Berikut ini yang merupakan Senyawa Biner dengan unsur-unsur nonlogam adalah

Pada zaman dahulu, zat kimia diberi nama sesuai dengan nama penemunya, fungsi zat, nama tempat, nama zat asal, sifat zat dan sebagainya. Sebagai contoh:

1.Na2SO4 diberi nama “garam glauber” karena penemunya adalah J. R. Glauber.

2.Na2CO3 diberi nama “soda pencuci” karena berfungsi untuk mencuci air dari ion Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan air.

Dengan semakin bertambahnya jumlah zat yang ditemukan, baik alami ataupun buatan, maka perlu adanya tata nama yang dapat memudahkan penyebutan nama suatu zat. IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry) merupakan badan internasional yang membuat tata nama zat kimia yang ada di dunia ini.


Akan tetapi, untuk kepentingan tertentu nama zat yang sudah lazim (nama trivial) lebih sering digunakan karena telah diketahui banyak orang. Contohnya nama asam cuka lebih dikenal dibanding asam asetat atau asam etanoat. Untuk memudahkan penamaan, senyawa dikelompokkan menjadi 2 yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa anorganik dibagi dua yaitu senyawa biner dan senyawa poliatomik. Nah dalam artikel kali ini akan dibahas secara khusus mengenai aturan tata nama senyawa biner.

Apa itu Senyawa Biner?

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri atas dua jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3) dan metana (CH4). Ketiga senyawa tersebut hanya tersusun atas dua jenis unsur yaitu hidrogen dan oksigen pada senyawa air, nitrogen dan hidrogen pada amonia serta karbon dan hidrogen pada metana. Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa biner dibedakan menjadi dua jenis yaitu senyawa biner ionik dan senyawa biner kovalen.

Senyawa biner ionik adalah senyawa biner yang terbentuk karena ikatan ion (logam dengan non logam) sedangkan senyawa biner kovalen adalah senyawa biner yang terbentuk karena ikatan kovalen (non logam dengan non logam). Kedua jenis senyawa biner ini memiliki aturan tata nama yang berbeda. Untuk memahaminya, silahkan kalian simak secara seksama penjelasan berikut ini.

Tata Nama Senyawa Biner Kovalen (Nonlogam dan Nonlogam)

Senyawa biner kovalen terbentuk dari ikatan kovalen dimana ikatan ini terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang saling memasangkan elektron valensi atau dengan kata lain terjadi penggunaan bersama pasangan elektron ikatan (elektron valensi yang digunakan untuk berikatan). Contohnya adalah CO2, H2O, NH3, HCl dan BF3. Aturan penulisan nama pada senyawa biner kovalen adalah sebagai berikut.

#1 Penulisan Rumus Senyawa Nonlogam-Nonlogam

A)Unsur yang nilai elektronegativitas lebih kecil (bilangan oksidasi positif) ditulis di depan. Sedangkan unsur yang elektronegativitasnya lebih besar (bilangan oksidasi negatif) ditulis dibelakang.

Contoh: senyawa air ditulis H2O bukan OH2 karena elektronegativitas H (2,1) < O (3,5) sehingga unsur H diletakkan di depan. Contoh lainnya adalah CO, CO2 dan CCl4.

B)Khusus untuk senyawa yang tersusun antara C dan H, penulisan C di depan dan H di belakang meskipun elektronegativitas H (2,1) < C (2,5). Contoh: metana ditulis CH4 bukan H4C. untuk senyawa yang terdiri dari N dan H, penulisan N di depan sedangkan H di belakang, meskipun elektronegativitas H (2,1) < N (3,0). Contoh: amonia ditulis NH3 bukan H3N.

Supaya lebih jelas, unsur-unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ini, ditulis di depan.

Berikut ini yang merupakan Senyawa Biner dengan unsur-unsur nonlogam adalah

#2 Nama Senyawa Nonlogam-Nonlogam

A)Senyawa biner nonlogam dan nonlogam diberi dengan aturan: nama unsur pertama disebutkan, diikuti nama unsur kedua dengan akhiran ida.

B)Jumlah unsur disebutkan dalam bahasa Yunani:

1

=

Mono

6

=

Heksa

2

=

Di

7

=

Hepta

3

=

Tri

8

=

Okta

4

=

Tetra

9

=

Nona

5

=

Penta

10

=

Deka


C)Unsur pertama tidak perlu disebutkan mono bila unsurnya hanya satu.

Contoh:

N2O

:

Dinitrogen monoksida

NO

:

Nitrogen monoksida (bukan mononitrogen monoksida)

NO2

:

Nitrogen dioksida (bukan mononitrogen dioksida)

N2O5

:

Dinitrogen pentaoksida

D)Untuk senyawa yang terdapat unsur hidrogen (H), jumlah unsur baik unsur pertama dan kedua tidak perlu disebutkan dengan awalan Yunani. Selain itu, nama hidrogen boleh diganti dengan kata “asam”.

Contoh:

HCl

:

Hidrogen klorida atau asam klorida (bukan hidrogen monoklorida)

HF

:

Hidrogen fluorida atau asam fluorida (bukan hidrogen monofluorida)

HBr

:

Hidrogen bromida atau asam bromida (bukan hiroden monobromida)

H2S

:

Hidrogen sulfida atau asam sulfida (bukan dihidrogen monosulfida)

#3 Senyawa Umum

Senyawa-senyawa yang umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan-aturan di atas.

Contoh:

H2O

:

Air (bukan hidrogen oksida)

NH3

:

Amonia (bukan nitrogen trihidrida)

CH4

:

Metana (bukan karbon tetrahidrida)

Tata Nama Senyawa Biner Ionik (Logam dan Nonlogam)

Senyawa biner ionik terbentuk dari ikatan ion antara unsur logam dan nonlogam. Pada ikatan ion terjadi serah terima elektron dimana unsur yang melepaskan elektron (logam) akan menjadi ion positif atau kation sedangkan unsur yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Berikut ini adalah beberapa nama kation dan anion yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel Penamaan Kation dan Anion Beberapa Unsur

Kation

Nama

Anion

Nama

Na+

Natrium

H-

Hidrida

K+

Kalium

N3-

Nitrida

Rb+

Litium

O2-

Oksida

Cs+

Sesium

S2-

Sulfida

Mg2+

Magnesium

F-

Fluorida

Ca2+

Kalsium

Cl-

Klorida

Sr2+

Stronsium

Br-

Bromida

Ba2+

Barium

I-

Iodida

Al3+

Aluminium

Se2-

Selenida

Zn2+

Seng

P3-

Fosfida

Ag+

perak

As3-

Arsenida

#1 Penulisan Rumus Senyawa Logam-Nonlogam

Unsur logam atau unsur yang bertindak sebagai kation ditulis di depan dan unsur nonlogam atau unsur yang bertindah sebagai anion ditulis di belakang. Contoh: besi klorida ditulis FeCl3 bukan Cl3Fe, karena Fe merupakan unsur logam ditulis di depan sedangkan Cl unsur nonlogam ditulis di belakang.

#2 Nama Senyawa Logam-Nonlogam

A)Nama unsur logam (di depan) disebutkan, diikuti nama unsur nonlogam ditambah akhiran ida. Berbeda dengan senyawa kovalen (nonlogam dan nonlogam), untuk senyawa ion (logam dan nonlogam) jumlah unsur tidak perlu disebutkan dengan awalan Yunani.

Contoh:

KBr

:

Kalium bromida (bukan kalium monobromida)

MgBr2

:

Magnesium bromida (bukan magnesium dibromida

B)Logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, bilangan oksidasinya ditulis dalam kurung dengan angka romawi.

Contoh:

Cu2O

:

Tembaga (I) oksida

CuO

:

Tembaga (II) oksida

FeCl2

:

Besi (II) klorida

FeCl3

:

Besi (III) klorida

Unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu di antaranya: Fe, Sn, Hg, Au, Pb dan Cu. Bilangan oksidasi (biloks) adalah nilai muatan (dapat berharga positif atau negatif) dari atom dalam pembentukan suatu molekul atau ion. Adapun aturan penetapan biloks dibahas lebih lanjut dalam materi reaksi redoks (reduksi-oksidasi).

Contoh Soal Tata Nama Senyawa Biner dan Pembahasan

untuk memberi nama suatu senyawa biner langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi jenis unsur-unsur yang menyusun senyawa tersebut. Jika unsur penyusun senyawa adalah logam dengan logam maka gunakan aturan tata nama senyawa ionik. Apabila unsur penyusun senyawa adalah logam dan nonlogam, maka gunakan rumus tata nama senyawa kovalen. Untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal berikut ini adalah tabel sistem periodik unsur yang menunjukkan jenis unsur logam dan nonlogam.


IA

VIIIA

1

2

H

IIA

IIIA

IVA

VA

VIA

VIIA

He

3

4

5

6

7

8

9

10

Li

Be

B

C

N

O

F

Ne

11

12

13

14

15

16

17

18

Na

Mg

IIIB

IVB

VB

VIB

VIIB

VIIIB

IB

IIB

Al

Si

P

S

Cl

Ar

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

K

Ca

Sc

Ti

V

Cr

Mn

Fe

Co

Ni

Cu

Zn

Ga

Ge

As

Se

Br

Kr

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

Rb

Sr

Y

Zr

Nb

Mo

Tc

Ru

Rh

Pd

Ag

Cd

In

Sn

Sb

Te

I

Xe

55

56

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

Cs

Ba

Lu

Hf

Ta

W

Re

Os

Ir

Pt

Au

Hg

Ti

Pb

Bi

Po

At

Rn

Logam

Nonlogam

Metaloid

Contoh Soal #1

Berilah nama pada senyawa berikut ini.

a)NaBr

b)MgCl2

c)AlCl3

d)Na2S

e)SO2

f)SO3

g)CCl4

h)N2O4


Jawab

a)NaBr merupakan senyawa ionik karena Na logam dan Br nonlogam sehingga nama senyawa ini adalah natrium bromida.

b)MgCl2 merupakan senyawa ionik karena Mg logam dan Cl nonlogam sehingga nama senyawa ini adalah magnesium klorida

c)AlCl3 merupakan senyawa ionik, nama senyawa ini adalah aluminium klorida

d)Na2S merupakan senyawa ionik, nama senyawa ini adalah natrium sulfida

e)SO2 merupakan senyawa kovalen karena S nonlogam dan O juga nonlogam sehingga nama senyawa ini adalah sulfur dioksida atau belerang dioksida

f)SO3 sama seperti senyawa nomor (e) dengan bilangan oksidasi O yang berbeda. Nama senyawa ini adalah belerang trioksida

g)CCl4 merupakan senyawa kovalen karena C nonlogam dan Cl4 juga nonlogam. Nama senyawa ini adalah karbon tetraklorida

h)N2O4 juga merupakan senyawa kovalen sehingga nama senyawa ini yakni dinitrogen tetraoksida

Contoh Soal #2

Tuliskan rumus senyawa dari nama-nama senyawa berikut.

a)Litium sulfida

b)Magnesium oksida

c)Barium iodida

d)Aluminium hidrida

e)Seng klorida

f)Kalium iodida

g)Boron triklorida

h)Belerang heksafluorida

i)Dinitrogen pentaoksida

j)Disulfur diklorida


Jawab

a)Litium sulfida tersusun atas unsur Li (logam) dan unsur S (nonlogam) maka senyawa ion. Litium bertindak sebagai kation (Li+) sedangkan Sulfur bertindak sebagai anion (S2-) sehingga Li+ + S2- = Li2S

b)Magnesium oksida merupakan senyawa ion dengan kationnya Mg2+ dan anion O2- sehingga Mg2+ + O2- = MgO

c)Barium iodida merupakan senyawa ionik, Ba2+ + I- = BaI2

d)Aluminium hidrida merupakan senyawa ionik, Al3+ + H- = AlH3

e)Seng klorida merupakan senyawa ionik, Zn2+ + Cl- = ZnCl2

f)Kalium iodida merupakan senyawa ionik, K+ + I- = KI

g)Boron triklorida memiliki awalan angka dalam bahasa Yunani, sehingga merupakan senyawa kovalen. Senyawa ini tersusun atas satu atom boron dan tiga atom klor, jadi rumus kimianya adalah BCl3

h)Belerang heksafluorida tersusun atas satu atom S dan enam atom F sehingga rumus kimianya adalah SF6

i)Dinitrogen pentaoksida tersusun atas dua atom N dan 5 atom O sehingga rumus kimianya adalah N2O5

j)Disulfur diklorida memiliki rumus kimia S2Cl2

Demikianlah artikel tentang tata nama senyawa biner ionik (logam dan nonlogam) dan senyawa biner kovalen (nonlogam dan nonlogam) beserta contoh soal dan pembahasan lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.