Dalam memulai usaha, Anda pasti akan terbentur mengatur biaya produksi dan menetapkan harga jual. Sebelum menentukan harga jual kepada konsumen, Anda harus menghitung betul, apa saja biaya produksi yang Anda tanggung. Secara sederhana, laporan laba rugi dapat diartikan sebagai laporan keuangan yang disusun secara sistematis dari perolehan pendapatan dan beban usaha dalam satu periode tertentu. Setelah menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan, Anda perlu menetapkan berapa harga jual ke konsumen. Menentukan harga jual akan mempengaruhi berapa banyak Anda menikmati keuntungan dan mencapai balik modal. Show Biaya produksi dan harga jual merupakan dua masalah ini sangat penting. Anda harus mengkalkulasi sebelum memulai usaha. Dari sini, Anda bisa memproyeksikan dan mengelola laba atau keuntungan usaha yang diinginkan setiap bulan atau setiap tahun Unsur pokok dalam menghitung keuntungan usaha Anda: 1. Pendapatan Pendapatan, yaitu pertambahan nilai aktiva yang membuat nilai modal menjadi bertambah. Pendapatan terdiri atas dua jenis, yaitu pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha diperoleh perusahaan dari kegiatan utama perusahaan tersebut, misalnya pendapatan penjualan, baik produk maupun jasa. Sementara itu, pendapatan di luar usaha peroleh perusahaan dari kegiatan di luar usaha perusahaan, misalnya pendapatan sewa atau bunga. 2. Beban Beban adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil ekonomis. Pengeluaran biaya menyebabkan modal menjadi berkurang. Beban terdiri atas dua macam, yaitu beban usaha dan beban di luar usaha. Beban usaha, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai seluruh kegiatan utama perusahaan, antara beban listrik, beban telepon, beban gaji, beban administrasi, dan beban transportasi. Beban di luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan guna membiayai kegiatan-kegiatan di luar kegiatan utama, misalnya beban bunga. Baca Juga : Mengelola Keuangan Perkebunan Sawit Dengan Software Akuntansi [/cp_modal
Dalam tahapan ini anda harus mengidentifikasi item biaya produksi dengan detail dan menghitung catatan biaya dari tiap alur selama proses produksi. Beberapa jenis biaya produksi yaitu
Unsur dalam menyusun laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi. Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah: Laba bersih = laba kotor – beban usaha. Pentingnya menyusun laporan ini agarAnda perlu menetapkan berapa harga jual ke konsumen. Menentukan harga jual akan mempengaruhi berapa banyak Anda menikmati keuntungan dan mencapai balik modal.
Dalam menentukan harga jual yang pantas, pengusaha harus mengetahui harga pokok, yaitu biaya untuk mendapatkan barang itu. Biaya itu ditambah dengan biaya lain-lain serta keuntungan yang diharapkan, maka keluarlah harga jual. Pendekatan harga pokok produksi macam ini mengacu pada harga pokok penjualan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Rumus untuk HPP adalah: HPP = Bahan baku yang digunakan + Total produksi ( BTKL + Overhead pabrik ) + Saldo akhir persedian (saldo awal persedian – saldo akhir persedian ) Dalam menetapkan dan menaikkan harga jual produk, Anda perlu melihat daya beli konsumen yang menjadi target pasar Anda. Jika target konsumen Anda berasal dari kalangan berpenghasilan menengah ke bawah, sebagai contoh, mungkin kenaikan harga produk akan berpengaruh besar terhadap usaha Anda, sehingga konsumen beralih ke pesaing Anda. Baca Juga : Mengapa Pengusaha Harus Bisa Memakai Software Akuntansi Pada dasarnya harga pokok penjualan adalah hasil perhitungan seluruh biaya yang anda keluarkan dalam proses produksi hingga sampai ke gudang atau hingga menjadi berstatus persediaan. Untuk usaha dagang, maka harga pokok penjualan adalah akumulasi semua biaya yang harus anda keluarkan
Dalam tahapan saldo awal ini anda perlu menghitung saldo awal persediaan bahan baku. saldo awal persediaan bahan baku merupakan total nilai persediaan bahan baku di awal periode yang dihitung (awal bulan untuk bulanan dan awal tahun untuk tahunan). Saldo awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya yang secara global, anda bisa dilihat di Neraca, sedangkan per jenis bahan baku bisa dilihat di buku persediaan (inventory ledger) dan kartu stock. Cakupan “bahan baku” dalam hal ini termasuk: bahan penolong/pembantu/apapun namanya.
Tahapan berikutnya dalam menghitung keuntungan usaha yaitu menghitung penjualan bersih. Penjualan didalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Penjualan bersih merupakan hasil Penjualan bruto atau kotor sesudah dikurangi dengan berbagai potongan serta pengurangan lainnya yaitu total pendapatan penjualan dikurangi faktor-faktor pengurang seperti retur, komisi dan diskon. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan Pentingnya menghitung laporan mengenai pendapatan dan beban itu, agar mengetahui apakah usaha tersebut mampu menghasilkan laba atau tidak. Jika menghasilkan laba, jumlanya akan diketahui. Oleh karena itu pentingnya mengatahui langkah-langkah dalam menghitung keuntungan usaha anda. Begitu pula jika ternyata usaha mengalami kerugian. Bagi mereka yang masih pemula, untuk dapat menyusun perhitungan keuntungan ini tentu perlu banyak belajar, terutama dari contoh-contoh yang sudah ada. Dengan demikian, mereka dapat membuat laporan laba rugi untuk usahanya secara benar dan detail dengan tujuan mengetahui perkembangan perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Baca Juga : Perlukah Memantau Laporan Keuangan Secara Realtime?
Di dalam ilmu ekonomi, semua aktivitas usaha yang dilakukan akan selalu mengharapkan laba atau keuntungan. Laba merupakan keuntungan yang didapat dari aktivitas usaha perusahaan. Keuntungan ini diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya-biaya produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Namun terdapat bberapa jenis laba dalam keberlangsungan usaha, salah satunya adalah laba bersih. Laba sendiri tersusun oleh beberapa komponen penyusun. Terdapat tiga komponen penyusun laba yaitu: (1) pendapatan, (2) beban, dan (3) biaya. Ketiga komponen ini membentuk laba ketika pendapatan dikurangi jumlah beban dan biaya pada perusahaan. Jenis laba terbagi menjadi empat macam. Macam-macam laba yang ada dalam akuntansi adalah laba kotor, bersih, operasi, dan laba sebelum pajak. Pada artikel kali ini, kami akan mengulas lebih dalam mengenai laba bersih. Baca juga: Aset Tetap: Pengertian, Karakteristik, Contoh dan Relevansinya dalam Laporan Keuangan Pengertian Laba BersihLaba bersih adalah laba yang didapatkan setelah dikurangi pajak. Lebih detailnya laba ini adalah keuntungan yang didapat dari jumlah selisih pendapatan dan biaya-biaya yang sudah dikurangi pajak. Selain itu, ada yang menyebutnya laba sebelum bunga , pajak, dan depresiasi. Pada intinya penggunaan istilah tersebut untuk memperjelas darimana laba tersebut diperoleh. Misalnya, pada istilah laba sebelum bunga dan pajak, laba ini diperoleh dari hasil keuntungan sebelum dikurangi biaya bunga dan pajak. Istilah-istilah yang berbeda ini sangat membantu para manajer dan investor untuk menentukan keputusan bisnis kedepannya melalui berbagai perhitungan rasio keuangan. Laba ini dihitung berdasarkan transaksi yang benar terjadi pada periode tertentu. Laba diperoleh dari aktivitas usaha seperti jual beli barang. Dalam sektor perdagangan, keuntungan disebut laba. Sedangkan, sektor investasi keuntungan lebih dikenal dengan nama profit. Baca juga: Buku Besar Pembantu: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Kasus Tujuan Penghitungan LabaLaba dalam suatu aktivitas perdagangan tentu memiliki tujuan untuk menjalankan fungsi tertentu. Tujuan dari dihasilkan laba terdapat tiga tujuan utama. Tiga tujuan utama dari menghasilkan laba adalah sebagai berikut:
Dari ketiga tujuan untuk menghasilkan laba perusahaan ini, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berusaha keras menghasilkan laba untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, dengan adanya laba, perusahaan mampu memprediksikan keberlanjutan perusahaannya selama beberapa tahun ke depan dengan perhitungan manajemen investasi dan resiko. Baca juga: Buku Besar Pembantu: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Kasus Elemen Pembentuk Laba BersihDalam menghitung laba bersih, konsep utama yang dipakai adalah laba kotor dikurangi beban usaha. Dalam menentukan nilai laba tersebut terdapat beberapa elemen yang harus diketahui yaitu: (1) Laba Kotor, (2) Beban Usaha, (3) Pendapatan Lainnya, dan (4) Harga Pokok Penjualan. Laba kotor ini diperoleh dari hasil penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan secara keseluruhan. Penjualan bersih diperoleh dari hasil penjualan kotor dikurangi biaya angkut, biaya penjualan, dan potongan penjualan. Kemudian, laba ini diperoleh dari selisih antara laba kotor dan beban usaha. Beban usaha ini bisa berupa beban atau biaya yang digunakan untuk keperluan operasional maupun non operasional perusahaan. Biaya operasional atau beban operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan operasional perusahaan. Contohnya, biaya administrasi, biaya transportasi, biaya pemasaran, serta biaya sewa. Berbeda dengan biaya operasional, biaya non operasional atau beban non operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan operasional. Sebagai contoh, biaya pajak, biaya bunga, biaya penyusutan dan amortisasi. Selanjutnya, jika ada pendapatan tambahan lainnya juga bisa ditambahkan. Misalnya, pendapatan bunga dan pendapatan dari hasil penjualan aset perusahaan. Tak lupa elemen terakhir pembentuk laba yaitu Harga Penjualan Pokok, yang diperoleh dari semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang. Baca juga: Pengertian Jurnal Khusus dan Perbedaannya dengan Jurnal Umum Cara Menghitung Laba BersihSebelum mengenal lebih dalam mengenai rumus perhitungannya, harus memahami beberapa istilah yang akan digunakan untuk memperoleh nilai laba tersebut. Terdapat tiga istilah baru yang perlu dicermati yaitu EBITDA, EBIT, dan EBT. Pertama adalah EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization) lebih dikenal dengan sebutan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi. EBITDA diperoleh dari selisih beban bunga dan biaya operasional. Kedua, EBIT adalah singkatan dari Earning Before Interest and Tax dikenal dengan istilah laba sebelum bunga dan pajak dalam Bahasa Indonesia. EBIT diperoleh dari selisih nilai laba sebelum pajak, bunga, penyusutan dan amortisasi atau EBITDA dan biaya penyusutan dan amortisasi. Kemudian, EBT adalah singkatan dari Earning Before Tax yang diartikan dalam Bahasa Indonesia laba sebelum pajak. Nilai EBT diperoleh dari selisih antara penjumlahan beban bunga dan pendapatan bunga dengan laba sebelum pajak dan bunga.
Diharapkan rumus ini bisa dipahami seperti konsep yang sudah dibahas. Karena, konsep yang sudah dipahami dengan baik akan membantu dalam menyelesaikan persoalan dalam mencari nilai laba pada sebuah laporan keuangan. Contoh Perhitungan Laba Bersih dangan Laporan KeuanganDalam perhitungan laba terdapat dua macam tampilan di sebuah laporan laba rugi perusahaan yaitu (1) Laporan laba rugi langsung dan (2) laporan laba rugi tak langsung. Laporan laba rugi langsung hanya menampilkan akun-akun komponen utama penyusun laporan laba rugi tanpa mencantumkan detail. Sedangkan, laporan laba rugi tak langsung menampilkan semua komponen utama penyusunan laporan laba rugi beserta detailnya. Berikut contoh laporan laba rugi langsung: PT Pasta Pesto LAPORAN LABA RUGI Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019 Dalam Rupiah
Dari contoh diatas sudah bisa dipahami mengenai pengertian dan cara penghitungan laba bersih. Pada dasarnya laba ini merupakan keuntungan paling bersih yang bisa diperoleh. Artinya, sudah tidak ada lagi pemotongan keuntungan dalam bentuk apa pun dan merupakan pendapatan dari sebuah bisnis atau usaha yang sesungguhnya. Hasil akhir yang diperoleh itulah yang menentukan laba atau ruginya suatu usaha. Mengukur tingkat keuntungan bisnis dengan penghitungan dan manajemen laba adalah hal yang wajib dilakukan bagi para pelaku bisnis. Hal ini berkaitan dengan kesehatan bisnis yang tercermin dari laporan keuangan yang menghasilkan keuntungan. Anda bisa membuat laporan keuangan dengan proses pembukuan manual jika Anda baru memulai usaha. Namun seiring berjalannya waktu, ada baiknya Anda menggunakan software akuntansi untuk memudahkan Anda dalam proses pembuatan dan penghitungan laba rugi pada perusahaan.Salah satu software akutnansi yang memiliki fitur laporan keungan terlengkap di Indonesia adalah Accurate Online. Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan pembukuan dan mendapatkan lebih dari 200 jenis laporan keuangan dengan mudah kapanpun dan dimanapun Anda mau. Tertarik mencoba Accurate Online? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini: |