Berapa lama alkohol hilang dalam tubuh

Menurut NHS, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memecah alkohol atau anggur sebanyak 250 ml adalah sekitar tiga jam. (Foto: Michael Discenza/Unsplash.com)



Jakarta: Ada berbagai penelitian seputar dampak alkohol pada tubuh. Namun, berapa lamakah alkohol dapat bertahan dalam tubuh? Pada dasarnya, durasi alkohol bertahan dalam darah tergantung pada berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, dan kecepatan metabolisme.  Selain itu, beberapa hal seperti jumlah makanan yang diasup, apakah sedang mengonsumsi obat, kesehatan liver, dan jenis alkohol yang diminum pun berpengaruh.  Menurut NHS, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memecah alkohol atau anggur sebanyak 250 ml adalah sekitar tiga jam. Sementara, untuk satu pint (sekitar 473 ml) alkohol bertahan dalam tubuh sekitar dua jam. 
(Pada dasarnya, durasi alkohol bertahan dalam darah tergantung pada berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, dan kecepatan metabolisme. Foto: Adam Jaime/Unsplash.com)

(Baca juga: Ini Penyebab Seseorang Kecanduan Alkohol)

Jika Anda mulai mengonsumsi alkohol pada sore hari dan terus berlanjut hingga tengah malam, maka efeknya bisa bertahan hingga keesokan harinya.  Sementara itu, alkohol umumnya bertahan dalam urin selama 12-36 jam. Bahkan, tes paling canggih dapat menemukan alkohol dalam urin hingga 80 jam setelah berhenti minum.  Alkohol juga dapat dideteksi pada napas selama 24 jam setelah minum dan dapat dideteksi di rambut hingga 90 hari sesudahnya.

Editor : Yatin Suleha

Mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan peluang berbagai penyakit kronis.

Rabu , 29 Dec 2021, 02:12 WIB

www.freepik.com.

Berapa lama alkohol bertahan di tubuh setelah diminum? (ilustrasi).

Rep: Dian Fath Risalah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi minuman beralkohol dapat membahayakan kesehatan. Sebenarnya, apa saja bahaya konsumsi alkohol bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang ?

Dilansir di laman Men's Health, beberapa waktu lalu, terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol tidak hanya membuat pusing ataupun mabuk berat pada keesokan harinya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS), selain dapat menyebabkan ketergantungan, mengonsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan peluang berbagai penyakit kronis.

Misalnya saja tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kanker tertentu, penyakit hati dan masalah pencernaan, serta sistem kekebalan yang melemah. Bahkan, alkohol juga dapat memicu kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Selain itu, mitos yang menyebut tubuh dapat mengenali minuman alkohol yang berbeda harus diabaikan. Karena, sistem kerja hati setiap orang tidak bisa mengenali segelas anggur ataupun dari koktail campuran. Hati hanya mengenali alkohol. Jika satu minuman memiliki ABV lebih tinggi dari yang lain, maka sistem kerja hati harus bekerja lebih keras.

Bila sudah merasa ketergantungan alkohol, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Karena ketergantungan alkohol memiliki risiko baik efek jangka pendek maupun jangka panjang.

"Metabolisme alkohol sebagian didasarkan pada kebiasaan penggunaan alkohol individu seseorang serta susunan genetik mereka," kata seorang dokter ruang gawat darurat dan Direktur Medis CareHive Health di Austin, Texas, Suneet Singh.

Menurut dr Singh, sebagian besar alkohol dikonsumsi akan dimetabolisme oleh hati. Sementara jumlah yang sangat kecil dicerna sepenuhnya tanpa efek samping.

“Jalan yang diambil alkohol dari konsumsi hingga eliminasi melibatkan proses metabolisme yang pertama kali dimulai di perut di mana berbagai enzim memulai siklus pemecahan secara keseluruhan,” ujarnya.

“Sebagian besar alkohol masuk tanpa perubahan ke usus kecil di mana penyerapan ke dalam aliran darah terjadi, dan setelah mencapai aliran darah, alkohol sebagian besar diangkut ke hati di mana lebih dari 90 persen metabolismenya terjadi,” ujarnya.

Setelah mencapai hati, alkohol diubah menjadi bahan kimia yang disebut asetaldehida. Singh menjelaskan, asetaldehida adalah zat yang bertanggung jawab atas efek tidak menyenangkan yang dapat terjadi bahkan dengan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil, termasuk sakit kepala, mual, dan jantung berdebar.

Secara umum, satu kaleng bir atau satu gelas anggur, akan masuk dalam aliran darah sekitar satu jam setelah dikonsumsi.

Dibutuhkan sekitar lima waktu paruh untuk memproses dan menghilangkan alkohol dari sistem Anda sepenuhnya."Waktu paruh alkohol cenderung sekitar empat hingga lima jam," jelas dr Singh.

"Pada gilirannya, dibutuhkan sekitar satu hari bagi tubuh untuk sepenuhnya membersihkan satu porsi alkohol," ujarnya.

Menurut dr Singh, baik faktor genetik dan lingkungan berkontribusi pada tingkat alkohol dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase (ALDH), dua enzim yang ada di hati yang memengaruhi kecepatan metabolisme tubuh Anda terhadap alkohol.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa pria cenderung memiliki jumlah ADH yang lebih tinggi dibandingkan wanita, dan orang yang mengonsumsi alkohol secara teratur cenderung memiliki jumlah ADH yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang lebih jarang minum.

“Penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar 35-40 persen orang keturunan Asia Timur memiliki jumlah ALDH yang lebih rendah dibandingkan dengan etnis lain," kata dia.

Singkatnya, semakin sedikit enzim metabolisme alkohol yang Anda miliki, semakin lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memetabolisme alkohol serta lebih banyak gejala fisik seperti mual dan sakit kepala. Seberapa banyak mengonsumsi dan seberapa kuat alkohol juga berperan dalam metabolisme dan tingkat enzim.

Dengan jumlah yang lebih tinggi secara mengejutkan berkontribusi pada waktu pemrosesan yang lebih lama. Kesimpulannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan alkohol untuk membersihkan sistem Anda, serta bagaimana hal itu dapat memengaruhi Anda secara fisik, berbeda-beda pada setiap orang. 

Lihat Foto

AndreyCherkasov

Ilustrasi seseorang menolak minum alkohol

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa konsumsi alkohol memang merusak kesehatan.

Namun, masih saja ada beberapa orang yang hobi mengonsumsi alkohol hingga kecanduan.

Terkadang, alkohol juga sering dijadikan sajian saat berpesta atau sekadar ngumpul bersama teman.

Padahal, alkohol telah terbukti memicu berbagai masalah kesehaan, terutama kerusakan lever.

Baca juga: Infeksi Telinga Pada Anak: Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasinya

Berikut yang terjadi dalam tubuh saat mengonsumsi alkohol

Lambung adalah tempat pertama di mana alkohol dicerna oleh tubuh.

Beberapa orang memiliki enzim lambung yang dapat memecah alkohol. Enzim ini membantu mengalihkan sebagian alkohol agar tidak masuk ke aliran darah.

Enzim tersebut dikenal dengan nama alkohol dehydrogenase (ADH) dan aldehyde dehydrogenase (ALDH). Sayangnya, tidak semua orang memiliki enzim tersebut.

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat ADH yang lebih rendah daripada pria," kata ahli hepatologi Jamile Wakim-Fleming.

Setelah itu, alkohol akan dicerna di hati. Hati melakukan tugas berat saat memproses alkohol.

Setelah alkohol melewati lambung, usus kecil, dan aliran darah, hati mulai membersihkanny untuk menghilangkan sekitar 90 persen alkohol dari darah.

Sisa alkohol kemudian keluar melalui ginjal, paru-paru, dan kulit.

Berapa lama proses metabolisme alkohol?

Waktu metabolisme alkohol tergantung pada volume dan kekuatan minuman.

Semakin banyak Anda minum, semakin banyak tubuh Anda harus memprosesnya.

Setelah Anda mulai minum, alkohol membutuhkan waktu sekitar 60 hingga 90 menit untuk mencapai tingkat puncak dalam darah. Kemudian, tubuh mulai memecahnya. Waktu paruh alkohol adalah empat sampai lima jam.

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan tubuh Anda untuk membuang setengahnya.

Tetapi Anda membutuhkan sekitar lima waktu paruh untuk menghilangkan alkohol sepenuhnya dari tubuh.

Jadi, dibutuhkan sekitar 25 jam bagi tubuh Anda untuk membersihkan semua alkohol yang dikonsumsi.

Baca juga: Memahami Kaitan Covid-19 dengan Penyakit Parkinson

Faktor yang memengaruhi metabolisme alkohol

Kecepatan tubuh dalam mencerna alkohol tergantung pada hal berikut:

1. Obat yang dikonsumsi

Banyak resep dan obat bebas memiliki interaksi berbahaya dengan alkohol.

Jadi, jangan sembarangan minum alkohol jika harus mengonsumsi obat.

2. Jenis Kelamin

Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita membutuhkan waktu lebih lama daripada pria untuk memproses alkohol.

3. Umur

Seiring bertambahnya usia, kecepatan pemrosesan alkohol melambat.

4. Kondisi kesehatan

Kondisi ginjal, hati dan perut membuat tubuh Anda lebih sulit memproses alkohol.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA