Tulislah dua Contoh hadis yang lengkap Sanad Matan Rawi dan terjemahannya

Jakarta -

Hadits Nabi merupakan sumber hukum ajaran agama Islam setelah Al-Qur'an. Dalam hadits, juga dikenal beberapa istilah seperti hadits shahih, hasan dan dhaif. Hal ini berimplikasi pada sikap umat Islam dalam memperlakukan dan memberlakukannya sebagai hujjah (dalil).

Show

Isi dari Al-Qur'an tentu tidak perlu diragukan keasliannya karena sudah tidak ada keraguan terhadapnya. Sedangkan hadits perlu sikap kritis untuk menyikapi kehadirannya. Sanad, matan dan rawi menjadi unsur yang penting untuk menentukan derajat sebuah hadits.

1. Sanad

Sanad menurut bahasa adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan sanad menurut istilah adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan hadits. Dikutip dalam buku "Memahami Ilmu Hadits" oleh Asep Herdi, secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits Nabawi, yaitu segala hal yang disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.

2. Matan

"Matan" atau "al-matn" menurut bahasa adalah mairtafa'a min al-ardi atau tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah "kalimat tempat berakhirnya sanad".

Berkenaan dengan matan atau redaksi hadits, maka ada beberapa yang perlu dipahami:

- Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan.
- Matan hadits itu sendiri dalam hubungan dengan hadits lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur'an (apakah ada yang bertolak belakang).

3. Rawi

Rawi adalah unsur pokok ketiga dari sebuah hadits. Kata "Rawi" atau "ar-Rawi" berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-Hadits). Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.

Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap tabaqahnya juga disebut rawi. Sehigga yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan, menerima dan memindahkan hadits.

(lus/erd)

TUGAS HARIAN

HADIST LENGKAP DENGAN SANAD DAN RAWI

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadist

Pengampu: Imamul Huda, M.Pd.I

Disusun oleh :

  • Haryo Febriyanto                        (111-14-)
  • AyuTyas Sulistyani                     (111-14-375) 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI( IAIN )

SALATIGA

2017

Hadist dengan sanad dan rowi

حدثنا عبيدالله بن موسى قال : اخبرنا حنظلة بن ابى سفيان عن اكرمة بن خالد عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال رسول الله ص.م. بني الاسلام على خمس شهادة ان لااله الاالله وان محمد رسول الله واقام الصلاة وايتاء الزكاة والحج وصوم رمضان. “رواه البخارى”

Artinya : “telah menceritakan kepada kami ubaidullah bin musa, ia berkata : telah mengabarkan kepada kami handhalah bin abi sufyan dari ikrimah bin khalid dari ikrimah bin khalid dati ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma berkata : telah bersabda rasulullah saw : didirikan islam itu atas lima perkara : syahadat bahwa tidak ada tuhan selain allah dan muhammad rasulullah, mendirikan solat, membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan ramadhan”.(Riwayat Bukhari)

Deretan kata-kata mulai dari : حدثنا عبيدالله بن موسى sampai kepada قال رسول الله ص.م. itulah yang dinamakan sanad. Dengan demikian, maka urutan-urutan sanad dari hadis diatas adalah sebagai berikut :

  1. Ubaidullah bin musa sebagai sanad pertama atau awal sanad.
  2. Handhalah bin abi sufyan sebagai sanad kedua.
  3. Ikrimah bin khalid sebagai sanad ketiga.
  4. Ibnu umar ra. Sebagai sanad keempat atau akhir sanad.

Deretan kata-kata mulai dari : بني الاسلام sampai kepada وصوم رمضان itulah yang dinamakan matan.

Hadits tersebut diatas , kita temukan pada kitab hadits yang disusun oleh imam bukhari yang bernama : الجامع الصحيح (aljami’u as-shahih) atau lebih dikenal dengan  صحيح البخارى (shahih bukhari). Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi, yakni :

  1. Ibnu umar ra. ………………………sebagai rawi pertama
  2. Ikrimah bin khalid …………………sebagai rawi kedua
  3. Handhalah bin abi sufyan ………….sebagai rawi ketiga
  4. Ubaidullah bin musa ……………….sebagai rawi keempat
  5. Imam bukhari ………………………sebagai rawi kelima atau rawi terakhir.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Qutaibah bin Sa’id telah menyampaikan hadits pada kami. Abd al-Wahab memberitakan pada kami. Dia berkata: Saya mendengar yahya bin Sa’id yang mengatakan: Muhammad bin ibrahim telah memberitahu bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi berkata: Aku mendengar Umar bin al-Khathab berkata: Saya dengar rasul SAW bersabda: Sesungguhnya amal itu dengan niyat. Sesungguhnya bagi setiap orang tergantung pada yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya pada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya untuk kepentingan dunia, atau yang hijrahnya karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang harapkannya.”

Sekilas Sanad dan Rowi

  1. حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ

(Kata imam al-Bukhari), Qutaibah bin Sa’id telah menyampaikan hadits pada kami. Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin Thuraif bin Abd Allah, dikenal dengan nama Abu Raja, keturunan al-Baghlani al-tsaqafi, temasuk كبار تِبع الأتْبَاع (murid besar al-atba/ bertemu dengan murid tabi’in sampai dewasa) dan wafat di Khimshi tahun 240H.

  1. حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ سَمِعْتُ

(Kata Qutaibah) Abd al-wahab telah menyampaikan hadits pada kami; ia telah mengatakan: Saya mendengar.

Nama lengkapnya Abd al-Wahab bin Abd al-Majid bin al-Shalth, dijuluki Abu Muhammad, keturunan al-Tsaqafi, setingkat الوُسطَى من الأتْبَاع (pengikut tabi’in pertengahan), wafat di Bashrah tahun 194 H.

  1.  يَحْيَى بْنَ سَعِيدٍ يَقُولُ

(Kata Abd al-Wahab) Yahya bin Sa’id berkata.Nama lengkapnya Yahya bin Sa’id bin Qays, Abu Sa’id al-Anshari, al-Najari (keturunan Najar), setingkat الصُّغْرَى مِن التَّابِعِيْن (tabi’in kecil/ semasa kecil bertemu dengan shahabat), lama tinggal di Madinah dan wafat di daerah al-Hasyimiyah thun 144H.

  1. أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ

(Kata Yahya bin Sa’id) Muhammad bin Ibrahim telah memberi tahu saya. Nama lengkapnya Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits bin Khalid, dikenal dengan nama Abu Abd Allah al-Taymi, keturunan Quraisy. Setingkat  دُون وُسطَى التَّابِعِين  berkedudukan dan wafat di Madinah tahun 120H.

  1. أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ

Sesungguhnya Muhammad bin Ibrahim mendengar Alqamah bin Waqas al-Laytsi mengatakan saya mendengar: Alqamah bin Waqas bin Muhshin al-Laytsi, منْ كبار التَّابِعِيْن (tabi’in besar / bertemu dengan shahabat hingga dewasa) dan wafat di Madinah.

6.عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

(Kata al-Laytsi) Umar bin Khathab berkata; saya mendengar Rasul SAW bersabda. Menurut al-Laytsi, Umar bin al-Khathab yang menerima hadits ini secara langsung dari Rasul SAW. Umar bin Khathab bin Nufayl bin Abd al-Uzza bin Rubah bin Qarth bin Razah bin Adiy bin Ka’b bin Lu`ay, Abu Hafash, al-Qurasyi, al-Adwi al-Faruq, masuk Islam pada tahun 6 dari kenabian, khalifah yang paling pertama disebut أمِيْر المُؤْمِنِيْن pemimpin mukmin رَضِيَ اللهُ عَنْهُ semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan keridlaan padanya.

ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﻌﻤﺮ ﺑﻦ ﺭﺑﻌﻲ ﺍﻟﻘﻴﺲ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻫﺸﺎﻡ ﺍﻟﻤﺤﺰﻭﻣﻲ ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﻭﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣﻜﻴﻢ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﻜﺪﺭ ﻋﻦ ﻋﻤﺮﺍﻥ ﻋﻦ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﻋﻔﺎﻥ ﻗﺎﻝ ؛ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ؛ ﻣﻦ ﺗﻮﺿﺄ ﻓﺄﺣﺴﻦ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺧﺮﺟﺖ ﺧﻄﺎﻳﺎﻩ ﻣﻦ ﺟﺴﺪﻩ ﺣﺘﻲ ﺗﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺗﺤﺖ ﺃﻇﻔﺎﺭﻩ . ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ‏)

Artinya: “ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyama al-Mahzumi dari Abu Al-Wahid yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku ‘Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad al-Munqadir, dari ‘Amran, dari ‘Utsman bin Affan r.a. ia berkata” Barang siapa yang berwudu’ dengan sempurna (sebaik-baiknya wudu’), keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya” (H.R. MUSLIM).

Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il al-Qaisi sampai dengan ‘Utsman bin ‘Affan ra. adalah sanad dari hadits tersebut. Mulai kata “ man tawadha’a ” sampai dengan kata “ tahta azhfarihi ”, adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat diujung hadits adalah perawinya, yang juga disebut mudawwin.

حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَا لَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَ وَةَ الْإ يْمَا نِ, أَ نْ يَكُوْ نَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلآَّ لِلّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَ فَ فِى النَّاِر. (روه اه البخارى)

Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda, ada ketiga hal, yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, orang itu akan merasakan manisnya iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya. Hendaknya ia mencintai orang (lain) hanya karena Allah. Dan hendaknya ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana kebenciannya bila dilemparkan kepada neraka.” (HR. Bukhari)

Sanad

حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم

Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW.

Rawi

(روه اه البخارى)   Riwayat Bukhari

  • Membaca Al-Qur’an setelah sholatArtinya: “Telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Yusuf, dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya berkata: “aku mendengar Rasulullah SAW membaca surat Thur ketika Shalat Maghrib”. (HR. Bukhari).
  1. Sanad
  2. حدّثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال: سمعت رسول الله (صلعم) قرأ فى المغرب بالطور. (رواه البخارى)

حدّثنا عبد الله بن يوسف قال أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه

“Telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Yusuf, dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya”.

سمعت رسول الله (صلعم) قرأ فى المغرب بالطور.

“aku mendengar Rasulullah SAW membaca surat Thur ketika Shalat Maghrib”.

Rowi

Abdullah bin Yusuf, Malik, Ibnu Syihab, Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dan Bukhari.

Artinya:“Dikhabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari Nafi, yang menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah sebagian dari antara kamu membeli barang yang sedang dibeli oleh sebagian yang lainnya. ” (Al-Hadis)

Maka urutan sanad hadits di atas adalah sebagai berikut:

  1. Abu Ali al-Husain bin Ali sebagai sanad pertama (awal sanad)
  2. Ibrahin bin Abi Thalib dan Muhammad bin Ishaq sebagai sanad ke dua
  3. Muhammad bin Yahya sebagai sanad ke tiga
  4. Muhammad bin Yusuf sebagai sanad ke empat
  5. Al-Awza’I adalah sebagai sanad ke lima
  6. Al-Zuhri sebagai sanad ke enam
  7. Atho’ bin Yazid al-Laitsi sebagai sanad ke tujuh
  8. Abu Aiyub al-Anshari sebagai sanad ke delapan (ahir sanad)

Sedangkan perawinya , yaitu al-Hakim, bukan sanad pertama (Abu Ali al-Husain).

حدّثنا محمد بنُ المُثَنَّى قال: حدثنا عبد الوهاب الثَّقَفِيُّ قال: حدثنا أيُّوب عن أبي قِلاَبَةَ عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم (ثلاث من كنّ فيه وجد حلاوة الإيمان: ان يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وان يحب المرأَ لايحبه إلا للهن وان يكره ان يعود في الكفر كما يكره ان يقذف في النار) –رواه البخاري–

Artinya: “Telah memberitakan kepadaku Muhammad Ibn al-Mutsanna, ia berkata: Telah membertakan kepadaku ‘Abdul Wahhab al-Tsaqafi, ia berkata: Telah membertakan kepadakuAyyub atas pemberitaan Abi Qilabah, dari Anas dari Nabi Muhammad SAW, besabda: (Tiga perkara yang barang siapa yang mengmlkannya niscaya memperoleh keledzatan iman, yakni: (pertama) lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dari pada yang lain; (kedua) kecintaannya kepada seseorang tak lain karena Allah semata, dan ; (ketiga) keengganannya kembali kepada kekufuran sebagaimana keengganannya dicampakkan ke neraka) (HR Bukhari).

Sanad dan Rowi

sanad  pertama            Muhammad Ibn al-Mutsanna              (Rawi kelima)

sanad kedua                ‘AbdulWahhab al-Tsaqafy                  (Rawi keempat)

sanad ketiga                Ayyub                                                 (Rawi ketiga)

sanad keempat                        Abi Qilabah                                         (Rawi kedua)

sanad terakhir              Anas r.a.                                              (Rawi pertama)

  • Suara Wanita adalah Aurat

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُوَرِّقٍ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Artinya : “(TIRMIDZI – 1093) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami ‘Amr bin ‘Ashim telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Muwarriq dari Abu Al Ahwash dari Abdullah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.” Abu Isa berkata; “Ini merupakan hadits hasan gharib.”

No. Nama Periwayat Urutan Sebagai Periwayat Urutan Sebagai Sanad
1. Abdullah bin Mas’ud Periwayat I Sanad VII
2. Auf bin Malik Periwayat II Sanad VI
3. Muwarriq bin Misymaraj Periwayat III Sanad V
4. Qatadah bin Da’amah Periwayat IV Sanad IV
5. Hammam bin Yahya Periwayat V Sanad III
6. Amru bin ‘Ashim Periwayat VI Sanad II
7. Muhammad bin Basysyar Periwayat VI Sanad I
8. Ath-Thirmidzi Periwayat VII (mukharrij hadis)

حَدَّ ثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الأعْمَشِ عَنْ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى الْجَنّة

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dari A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.”(H.R. Muslim).

No Nama Periwayat Urutan Sanad Urutan Rawi
1 Abu Hurairah Sanad 1 Rawi 4
2 Abu Shalih Sanad 2 Rawi 3
3 A’masy Sanad 3 Rawi 2
4 Abu Mu’awiyah Sanad 4 Rawi 1

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا ، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا »]

Artinya: “Usman bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan pula kepada kami dari Mansur, dari Abi Wail, dari Abdullah, dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: “Sungguh, kejujuran itu menunjukkan jalan kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Seseorang dapat dinilai jujur bila ia (benar-benar) mengimplementasikan nilai kejujuran tersebut. Sebaliknya, kebohongan itu menunjukkan jalan kesesatan dan kesesatan itu mengantarkan ke neraka. Karenanya, seseorang yang seringkali berbohong, hingga ia dicatat di sisi Allah swt. sebagai pembohong.”

Adapun susunan periwayat sanad hadis tersebut adalah (1) Abdullah bin Mas’ud (periwayat I dan sanad VI); (2) Abu Wail (periwayat II sanad V); (3) Mansur (periwayat III sanad IV); (4) Jarir (periwayat IV sanad III); (5) Usman bin Abu Syaibah (periwayat V sanad II); dan (6) al-Bukhari (periwayat VI sanad I).