Sebutkan empat hal yang dapat dibahas dalam keunggulan buku

Apakah kamu suka membaca buku? Menurut berbagai penelitian, membaca buku tidak hanya berguna untuk menambah pengetahuan, lho. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa membaca buku, baik fiksi maupun non fiksi, dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Membaca buku diibaratkan sebagai senam mental bagi otak dengan menstimulasi proses pemikiran dan mengaktifkan kinerja otak. Sebagian penelitian juga menyarankan membaca buku untuk mencegah penyakit alzheimer.

Sayangnya, tidak semua buku sesuai dengan selera baca kita. Untuk itu, kita perlu membaca review buku terlebih dahulu sebelum membeli buku agar tidak menjadi kaum penimbun buku yang “beli sekarang, baca kapan-kapan”. Nah, review buku disebut juga resensi. Resensi ini biasa kita temukan pada media-media baik cetak maupun online.

Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere, atau revidere yang berarti mengulas kembali. Seperti asal namanya, resensi adalah sebuah ulasan mengenai karya seni, baik buku, film ataupun karya seni drama. Resensi tersebut meliputi kelebihan, kekurangan, maupun informasi-informasi menarik lainnya yang diperoleh dari karya seni tersebut.

Resensi memiliki beberapa tujuan, di antaranya

  1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang di resensi.
  2. Memberikan gambaran kepada pembaca dan penilaian umum dari sebuah karya secara ringkas.
  3. Memberikan masukan kepada penulis berupa kritis dan saran terhadap isi, substansi, cara penulisan buku.
  4. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
  5. Menguji kualitas buku dan membandingkan terhadap karya lainnya.

Untuk dapat menulis resensi dengan benar, kamu harus memahami dulu unsur-unsur resensi. Secara garis besar, resensi buku memiliki beberapa unsur :

1. Identitas

Hal pertama yang harus diketahui dari sebuah resensi adalah identitas buku. Identitas buku meliputi judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, hingga jumlah halaman. Identitas buku dapat dituliskan sebagai berikut

Judul buku : Perahu Kertas

Pengarang : Dewi Lestari (Dee)

Tahun terbit : 2010

Jumlah halaman : 444 halaman

2. Ikhtisar

Ikhtisar adalah rangkuman yang menjelaskan isi buku secara ringkas berdasarkan pokok-pokok isi buku. Terdapat perbedaan rangkuman dalam resensi buku fiksi dan non fiksi. Pada buku fiksi, rangkuman ditentukan berdasarkan keadaan ataupun peristiwa-peristiwa penting yang diceritakan dalam buku tersebut. Sementara pada buku non fiksi, rangkuman ditentukan berdasarkan intisari-intisari buku tersebut.

3. Kepengarangan

Sosok pengarang sering dijelaskan dalam resensi pada buku. Hal itu terutama berkaitan dengan latar belakang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karyanya. Bagian kepengarangan ini dijelaskan secara ringkas dan umumnya tidak melebihi satu paragraf.

4. Keunggulan dan Kelemahan

Pada buku fiksi, keunggulan dan kelemahan dalam resensi dapat berkaitan dengan unsur-unsur buku tersebut, seperti tema, penokohan, alur, dan gaya bahasa. Sementara pada buku non-fiksi, keunggulan dan kelemahan dalam resensi dapat berkaitan dengan topik-topik bahasan tiap babnya.

Lalu, bagaimana caranya menulis resensi buku yang baik? Berikut langkah-langkah untuk menulis resensi.

1. Memahami dasar-dasar resensi buku

Sebelum resensi ditulis, penulis atau peresensi hendaknya memahami dasar-dasar resensi, seperti tujuan penulis buku tersebut menulis buku, tujuan resensi tersebut ditulis, serta karakteristik pembaca. Hal ini untuk memudahkan peresensi untuk menulis resensi sesuai dengan karakter buku yang diresensi.

2. Nilai buku

Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku secara bertanggung jawab dengan mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan).

Akan tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) tersebut cenderung sulit diterapkan secara teknis. Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku.

Oleh karena itu, sebaiknya bandingkan buku yang akan diresensi dengan karya-karya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.

3. Bahasa resensi buku

Bahasa resensi biasanya singkat, padat, dan jelas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.

Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar dan tidak ada kesalahan redaksi.

Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca oleh pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai pembaca.

Nah, lalu resensi ini digunakan untuk apa? Selain sebagai pertimbangan pembaca dalam membeli atau membaca suatu buku, resensi juga memiliki berbagai manfaat lain.

1. Sebagai bahan pertimbangan

Seperti yang telah disebutkan, resensi memberikan gambaran kepada calon pembaca mengenai isi buku tersebut secara singkat. Ulasan yang ada pada resensi dapat menjadi pertimbangan calon pembaca untuk membeli buku tersebut.

2. Sarana promosi buku

Umumnya, buku yang diresensi adalah buku yang baru saja terbit. Sehingga, resensi menjadi sarana yang umum digunakan penulis untuk mempromosikan bukunya dan menarik minat pembaca.

3. Pengembangan kreativitas

Seperti yang sudah diketahui, semakin sering menulis, semakin berkembang pula kreativitas menulis. Oleh karena itu, menulis resensi dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan kreativitas menulis.

4. Nilai ekonomis

Beberapa media, baik cetak maupun online memberikan insentif kepada peresensi yang resensinya dimuat. Beberapa penerbitan pun juga memberikan berupa insentif atau buku kepada peresensi yang resensi terbitannya dimuat di media. Menarik, bukan?

Ternyata, resensi tidak hanya memberikan informasi mengenai buku, namun juga punya nilai ekonomis, ya. Apakah kamu tertarik untuk menulis resensi? Kalau kamu masih penasaran, kamu bisa membaca penjelasan yang lebih detail mengenai resensi yang tentunya dibahas lebih lengkap dan seru melalui video pembelajaran di aplikasi belajar online Pahamify.

Yuk, download dan langganan Pahamify sekarang!

Penulis: Alivia Awin

I. Pengertian Resensi

Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu revidere atau recensere yang berarti melihat kembali, menimbang atau menilai. Artinya sama untuk istilah dalam bahasa Belanda, recensie, dan bahasa Inggris, review.

A. Tujuan Resensi

1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.

2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.

3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku layak mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

4. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seorang melihat buku yang baru terbit seperti, siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku, apa pernyataannya, dan lainnya.

5. Untuk segolongan pembaca resensi yang membaca agar mendapat bimbingan dalam memilih buku, setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis resensi, tidak ada waktu untuk membaca buku sehingga mengandalkan resesnsi sebagai sumber informasi.

B. Dasar-dasar Resensi

1. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.

2. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak meresensi yang akan dibuat.

3. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan apa asalnya, dan sebagainya.

4. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.

C. Nilai Buku

Organisasi, isi, bahasa, dan teknik merupakan unsur-unsur yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap suatu buku.namun kadang sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur sering lebih mendapat tekanan dari unsur yang lain.

D. Bahasa Resensi

Bahasa resensi biasanya singkat-padat, tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuat dan karakter pembaca yang menjadi sasarannya.

E. Kelebihan Resensi

1. Tidak basi

2. Menambah wawasan

3. Keuntungan finansial

F. Pola Tulisan Resensi

Terdapat tiga pola penulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Menjabarkan (deskripsi) berarti menjabarkan hal-hal yang menonjol dari sinopsis yang sudah dilakukan. Mengulas berarti menyajikan ulasan-ulasan seputar materi buku yang sudah dipadatkan dan kemudian diulas (diinterpretasikan), organisasi atau kerangka buku, bahasa, kesalahan cetak, komparasi dengan buku-buku sejenis, menilai kelemahan dan kelebihan buku.

G. Langkah-langkah Meresensi Buku

1. Penjajakan terhadap buku yang diresensi (tema, isi, penerbit, pengarang, katagori buku)

2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.

3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.

4. Membuat sinopsis dari buku yang akan diresensi.

5. Melakukan penilaian terhadap hal kerangka penulisan, isi pernyataan, bahasa, aspek teknis.

6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan kriteria-kriteria yang kita tentukan sebelumnya.

H. Unsur-unsur Resensi

1. Membuat judul resensi

2. Menyusun data buku

3. Membuat pembukaan (lead)

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

5. Penutup

I. Merumuskan Judul Resensi

1. Menarik perhatian dan menimbulkan keingintahuan.

2. Mencerminkan isi pernyataan resensi secara akurat.

3. Dirumuskan sesingkat-singkatnya.

4. Menggunakan kalimat aktif.

5. Menghindari pengulangan kata, kecuali jika fungsinya penting untuk menegaskan makna.

J. Menulis Data Buku

Penulisan data buku memuat:

1. Judul buku,

2. Pengarang (editor, penerjemah, atau kata pengantar) ,

3. Penerbit,

4. Tahun terbit,

5. Tebal buku,

6. Harga buku (jika perlu).

2. Membuat Pembukaan

Paragraf pembukaan merupakan bagian yang amat menentukan sebagai momentum untuk mengajak pembaca mengetahui isi penyataan resensi. Adapun cara-cara merumuskan pembukaan seperti tertera di bawah ini.

A. Pengarang

Pembuka dalam meresensi buku dapat dimulai dengan memaparkan serba sedikit tentang pengarang buku.

B. Kekhasan atau Sosok Pengarang

Kalau pengarang buku memiliki ciri khas atau sosok yang menarik, peresensi dapat memulai dengan lead yang memaparlan kekhasan atau sosok pengarang buku itu.

C. Keunikan Buku

Keunikan dilihat dari segi-segi yang ada pada buku itu jarang yang ada atau langka dimiliki buku sejenis.

D. Tema Buku

Pembahasan mengenai tema dapat ditempatkan pada pembukaan. Tema yang diulas dalam buku dapat dibahas secara langsung atau tidak langsung. misalnya, dengan mengajak pembaca memahami hal-hal yang berkaitan dengan tema buku terlebih dahulu, kemudian peresensi menegaskan tema bukunya.

E. Kelemahan Buku

Dengan berbagai pertimbangan objektif, peresensi dapat memulai resensi dengan mengemukakan kekurangan buku. Langkah ini diambil jika materi buku tidak sesuai dengan topik yang dibahas atau memiliki kelemahan yang cukup mendasar.

F. Kesan Terhadap Buku

Lead yang diawali dengan menyajikan kesan cenderung subjektif. Maksudnya, peresensi memberi penilaian yang relevan, terutama jika dipahami dalam kontekstualitas buku itu.

G. Penerbit Buku

Ada tiga alasan mengapa peresensi memulai resensi dengan mengemukakan hal tentang berbagai informasi tentang buku yang diresensi, termasuk penerbit buku, yaitu penerbit berasal dari luar negeri, penerbit baru pertama menerbitkan buku dan bukunya begitu laris, buku-buku itu diterbitkan berkenaan dengan acara tertentu.

H. Memulai dengan Pertanyaan

Pendahuluan yang dibuka dengan pertanyaan menarik untuk memulai resensi karena dapat menggugah rasa keingintahuan pembaca. Pembukaan yang diawali dengan pertanyaan hendaknya dipertimbangkan secara bijaksana. Ada empat pertimbangan yang perlu diketahui, yaitu pertanyaan dapat menarik minat pembaca, pembukaan akan lebih baik bila dirumuskan dengan kalimat tanya, pembukaan dengan kalimat tanya dianggap lebih akurat yntuk menyajikan persoalan buku, pertanyaan langsung mengarahkan pembaca pada tema yang dibahas.

I. Dialog

Pendahuluan yang berbentuk dialog dengan pembaca sudah tentu lebih akrab rasanya, karena seolah-olah tidak tertuju pada umum, melainkan kepada pembaca perseorangan. Terdapat tiga pertimbangan, yaitu apakah dialog cukup kuat membuka resensi itu?; mengapa pembukaan itu perlu dibuka dengan dialog?; bagaimana merumuskannya?

3. Cara Merumuskan Tubuh Resensi

A. Sinopsis atau Ringkasan Isi Buku

Tubuh resensi yang berbentuk sinopsis buku, biasanya mengemukakan isi buku secara garis besar. Tujuannya, member gambaran umum mengenai apa yang akan dipaparkan pada tubuh resensi.

B. Mengulas Buku dengan Kutipan Secukupnya

Gambaran umum yang dipaparkan dalam sinopsis, perlu diulas agar lebih jelas dan berbobot. Ulasan itu dapat juga dipertegas dengan kutipan yang tepat.

C. Keunggulan Buku

Tubuh resensi akan kelihatan lebih baik jika menyertakan keunggulan-keunggulan buku. Peresensi juga harus membandingkan buku yang akan diresensi dengan buku lain dengan topik sama.

D. Kelemahan Buku

Kelemahan buku dapat diungkapkan pada pembukaan resensi. Peresensi dapat langsung menuliskan kelemahan buku. Ia dapat pula memulai dengan keunggulan buku. Ada dua hal yang harus diperhatikan peresensi, yaitu kelemahan buku hendaknya dipaparkan secara proporsional dan member alasan mengenai kelemahan buku.

E. Kerangka Buku

Bagian ini bermaksud memberi gambaran buku dari sisi pembagian bab atau topik buku. Ia diibaratkan sebagai alat bantu bagi pembaca untuk menuntun pembaca memahami lingkup permasalahan yang dibahas dalam buku. Terdapat dua cara dalam merumuskan kerangka buku, yaitu menuliskan jumlah bab buku tanpa pembahasan dan menuliskan jumlah bab buku dengan uraian seperlunya.

F. Bahasa Buku

Bahasa yang baik berguna bagi pembaca agar lebih mudah memahami isi pernyataan yang disampaikan penulis buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimat, hubungan antar kalimat, dan pilihan kata yang digunakan.

G. Kesalahan Cetak

Untuk menyatakan kualitas atau kesalahan cetak, kita dapat merumuskan dengan dua cara, yaitu secara langsung menyebutkan halaman yang salah cetak atau kualitas cetakan yang kurang baik dan mengemukakan dulu hal-hal kelebihan buku baru kemudian menyebutkan kualitas cetakan seraya memberikan saran kepada penerbit.

4. Mengakhiri Resensi

A. Untuk Siapa Buku Ini

Akhir resensi. Kebanyakan diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Sasaran buku dapat dirumuskan dengan dua cara. Pertama, menyebutkan kalangan yang perlu membaca atau bahkan memilikinya. Kedua, menyebut sasarannya, dengan menuliskan alasan, mengapa mereka perlu membaca atau memilikinya.

B. Menyunting Naskah

Sebelum dikirimkan, ada baiknya naskah disunting kembali. Tujuannya agar resensi itu semakin baik.

C. Memotong Anak Kalimat

Biasanya pemotongan dilakukan jika terdapat pengulangan kalimat atau ide.

D. Mempertimbangkan Paragraf

Bila kita berbicara tentang kualitas paragraf, kita perlu mengetahui syarat yang harus dipenuhi agar paragraf termasuk kategori baik, di antaranya:

1. Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal;

2. Isi paragraf relevan dengan keseluruhan resensi;

3. Paragraf harus koheren dan bulat;

4. Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna;

5. Struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat resensi diterbitkan, sifat dan tuntutan kalimat topik;

6. Paragraf ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

E. Sebelum Naskah Dikirim

Bila naskah sudah dianggap baik dan layak dikirim, ada baiknya bersama resensi itu disertai surat pengantar. Ini akan membantu redaksi untuk mengetahui resensi.

F. Jika Naskah Dikembalikan

Pahamilah mengapa resensi tidak dimuat. Biasanya redaktur member keterangan tentang resensi itu, antara lain mengenai cara penyajiannya yang terlalu panjang dan sudah pernah diresensi. Selain itu, redaktur menginformasikan hal-hal seperti cara penyajian resensi tidak berkepanjangan, padat, singkat, mudah ditangkap dengan gaya enak dibaca; panjang resensi maksimal empat halaman kuarto dengan ketikan dua spasi; dalam resensi disertakan foto kulit buku (cover buku) dengan harga buku.

5. Meresensi Buku Sastra

Dalam meresensi buku karya sastra, peresensi harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer terungkap dari kegiatannya yang disebut apresiasi sastra, dan manfaat untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan masyarakat.

A. Langkah-langkah Apresiasi

Dalam hubungannya dengan sastra, apresiasi mengandung pengertian memahami, menikmati, menghargai dan menilai. Dalam hubungannya dengan meresensi karya sastra, peresensi tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum ia memahami juga merasakan apa yang terkandung dalam karya sastra itu. Secara teoritik terdapat tiga langkah apresiasi sastra:

1. Apresiasi sebagai keterlibatan jiwa

2. Cara-cara penyajian

3. Peresensi memasalahkan dan menemukan relevansi pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang dihadapi.

Unsur-unsur yang termuat dalam resensi karya sastra meliputi puisi, novel, dan kumpulan cerpen.

B. Kumpulan Puisi

Jika berupa buku kumpulan puisi, unsur-unsur yang dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Pengalaman kebahasaan

2. Pengalaman indraan

3. Penglaman nalaran

4. Penglaman manfaat.

C. Novel

Untuk meresensi novel, kirta terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami unsur-unsur yang membangun novel. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu latar, perwatakan, cerita, teknik cerita/ alur, bahasa, tema.

D. Kumpulan Cerpen

Pada hakikatnya, novel dan cerpen memiliki kesamaan. Kedua-duanya sama-sama dibangun oleh unsur-unsur yang sama yaitu larat, perwatakan, cerita, alur, dan tema. Oleh karena itu novel dan kumpulan cerpen dapat dinalisis dengan pendekatan yang kurang lebih sama. Namun demikian , terdapat perbedaan intensitas dan kuantitas dalam pengoperasian unsur-unsur itu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA