Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah

tirto.id - Terdapat banyak teori tentang proses pembentukan bumi. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang adalah bagian dari pembentukan alam semesta karena terjadi ledakan dahsyat. Selain Big Bang, masih terdapat teori-teori lainnya, yaitu Planetesimal, Pasang Surut, Awan Debu hingga Nebula.

Bumi sebagai tempat hidup manusia berada di tata surya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan delapan planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari.

Adapun delapan delapan planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet sejak 2006

Dalam studi Geografi, bumi dideskripsikan sebagai salah satu dari banyaknya planet yang ada dalam tata surya, tepatnya berada di Galaksi Bima Sakti.

Lokasi tata surya kita berada di tepi galaksi Bima Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan lainnya.

Dalam Modul 3 Geografi: Planet Bumi Sebagai Ruang Kehidupan (2017:1-2), Ema Wahyuni dan kawan-kawan menerangkan, bumi menyerupai bola besar yang hampir dua pertiganya terdiri dari air dan sisanya daratan.

Komposisi keduanya memungkinkan kehidupan bisa berlangsung di bumi. Selain itu, ada juga unsur seperti atmosfer bumi, jarak tepat dengan matahari, dan berbagai sumber daya yang menambah kemungkinan makhluk bisa bertahan hidup.

Menurut Kustopo dalam buku Modul 3 Geografi: Bumi Tempat Kita Hidup (2018:4), pembentukan bumi ternyata tidak terlepas dari proses munculnya tata surya atau jagat raya. Dengan kata lain, bumi tidak bisa dilepas dari susunan tata surya beserta aspek-aspek di sekitarnya, seperti planet lain, galaksi lain, dan matahari.

Baca juga: NASA Umumkan Ada Asteroid yang Dekati Bumi Selain 2019 OU1

Teori-teori Proses Pembentukan Bumi

Beberapa ahli menjabarkan tentang proses pembentukan bumi pertama kali dengan pendapat atau teorinya masing-masing. Lantas, apa saja teori tersebut dan pengertiannya?

1. Teori Big Bang (Ledakan Besar)

Pada 1956, Fred Hoyle menerangkan bahwa seluruh benda yang kini ada di tata surya terbentuk dari peristiwa tabrakan dua bintang kembar yang akhirnya meledak. Teori ini juga sering disebut “teori bintang kembar".

Ledakan tersebut menyebabkan seluruh unsur bintang pecah menjadi debu-debu angkasa. Satu unsur terkuat saat itu adalah matahari dengan gaya gravitasinya. Debu yang berserakan mulai bersatu menjadi planet dan asteroid. Salah satu planet yang terbentuk adalah bumi.

2. Teori Planetisimal

Pendapat ini dikemukakan oleh Forest Ray Moulton dan Thomas Crowder Chamberlin. Mereka menyatakan tata surya ada karena benda padat berukuran kecil (planetisial) yang secara konsisten mengelilingi inti bersuhu tinggu.

Planet kecil tersebut akhirnya ada yang menyatu dan menjadi planet-planet yang ukurannya lebih besar, salah satunya bumi. Sedangkan, inti dengan suhu tinggi tadi menjadi matahari.

3. Teori Pasang Surut

Hipotesa ini diungkapkan dua orang astronom, yakni James Hoowod dan Harold Jeffreys. Matahari disebutkan sebagai satu-satunya unsur yang ada dalam tata surya. Seluruh planet yang kini ada, salah satunya bumi, tercipta karena adanya serpihan matahari yang lepas.

Gravitasi bintang lain dan matahari (juga bintang) saling tarik menarik hingga menghempaskan serpihan. Bentuk awalnya menyerupai susunan cerutu panjang yang secara konsisten mengelilingi matahari hingga akhirnya mendingin dan menjadi planet.

4. Teori Awan Debu

Alam semesta dahulu terdiri dari kumpulan awan besar yang unsurnya terbentuk dari debu dan gas. Carl Friedrich von Weizsacker dan Gerard Peter Kuiper sebagai pelopor teori ini mengungkapkan, ada ketidakteraturan gaya tarik menarik di awan tersebut.

Gaya tersebut lama-kelamaan kosisten bergerak cepat dan teratur hingga membentuk matahari sebagai inti piringan. Di bagian luar inti, terdapat beberapa planet yang juga terbentuk dari proses pergerakan awan besar.

5. Teori Nebula

Filsuf Jerman, Imanuel Kant, mengungkapkan proses pembentukan tata surya diawali dari nebula (gas bersuhu tinggi dan berputar secara lambat). Pergerakan tersebut menyebabkan munculnya inti energy yang disebut sebagai inti massa di tempat berbeda.

Inti paling besar terdapat di tengah tata surya menjadi matahari dan inti-inti kecil di sekitarnya mulai membentuk jadi planet. Bumi adalah salah satu yang tercipta dari inti kecil tersebut dengan komposisi sesuai. Sedangkan, matahari bersuhu paling tinggi dibanding inti lainnya.

6. Teori Kondensasi

Teori ini dikemukakan astronom Belanda, G.P Kuiper pada tahun 1950. Teori ini menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang berputar hingga menjadi cakram raksasa.

Baca juga: Perbedaan Benda Langit: dari Asteroid, Meteorit, Hingga Komet

Baca juga artikel terkait TATA SURYA atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/dip)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Pada pelajaran Geografi kelas 10, ada satu materi yang membahas soal teori pembentukan tata surya. 

Bagaimana teori terbentuknya planet bumi menjadi salah satu materi yang dekat banget sama kehidupan kita. Saat Bapak/Ibu guru memperhatikan langit, pasti terlihat matahari, bintang-bintang, bulan, dan benda-benda langit lainnya.

Meskipun berkaitan erat sama kehidupan, hal ini belum tentu menjamin para siswa langsung memahami apa yang Bapak/Ibu guru sampaikan tentang asal usul tata surya. 

Bisa dibilang, terbentuknya tata surya merupakan materi pelajaran yang nyata di sekitar kita, tetapi abstrak. Ada wujudnya, tapi guru tidak mungkin membawa wujud aslinya saat menjelaskan ke siswa.

Nah, supaya penjelasan Bapak/Ibu guru tidak bersifat abstrak lagi, yuk simak penjelasan tentang teori terbentuknya tata surya di bawah ini!

Apa yang Dimaksud Tata Surya?

Bumi sebagai tempat tinggal manusia ada dalam satu sistem yang disebut tata surya. Tata surya sendiri merupakan salah satu sistem bintang yang ada dalam lingkup galaksi Bima Sakti.

Tata surya adalah suatu kesatuan yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya, dan dikelilingi oleh planet, bulan, meteor, komet, dan benda langit lainnya yang terus bergerak. 

Dalam tata surya, matahari menjadi satu-satunya benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri. Sementara, benda langit lainnya hanya bisa memantulkan cahaya.

Teori Pembentukan Tata Surya

Berbagai sumber menyebutkan kalau terbentuknya tata surya butuh proses yang cukup lama dan panjang. Pembahasan tentang terbentuknya tata surya ini sudah banyak dijelaskan dalam teori pembentukan tata surya.

Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah
Tata surya (Dok. Universe Today)

Teori pembentukan tata surya menjelaskan bagaimana matahari, planet, dan satelit terbentuk dan dapat bekerja secara teratur dalam sistem. 

Teori-teori ini dikemukakan sama para ahli melalui hasil dari berbagai penelitian, pengamatan, dan eksperimen. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan teori pembentukan tata surya yang logis.

Ada beberapa teori pembentukan tata surya yang banyak dikenal dan diakui. Di antaranya adalah Teori Nebula, Teori Awan Debu, Teori Planetesimal, Teori Ledakan Dahsyat, Teori Pasang Surut, Teori Bintang Kembar, dan Teori Orbit Planet.

1. Teori Nebula

Teori pembentukan tata surya Nebula terdapat dua versi, berdasarkan Immanuel Kant dan Pierre Simon de Laplace. Keduanya berpendapat kalau tata surya berasal dari kabut gas panas.

Gue akan uraikan proses pembentukan tata surya menurut teori kabut Kant-Laplace, satu persatu.

– Teori Nebula Immanuel Kant

Menurut Immanuel Kant, tata surya terbentuk dari kabut gas bersuhu panas yang berotasi lambat. Saat berotasi lambat, massa jenis kabut semakin tinggi dan membentuk inti di berbagai tempat. 

Inti panas yang berada di tengah bersuhu paling panas dan berpijar menjadi matahari, sementara inti di tepinya mendingin lalu menjadi planet.

– Teori Nebula Pierre Simon de Laplace

Menurut Pierre Simon de Laplace, tata surya berasal dari kabut gas bersuhu panas yang berotasi cepat. Terus, sebagian materi bola gas terlempar. Gas yang terlempar mendingin menjadi planet sedangkan bola gas di awal berpijar dan menjadi matahari.

Teori pembentukan tata surya menurut Laplace dianalogikan seperti saat seorang ice skater menarik tangannya sambil berputar dan kecepatannya terus meningkat. 

Karena terus berputar, jika dilihat posisi ice skater akan membentuk piringan. Hal ini serupa dengan apa yang terjadi dengan kabut gas panas saat berotasi dan membentuk tata surya.

Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah
Analogi Teori Nebula ketika seorang ice skater menarik tangannya sambil berputar (Dok. Nelson Science)

2. Teori Awan Debu

Menurut Carl Von Weizsacker dan G.P Kuiper, tata surya berasal dari gumpalan awan gas dan debu (hidrogen dan helium). Tata surya terbentuk bersamaan dengan adanya gumpalan awan dan debu yang berputar dan terjadi pemadatan. 

Akibatnya, terbentuk piringan cakram yang tebal di pusat dan tipis di bagian pinggir. Bagian pusat kemudian membentuk matahari dan pinggirnya membentuk proto planet.

Untuk memudahkan pemahaman siswa, guru bisa memberi penjelasan kalau teori awan debu ini seperti bola salju yang bergerak melalui badai salju, yang tumbuh lebih besar saat bertemu lebih banyak kepingan salju. 

Dalam hal ini, bola salju berperan sebagai gumpalan awan gas dan kepingan salju adalah debu. 

Perbedaan Teori Pembentukan Tata Surya Nebula dan Awan Debu

Kalau diperhatikan, Teori Nebula dan Awan Debu punya kemiripan yaitu tata surya terjadi karena adanya rotasi. Nah, di mana letak perbedaannya?

Teori Nebula Kant menyatakan kabut gas berotasi lambat yang menyebabkan terbentuknya inti. Pada Teori Nebula Laplace, kabut gas berotasi dengan cepat sehingga materi terlempar keluar. 

Sementara menurut Teori Awan Debu, terdapat awan yang kemudian menarik debu ke dalam saat rotasi dan pemadatan. Hal itu mengakibatkan adanya cakram tebal berada di pusat dan tipis di tepinya. 

Kalau digambarkan, berikut perbedaan ketiga teori pembentukan tata surya tersebut.

Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah

3. Teori Planetesimal

Teori Planetesimal dikemukakan sama Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton. Menurut keduanya, planet yang ada sekarang berasal dari matahari. 

Hipotesis ini didasarkan pada gagasan bahwa sebuah bintang melintas cukup dekat dengan matahari dan terjadi gaya tarik menarik. 

Gas di tepi matahari tertarik kemudian mendingin. Sementara, gas matahari yang berhamburan akan tertarik dan menggumpal kemudian membentuk planet. 

Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah

Ada satu cara yang bisa menggambarkan Teori Planetesimal, yaitu lewat bermain peran. 

Contohnya, ada dua siswa yang bertugas sebagai matahari dan saling bergandengan. 

Sementara,  satu siswa lagi berperan sebagai bintang lain dengan ukuran yang lebih besar. Saat bintang besar melintas sangat cepat dan berada sangat dekat dengan matahari, sebagian materi matahari akan terlepas dan bertebaran di lintasan orbit. 

Dua siswa yang bertugas sebagai matahari melepaskan diri dan berubah menjadi materi yang terlepas dari matahari di mana salah satunya akan menjadi pusat tata surya. Sementara, satu siswa lain yang terlepas beredar dengan orbit mengitari matahari dan berubah menjadi planet. 

4. Teori Pasang Surut

Sir James Jeans dan Harold Jeffreys berpendapat kalau tata surya terbentuk akibat bintang lain yang lewat dekat matahari. Ketika melintas, terjadi gaya tarik menarik yang menyebabkan massa matahari tertarik. Bintang lain kemudian menjauh sementara massa yang tertarik terus berputar dan mendingin, kemudian membentuk planet.

Oh iya, teori pembentukan tata surya ini memang hampir sama dengan Teori Planetesimal ya. Bedanya, Teori Pasang Surut ini tidak dibentuk oleh planetesimal. 

Teori ini menyatakan bahwa ketika sebuah bintang sangat dekat dengan matahari, ada tarikan gaya gravitasi yang menyedot filamen gas berbentuk cerutu panjang. Filamen ini membesar di tengah dan menyusut di kedua ujungnya. Dari filamen inilah yang kemudian membentuk planet.

5. Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar disampaikan oleh R.A Lyttleton. Ia berpendapat kalau tata surya berasal dari satu bintang yang meledak. Awalnya, terdapat dua bintang kembar. Kemudian, bintang lain mendekati salah satu bintang kembar dan terjadi tabrakan. Material bintang berhamburan dan menjadi planet setelah pendinginan. Sementara bintang lainnya menjadi matahari.

6. Teori Orbit Planet

Dalam teorinya, Johannes Kepler lebih menjelaskan tentang adanya tiga hukum gerak planet. Tiga hukum ini memberikan gambaran dasar-dasar gerakan planet, termasuk bentuk orbit planet yang mengitari matahari, kecepatan gerak planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran. 

Persamaan dari beberapa hipotesis tentang teori pembentukan Bumi adalah
Hukum gerak planet Johannes Kepler (Dok. Wikipedia)

Hukum 1: setiap planet bergerak dalam lintasan elips dengan matahari di salah satu fokusnya

Hukum 2: luas daerah yang dilewati pada waktu yang sama akan selalu sama

Hukum 3: periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata ke matahari

Itu dia penjelasan tentang teori-teori pembentukan tata surya. Lewat analogi dan contoh-contoh yang diberikan, semoga artikel ini bisa membantu Bapak/Ibu guru dalam menjelaskan teori pembentukan tata surya ke siswa.

Di Zenius terdapat banyak materi Geografi kelas 10 yang disertai video pembelajaran. 

Bapak/Ibu guru bisa membagikan videonya dan soal latihan lewat Zenius untuk Guru dan membahasnya bareng siswa. Video-video materi Geografi kelas 10 ini bisa diakses secara gratis dengan klik: Materi Geografi Kelas 10.

Referensi:

6 Theory of Formation of the Solar System and Its Explanation – Notes Read (2020)

Beyond the Solar System – Nelson Science

Originally published: September 24, 2021

Updated by: Arieni Mayesha

Baca Juga Artikel Lainnya

Kok Bisa Laut Bertumbuh?

Sumber Daya Alam Indonesia

Kenapa Siswa Menyontek Saat Ujian?