Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah

Merdeka.com - Pewarna makanan buatankerap digunakan untuk memberikan efek warna pada berbagai jenis makanan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat yang biasa dikonsumsi oleh manusia.

Hal ini bertujuan agar membuat tampilan makanan jauh lebih menarik dan menggugah selera. Pewarna makanan umumnya digunakan di beberapa makanan ringan seperti kue, minuman dan masih banyak lagi.

Pewarna makanan ini juga tersedia dalam banyak pilihan varian dan bisa digunakan di berbagai produk olahan makanan. Pewarna makanan banyak dijual di pasaran mulai bahan kimia hingga pewarna yang terbuat dari bahan alami.

Berikut adalah pewarna makanan buatan yang berhasil Merdeka.com rangkum pada Jumat (24/12/21).

2 dari 5 halaman

Ada banyak pewarna makanan yang sebenarnya dijual di pasaran. Pewarna ini digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman agar terlihat lebih menarik untuk dinikmati. Pewarna makanan ini berasal dari zat kimia atau pun buatan.

Berikut adalah beberapa pewarna makanan buatan yang boleh digunakan untuk mewarnai makanan serta minuman dan bisa dikonsumsi dengan kadar tertentu:

1. Tartrazin

2. Kuning kuinolin

3. Kuning FCF

4. karmoisin

5. Ponceau

6. Eritrosin

7. Merah allura

8. Indigotin

9. Biru berlian FCF

10. Hijau FCF

11. Coklat HT

Pewarna yang sudah disebutkan tersebut merupakan jenis pewarna makanan yang bisa dikonsumsi dan ditambahkan pada minuman atau pun makanan. Akan tetapi penggunaannya juga disarankan untuk tak terlalu berlebihan karena telah dibuat dengan bahan kimia yang dicampur dengan bahan kimia lainnya segingga menghasilkan warna berbeda.

3 dari 5 halaman

Salah satu pewarna makanan buatan yang berbahaya adalah rhodamin B, ini merupakan pewarna makanan buatan atau sintetik berbentuk kristal dan memiliki warna hijau atau ungu kemerahan. Pewarna ini biasanya digunakan untuk mewarnai tekstil, kertas atau produk kosmetik.

Sehingga apabila dikonsumsi atau dituangkan ke dalam makanan dan minuman akan sangat berbahaya jika tertelan oleh tubuh manusia.

Metanil Yellow

Metanil yellow merupakan pewarna makanan sintetik yang mempunyai warna kuning kecokelatan dan bisa larut dalam air dan juga alkohol. Metanil yellow biasanya akan berbentuk serbuk dan sering digunakan untuk mewarnai tekstil, kertas, tinta, kulit, cat, plastik dan banyak lagi.

4 dari 5 halaman

Pewarna makanan berbahaya berikutnya adalah alura red atau red 40 yang mengandung benzidene yang disinyalir bersifat karsinogen atau mampu memicu kanker. Sampai saat ini alura red masih kerap digunakan pada beberapa makanan dan minuman yang ada di pasaran.

Menurut FDA, takaran aman untuk penggunaan alura red ialah 7 miligram per kilogram berat badan tubuh Anda.

Sunset Yellow

Selanjutnya adalah pewarna makanan buatan yang dicurigai juga berbahaya saat dikonsumsi berlebih oleh tubuh manusia. Menurut FDA, takaran aman untuk pewarna yang satu ini ialah 3,75 miligram per kilogram berat badan.

Itu merupakan ragam pewarna makanan buatan yang berhasil dirangkum oleh Merdeka.com. Diharapkan akan membantu Anda untuk lebih waspada dalam menggunakan bahan-bahan tersebut. Karena pewarna buatan juga terdiri dari yang aman hingga yang berbahaya apa bila tertelan dan dikonsumsi oleh manusia.

5 dari 5 halaman

Daun pandan merupakan salah satu bahan pewarna alami yang bisa digunakan. Pandan memiliki warna hijau alami. Selain memberi kesan segar pada tampilan makanan, ini juga akan memberikan khas wangi untuk makana.

Buah Naga

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah
©2019 Merdeka.com/Pixabay

Pewarna alami selanjutnya yang bisa digunakan adalah buah naga. Buah naga akan memberikn warna merah mentega alami pada makanan Anda. Ini sangat cocok dijadikan untuk mewarna makanan atau pun camilan bagi keluarga Anda.

Rosela

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/29september

Selanjutnya ada tanaman Rosela yang sering ditemui di Indonesia. Ini bisa dijadikan tanaman herbal atau tanaman hias sekaligus loh. Bagian yang dijadikan pewarna alami adalah kelopak bunganya. Ini akan menghasilkan warna merah karena dilansir mengandung pigmen antosianin.

Kunyit

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah
©Shutterstock

Selanjutnya adalah kunyit yang merupakan rempah-rempah dan juga bisa dijadikan sebagai pewarna alami. Kunyit akan memberikan warna alami berwarna kuning pada makanan.

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah
Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah
Jika pada artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang bagaimana cara membuat pewarna makanan alami, kini saatnya kamu tahu daftar pewarna makanan yang berbahaya jika tercampur dalam makanan, apalagi kalau kita mengonsumsinya secara terus menerus. Efek yang akan ditimbulkan dari mengonsumsi pewarna makanan ini secara berkala juga lumayan parah, bahkan salah satu yang terparahnya dapat menyebabkan kanker dan tumor.

Apa sajakah pewarna makanan yang harus kita hindari?

Pewarna Karamel

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah

Pewarna makanan yang sering ditemukan di dalam produk permen, cola ataupun saus BBQ sekilas terlihat menggugah selera, namun ternyata warna-warna itu justru berbahaya untuk kesehatan. Menurut Foods and Drugs Administration atau FDA di Amerika Serikat (setara dengan Badan POM di Indonesia) “Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan pewarna ini mampu memperbesar risiko untuk terkena kanker karena pewarna ini mengandung 2-methylimidazole dan 4-methylimdiazole,”  Namun, ada batas maksimal yang diperbolehkan oleh FDA yaitu sekitar 200 miligram per kilogram berat badan mu dalam satu hari.

Allura Red

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah

Allura Red atau yang biasa dikenal dengan Red-40 ini adalah pewarna yang memberikan warna merah terang menyala. Di restoran cepat saji, allura red biasanya digunakan sebagai campuran bahan pembuatan es krim stroberi. Atau kadang kita juga bisa menemukannya di dalam permen ataupun minuman.

Padahal pewarna allura red mengandung benzidene, yang disinyalir bersifat karsinogen atau pemicu kanker. FDA bahkan sudah sejak lama mengingatkan bahwa pewarna ini punya efek yang tidak baik untuk kesehatan “Red 40 berisi benzidene, zat karsinogen yang sudah terkenal. Anak-anak sangat disarankan untuk berjauhan dengan Red 40”  Selain itu FDA juga mengatakan, takaran aman untuk allura red adalah 7 miligram (mg) per kilogram berat badan dalam satu hari..

Sunset Yellow

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah

Sunset Yellow atau Yellow 6 adalah pewarna kuning yang dicurigai FDA mampu menyebabkan kanker testis dan tumor adrenal. Selain itu, pewarna ini juga berpotensi menyebabkan reaksi alergi dan memicu asma bertambah parah, hiperaktif, dan kegelisahan. Di Amerika Serikat, telah dilaporkan sejumlah kasus di mana konsumsi pewarna ini secara berlebihan bisa memicu ADHD. Menurut FDA, takaran yang aman untuk pewarna ini adalah 3,75 miligram (mg) per kilogram berat badan dalam satu hari.

Biru Berlian

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah

Biru Berlian atau Blue 1 adalah pewarna biru yang umumnya biasa ditemukan pada permen, camilan, hingga produk pembersih gigi dan mulut. Padahal pewarna jenis ini sangatlah berbahaya dan bisa menyebabkan kerusakan sel-sel saraf, kerusakan kromosom, memancing reaksi alergi, hingga pencetus kanker. Sebab, pewarna biru berlian dapat menembus sawar darah otak. Sawar darah otak sendiri adalah perisai pelindung yang bertugas untuk menghalangi masuknya zat-zat berbahaya ke dalam otak.

Yellow 5

Selanjutnya ada Yellow 5 atau yang juga dikenal dengan sebutan tartrazine. Pewarna ini dapat memberikan efek yang sangat buruk pada kesehatan, karena kandungan yang ada pada pewarna ini dapat menyebabkan reaksi alergi parah yang dapat merusak sistem informasi sel. Bahkan menurut Feingold Association, pewarna Yellow 5 dapat menurunkan jumlah sperma pada pria dewasa. Sedangkan pada anak-anak, zat pewarna ini diketahui dapat menghambat penyerapan zinc sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan, peningkatan risiko infeksi dan flu, melemahnya memori atau daya ingat, serta menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi. Pewarna ini sering dikombinasikan dengan pewarna biru berlian (Blue 1) untuk menghasilkan warna hijau.

Takaran yang aman dan diperbolehkan oleh FDA untuk pewarna ini adalah 5 miligram per kilogram berat badan dalam satu hari..

Selain pewarna makanan, ada juga beberapa penjual nakal yang memasukan pewarna sintetis yang biasa digunakan untuk bahan tekstil ataupun bahan lain yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi tubuh, namun demi meraup keuntungan yang berlimpah, banyak yang mengesampingkan bahaya dari pewarna tersebut. Seperti contohnya :

Rhodamin B

Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, dan berwarna hijau atau ungu kemerahan. Biasanya pewarna ini dikhususkan untuk mewarnai tekstil, kertas, ataupun produk kosmetik. Namun tak jarang rhodamin B justru dicampurkan ke dalam makanan, seperti kerupuk, jajanan, kue, serta minuman. Rhodamin B memiliki nama lain seperti D and C Red no 19. Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Acid Brilliant Pink B. Pewarna ini diduga dapat menyebabkan kanker, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan perkiraan tersebut.

Metanil Yellow

Selanjutnya ada metanil yellow yang berwarna kuning kecokelatan. Pewarna ini akan larut dalam air dan alkohol. Seharusnya pewarna ini hanya digunakan sebagai pewarna tekstil, kertas, tinta, plastik, cat, dan sebagainya.

Bila dikonsumsi, metanil yellow dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan hipotensi (tekanan darah rendah). Mengonsumsi metanil yellow dalam jangka panjang dikhawatirkan dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan kanker kandung kemih. Makanan atau minuman yang dicampur dengan metanil yellow biasanya akan berwarna kuning mencolok, berpendar, dan memiliki warna yang tidak rata. Pewarna ini bisa dijumpai pada aneka jajanan seperti kerupuk, mie, tahu, dan gorengan.

Auramine (C. I. Basic Yellow 2)

Auramine adalah bubuk pewarna kuning, yang mudah larut dalam air dan memiliki warna yang kuning yang cerah. Pewarna ini biasanya digunakan dalam industri ketas warna, wallpaper ataupun tinta. Pewarna jenis ini sama sekali tidak boleh di gunakan untuk pewarna makanan atau minuman seperti yang di jelaskan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.

Black 7984 (Food Black 2)

Black 7984 , Food Black 2 , atau CI 27755 , adalah pewarna diazo sintetis coklat-ke-hitam. Pewarna ini sering digunakan sebagai garam tetrasodium, Saat digunakan sebagai pewarna makanan , ia memiliki nomor E E152. Namun pewarna jenis ini benar-benar tidak diperbolehkan digunakan sebagai pewarna makanan. Bahkan penggunaannya tidak diizinkan di Amerika Serikat dan di Uni Eropa sejak 1984. Juga tidak diizinkan di Australia dan Jepang serta di Indonesia.

Citrus Red No. 2

Citrus Red 2 adalah pewarna dengan warna oranye hingga merah tua. Pewarna ini membutuhkan pelarut organik untuk melarutkan teksturnya, karna ia tidak dapat larut dalam air. Di Amerika Serikat, Citrus Red 2 terkadang digunakan untuk mewarnai jeruk. Tetapi pewarna ini hanya diizinkan untuk digunakan pada bagian luar atau kulitnya. Jika pewarna ini hendak digunakan sebagai pewarna makanan hal itu jelas tidak di izinkan. Bahkan di California dan Arizona di AS sudah melarang penggunaan pewarna ini. Begitupun di Indonesia, Citrus Red No. 2 masuk kedalam daftar pewarna makanan yang berbahaya seperti yang di sebutkan oleh BPOM.

Scarlet GN (Food Red 2)

Scarlet GN, atau dengan nama lain CI Food Red 1, Ponceau SX, FD&C Red No. 4, dan CI 14700 adalah pewarna azo merah yang pernah digunakan sebagai pewarna makanan. Sebagai aditif makanan, ia memiliki nomor E E125. Namun Sekarang penggunaannya sudah dilarang, sebab pewarna ini diketahui memiliki kandungan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan.

Violet 6 B

Violet 6B juga dukenal dengan nama Metil violet, memiliki kegunaan utama sebagai pewarna ungu untuk tekstil, cat dan tinta, juga digunakan sebagai indikator hidrasi untuk silica gel . Menurut BPOM pewarna ini tergolong kedalam pewarna makanan yang berbahaya dan sebaiknya dihindari.

Selain pewarna di atas, disebutkan juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 239/Men.kes/Per/V/85 Tentang Zat Warna Yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya, bahwa banyak makanan berwarna yang berbahan dasar pewarna sintetisi, yang sangat membahayakan kesehatan, seperti berikut ini :

Pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman adalah


Alkanet, Butter Yellow (C. I. Solvent Yellow 2), Burn Unber (Pigment Brown 7), Chrysoidine (C. I. Basic Orange 2), Chrysoine S (C. I. Food Yellow 8), Chocolate Brown FB (Food Brown 2), Fast Red E (C. I. Food Red 4), Fast Yellow AB (C. I. Food Yellow 2), Guinea Green B (C. I. Acid Green No. 3), Indanthrene Blue RS (C. I. Food Blue, Magenta (C. I. Basic Violet 14), Oil Orange SS (C. I. Solvent Orange 2), Oil Orange XO (C. I. Solvent Orange 7), Oil Yellow AB (C. I. Solvent Yellow 5), Oil Yellow OB (C. I. Solvent Yellow 6), Orange GGN (C. I. Food Orange 2), Orange RN (Food Orange 1), Orchid and Orcein, Ponceau 3R (Acid Red 6), Ponceau SX (C. I. Food Red 1), Ponceau 6R (C. I. Food Red 8)

Setelah mengetahui beberapa pewarna makanan yang berbahaya untuk kesehatan mu, ada baiknya kamu membatasi makanan dan minuman kemasan yang mengandung bahan-bahan tersebut. Sebagai konsumen kita juga harus lebih cerdas dan teliti untuk memastikan apapun yang kita konsumi aman bagi kesehatan. Pastikan semua produk yang akan kamu konsumsi aman dan terdaftar di BPOM. Namun akan lebih baik jika kamu mengonsumsi makanan-makanan alami yang bergizi tinggi, karna hal itu tidak hanya membuat mu terhindar dari bahaya pewarna makanan diatas, tapi juga akan membuat tubuh mu sehat.