Bagaimana keadaan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut?

Periodesasi atau pembabakan waktu pada masa pra-aksara di Indonesia salah satunya adalah kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Pada periode ini juga sering dikenal dengan pembabakan masa paleolithikum - mesolithikum. Di bawah ini akan dijelaskan tentang kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana di Indonesia.

Keadaan lingkungan fisik pada masa ini sangat memengaruhi cara hidup manusia purba pendukungnya. Keadaan alam pada masa pleistosen berlangsung selama beberapa juta tahun yang lalu dengan kondisi alam masih tidak stabil, baik dalam bentuk fisik, iklim, maupun perkembangan manusia. Penghidupan hanya terpusat pada usaha mempertahankan diri di tengah alam dengan kemampuan yang serba terbatas. Manusia purba yang hidup pada masa ini terdiri dari jenis Pithecantrophus dan Megantrophus yang teramat sangat menggantungkan kehidupannya pada kondisi alam yang ada.

Daerah-daerah yang diduduki atau ditempati oleh manusia purba pada masa ini haruslah dapat memberikan persediaan makanan dan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, tempat-tempat yang menarik untuk didiami adalah tempat yang cukup mengandung bahan makanan dan air, terutama tempat-tempat yang sering dikunjungi atau dilalui oleh binatang seperti tepian danau, tepi sungai besar, tepi pantai dan lain-lain. Maka, tidaklah mengherankan bahwa penemuan sisa-sisa peninggalan manusia pada masa ini banyak ditemukan di daerah tersebut.

Pada periode ini manusia belumlah mengenal pembagian kerja secara nyata. Kehidupan di dalam kelompok dilakukan secara komunal primitif yang berarti segala alat produksi yang dimiliki oleh manusia adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama. Segala kegiatan dilakukan secara bersama-sama dan untuk kepentingan bersama, antara lain seperti kegiatan berburu dan meramu makanan. Semua kegiatan ini dilakukan oleh seluruh anggota kelompok tanpa memandang gender (jenis kelamin) maupun status sosial yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Kegiatan berburu di dalam kelompok menggunakan alat-alat dari batu sehingga dapatlah dikatakan periode ini sebagai Zaman Batu. Alat-alat yang terbuat dari batu ini masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Semisal adalah sebuah batu bulat yang diikat untuk menjerat binatang, maupun untuk menghancurkan makanan. Peralatan hidup yang dihasilkan pada masa ini sangatlah sederhana dan terbuat dari apa yang disediakan oleh alam seperti batu, tulang dan kayu yang hanya dibentuk sekedar untuk memenuhi tujuan penggunaannya. Di mana alat-alat tersebut digunakan untuk pencarian dan pengolahan bahan makanan seperti umbi-umbian maupun untuk keperluan beruburu hewan.

Berikut ini adalah peralatan yang dihasilkan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana:

1. Kapak Perimbas

Kapak perimbas merupakan alat batu yang dipangkas salah satu permukaan untuk memperoleh ketajamannya. Teknik pembuatannya pada umumnya masih sangat kasar dan tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Pendukung kebudayaan kapak perimbas diduga adalah manusia jenis Pithecantrophus. Di Indonesia, kapak perimbas mempunyai daerah persebaran yang sangat luas meliputi daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Flores dan Timor. Daerah Pacitan, Jawa Timur, merupakan daerah terkaya akan penemuan kapak perimbas sehingga kapak perimbas disebut juga sebagai hasil dari kebudayaan Pacitan.

2. Alat Serpih

Alat serpih merupakan alat yang dibuat dari serpihan batu. Alat serpih ini digunakan sebagai pisau, serut, gurdi, dan penusuk. Bentuk alat serpih tergolong sederhana (seperti tipe clacton) dengan kerucut pukul (bulbus) yang menonjol dan dataran pukul (striking platform) yang lebar dan rata. Teknik clacton merupakan teknik pembuatan alat serpih yang menghasilkan dataran pukul lebar dan kerucut pukul tebal. Tradisi alat serpih menghasilkan perkakas-perkakas yang berbentuk sederhana dengan memperlihatkan kerucut pukul yang jelas. Persebaran alat serpih meliputi wilayah Jawa, Sumatera, Sumbawa, Sulawesi, Flores, dan Timor. Di Indonesia, alat serpih yang ditemukan berasal dari masa akhir Pleistosen Tengah atau awal Pleistosen Atas.

3. Alat-alat Tulang dan Tanduk

Alat-alat dari tanduk biasanya digunakan sebagai mata tombak, pencukil, atau belati. Alat ini ditemukan di Jawa, terutama di daerah Ngandong, Jawa Timur. Oleh karena itu, alat tulang dan tanduk disebut juga sebagai hasil kebudayaan Ngandong. Pendukung kebudayaan ini diperkirakan adalah jenis manusia Pithecantrophus Soloensis.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana di dominasi oleh jenis manusia Pithecantrophus dan Megantrophus. Kehidupan manusia pada masa ini cenderung masih nomaden (berpindah-pindah) maupun semi-nomaden dengan mulai menetap di gua-gua. Kehidupan manusia pada masa ini belum mengenal kepercayaan yang berkaitan dengan hal-hal spiritual. Hal ini dapat terjadi sebab, sebagian besar atau bahkan keseluruhan aktivitas dari kehidupan manusia hanya terfokus untuk mempertahankan kehidupannya, memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu makan di tengah keadaan alam yang masih belum stabil ini.

Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Sederhana dan Tingkat Lanjut – Dalam perkembangannya, masyarakat pada masa prasejarah melalui beberapa tahap dalam hidupnya. Tahap pertama yang akan kita bahas yaitu pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sederhana, kedua yaitu tingkat lanjut. Bagaimana upaya yang dilakukan manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya pada masa ini? simak pembahasan berikut ini.

Kalian harus mengetahui bahwa 90% dari jangka waktu kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang ternyata mereka hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Pada saat itu, lingkungan manusia hidup masih dalam keadaan liar dan keadaan bumi masih labil. Kelabilan bumi dibuktikan dengan banyak terjadinya letusan gunung berapi dan daratan ditutupi oleh hutan yang lebat.

Baca Juga : Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia

Bagaimana keadaan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut?
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, berbagai binatang purba masih hidup didalamnya. Keadaan sungai pada masa ini juga masih sering berpindah-pindah aliran karena disebabkan oleh perubahan bentuk permukaan bumi. Keadaan ini terjadi sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Akibat keadaan ini, perkembangan kebudayaan menjadi sangat lambat.

Perkembangan kebudayaan pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sangat lambat karena disebabkan oleh keadaan alam masih sangat liar dan labil. Disamping keadaan alam, faktor lain yang menjadi penghambat perkembangan kebudayaan yaitu dari manusia pendukungnya yang masih termasuk manusia purba.

Baca Juga : Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Manusia pendukung pada masa berburu dan mengumpulkan makanan yaitu Pithecanthropus  Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Kehidupan manusia pada masa ini masih sangat bergantung pada alam. Kelompok berburu tersusun kedalam keluarga kecil.  Pembagian kerja dilakukan berdasarkan jenis kelamin.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, jenis kelamin laki-laki bertugas untuk berburu binatang buruan, sementara itu jenis kelamin perempuan bertugas untuk mengumpulkan makanan. Makanan yang dikumpulkan berupa hewan-hewan kecil dan tumbuh-tumbuhan yang tidak memerlukan tenaga besar untuk mengumpulkannya. Selain itu, para wanita juga bertugas untuk mengurus anak-anak.

Upaya dalam Mempertahankan dan Mengembangkan Kehidupan

Pada masa ini atau tepatnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia yang hidup juga melakukan upaya untuk mempertahankan kehidupannya dan mengembangkan kehidupan yang berlangsung. Usaha-usaha yang dilakukan meliputi :

  1. Hidup dengan berkelompok dengan jumlah sekitar 10 sampai 15 orang.
  2. Menciptakan berbagai alat yang terbuat dari batu dan tulang. Contoh alat-alatnya yaitu kapak primbas, kapak genggam dan alat-alat serpih maupun tulang.
  3. Mereka hidup berpindah-pindah tempat yang dekat dengan sumber air seperti dekat danau dan dekat dengan sungai.
  4. Suatu penemuan luar biasa pada masa ini yaitu penemuan api. Dari penemuan ini, mereka menggunakan api untuk menghangatkan badan pada musim dingin dan memasak makanan berupa daging agar tidak terlalu keras dan menjadi lunak saat dimakan.

Apa sebenarnya perbedaan antara masa berburu dan mengumpulkan makanan dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut? kalian akan menemukan jawabannya setelah membaca pembahasan kali ini. Simak pembahasan berikut ini.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut berlangsung pada zaman atau kala Pasca-Pleistosen. Kehidupan manusia pada masa ini masih sama seperti pada masa sebelumnya yakni masih bergantung pada alam. Kehidupannya masih seperti sebelumnya seperti berburu binatang di dalam hutan, mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian, biji-bijian, buah-buahan, dan menangkap ikan.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, alat-alat kehidupan seperti kapak genggam dan alat-alat dari tulang masih digunakan dan dikembangkan. Pada masa ini. manusia purba ada yang hidup di daerah pesisir. Makanan pokok mereka yaitu berupa ikan laut dan kerang.

Baca Juga :


1. Sejarah Zaman Logam
2. Sejarah Zaman Batu
3. Sejarah Zaman Megalitikum

Kehidupan di daerah pesisir pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut dibuktikan dengan penemuan tumpukan kulit kerang di bekas tempat tinggal mereka. Selain kulit kerang, ditemukan juga beberapa alat-alat yang mereka gunakan seperti kapak genggam, mata tombak, mata panah dan mata kail.

Perbedaan dari masa sebelumnya

Perbedaan yang muncul pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut dari masa sebelumnya adalah manusia purba yang hidup, mereka lebih lama mendiami suatu tempat. Hal ini dilakukan karena jumlah makanan yang mereka kumpulkan cukup banyak. Selain itu, binatang buruan juga mulai diawetkan dengan cara di jemur dan diberi ramuan.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut juga ditandai dengan tempat tinggal manusia purba pada masa itu yaitu di Gua-gua. Gua yang dipilih untuk ditempati yaitu memiliki letak cukup tinggi yakni seperti di lereng-lereng bukit. Tempat ini dipilih untuk melindungi diri dari ancaman iklim dan binatang buas.

Manusia yang hidup pada masa ini mulai melakukan kegiatan bercocok tanam dengan sederhana dan dilakukan masih berpindah-pindah tempat atau bisa disebut berhuma. Hutan yang akan mereka tanami ditebang dan dibakar sehingga bersih dan siap untuk di tanami. Setelah tanah tidak subur lagi, hutan tersebut mereka tinggalkan untuk mencari tempat baru.

Kehidupan semi menetap pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut memberikan banyak waktu luang bagi manusia pendukung masa ini. Waktu luang yang ada, mereka gunakan untuk membuat alat-alat dari batu dan tulang. Mereka juga membuat lukisan-lukisan pada dinding gua seperti lukisan cap telapak tangan, hewan (babi, kadal), menggambar kegiatan sehari-hari mereka, dll.

Baca Artikel Selanjutnya :

Demikian pembahasan mengenai Sejarah Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Rangkuman Materi. Semoga bermanfaat bagi pembaca semua dan jangan lupa baca artikel menarik lainnya. Sekian terimakasih.

Share ke teman kamu:

Tags :