Pertanyaan tentang seminar digital marketing

Pertanyaan tentang seminar digital marketing

Pertanyaan tentang digital marketing yang harus kamu persiapkan ketika akan melamar kerja di bagian marketing khususnya digital marketing. Kali ini tipskerja akan membahas seputar cara melamar posisi digital marketing beserta jawabannya yang mungkin bisa membantu kamu dalam menghadapi tes rekrutment kerja.

Selain hal hal teknis yang harus kamu kuasai, kamu juga harus tahu mengenai seluk beluk untuk posisi ini. Karena memang posisi digital marketing ini adalah bidang baru yang ada pada zaman sekarang ini.

Untuk itu kami sudah persiapkan beberapa pertanyaan seputar posisi ini ketika kamu di interview kerja.

Contoh Pertanyaan Tentang Digital Marketing Pada Saat Interview Kerja

Ada 5 pertanyaan yang harus kamu persiapkan khusus untuk posisi ini. Contoh pertanyaan ini melingkupi tentang teknis dan non teknisnya. Berikut daftar pertanyaannya beserta jawabannya.

Ini pertanyaan yang pasti ditanyakan pertama pada saat wawanacara kerja untuk posisi tersebut yaitu “apa yang kamu ketahui dengan bidang ini ? / apa yang kamu ketahui seputar digital marketing ?”

Sebelumnya kamu harus tahu dan riset mengenai pertanyaan beserta jawabannya. Dan kalu bisa sampaikan pendapat kamu mengenai digital marketing versi kamu seperti apa.

Contoh : “Menurut saya digital marketing adalah cara promosi dan pemasaran terbaru yang mengandalkan media digital sebagai alatnya seperti iklan online, google ads, facebook ads dan lain lain”

Kamu bisa memberikan pendapat lainnya seputar posisi ini atau juga berdasarkan pengalaman kerja kamu. Jangan lupa untuk cari tahu mengenai kualifikasinya terlebih dahulu. Jangan sampai maksud digital marketing yang kamu jelaskan berbeda dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

Baca Juga >>> Contoh Email Marketing Yang Menarik <<<

Meskipun tidak langsung dibuktikan secara teknis, namun kamu harus menguasai beberapa istilah istilah dalam posisi ini. Yang paling popular dan sering digunakan adalah google ads dan facebook ads.

Jadi kamu bisa menjelaskan mengenai kedua jenis metode yang kamu kuasai. Dan kalau bisa kamu berikan beberapa contoh campaign yang pernah kamu kerjakan sebelumnya.

Contoh menjawabnya : “Saya sering menggunakan facebook ads untuk beriklan produk yang saya jual di facebook dan instagram saya, dan lumayan laku meskipun sampai tahap ini saya masih perlu belajar banyak lagi. Untuk google ads saya pernah mencoba sekali namun menurut saya untuk menjual produk masih lebih baik menggunakan facebook ads karena ….. …..”

“Saya juga beberapa kali mengikuti khursus pelatihan facebook ads dan seminarnya juga meskipun tidak ada sertifikat dari lembaga yang saya ikuti”

Baca Juga >>> Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Telemarketing Yang Perlu Kamu Ketahui <<<

Ada beberapa tools yang bisa menunjang aktifitas digital marketing kamu. Salah satunya adalah Google Analytics, Google Ads, Ahrefs SEO Tools, Semrush dan lain lainnya yang sering kamu gunakan.

Pertanyaan tentang seminar digital marketing

Jika kamu tidak tahu tools tersebut paling tidak kamu pernah mendengarnya dan cari tahu apa saja sih tools yang diperlukan untuk posisi ini. Kamu bisa riset di internet untuk kegunaan tools diatas.

Baca Juga >>> Cara Menjadi Marketing Pemula Yang Profesional <<<

Ini adalah pertanyaan lanjutan dari pertanyaan diatas tadi. Jadi biasanya HRD atau user juga akan menanyakan apa lagi sih keahlian yang kamu miliki selain yang kamu sebutkan diatas?

Nah kamu harus bisa menggali potensi dan skill kamu disini dan juga sebutkan pula contohnya seperti apa projek yang pernah kamu tangani.

Contohnya : “Selain keahlian diatas, saya juga bisa membuat content marketing, SEO website juga saya sedikit tahu, dan juga masih belajar juga untuk pembuatan website dengan wordpress. Sebagai contoh saya memiliki website sendiri yang saya kembangkan bernama tipskerja.com “

“Keahlian lainnya saya sedikit tahu mengenai desain grafis dan pengolahan vector dengan menggunakan corel draw”

Dengan begitu ada nilai tambah yang kamu berikan berdasarkan skill yang kamu miliki dan user bisa lebih tertarik untuk memperkerjakan kamu.

Baca Juga >>> Lengkap ! 7 Pertanyaan Interview Sales Marketing Beserta Jawabannya <<<

Ini sudah masuk kebagian teknis untuk interview kerja. User ingin mengetahui seberapa besar pengalaman kamu dibidang ini beserta pencapaianmu.

Kamu bisa menjawabnya seperti ini :

“Saya pernah mempromosikan dengan iklan untuk campaign promosi produk yang saya jual yaitu dompet kulit. Saya memilih menggunakan facebook ads yang bertujuan untuk menciptakan sales penjualan produk. Saya habiskan budget sekitar Rp 20.000 perharinya dan tiap hari ada sekitar 2-3 produk yang laku terjual”

“Meskipun dengan budget sedikit, namun bisa saya maksimalkan untuk iklan dan bisa untung antara Rp 50.000 – Rp 100.000 untuk tiap produknya. Saya juga pernah beriklan di google ads untuk mempromosikan kantor saya yang lama agar bisa muncul di page one google untuk kata kunci “Training Manajemen HRD” dan ternyata dengan adanya iklan bisa mendatangkan visitor untuk menuju ke landing page kantor”

Baca Juga >>> Pengertian, Fungi, Jenis, Manfaat, Strategi Mobile Marketing <<<

Penutup

Itu tadi pertanyaan tentang digital marketing saat interview yang bisa kamu jadikan gambaran sebelum menghadapi tes interview kerja untuk posisi tersebut. Jika kamu sudah berpengalaman maka tidak ada hal yang sulit dan kami rasa pertanyaan diatas adalah pertanyaan biasa yang bisa dijelaskan dengan mudah.

Semoga artikel tentang digital marketing diatas bermanfaat buat kamu dan semoga berhasil mendapatkan karir impianmu. Terima kasih.

Seiring dengan perkembangan dunia digital, melakukan optimalisasi digital marketing menjadi sebuah kewajiban dalam dunia bisnis. Namun, banyak keraguan terutama bagi para pengusaha pemula yang masih memiliki keterbatasan secara kapital. Apakah menjalankan digital marketing bisa dilakukan secara mandiri? Atau harus selalu bersama tim dan outsource?

Pada #BincangDigital kali ini, Astrid Hapsari Ningrum tidak hanya akan menjawab pertanyaan tersebut, tetapi juga serangkaian pertanyaan-pertanyaan lanjutannya seperti apa tips yang harus dilakukan bagi pebisnis yang ingin menjalan digital marketing secara mandiri, bagaimana agar hasil digital marketing menjadi optimal dengan melakukan ketiga pendekatan tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak wawancara di bawah ini!

T: TalkDGTL | AH: Astrid Hapsari

T: Menurut kak Astrid, tantangan terbesar dalam menjalani strategi digital marketing itu apa kak?

AH: Dalam mengeksekusi strategi digital marketing, yang pasti tugas utamanya kita harus bisa membayangkan strategi yang disepakati itu output yang diharapkan akan seperti apa. Misalkan suatu brand butuh awareness yang besar dan kita harus membuat kampanye, sebagai eksekutor, kita harus tau kampanye ini tujuannya apa, targetnya ke siapa, konsep kontennya bagaimana, KPI nya apa, periodenya berapa lama, akan ada di channel apa saja, format konten yang dibutuhkan seperti apa, dan bagaimana cara mengukur efektivitasnya.

Kalau sudah tahu kebutuhannya, tahap berikutnya adalah menentukan resource. Apa lebih baik dikerjakan in-house? outsource? masing-masing ada plus minusnya, tergantung banyak dan kompleksitas proyek. Ini juga sangat berpengaruh ke waktu pengerjaan, apalagi kalau menangani beberapa proyek dalam waktu yang sama.

Kalau dibilang tantangan yang terbesar dalam eksekusinya, saya pikir lebih ke membangun fleksibilitas sistem maupun perspektif tim terhadap delivery yang ingin dicapai. Seberapa cepat tim digital marketing bisa adaptif terhadap perubahan taktik yang dijalankan. Kita bisa saja sudah buat plan 1 tahun, 6 bulan, hingga 3 bulan ke depan. Tapi bisa saja bahkan di bulan ke 2 strateginya sudah harus ganti. Kebayang kan kalau ekstrimnya nih, kita sudah hire misalnya orang iklan khusus, tapi ternyata di bulan ke 2, strategi menggunakan iklan sudah tidak terlalu impactful untuk seluruh project. Harus cepat berpikir plan B nya apa, karena terkait dengan nasib dan masa depan seseorang.


T: Haruskah selalu memulai strategi digital marketing berjalan bersama tim atau bisa dilakukan secara mandiri?

AH: Dilakukan secara mandiri juga bisa, dengan catatan memang sudah sangat tahu apa yang ingin dicapai, apa yang mau dilakukan, dan tentunya waktu untuk me-manage semua hal. Di awal proyek bisa saja strateginya hanya butuh iklan dan website sebagai channel, setelah ada insight baru masuk channel lainnya. Kalau pun merasa tidak perlu tim, selalu ada pilihan untuk outsourcing tugas-tugas yang spesifik di periode tertentu kepada orang-orang yang ahli.


T: Jika seseorang punya kemauan memulai strategi digital marketing, tetapi tidak memiliki kapabilitas tentang digital marketing, apa yang bisa dilakukan?

AH: Rasanya sekarang tips-tips digital marketing itu sudah banyak sekali tersebar di internet ya. Dari yang fundamental digital marketing itu apa, sampai yang technical pun banyak. Tapi tantangannya adalah bagaimana informasi dan teknik tersebut bisa kita adaptasi ke strategi kita dengan konteks yang tepat. Untuk mulai sih yang pasti riset dulu ya, “kenalan” audiensnya main di channel apa aja, behaviour mereka itu seperti apa sih, baru setelah itu buat strategi. Jangan lupa melihat juga kompetitor sedang menjalankan strategi digital marketing seperti apa? akan sangat memberikan insight terhadap apa yang mau kita lakukan. Sekarang banyak kok tools-tools gratis yang bisa ngasih kita insight tersebut.


T: Bagaimana cara me-manage kampanye digital marketing bersama tim atau pun outsource?

AH: Yang pasti, mau outsource maupun tim sendiri, yang harus jelas adalah output yang diharapkannya. Perencanaan maupun brief yang diberikan juga sangat berpengaruh, kita harus tahu tingkat pemahaman orang yang diberikan brief juga. Tapi jangan takut, ga ada brief yang sempurna kok. Menurut kita jelas, belum tentu untuk orang lain jelas. Yang penting itu komunikasi dijaga dan jangan lupa evaluasi secara rutin.


T: Apa kelebihan dari menjalankan digital marketing dengan secara mandiri, tim, dan outsource?

AH: Semua plus minus sih ya sebenernya, tapi yang penting konteksnya aja. Kapabilitas bisa berpengaruh, kapasitas juga bisa.

Kalau memang sudah sangat PD untuk jadi superman/wonder woman ya mungkin mandiri enak juga ya. Leluasa mau coba apa pun, tapi ya sekali collapse ya aktivitas juga collapse, dan mandiri ini dia harus tau kapasitasnya sampai di titik mana.

Kalau tim, enak bisa ada teman diskusi, pembagian kerja, idealnya output juga lebih besar dong. Tapi bisa jadi liability juga kalau misalnya komunikasi antar timnya jelek, atau misalnya deliverable dari anggota tim di bawah ekspektasi. Harus ada investasi dari perusahaan berupa sistem maupun empowerment, dan yang pasti akan mengorbankan waktu dan uang.

Kalau outsource sih jelas ya, kita bisa milih orang yang menurut kita cocok untuk mengerjakan output yang kita inginkan. Fleksibel juga, ga cocok sama A bisa ganti B, C, D dan sebagainya. Tapi ya yang perlu diingat, jangan sampai core business kita di outsource. Di konteks digital marketing, strategi tetep dateng dari kita misalnya, tapi biarlah orang lain yang bikin kampanye nya, asetnya, bahkan mungkin monitoringnya. Tapi kita harus awas untuk selalu me-monitor efektivitas strategi secara lebih luas nih bagaimana. Hati-hati juga soal budget karena biasanya outsource itu ya sifatnya spesifik dan sudah punya rate masing-masing.

Jadi balik lagi, ketiganya oke asal kita punya konteks planning resourcenya dan siap dengan risikonya.


T: Ada kah tips bagi orang yang masih ragu untuk mau memulai menjalankan strategi digital marketing baik secara mandiri, dengan tim, atau outsource?

AH: Yang penting kenalan sama produknya, kenalan sama karakter audiensnya, tentukan apa yang mau kita lakukan, baru terjemahin caranya gimana. Buat planning jangka pendek dan jangka panjang, buat simulasi dari sisi budget, output, maupun waktu kalau ditangani sendiri gimana, tim gimana, dan outsource gimana.

Kalau sudah punya gambaran dan merasa berani menerima risiko terburuk maupun kondisi terbaik, siap kok di eksekusi.


 

.