Ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkannya dengan sesuatu yang diperintahkan pada beliau. Ibnu Abdul a'la menambahkan, "Maka biarlah dia memanggil golongannya" (Al-'Alaq: 17) yaitu kaumnya.
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim

Uraian

Terjemahan: Inggris Prancis Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur

Tampilkan Terjemahan

...


Page 22

عن ابن عمر رضي الله عنهما ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «هذا الذي تحرَّكَ له العرشُ، وفُتِحَتْ له أبوابُ السماءِ، وشَهِدَه سبعون ألفًا من الملائكة، لقد ضُمَّ ضَمَّةً، ثم فُرِّجَ عنه».
[صحيح] - [رواه النسائي]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Inilah orang yang membuat 'Arasy bergetar karenanya, pintu-pintu langit dibukakan untuknya, dan dia disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Dia dihimpit (kuburan) satu kali himpitan lalu dilapangkan untuknya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Nasā`i

Uraian

Dalam hadis ini Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memuji sahabat yang mulia, Sa'ad bin Mu'āż -raḍiyallāhu 'anhu- yang membuat 'Arasy Allah Yang Maha Pengasih bergetar karena senang dengan kedatangannya, dan pintu-pintu langit dibuka baginya untuk turunnya rahmat dan turunnya para malaikat, serta untuk menghiasi (guna menyambut) kedatangannya dan keluarnya ruhnya. Sebab, tempat ruh orang-orang mukmin adalah surga yang berada di atas langit ketujuh. Sebagaimana juga di antara keutamaan sahabat agung ini bahwa jenazahnya dihadiri oleh tujuh puluh ribu malaikat sebagai bentuk penghormatan baginya. Selanjutnya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- disamping menjelaskan keutamaan Sa'ad bin Mu'āż dan kedudukannya yang agung di sisi Allah (beliau juga menjelaskan) bahwa kuburan telah menghimpitnya satu himpitan lalu Allah melapangkan baginya. Himpitan ini tidak ada seorang pun yang selamat darinya. Seandainya ada seorang saja yang selamat darinya, niscaya Sa'ad selamat darinya sebagaimana sabda Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 23

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «على أَنْقَابِ المدينةِ ملائكةٌ لا يدخلُها الطَّاعونُ، ولا الدَّجَّالُ».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Di setiap sisi kota Madinah ada malaikat. Dajjal dan ṭā'ūn tidak akan masuk ke dalamnya."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menuturkan dalam hadis ini bahwa di antara keutamaan Madinah adalah keberadaan para malaikat di berbagai jalur masuk Madinah dan jalan-jalannya dengan misi menjaganya. Dengan demikian, Madinah tidak akan dimasuki Ṭā'ūn -yaitu kematian mengerikan yang epidemi- dan al-Masih Dajjal.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa Portugis

Tampilkan Terjemahan

...


Page 24

عن زيد بن ثابت رضي الله عنه ، قال: كنَّا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم نُؤَلِّفُ القرآنَ من الرِّقاع، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «طُوبَى للشَّام»، فقلنا: لأيٍّ ذلك يا رسولَ الله؟ قال: «لأنَّ ملائكةَ الرحمن باسطةٌ أجنحتَها عليها».
[صحيح] - [رواه الترمذي وأحمد]
المزيــد ...

...

Zaid bin Ṡābit -raḍiyallāhu 'anhu- berkata, Kami sedang bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyusun Al-Qur`ān dari potongan-potongan kain, maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kebaikan bagi Syam." Kami bertanya, "Apa yang menyebabkan hal itu, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Karena malaikat-malaikat Ar-Raḥmān membentangkan sayapnya di atasnya."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi

Uraian

Zaid bin Ṡābit -raḍiyallāhu 'anhu- bercerita bahwa mereka sedang bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyusun Al-Qur`ān dari potongan-potongan kain tempat mereka menulisnya, lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Kebaikan bagi Syam." Maksudnya, kehidupan yang tenang dan baik diperoleh oleh negeri-negeri Syam dan penduduknya. Maka para sahabat bertanya, "Apa yang menyebabkan engkau mengatakan demikian, wahai Rasulullah?" Lantas Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Karena malaikat-malaikat Ar-Raḥmān membentangkan sayapnya di atasnya." Yaitu karena para malaikat membentangkan sayapnya di atas negeri Syam dan penduduknya sehingga mereka menaunginya lalu keberkahan turun padanya serta mereka menghalau kebinasaan dan keburukan darinya serta menjaganya dari kekufuran dan berbagai fitnah. Apakah hal ini berlanjut hingga masa kita sekarang ini, ataukah maksud hadis ini ialah perkara yang terjadi di masa awal setelah kenabian? Hadis ini bersifat mutlak dan tidak melazimkan keberlangsungannya secara terus menerus. Wallāhu a'lam.

Terjemahan: Inggris Prancis Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 25

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إذا طلعَ حاجبُ الشمس فدَعُوا الصلاةَ حتى تَبْرُزَ، وإذا غاب حاجبُ الشمس فدَعُوا الصلاةَ حتى تغيبَ، ولا تَحَيَّنُوا بصلاتِكم طُلُوعَ الشمسِ ولا غروبَها، فإنَّها تطلُعُ بيْن قَرْنَيْ شيطان، أو الشيطان».
[صحيح] - [متفق عليه]
المزيــد ...

...

Dari Ibnu Umar -raḍiyallāhu 'anhumā-, ia berkata, "Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "JJika bagian lingkar luar matahari mulai terbit, janganlah kalian salat hingga terang (sempurna terbitnya), dan jika bagian lingkar luar matahari mulai terbenam, janganlah kalian salat hingga benar-benar telah hilang! Dan janganlah kalian menunggu untuk salat saat terbit atau saat terbenam matahari, karena sesungguhnya matahari terbit di antara dua tanduk setan."
Hadis sahih - Muttafaq 'alaih

Uraian

Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan kita apabila bagian lingkar luar matahari yang pertama kali muncul telah terbit, hendaknya kita tidak melakukan salat hingga matahari terbit seluruhnya dan meninggi. Jika bagian lingkar luar matahari terbenam, hendaknya kita tidak melakukan salat sampai matahari terbenam secara total. Beliau juga melarang kita mendirikan salat saat terbit dan terbenam matahari. Sebab larangan ini karena matahari terbit dan terbenam di antara dua tanduk setan, yakni di antara dua sisi kepalanya karena setan itu berdiri tegak di hadapan matahari saat terbit agar ketika matahari mulai memancarkan cahaya ia tepat berada di antara kedua tanduknya. Dengan demikian ia menjadi kiblat bagi orang yang sujud kepada matahari. Demikian juga saat terbenam. Salat dilarang pada waktu tersebut agar tidak menyerupai mereka dalam ibadah.

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Kurdi Hausa

Tampilkan Terjemahan

...


Page 26

عن أبي هريرة رضي الله عنه أنَّه كان يَحمِل مع النبي صلى الله عليه وسلم إدَاوَة لوَضوئِه وحاجَتِه، فَبَيْنَما هو يتْبَعُه بها، فقال: «مَنْ هذا؟» فقال: أنا أبو هريرة، فقال: «ابْغِني أحجارًا أسْتَنْفِض بها، ولا تأتِني بعَظْم ولا بِرَوْثَة». فأتيتُه بأحجار أحْمِلها في طرَف ثوبي، حتى وضعتُها إلى جَنْبه، ثم انصرفتُ حتى إذا فَرَغ مشيْتُ، فقلتُ: ما بالُ العَظْم والرَّوْثَة؟ قال: «هما مِنْ طعام الجِنِّ، وإنه أتاني وَفْدُ جِنِّ نَصِيبين، ونِعْمَ الجن، فسألوني الزَّادَ، فدَعَوْتُ اللهَ لهم أن لا يَمُرُّوا بعَظْم ولا برَوْثة إلَّا وجدوا عليها طعامًا».
[صحيح] - [رواه البخاري]
المزيــد ...

...

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa dirinya pernah bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membawakan wadah berisi air untuk berwudu dan memenuhi keperluan beliau. Ketika dia ikut bersama beliau dengan membawa wadah berisi air tersebut, beliau bertanya, "Siapa ini?" Abu Hurairah menjawab, "Saya, Abu Hurairah." Beliau bersabda, "Tolong carikan aku batu untuk bersuci, dan jangan kamu mengambil tulang dan kotoran hewan." Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa batu dengan ujung pakaianku. Hingga aku meletakkannya di samping Rasulullah, setelah itu aku beranjak pergi. Ketika beliau selesai dari keperluannya, aku pun berjalan bersama beliau. Kemudian aku bertanya, "Ada apa dengan tulang dan kotoran hewan?" Beliau menjawab, "Keduanya adalah makanan jin. Aku pernah didatangi oleh utusan bangsa jin Naṣībīn dan mereka adalah golongan jin yang paling baik. Mereka meminta bekal makanan kepadaku. Maka, aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka menjumpai tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan."
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari

Uraian

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- sedang berada dalam perjalanan bersama Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sambil membawakan wadah berisi air untuk wudu beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan juga untuk beristinja. Lalu beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyuruhnya untuk mencarikan beberapa butir batu untuk beristinja, serta agar tidak membawakannya tulang belulang dan kotoran hewan. Kemudian Abu Hurairah memberikan kepada beliau bebatuan yang dia bawa dengan ujung bajunya dan meletakkannya di samping beliau lalu pergi. Tatkala Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- telah selesai menunaikan hajatnya, Abu Hurairah bertanya kepada beliau tentang alasan tidak beristinja dengan tulang belulang dan kotoran hewan. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberitahunya bahwa keduanya adalah makanan bagi bangsa Jin. Dan bahwa utusan bangsa Jin Naṣībīn -yaitu satu negeri terkenal yang berada di antara Syam dan Irak- pernah datang kepada beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memuji mereka dengan sanjungan kebaikan. Mereka pernah meminta makanan kepada beliau, lalu beliau -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka menjumpai tulang dan kotoran hewan melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan. Sebagaimana telah disebutkan juga di dalam sahih Muslim, "Makanan halal untuk kalian adalah semua tulang hewan yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Ketika tulang itu kalian ambil, akan penuh dengan daging, dan kotoran binatang akan menjadi makanan bagi hewan kalian."

Terjemahan: Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia China Persia Indian Uyghur Kurdi

Tampilkan Terjemahan

...