Jika kalian dapat memberikan masukan kepada sang komikus hal apa yang ingin kalian sampaikan

b. Minta siswa untuk membaca teks “Kunang-Kunang” secara komprehensif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan siswa lain. c. Setelah membaca, siswa melakukan aktivitas sebagai berikut. 1) Siswa menukar pertanyaan dibuat dengan pertanyaan siswa lain. 2) Siswa saling menjawab pertanyaan. 3) Siswa menuliskan informasi penting dari jawaban tersebut. 4) Siswa membuat ringkasan dari informasi yang didapat d. Siswa dan guru membahas jawaban e. Siswa diajak membaca teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” untuk membandingkan informasi yang terdapat pada teks dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang” yang telah dibaca sebelumnya. f. Siswa mengisi tabel 1.4 pada buku siswa g. Siswa dan guru membahas hasil jawaban pada tabel. h. Siswa dapat diminta untuk mencari sumber informasi lain yang berkaitan dengan tema. 7. Kesalahan umum Siswa tidak diberikan arahan terkait tujuan membaca yang akan dilakukan. 8. Panduan penanganan pembelajaran terhadap beragam karakteristik siswa Guru dapat menyajikan teks audio-visual sebagai sumber informasi pembanding agar dapat mengakomodasi siswa yang lebih dapat menyerap informasi pada teks audio-visual. 9. Pemandu aktivitas refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian Bandingkan informasi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Isilah hasil identifikasimu pada tabel 1.4! d. Rubrik PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 39Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian No Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Pemahaman Siswa mam- Siswa salah Siswa salah Siswa salah isi teks pu meng- meng- meng- meng- identifikasi identifikasi identifikasi identifikasi seluruh kesa- kesamaan dua seluruh maan infor- informasi kesamaan kesamaan masi pada pada kedua informasi informasi kedua teks teks pada kedua pada kedua dengan benar. teks teks 2 Kemampuan Siswa Siswa Siswa me- Siswa me- mampu me- mampu me- nyampaikan tidak me- nyampaikan nyampaikan nyampaikan alasan nyampaikan alasan seluruh sebagian namun alasan alasan yang alasan yang tidak logis disampaikan disampaikan dengan logis dengan logis 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Membaca laporan hasil observasi untuk menganalisis fakta dan opini dalam teks. Mengidentifikasi dan memahami kata-kata dalam konteks ilmiah. 2. Apersepsi a. Ajaklah siswa bermain “Setuju/Tidak Setuju” untuk mengecek pemahaman siswa terkait materi sebelumnya mengenai struktur teks laporan hasil observasi. b. Ajukan beberapa pernyataan terkait materi pada pertemuan sebelum- nya. Minta siswa untuk merespons apakah mereka setuju/tidak setuju dengan pernyataan tersebut. c. Siswa yang menjawab setuju dipersilakan berdiri, sedangkan siswa yang tidak setuju duduk. d. Minta beberapa siswa menyampaikan alasan pilihan mereka. e. Sampaikan jawaban yang tepat. f. Kegiatan ini dapat juga dibuat per kelompok atau dibuat dengan menggunakan sistem gugur; siswa yang menjawab salah tidak dapat melanjutkan permainan. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk menyusun huruf acak dan menebak arti kata tersebut. P-O-L-I-G-A-F-U-S 40 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet 5. Materi Pembelajaran Cara Mencari Arti/Makna Istilah Tertentu yang Jarang Ditemui Salah satu ciri bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi adalah penggunaan bahasa ilmiah. Hal ini tidak lepas dari laporan hasil observasi yang termasuk ke dalam teks ilmiah. Untuk memahami arti kata-kata ilmiah yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalian dapat menggunakan cara-cara berikut. a. Makna atau arti kata sering kali dijelaskan secara langsung atau tersurat dalam teks. Contoh: Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. b. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dari penjelasan secara tidak langsung dalam teks. Contoh: Tonggeret termasuk ke dalam hewan herbivora. Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret mengisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup. Dari teks tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa herbivora berarti hewan yang memakan tumbuhan atau bagian tumbuhan. c. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dengan menggunakan petunjuk visual yang terdapat dalam teks. Contoh: Gambar 5. Anatomi tonggeret Dari gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa elytra adalah sayap atas yang menutupi sayap bagian bawah. PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 41d. Kalian juga dapat menggunakan kamus, ensiklopedia, atau tesaurus, baik dalam bentuk cetak maupun daring untuk mencari makna atau arti kata. Contoh: Gambar 6. Tangkapan layar laman KBBI Daring Sumber: Fadillah T. A. (2020) Gambar di atas merupakan tangkapan layar dari kamus besar bahasa Indonesia daring saat kalian mencari arti kata toraks. Untuk mengakses laman tersebut, kalian dapat mengunjungi https://kbbi.kemdikbud.go.id. Gambar 7. Tangkapan layar laman Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Sumber: Fadillah T. A. (2020) Gambar di atas merupakan tangkapan layar saat kalian mencari arti kata toraks dari berbagai kelas kata melalui tesaurus daring yang tersedia di http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/. 42 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengaitkan pemahaman siswa terkait struktur teks laporan hasil observasi dengan materi yang akan dipelajari mengenai struktur laporan hasil obserasi yang disajikan secara ilmiah. Guru menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam kegiatan membaca; 1) Survey: Siswa menuliskan judul teks yang akan dibahas. 2) Question: Siswa membuat pertanyaan “Adiksimba” (Apa, Di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana) dari judul teks. 3) Read: Siswa membaca teks “Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung” dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat. 4) Recite: Siswa menuliskan informasi dan frasa penting dari jawaban pertanyaan. 5) Review: Siswa membuat ringkasan dari setiap paragraf/bagian teks. b. Perwakilan siswa menyampaikan ringkasan teks untuk kemudian ditanggapi oleh siswa lain jika terdapat perbedaan informasi yang didapatkan. c. Siswa mengidentifikasi perbedaan penggunaan bahasa dan struktur teks laporan hasil observasi populer dan ilmiah. d. Guru mengaitkan penggunaan istilah-istilah ilmiah dalam teks “Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung” dengan materi yang akan dipelajari terkait berbagai cara memahami arti atau makna kata ilmiah yang jarang diketahui. e. Siswa mempelajari cara-cara memahami arti atau makna kata ilmiah yang jarang diketahui. f. Dengan bimbingan guru, siswa mengeksplor penggunaan KBBI dan tesaurus daring. g. Siswa mencari arti/makna kata dari beberapa istilah ilmiah yang terdapat di buku siswa dengan berbagai cara yang sudah dipelajari. h. Siswa dan guru membahas latihan yang diberikan. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. j. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa diminta untuk membaca tanpa diberikan tujuan yang jelas sebelum membaca. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 43b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian Sekarang, carilah makna istilah-istilah berikut dengan menggunakan cara-cara di atas lalu buatlah kalimat lain dengan kata tersebut! 1) Abdomen 2) Bioindikator 3) Bioluminesence 4) Habitat 5) Membran 6) Nocturnal 7) Ooteka 8) Populasi 9) Predator 10) Pronotum d. Rubrik: Tabel 1.3 Rubrik penilaian mencari arti/makna kata dari berbagai referensi No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Ketepatan Siswa mem- Siswa mem- Siswa arti/makna berikan arti/ berikan arti/makna memberikan kata makna kata kata yang kurang arti/makna yang tepat dan tepat/tidak sesuai kata yang sesuai dengan dengan konteks tidak tepat. konteks penggunaan. penggunaan. 2 Kemampuan Siswa mencari Siswa mencari arti/ Siswa mencari menggunakan arti/makna kata makna kata dengan arti/makna referensi dengan meng- menggunakan dua kata dengan gunakan lebih cara. menggunakan dari dua cara. satu cara. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 44 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X11. Kunci Jawaban a. Ooteka: buih putih yang dikeluarkan belalang sembah untuk melindungi telur-telurnya. b. Abdomen: bagian tubuh berupa rongga perut yang berisi alat pencernaan. c. Membran: selaput, kulit tipis, atau lembaran bahan tipis yang merupakan pemisah. d. Nokturnal: keadaan hewan yang sifatnya atau kebiasaannya aktif terutama pada malam hari. e. Predator: hewan pemangsa hewan lain. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun laporan hasil observasi. 2. Apersepsi Ajak siswa untuk bermain kata berantai menggunakan istilah-istilah yang jarang mereka temui. Beberapa kata berikut dapat menjadi pilihan: antonomasia, renjana, lantatur, dan calir raga. Setelah itu, ajak siswa mencari arti katanya dari berbagai sumber seperti yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk bermain permainan “Siapakah Aku?”. Siswa menebak hewan/benda/tempat yang disebutkan ciri-cirinya oleh guru. Guru dapat juga meminta perwakilan siswa untuk menyebutkan ciri-ciri dan siswa lain menebak. 4. Media Pembelajaran a. PUEBI b. Buku siswa 5. Materi Pembelajaran a. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi Kalimat Definisi Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 45sebuah tulisan. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu. Contoh: 1. Belalang anggrek (Hymenopus coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. 2. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. Kalimat Deskripsi Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus suatu benda. Sifat-sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang dapat ditangkap oleh pancaindra, misalnya berupa ukuran besar kecil dan tinggi rendah. Warna seperti merah, kuning, dan biru. Rasa seperti manis, pahit, getir, halus, dan kasar. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri. Contoh: 1. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. 2. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras. Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa. Contoh: 1. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal. 2. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. b. Imbuhan di- Sering kali penulisan imbuhan “di-” disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut: Tabel 1.4 Perbedaan imbuhan di- dan kata depan di Perbedaan Imbuhan di- Kata depan di Fungsi membentuk kata kerja pasif menunjukkan keterangan tempat atau waktu Penulisan disatukan dengan kata yang dipisahkan dengan kata yang mengikutinya mengikutinya 46 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xc. Penulisan Kutipan Tidak Langsung dan Sumber Rujukannya Sebagai teks yang bersifat ilmiah, laporan hasil observasi harus menyajikan data yang akurat. Salah satu cara untuk menyajikan data yang akurat sebagai pendukung hasil observasi, kalian dapat menggunakan sumber lain baik berupa buku, artikel, maupun sumber digital. Perhatikan kutipan teks berikut 1. Kunang-kunang betina ada yang mempunyai sayap dan tidak mempunyai sayap sehingga tidak selalu terbang (Borror & White 1970, 37). 2. Esig (1958, 78) menyatakan bahwa spesies kunang-kunang sering ditemukan di daerah dengan kelembapan tinggi dan hangat, seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit, dan padang rumput. Kedua kalimat tersebut merupakan kutipan tidak langsung yang digu- nakan oleh penulis. Kutipan tidak langsung adalah penggunaan pendapat seorang penulis atau tokoh berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Untuk membuat kutipan tidak langsung, kita harus memahami terlebih dahulu informasi yang akan dikutip. Setelah itu, tulislah inti dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Kalian juga dapat mengubah struktur kalimatnya menjadi kalimat pasif atau sebaliknya. Kutipan tidak langsung yang dituliskan dalam teks dapat menggunakan dua format pada contoh kalimat di atas. Kalimat pertama mencantumkan sumber kutipan dalam tanda kurung pada akhir kalimat berupa nama belakang penulis, tahun penerbitan, dan halaman sumber kutipan. Kutipan tersebut diambil dari tulisan karya Borror dan White tahun 1970 pada halaman 37. Kalimat kedua mencantumkan nama belakang penulis sumber kutipan di luar tanda kurung dan mencantumkan tahun dan halaman kutipan dalam tanda kurung. Kutipan tersebut merupakan pernyataan dari karya yang ditulis Esig tahun 1958 pada halaman 78. Semua sumber kutipan harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari plagiasi atau pengambilan karya orang lain tanpa izin. Jika dituliskan dalam daftar pustaka, sumber kutipan tersebut ditulis sebagai berikut: Borror DJ, White RE. 1970. Peterson Field Guides: Insects. Boston (US): Houghton Mifflin Company. Essig, EO. 1958. College Entomology. 5th ed. New York (US): MacMillan Company. Penulisan daftar pustaka mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, dan nama penerbit secara berurutan. Jika kalian mengutip sumber dari internet, sumber tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut: Sumber berupa karya ilmiah Wijayanti, Anik. 2015. Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang- Kunang dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 47Gunung, Kabupaten Sukabumi. Skripsi pada Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/ G15awi.pdf?sequence=1&isAllowed=y melalui google cendekia. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2020. Sumber berupa artikel Trim, Bambang. 2014. “Harga Sebuah Impian Menulis”. Manistebu, 11 April 2014, dilihat 12 April 2014. <http://manistebu.wordpress. com/2014/04/11/harga-sebuah-impian-menulis/>. Tanggal pengaksesan penting untuk dicantumkan karena sumber dari internet bersifat dinamis. Artikel tersebut sewaktu-waktu dapat menghilang atau berubah. Format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang disampaikan di atas menggunakan format Chicago Manual Style (CMS) Edisi ke-16. Selain CMS, terdapat banyak jenis format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang digunakan di seluruh dunia, antara lain APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association). Setiap lembaga biasanya menentukan jenis format yang digunakan, termasuk dalam kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Jika kalian akan mengirimkan karya tulis ilmiah, perhatikanlah aturan yang ditetapkan oleh panitia secara saksama. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami materi serta mencari informasi lain terkait materi dari sumber lain. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang paham. c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan. d. Siswa dan guru membahas jawaban. e. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan pedapat yang disampaikan. f. Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan menyampaikan kunci jawaban. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. h. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. i. Guru menutup pembelajaran. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. 48 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xb. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. 8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 9. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian 1) Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 2) Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 3) Ubahlah informasi berikut menjadi kutipan tidak langsung. Lalu, tuliskanlah sumber kutipan tersebut sesuai dengan aturan! Informasi 1 Semut rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dar jenis semut lainnya. Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad-abadyang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke- 12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini. Sumber infomasi: Mengenal Serangga di Sekitar Kita karya S. Djoewari yang diterbitkan oleh Alprin pada tahun 2020. Informasi tersebut terdapat pada halaman 58. Informasi 2 Pengetahuan yang rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang dilakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya. Kurangnya pengetahuan mereka tentang serangga pollinator yang berfungsi membantu penyerbukan, menyebabkan banyak serangga yang disemprot dengan pestisida. Kurangnya pengetahuan petani apel tentang manfaat tumbuhan penutup tanah tertentu yang merupakan habitat serangga polinator, membuat mereka PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 49menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dan menjadikannya makanan ternak. Sumber informasi: Buku Serangga Polinator karya Budi Purwantiningsih yang diterbitkan oleh Universitas Brawijaya Press pada tahun 2014. Informasi tersebut terdapat pada Halaman 101 s.d. 102. d. Rubrik: 1) Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi Jawaban benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0 2) Mencari kesalahan penulisan imbuhan di- Jawaban benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0 3) Mengubah informasi yang didapat menjadi kutipan tidak langsung Tabel 1.5 Rubrik penilaian mengubah informasi menjadi kutipan langsung No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Kemampuan Struktur Struktur Struktur Struktur parafrasa kalimat dan kalimat dan kalimat dan kalimat dan diksi sangat diksi agak diksi agak diksi hampir berbeda berbeda berbeda sama dengan dengan dengan dengan informasi informasi informasi informasi awal, tetapi awal, tetapi awal, tetapi awal dan maknanya maknanya maknanya maknanya tetap sama. tetap sama. berubah. berubah. 2 Kemampuan 2 1 menuliskan sumber Siswa menuliskan sumber Siswa tidak tepat dalam referensi referensi dengan tepat. menuliskan sumber referensi. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 10. Kunci Jawaban a. Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi Kalimat definisi 1) Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya.. Kalimat deskripsi 1) Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. 2) Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. 50 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X(Jawaban dapat berbeda asal masih masuk ke dalam konsep materi) b. Mencari kesalahan penulisan imbuhan di- 1) di konversi = dikonversi 2) didalam = di dalam 3) dibumi = di bumi 4) di kesampingkan = dikesampingkan 5) di injak-injak = diinjak-injak c. Mengubah informasi yang didapat menjadi kutipan tidak langsung 1) Sejak ratusan tahun lalu semut rangrang dimanfaatkan oleh ma- nusia, khususnya orang China Selatan, untuk mengusir hama pada tanaman jeruk (Djoewari, 2020: 58) 2) Kebiasaan petani menggunakan pestisida berlebihan dan menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dapat membahayakan populasi serangga polinator (Purwatiningsih, 2014: 101–102) (Jawaban dapat berbeda asal masih masuk ke dalam konsep materi) 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengidentifikasi kalimat definisi dan kalimat deskripsi, men- cari kesalahan penulisan imbuhan di-, dan menganalisis cara pengutipan pada teks lain. Pembelajaran V 1. Tujuan Pembelajaran Menulis laporan hasil observasi dengan runut, sistematis, dan analitis dengan mengutip sumber rujukan secara etis sebagai sumber informasi pendukung. 2. Apersepsi Siswa diajak untuk mengambil pelajaran tentang pentingnya cara sitasi yang tepat dalam sebuah karya dari beberapa studi kasus yang guru sampaikan. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengurai teks Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung menjadi peta konsep. 4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet e. Alam sekitar PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 51f. Kamera/perekam video 5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengajak siswa menentukan objek observasi. Siswa diarahkan untuk memilih objek observasi yang ada di sekolah. b. Siswa membuat rencana rincian hal-hal yang akan diamati dari objek observasi. Siswa dapat menggunakan contoh peta konsep pada kegiatan pemantik. c. Siswa diberi waktu untuk melakukan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Arahkan siswa untuk mendokumentasikan kegiatan dan objek observasi jika memiliki alat dokumentasi. d. Siswa mengembangkan informasi yang didapat selama observasi menjadi sebuah teks laporan hasil observasi. e. Siswa diarahkan juga membandingkan informasi yang didapat di lapangan dengan informasi dari sumber lain yang relevan. f. Siswa menilai sendiri tulisannya dengan menggunakan instrumen yang terdapat pada buku paket siswa. g. Guru memberikan masukan terkait isi dan teknis penulisan kepada siswa. h. Siswa merevisi tulisannya sesuai dengan masukan yang diberikan guru. i. Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukan atau komentar. j. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. k. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. l. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. m. Guru menutup pembelajaran. 6. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik atau masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Siswa yang memiliki kesulitan dapat diberi kelonggaran dalam jumlah minimal kata. b. Kegiatan dapat dilakukan secara berpasangan atau berkelompok bagi siswa tertentu dengan tetap memperhatikan bobot penilaian agar penilaian tetap objektif. 8. Pemandu Aktivitas Rrefleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk 52 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xmenunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 9. Penilaian Tabel 1.6 Rubrik penilaian menulis LHO Pernyataan Ya Tidak Penulisan judul diawali dengan huruf kapital, kecuali pada kata depan 1 0 Judul tidak diakhiri dengan tanda titik 1 0 Laporan memuat definisi umum 1 0 Laporan memuat deskripsi per bagian 1 0 Laporan memuat deskripsi manfaat 10 Informasi yang disampaikan bersifat objektif 1 0 Penulisan kata berimbuhan di- dengan kata depan di sudah tepat 1 0 Terdapat kalimat definisi dan kalimat deskripsi 1 0 Jika menggunakan referensi dari sumber lain, penulisan kutipan 1 0 dan sumber kutipan sudah ditulis dengan tepat Total 90 Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 9]) 100 10. Kunci Jawaban Jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah teks laporan hasil observasi yang telah dibuat menjadi scrap book atau buku tempel yang terdapat pada aktivitas “kreativitas” di buku siswa. Siswa yang memiliki laptop/komputer dapat membuat buku tempel dalam bentuk digital menggunakan power point, sway, ataupun aplikasi lainnya. Pembelajaran VI 1. Tujuan Pembelajaran Mempresentasikan laporan hasil observasi dengan runtut dan menggunakan intonasi yang tepat. 2. Apersepsi Motivasi siswa untuk berani berbicara di depan publik dengan mengajak mereka mengambil hikmah dari cuplikan film “Front of The Class”. Film ini menceritakan tentang seorang penderita sindrom Tourette (gangguan sistem PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 53saraf yang menyebabkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan seperti cegukan yang terus-menerus) yang ingin menjadi seorang guru. Tautan cuplikan film: https://youtu.be/Y3gonhJawz4 Guru juga dapat menyampaikan kisah lainnya, seperti Angkie Yudistia, staf khusus presiden, yang menyandang tunarungu. Tautan profil Angkie Yudistia: https://tirto.id/profil-angkie-yudistia- penyandang-disabilitas-staf-khusus-jokowi-el84 3. Pemantik Menantang siswa untuk melakukan tongue twister atau pembelit lidah dengan mengucapkan kalimat berikut secara cepat. “Toko-toko di kota kita tutup ketika kita tetap buka toko kita.” atau “Kuku-kuku kaki kakekku kaku-kaku karena tertusuk paku.” 4. Media Pembelajaran a. Sticky notes/stiker label b. Proyektor c. Laptop 5. Materi Pembelajaran Cara mengatur intonasi saat presentasi a. Gunakan suara lantang untuk menegaskan suatu hal yang penting dan harus diingat oleh audiensi. b. Gunakan tempo berbicara yang lambat untuk menyampaikan sebuah poin penting pada presentasi. Sebaliknya, gunakan tempo berbicara yang cepat untuk menyampaikan suatu hal yang memang bukan hal penting, seperti cerita atau hanya sekadar basa-basi kepada audiensi. c. Tinggikan suaramu ketika menyapa audiens pada awal presentasi. Sebaliknya, rendahkan suaramu saat menjelaskan isi presentasi, baik saat berada pada poin yang penting atau pun tidak, kalian dapat mengondisikannya. Namun, kalian harus mengatur agar suaramu tidak terlalu rendah hingga tidak dapat terdengar oleh audiens, dan juga tidak terlalu tinggi hingga mengganggu pendengaran audiens. d. Gunakan perasaan atau emosi sesuai dengan kalimat yang kalian ucapkan. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengajak siswa untuk mengamati informasi yang terdapat pada infografik Kunang-kunang si Terang yang Terancam Punah. b. Siswa diminta membuat tiga paragraf singkat yang berisi deskripsi umum, deskripsi bagian, dan manfaat berdasarkan informasi yang didapat dari infografik. 54 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xc. Siswa diminta mempresentasikan teksnya. Siswa lain menanggapi jika ada perbedaan atau ingin menguatkan pendapat. d. Selama presentasi, siswa diminta juga untuk mengamati cara presentasi temannya secara umum. e. Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas tentang cara presentasi yang dilakukan oleh siswa. f. Guru menyampaikan materi tentang teknik mengatur intonasi dalam presentasi disertai pemodelan. g. Siswa diminta untuk mempresentasikan laporan hasil observasi yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan media bantu berupa scrap book atau power point sesuai dengan kondisi siswa. h. Guru meminta siswa untuk melakukan penilaian antarteman terhadap presentasi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dibagikan guru. Mintalah mereka menempelkan komentarnya pada scrap book yang dipajang di kelas. i. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait pelajaran hari ini. j. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. k. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat berbicara di depan umum. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diag- nosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen sehingga siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. d. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 55ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. Guru juga dapat menggunakan penilaian antarteman. 10. Penilaian Tabel 1.7 Rubrik penilaian presentasi No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Sistematika Materi Materi Materi Materi presentasi presentasi Presentasi Presentasi Presentasi disajikan disajikan disajikan disajikan secara secara secara secara runtut. runtut, kurang tidak tetapi runtut, runtut, kurang tetapi tidak tetapi sistematis. sistematis. dan tidak sistematis. 2 Penggunaan Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa bahasa yang yang yang yang digunakan digunakan digunakan digunakan sangat cukup agak sulit sangat sulit mudah mudah dipahami. dipahami. dipahami. dipahami. 3 Ketepatan Intonasi Intonasi Intonasi Intonasi intonasi dan tepat dan kurang kurang tidak kejelasan artikulasi tepat, tepat dan tepat dan artikulasi jelas. tetapi artikulasi artikulasi artikulasi kurang tidak jelas. jelas. jelas. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 12]) 100 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati cara presentasi para tokoh publik maupun para pembawa acara melalui media yang ada. D. Interaksi Guru dengan Orang Tua Interaksi antara guru dan orang tua pada bab ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tugas rumah yang diberikan kepada siswa. Tujuannya adalah orang tua dapat membantu mengawasi dan membimbing siswa di rumah. Guru juga dapat memantau kegiatan siswa membaca di rumah dengan bantuan kartu penghubung literasi. Siswa harus meminta paraf orang tua saat menceritakan tentang buku yang dibacanya kepada orang tua. 56 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKomik “Surat Izin” karya Fadillah T. A.KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 2Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 MENGUNGKAPKAN KRITIK SOSIAL BERDASARKAN FAKTA Gambaran Umum: Setelah mempelajari secara mendalam teks anekdot melalui berbagai aktivitas pembelajaran, siswa mampu memahami teks anekdot sebagai salah satu cara dalam menyampaikan kritik. Siswa pun dapat membuat teks anekdot untuk menyampaikan gagasan secara ktiris dan santun berdasarkan fenomena sosial yang terjadi di sekitar.A. Gambaran Umum Mengevaluasi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks monolog lawakan tunggal secara kritis dan reflektif. Setelah mempelajari Menginterpretasi informasi untuk secara mendalam mengungkapkan gagasan dan perasaan teks anekdot dan simpati, peduli, empati, dan/atau pendapat eksposisi melalui pro/kontra dari teks visual yang dipirsa. berbagai aktivitas pembelajaran, Menulis teks eksposisi hasil penelitian siswa mampu sederhana sebagai sumber penyampaian menyampaikan kritik sosial secara kritik sosial yang akurat ktiris dan santun berdasarkan Menulis teks anekdot dengan informasi yang informasi faktual akurat dan merujuk pada sumber-sumber mengenai informasi yang valid dalam bentuk media fenomena sosial kreatif. yang terjadi di sekitar. Menampilkan lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi dengan memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. 58 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya peserta didik) Tujuan Pokok Materi Kosakata Alternatif Sumber Sumber Pembelajaran yang Metode dan Belajar Belajar tiap Subbab Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menyimak teks • Pesan • Orientasi • Naskah Buku Siswa Video Bahasa lawakan anekdot aural tersurat dan • Kompli-kasi kooperatif Indonesia tunggal Kelas X agar dapat men- tersirat • Evaluasi • Think gevaluasi gagasan dan pesan yang • Struktur teks • Reaksi pair share disampaikan da- anekdot • Krisis (Berpikir berpasa- lam teks monolog ngan dan lawakan tunggal bagikan) secara kritis dan reflektif. Memirsa teks • Nilai • Fakta Numbered Buku Siswa • Media • Opini heads Bahasa cetak anekdot agar dalam teks • Asumsi togther Indonesia • Berita (penomoran Kelas X • Internet dapat menginter- anekdot • Eksposisi kepala pretasi informasi bersama) untuk mengung- • Fakta kapkan gagasan dan opini dan persaan dalam teks simpati, peduli, anekdot empati, dan/atau pendapat pro/kon- tra dari teks visual yang dipirsa. Menggunakan • Pertanyaan Jigsaw Buku Siswa PUEBI kaidah-kaidah retoris Bahasa bahasa yang Indonesia digunakan dalam • Majas sindiran Kelas X menyampaikan kritik sosial • Kata kerja material Menulis teks • Kritik • Survey PjBL Lingkungan • Media eksposisi hasil pe- berbasis data • Responden nelitian sederhana sekitar cetak sebagai sumber • Penelitian penyampaian sederhana • Internet kritik sosial yang akurat dan menu- • Struktur teks lis teks anekdot eksposisi dengan informasi yang akurat dan • Komik merujuk pada potongan sumber-sumber (comic strip) informasi yang valid dalam ben- tuk media kreatif. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 59 Lewat SenyumanTujuan Pokok Materi Kosakata Alternatif Sumber Sumber Pembelajaran yang Metode dan Belajar Belajar tiap Subbab Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menampilkan • Konsep • Set up Lawakan Buku Siswa Video tunggal Bahasa lawakan lawakan tunggal lawakan • Punch Indonesia tunggal (stand up comedy) Kelas X sebagai sarana tunggal • Bit menyampaikan • Rule of kritik terhadap • Kesantunan fenomena yang dalam me- three terjadi dengan nyampaikan • pendapat memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. C. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Menyimak teks anekdot aural agar dapat mengevaluasi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks monolog lawakan tunggal secara kritis dan reflektif. 2. Apersepsi Diskusi mengenai komik “Yang Penting Keren” di awal bab dengan meng- gunakan pertanyaan pemandu seperti yang terdapat dalam buku siswa. 1. Pesan apa yang ingin disampaikan komikus melalui komik tersebut? 2. Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan realitas yang terjadi atau hanya imajinasi komikus? 3. Apakah komikus sudah menyampaikan pesan dengan cara yang menarik? 4. Jika kalian dapat memberikan masukkan kepada sang komikus, hal apa yang akan kalian sampaikan? 3. Pemantik Mengajukan pertanyaan pemantik yang terdapat pada awal bab sebagai berikut. 1. Bagaimana memilih sumber yang dapat dipercaya dalam menyampaikan kritik? 2. Apa yang dimaksud berpikir kritis? 3. Bagaimana menyampaikan kritik secara santun dan bertanggung jawab? 60 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. Pelantang suara b. Laptop/telepon pintar yang dapat menyimpan rekaman suara c. Proyektor 5. Materi Pembelajaran a. Pengertian anekdot Pernahkah kalian membaca sebuah cerita lucu sekaligus mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi di masyarakat? Teks seperti itu disebut dengan anekdot. Di balik humor atau kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat. b. Pengertian lawakan tunggal (stand up comedy) Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan oleh seorang diri di atas panggung. Komika, orang yang melakukan lawakan tunggal, menyampaikan sebuah topik dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian maupun kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para pendengarnya. c. Struktur teks anekdot Suatu anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi. 1) Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh. Contoh: Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan. 2) Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 61 Lewat SenyumanContoh: Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.” “Nak, Jakarta banjir.” “Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.” “Nak, perahunya bocor.” “Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.” “Cerdas!” 3) Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengikuti alur pembelajaran dengan metode naskah kooperatif (cooperative script) sebagai berikut. a. Siswa membentuk kelompok berpasangan. b. Siswa menyimak teks lawakan tunggal “Liburan Kuli Bangunan” dan mengisi tabel 2.1 yang terdapat pada buku siswa c. Siswa dibimbing guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. d. Pembicara membacakan isian tabel dan pendengar menyimak/mengo- reksi apa yang disampaikan pembicara. e. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar jadi pendengar dan sebaliknya. f. Siswa secara berpasangan menganalisi penyampaian pada teks anekdot dengan menjawab pertanyaan “diskusi lanjutan” pada tabel 2.1 g. Siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan. h. Guru menyampaikan materi struktur teks anekdot beserta contohnya. i. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami. j. Siswa menganalisis struktur teks yang diperdengarkan dengan meng- gunakan tabel yang terdapat pada buku siswa. k. Beberapa perwakilan siswa menyampaikan hasil analisisnya dan siswa lain menanggapi. l. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. m. Penutup. 7. Kesalahan Umum a. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak teks, tetapi memintanya langsung membaca teks yang ada pada buku siswa. b. Guru tidak memotivasi murid untuk bertanya atau berpartisipasi sehingga siswa tertentu saja yang aktif. 62 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam-puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu yang kurang cepat dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes unjuk kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Simaklah anekdot “Perundungan Tanda Sayang” berikut dan identifikasi- kanlah struktur teksnya menggunakan tabel di bawah ini! Tabel 2.1 Format isian identifikasi struktur teks anekdot Struktur Isi Teks Orientasi Komplikasi Evaluasi 2) Rubrik penilaian identifikasi struktur teks anekdot Tabel 2.2 Rubrik penilaian identifikasi struktur teks anekdot No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Pemahaman Siswa mampu Siswa salah Siswa salah Siswa salah isi teks mengidentifi- mengidentifi- mengidentifi- mengidentifi- kasi seluruh kasi satu kasi dua kasi seluruh struktur teks struktur teks. struktur teks. struktur teks. dengan benar. 2 Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa Siswa tidak menyampai- menyampai- menyampai- menyampai- menyampai- kan alasan kan seluruh kan sebagian kan alasan, kan alasan. alasan yang alasan yang tetapi tidak disampaikan disampaikan logis. dengan logis. dengan logis. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 4]) 100 PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 63 Lewat Senyuman3) Kunci jawaban Tabel 2.3 Contoh kunci jawaban identifikasi struktur teks anekdot Struktur Teks Isi Teks Orientasi Pada saat jam istirahat, dua siswi SMA sedang asyik mengobrol di kantin. Komplikasi Ani : Mar, aku tuh paling malas kalau ada acara keluarga. Maria : Loh, bukannya senang bisa ketemu banyak saudara? Lagi pula kan banyak makanan. Ani : Ih, makanan terus. Aku itu malas ketemu mereka. Maria : Kok bisa? Ani : Soalnya, pasti ibuku akan membanding- bandingkanku dengan saudaraku. Terus, bibi-bibi atau om-omku akan komentar macam-macam. Emangnya aku barang dagangan apa, dibanding- bandingkan dan dikomentari? Maria : Itu kan artinya mereka perhatian, sayang sama kamu. Ani : Sayang apanya? Kalau sayang itu didukung bukan dijatuhin. Evaluasi Maria : Bener juga sih. Ya udah ah, nanti kamu jangan main ke rumahku lagi ya? Ani : Loh, kenapa? Maria : Soalnya, ibuku suka banding-bandingin aku sama kamu. Sebel tahu! 4) Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat mencari video lawakan tunggal lain untuk dianalisis. Sebe- lumnya, guru mengarahkan mereka cara mencari video yang tepat dengan memberikan rambu-rambu berikut: a. carilah video dengan memasukkan kata kunci yang spesifik pada laman pencarian (contoh: “video stand up comedy tema pendidikan” atau “stand up comedy anak sekolah”), b. pastikan video tidak mengandung unsur SARA, dan c. pastikan video tidak menampilkan adegan kekerasan ataupun pornoaksi. Pembelajaran II 1. Tujuan Pembelajaran Membaca dan memirsa teks anekdot agar dapat menilai akurasi dan kualitas data dalam kritik sosial yang disampaikan berdasarkan berbagai sumber informasi dalam bentuk berita di media cetak maupun elektronik. 2. Apersepsi Ajak siswa untuk menyimak video kisah hidup Alm. Suyadi atau “Pak Raden”, seorang maestro yang menggunakan media kreatif sebagai sarana pendidikan. Tautan video: https://youtu.be/O12X6tq43YQ Guru dapat juga menyampaikan kisah tokoh inspiratif lainnya. 64 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X3. Pemantik Meminta perwakilan siswa untuk menceritakan kisah lucu atau lawakan tunggal dan bersama-sama mengidentifikasi struktur teksnya. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Internet c. Gawai d. Media cetak (koran/majalah) 5. Materi Pembelajaran Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks anekdot Sebagai teks yang berisi fenomena sosial yang benar-benar terjadi di masyarakat, anekdot tidak dapat lepas dari keakuratan sumber informasi atau fenomena yang diangkat. Kita harus memiliki sumber informasi yang memadai agar dapat menentukan apakah informasi yang disampaikan berupa fakta, opini, atau asumsi. Dengan membandingkan beberapa informasi yang didapatkan, kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan bertanggung jawab saat menyampaikan kritik. Kita dapat memulainya dengan menganalisis fakta dan opini yang terdapat pada teks anekdot atau teks lain yang mengandung kritik sosial dengan sumber lain yang mendukungnya. Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, sedangkan opini adalah pendapat; pikiran; pendirian seseorang terhadap sesuatu dan bersifat subjektif. Kita dapat menentukan apakah informasi yang terdapat dalam teks itu fakta atau opini dengan mencari referensi data yang valid terkait informasi tersebut. Perbedaan fakta dan opini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.4 Perbedaan fakta dan opini Fakta Opini 1) Informasi ditandai dengan 1) Informasi mengandung adanya hasil sebuah data pendapat pribadi baik penulis penelitian yang dapat maupun orang lain dipertangungjawabkan (biasanya ditunjukan dengan penggunaan bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian). 2) Informasi bersifat umum dan 2) Informasi atau kalimat diakui oleh banyak orang. menggunakan kata-kata “relatif” seperti, paling, lebih, agak, sangat, tidak mungkin atau biasanya.. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 65 Lewat Senyuman6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode jigsaw dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru menyampaikan materi terkait pentingnya mencari informasi faktual sebagai dasar dalam menyampaikan kritik yang dimulai dengan mengidentifikasi fakta dan opini yang terdapat pada teks. b. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok asal yang terdiri dari tiga anggota. Setiap siswa dalam kelompok mendapat tiga nomor yang berbeda: 1, 2, dan 3. c. Siswa membuat kelompok ahli yang terdiri dari siswa dengan nomor yang sama. d. Kelompok 1 mengidentifikasi informasi yang terdapat pada komik “Ponsel Mencandu”, kelompok 2 mengidentifikasi informasi pada teks berita “Pasien Lupa Orang Tua karena Kecanduan Ponsel”, dan kelompok 3 menelaah informasi pada berita “Pasien Anak Kecanduan Ponsel Bertambah di RS Jiwa Solo”. e. Siswa kembali ke kelompok asal dan mendiskusikan informasi yang mereka dapatkan dari tiga teks tersebut menggunakan tabel 2.3 pada buku siswa. f. Secara bergiliran, perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya. g. Siswa mendapatkan tanggapan dari siswa lain. h. Siswa dan guru menyimpulkan jawaban dan mengaitkannya dengan materi yang disampaikan di awal. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. j. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa diminta untuk membaca tanpa diberikan tujuan yang jelas. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru dapat menggunakan metode kepala bernomor bersama (numbered head together) agar mendorong siswa untuk saling membantu dalam memahami pelajaran b. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam- puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. c. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. d. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 66 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembe- lajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Uraian Bandingkanlah informasi pada komik dan berita-berita di atas. Kemudian isilah tabel 2.3! d. Rubrik penilaian mengidentifikasi cara pandang penulis melalui teks yang dibuat. Tabel 2.5 Rubrik penilaian mengidentifikasi cara pandang penulis No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Kemampuan Jawaban yang Jawaban yang Jawaban tidak menyampaikan disampaikan disampaikan disertai disertai alasan. jawaban yang didukung alasan yang kurang bertanggung dengan analisis mendukung. jawab. yang baik. 2 Kemampuan Jawaban Jawaban Jawaban menyampaikan menggunakan menggunakan kalimat siswa tidak alasan dengan kalimat yang yang terdapat sedikit menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. kesalahan secara kalimat yang baik dan benar. struktur maupun diksi. baik dan benar. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 11. Kunci Jawaban Disesuaikan dengan jawaban siswa 12. Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat diminta untuk membandingkan informasi pada komik “Yang Penting Keren” dengan informasi pada sumber akurat berupa berita yang mendukung. Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun teks anekdot. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 67 Lewat Senyuman2. Apersepsi Mengajak siswa untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang harus diper- hatikan saat menyampaikan kritik. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengisi kreasi dialog pada komik. Gambar 8. Kreasi dialog pada komik 4. Media Pembelajaran a. PUEBI b. Buku siswa 5. Materi Pembelajaran Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Oleh kareta itu, di dalamnya menggunakan beberapa kaidah bahasa yang digunakan dalam cerita pada umumnya. Kaidah kebahasaan yang digunakan, seperti kalimat langsung dan tidak langsung, kata hubung kronologis, dan penunjuk waktu lampau. Namun, ada beberapa kaidah bahasa yang khas digunakan dalam teks anekdot. a. Pertanyaan Retoris Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab 68 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xoleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus. Contoh: Siapa yang tidak ingin bahagia? Menurutmu, kamu tak pernah berdosa? Apakah setiap orang berhak berbuat baik? Perhatikanlah beberapa pertanyaan berikut. Tentukan mana yang merupakan pertanyaan retoris! 1) Apakah benda itu bisa terbang? 2) Kamu mau tersesat? 3) Siapa sih yang ingin jadi guru matematika? 4) Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya? 5) Mengapa kita harus berbuat baik? 6) Apakah anak itu menyayangi ibunya? 7) Apa cukup membeli pakai daun? 8) Siapa sih yang mau miskin selamanya? b. Majas Sindiran Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir guna meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri dari tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme. Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan tujuan menyindir. Contoh: Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya. Sinisme Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati. Contoh: Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren. Sarkasme Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 69 Lewat SenyumanContoh: Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi! Dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot. Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam teks anekdot bersifat santun. Perhatikanlah dialog berikut ini, lalu berilah tanggapanmu terhadap pertanyaan yang diberikan! Korupsi Kecil Orlin : Ah, bosan sekali melihat berita isinya korupsi setiap hari. Mau jadi apa negeri ini? Andreas : Orlin : Memang siapa saja yang korupsi? Andreas : Siapa lagi kalau bukan para pejabat kaya. Sudah punya banyak Orlin : uang, tetap saja korupsi. Dasar serakah! Andreas : Memangnya kamu tidak pernah korupsi? Orlin : Tak mungkinlah saya korupsi. Mana bisa orang miskin seperti Andreas : saya korupsi? Yang ada, saya dikorupsi. Orlin : Apa kau yakin? Korupsi kecil saja tidak pernah? Andreas : Mana ada korupsi kecil? Mau besar atau kecil ya tetap saja korupsi. Apa kau lupa? Kemarin di kantin kulihat kau makan empat kue, tapi hanya bayar untuk tiga kue saja. Ah, kecil saja itu, cuma lima ratus rupiah. Katanya tidak ada korupsi kecil. Orlin : Ah, bisa saja kau ini. 1) Tulislah kalimat yang menggunakan majas sindiran pada dialog di atas, lalu tentukan apa jenis majas yang dipakai? 2) Apakah penggunaan majas tersebut sudah tepat? 3) Gantilah penggunaan majas pada dialog di atas dengan menggunakan kalimat kalian sendiri! c. Kata Kerja Material Teks anekdot banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan. Contoh: Tatkala melintasi jembatan kecil itu, tiba-tiba orang yang suku Kluet melihat seekor ikan lele di antara bekas orang seumeukruep. Karena kaget, dia langsung berteriak, “Itu!!!” 70 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XAnak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan tersebut. Seorang kepala sekolah berbicara kepada para siswa. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode jigsaw dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru menyiapkan materi yang sudah dibagi menjadi empat bagian ke dalam amplop yang berbeda. b. Bagilah siswa ke dalam beberapa “kelompok asal” yang terdiri atas empat siswa. c. Setiap siswa dalam satu kelompok diberi nomor 1–4. d. Siswa diminta untuk membentuk “kelompok ahli” yang terdiri dari siswa yang mendapatkan nomor yang sama. e. Guru memberikan masing-masing satu amplop berbeda kepada setiap “kelompok ahli”. f. Siswa dalam kelompok ahli mempelajari materi yang didapat dalam kelompoknya. g. Siswa kembali membentuk “kelompok asal”. h. Siswa menggabungkan dan mendiskusikan materi yang didapat dari setiap “kelompok ahli”. i. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan informasi yang didapat. j. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan informasi yang disampaikan. k. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait presentasi yang sudah disampaikan. l. Siswa diperbolehkan membuka buku untuk mengecek informasi yang didapat. m. Siswa diminta untuk mengidentifikasi kalimat langsung dan tidak langsung, serta keterangan waktu dan kata kerja material dari teks anekdot yang pernah dipelajari pada bagian sebelumnya. n. Siswa dan guru membahas jawaban siswa. o. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya turut serta dalam pengelompokkan siswa, khususnya pada pembagian kelompok asal dengan mempertimbangkan kemampuan siswa. b. Penguatan dan motivasi dari guru dan teman sebaya perlu diberikan kepada siswa tertentu saat berperan sebagai ahli untuk menjelaskan materi pada kelompok asal. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 71 Lewat Senyuman8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10-100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 9. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Soal pilihan dan isian singkat serta rubrik penilaian 1) Menentukan pertanyaan retorik i. Jawaban benar nilai 1 ii. Jawaban salah nilai 0 2) Mengidentifkasi penggunaan majas sindiran i. Jawaban benar nilai 1 ii. Jawaban salah nilai 0 10. Kunci Jawaban a. Apakah benda itu bisa terbang? b. Kamu mau tersesat? c. Siapa sih yang ingin jadi guru matematika? d. Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya? e. Mengapa kita harus berbuat baik? f. Apakah anak itu menyayangi ibunya? g. Apa cukup membeli pakai daun? h. Siapa sih yang mau miskin selamanya? 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung atau sebaliknya. Siswa juga dapat mengisi teks rumpang dengan keterangan waktu yang tepat. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Menulis teks anekdot dengan informasi yang akurat dan merujuk pada sumber-sumber informasi yang valid. 2. Apersepsi Mengajak siswa mengenal dan mengambil pelajaran dari maestro komik Indonesia, R.A. Kosasih. Guru juga dapat memperkenalkan karya-karya yang tidak kalah dengan komik superhero dari luar negeri. 72 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XTautan berita: https://gaya.tempo.co/read/419925/r-a-kosasih- legenda-bapak-komik-indonesia/full&view=ok. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengubah komik pada kegiatan pemantik sebelumnya menjadi cerita berbentuk paragraf. 4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet 5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, anekdot merupakan salah satu cara untuk menyampaikan kritik terkait fenomena sosial yang terjadi. Agar kritik yang disampaikan bertanggung jawab, siswa harus memiliki data atau informasi yang valid terkait fenomena yang diangkat ke dalam teks. Kali ini, siswa akan diajak untuk melakukan penelitian sederhana menggunakan metode survey sebagai bahan sebelum melakukan kritik. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dituangkan dalam sebuah teks eksposisi laporan. Teks eskposisi laporan adalah teks yang menyampaikan sebuah gagasan atau temuan berdasarkan hasil sebuah penelitian atau peristiwa yang terjadi. Perhatikan langkah-langkah berikut. a. Tentukan topik fenomena sosial yang akan digali lebih dalam. Pilihlah topik yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kebiasaan membaca di sekolah. b. Tentukan siapa atau apa yang akan menjadi responden atau sumber data penelitian, Siswa dapat memilih teman-teman, keluarga, atau orang lain di sekitarnya sebagai responden sesuai dengan topik yang diangkat. Semakin banyak responden penelitian, semakin valid hasil penelitiannya. c. Rumuskan hal-hal yang ingin diketahui dari topik yang dipilih dalam bentuk pertanyaan. Contoh pertanyaan yang dapat dibuat adalah, berapa jam yang kalian habiskan untuk membaca buku dalam sepekan? Buku apa saja yang kalian baca? Hal apa saja yang jadi pertimbangan kalian dalam memilih buku bacaan? d. Tentukan cara pengambilan data. Apakah survey akan dilakukan dengan menyebarkan angket isian atau berupa wawancara. e. Kumpulkan data sesuai dengan cara pengambilan data yang telah dipilih. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 73 Lewat Senyumanf. Olah data yang telah didapat. Siswa dapat mengolah data dengan menggunakan persentase, misalnya berapa persen yang menjawab A, B, atau C. g. Sajikan data kalian dalam bentuk teks eksposisi laporan. Teks disajikan dengan struktur sebagai berikut: 1) Pernyataan pendapat Tuliskan pendapat penulis terhadap topik yang akan dibahas. Sampaikan pula pendapat penulis mengenai alasan pemilihan topik sehingga penting untuk dibahas. 2) Argumen/hasil penelitian Sampaikan hasil penelitian dengan jelas. Penulis juga dapat menampilkan tabel, grafik, atau diagram untuk menunjukkan data yang diperoleh. 3) Penegasan ulang/simpulan Sampaikan simpulan atau penegasan pendapat penulis terhadap hasil yang sudah dibahas. Sumber bacaan lebih lanjut: Hastuti, Dwi. 2019. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi (Paper). Surakarta: Universitas Sebelas Maret tersedia di https://osf.io/523kf/ download/?format=pdf diakses pada 19 April 2021 pukul 19.05 Iryana dan Risky Kawasati. Tanpa tahun. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Sorong: Ekonomi Syariah STAIN Sorong tersedia di https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf diakses pada 19 April 2019 pukul 19.11 6. Metode dan aktivitas pembelajaran Pembelajaran kali ini siswa melakukan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang tidak harus diselesaikan pada satu pertemuan, melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Siswa diajak untuk menjawab pertanyan esensial terkait tema yang diberikan guru. b. Siswa menentukan topik penelitian berdasarkan jawaban-jawaban pertanyaan esensial. Siswa diarahkan untuk memilih topik yang ada di sekitar kehidupan mereka. c. Siswa menyusun rancangan rencana proyek yang berisi tujuan penelitian, target responden, daftar pertanyaan, teknik pengambilan data, pembuatan instrumen, dan penentuan jadwal kegiatan. Siswa dapat menggunakan tabel 2.4 pada buku siswa untuk merancang hal tersebut. 74 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xd. Siswa melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang telah disusun (angket/wawancara). e. Siswa mengolah data yang didapat menjadi sebuah teks eksposisi laporan atau infografik. f. Siswa mendapat masukkan terkait isi dan teknis penulisan dari guru. g. Siswa merevisi tulisannya sesuai masukkan yang diberikan guru. h. Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukkan atau komentar. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait proyek yang sudah dikerjakan. j. Siswa bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf. Siswa pun mendapatkan umpan balik atau masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa Guru dapat mengatur kelompok sedemikian rupa sehingga siswa yang membutuhkan bimbingan khusus dapat dibantu oleh temannya yang memiliki kemampuan lebih baik dalam materi yang dipelajari. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Label kertas tersebut kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 10. Penilaian a. Jenis: Non tes b. Bentuk: Penilaian proyek c. Instrumen: Daftar cek d. Rubrik: PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 75 Lewat SenyumanNo Tahapan Ya Tidak 1 Perencanaan 10 a. Menentukan tujuan b. Menyiapkan alat c. Menyiapkan bahan 2 Pengumpulan data 10 c. Mencatat hasil pengamatan d. Data sesuai dengan hasil pengamatan 3 Pengolahan data 1 0 Mengelaborasikan data yang didapat dengan sumber lain yang terpercaya 4 Penyajian data 1 0 c. Membuat laporan dalam bentuk teks eksposisi/ infografik d. Mempresentasikan hasil penelitian Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 8]) 100 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan dengan teks yang dibuat siswa. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah teks eksposisi hasil penelitian ke dalam bentuk infografik atau wahana lainnya. Pembelajaran V 1. Tujuan pembelajaran Membuat teks anekdot dalam bentuk komik potongan (comic strip) berdasarkan informasi yang akurat dari hasil penelitian sederhana untuk dipublikasikan di media cetak maupun digital. 2. Apersepsi Mengajak siswa mengenal dan mengambil pelajaran dari maestro komik Indonesia, R. A. Kosasih. Guru juga dapat memperkenalkan karya-karya yang tidak kalah dengan komik superhero dari luar negeri. Tautan berita: https://gaya.tempo.co/read/419925/r-a-kosasih- legenda-bapak-komik-indonesia/full&view=ok 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengubah komik pada kegiatan pemantik sebelumnya menjadi cerita berbentuk paragraf. 76 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. Buku komik b. Kliping komik potongan dari berbagai media c. Internet 5. Materi pembelajaran Selain dalam bentuk tulisan atau lisan, anekdot juga dapat disampaikan melalui grafis atau gambar, salah satunya melalui komik. Di bagian sebelumnya, siswa sudah melihat beberapa contoh komik yang memuat unsur humor sekaligus kritik. Ada berbagai jenis komik, salah satu yang sering digunakan adalah komik potongan atau comic strip. Komik ini biasanya terdiri atas empat panel (dapat kurang atau lebih) bukan berbentuk buku. Panel adalah satu bingkai atau kotak pada komik yang berisi satu adegan saja. Pada kegiatan sebelumnya, siswa sudah melakukan penelitian sederhana dan menuangkannya dalam bentuk teks eksposisi laporan. Gunakanlah hasil penelitian tersebut sebagai bahan untuk menyampaikan kritik sosial dalam bentuk komik potongan. Ikutilah langkah-langkah berikut untuk membuat komik potongan. a. Tentukanlah cerita yang akan kalian tuangkan dalam komik tersebut. Contoh: Penggunaan Masker untuk Semua Pada suatu hari seorang ibu dan anaknya yang masih kecil pergi berbelanja ke toko buku untuk membeli perlengkapan prakarya. Tiba- tiba sang anak melihat petugas razia masker. Semua pengunjung pasar harus menggunakan masker karena sedang terjadi penyebaran virus yang berbahaya. Pada saat itu, sang ibu sudah memakai masker tetapi sang anak tidak. Ia berpikir bahwa masker hanya wajib digunakan oleh orang dewasa. Namun, sang anak menimpali, “memangnya virus tidak menyerang anak kecil?” Sang ibu pun mencari cara agar anaknya tidak di razia. Saat melihat isi tas belanjaan mereka, sang ibu pun mendapat ide untuk menggunakan solatip sebagai masker untuk anaknya. Ia berpikir bahwa itu adalah ide yang solutif. Ketika mereka bertemu petugas razia, petugas razia kaget dan menegur ibu tersebut. Petugas menyampaikan bahwa masker wajib dipakai oleh orang dewasa maupun anak-anak b. Ubahlah cerita yang siswa miliki ke dalam naskah komik. Karena panel yang akan digunakan terbatas, maka siswa harus memilih adegan- adegan inti dalam cerita tersebut. c. Buatlah sketsa gambar. Siswa dapat menggambar sendiri komik yang akan dibuat. Siswa juga dapat menggunakan foto-foto sendiri yang gerakannya disesuaikan dengan rencana naskah yang dibuat. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 77 Lewat Senyumand. Setelah yakin dengan sketsa yang telah dibuat, siswa dapat menebalkan dan mewarnai sketsa itu hingga menjadi komik yang utuh. 6. Metode dan aktivitas pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan gallery walk melalui langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru mengajak siswa menelaah berbagai infografis atau teks eksposisi hasil penelitian yang disajikan sebagai stimulus bagi siswa untuk membuat teks anekdot. b. Siswa membuat komik potongan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada buku siswa c. Guru memberikan masukkan terkait hasil karya siswa. d. Siswa merevisi komik sesuai masukkan yang diberikan guru. e. Siswa memajang hasil karyanya agar siswa lain dapat memberi masukkan atau komentar. f. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. h. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. i. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan umum (pilihan) Seringkali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik atau masukkan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 8. Panduan penanganan pembelajaran terhadap berbagai level siswa Kegiatan gallery walk memberikan kesempatan kepada seluruh siswa tanpa terkecuali untuk memamerkan karya mereka. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Guru dapat memberikan apresiasi khusus bagi siswa tertentu yang memiliki kepercayaan diri yang kurang. 9. Pemandu aktivitas refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0 – 100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru 78 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X10. Penilaian Pernyataan Ya Tidak Penulisan judul diawali dengan huruf kapital kecuali pada kata depan 1 0 Judul tidak diakhiri dengan tanda titik 10 Teks memuat orientasi 10 Teks memuat komplikasi 10 Teks memuat evaluasi 10 Informasi yang disampaikan bersifat objektif atau sesuai dengan data 1 0 Kritik disampaikan dengan bahasa yang santun 10 Gambar menarik dan sesuai dengan pesan yang disampaikan 10 Total 8 0 Nilai = ((Jumlah nilai yang didapat)/(Nilai maksimal: 8) 100 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan teks yang dibuat siswa 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengirimkan hasil karyanya ke berbagai media baik cetak maupun elektronik. Siswa juga dapat menerbitkan komiknya dalam bentuk anotologi komik kelas atau sekolah sehingga dapat bernilai ekonomis. Pembelajaran VI 1. Tujuan Pembelajaran Menampilkan lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyam- paikan kritik terhadap fenomena yang terjadi dengan memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. 2. Apersepsi Siswa diajak untuk menonton beberapa lawakan tunggal. 3. Pemantik Menantang siswa untuk menampilkan teks anekdot yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Internet c. Gawai PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 79 Lewat Senyuman5. Materi Pembelajaran Cara menyusun naskah lawakan tunggal Kali ini kalian akan membuat naskah lawakan tunggal. Sebelum membuatnya, pahamilah beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal berikut. 1. Set up Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. 2. Punch Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi. Contoh: Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. 3. Bit Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. 4. Rule of three Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga berupa hal yang lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh sebelumnya. Contoh: Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” (Disarikan dari berbagai sumber) 80 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XAdapun hal yang perlu diperhatikan saat kalian menampilkan lawakan tunggal adalah kesantunan dalam berbahasa. Meskipun anekdot atau lawakan tunggal mengandung unsur kritik, kritik yang disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata-kata kasar. Penggunaan kata “maaf” atau “permisi” tidak dilarang dalam menyampaikan lawakan tunggal, terlebih saat akan mengkritik orang yang ada di depan kita. Selain itu, kritik yang disampaikan harus berdasarkan fakta yang valid agar kritik dapat lebih diterima oleh pihak yang dikritik atau audiensi. Kesantunan dalam berpakaian dan bersikap pun harus diperhatikan saat kalian ingin menampilkan lawakan tunggal. Gunakanlah pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman. Gunakanlah gestur atau gerak tubuh yang tidak membuat orang lain memikirkan sesuatu yang kurang baik. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Siswa mempelajari istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal. b. Siswa diberi rambu-rambu terkait video lawakan tunggal yang pantas untuk dibuat. c. Siswa diarahkan untuk mencari referensi contoh-contoh video lawakan tunggal dari berbagai sumber. d. Siswa diminta menyusun naskah lawakan tunggal. e. Siswa menampilkan lawakan tunggal yang dibuat. f. Selama presentasi, siswa diminta juga untuk mengamati cara presentasi temannya secara umum. g. Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas tentang cara presentasi yang dilakukan oleh siswa. h. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait pelajaran hari ini. i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. j. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat bericara di depan umum. b. Guru tidak memberi arahan atau rambu terkait video yang harus dibuat oleh siswa. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Gurusebaiknyasudahmemilikicatatanterkaitkarakterdankemampuan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 81 Lewat Senyumand. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa. 9. Pemandu Aktivitas Rrefleksi Siswa diminta melakukan penilaian antarteman. 10. Penilaian a. Jenis: Nontes b. Bentuk: Tes unjuk kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Tampilkanlah naskah lawakan tunggal yang telah kalian buat! 2) Rubrik penilaian penampilan lawakan tunggal Tabel 2.6 Rubrik penilaian penampilan lawakan tunggal No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Sistematika Materi Materi Materi Materi presentasi presentasi Presentasi Presentasi di- Presentasi di- disajikan disajikan sajikan secara sajikan secara secara runtut. secara runtut, kurang runtut tidak runtut tetapi kurang dan tidak dan tidak sistematis. sistematis. sistematis. 2 Penggunaan Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang bahasa digunakan digunakan digunakan digunakan sangat mudah cukup mudah agak sulit sangat sulit dipahami. dipahami. dipahami. dipahami. 3 Ketepatan Intonasi tepat Intonasi Intonasi Intonasi tidak intonasi dan dan artikulasi kurang kurang tepat tepat dan kejelasan jelas. tepat, tetapi dan artikulasi artikulasi artikulasi artikulasi jelas. kurang jelas. tidak jelas. 4 Kesantunan Mengguna- Mengguna- Mengguna- Mengguna- dalam kan bahasa kan bahasa kan bahasa kan bahasa berbicara dan sikap yang santun, yang kurang dan sikap dan bersikap yang santun. tetapi sikap santun, tetapi yang kurang kurang santun. sikap santun. santun. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 16]) 100 11. Kunci Jawaban Jawaban disesuaikan dengan kemampuan siswa. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati cara presentasi para tokoh publik maupun para pembawa acara melalui media yang ada. Siswa dapat diminta melakukan penilaian antarteman untuk memilih penyaji terbaik. 82 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 3Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 MENYUSURI NILAI DALAM CERITA LINTAS ZAMAN Lembaran manuskrip Hikayat Bayan Budiman, ditulis tahun 1223 H/1808 M, dikutip dari koleksi British Library, Oxford University Press (1977) Gambaran Umum: Setelah mempelajari struktur teks hikayat dan kaidah-kaidah yang digunakan dalam menulis teks hikayat, siswa mampu mengidentifikasi karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Siswa pun dapat menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat untuk membuat cerita pendek.A. Gambaran Umum Setelah mempelajari Menyimak hikayat yang dibacakan struktur teks oleh orang lain untuk memahami dan hikayat dan menganalisis pesan dalam teks narasi kaidah-kaidah berbentuk hikayat. yang digunakan dalam menulis Membaca untuk menilai dan mengkritisi teks hikayat, karakterisasi serta plot pada hikayat dan siswa mampu cerpen. Mengaitkannya dengan nilai-nilai mengidentifikasi kehidupan yang berlaku pada masa lalu dan karakteristik sekarang. hikayat dan nilai-nilai yang Menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang terkandung dalam digunakan dalam hikayat dan cerpen. hikayat. Siswa pun dapat menggunakan Menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan nilai-nilai yang atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan terkandung dalam secara logis, kritis, dan reflektif dalam hikayat untuk membuat cerita bentuk teks fiksi dan mempublikasikannya di media cetak maupun digital pendek. Menyajikan teks narasi dalam bentuk monolog secara runut dan kreatif. 84 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya peserta didik) Tujuan Pembelajaran Pokok Kosakata Alternatif Sumber Sumber tiap Subbab Materi Belajar Belajar yang Metode dan Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menyimak hikayat • Ide pokok Sebermula, Naskah • Buku • KBBI dan yang dibacakan oleh dan hubaya- kooperatif siswa tesaurus orang lain untuk ide rinci hubaya, (Coopera- daring memahami dan tive script) • KBBI menganalisis pesan • Kata arkais hatta, • Laman dalam teks narasi apatah • Tesaurus badan berbentuk hikayat. bahasa Kemen- dikbud Membaca untuk • Karakteri- Penomoran Buku siswa Laman menilai dan sasi pada berpikir Bahasa badan mengkritisi hikayat dan bersama Indonesia bahasa karakterisasi dan cerpen (Numbered- Kelas X Kemen- plot pada hikayat head dikbud dan cerpen serta • Plot pada together) mengaitkannya hikayat dan dengan nilai-nilai cerpen kehidupan yang berlaku pada masa • Nilai- lalu dan sekarang. nilai yang terkan- dung dalam hikayat Memahami kaidah- • Konjungsi Konjungsi Tiga menit Buku Siswa • PUEBI urutan ulas (Three- kaidah bahasa yang urutan waktu minute Bahasa • Laman review) Indonesia rumah digunakan dalam waktu Kelas X belajar menulis teks hikayat • Majas Kemen- dan cerpen. dikbud Menulis gagasan, Peta konsep Peta konsep Buku Siswa Bahasa pikiran, pandangan, Indonesia Kelas X arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan reflektif dalam bentuk teks fiksi dan mempublikasikannya di media cetak maupun digital Menyajikan teks Sistematika • Presentasi Buku Siswa narasi dalam bentuk penyajian video Bahasa monolog secara cerita lisan Indonesia runut dan kreatif. • Drama Kelas X • Wayang PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 85 Lintas ZamanC. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Menyimak hikayat yang dibacakan oleh orang lain untuk memahami dan menganalisis pesan dalam teks narasi berbentuk hikayat. 2. Apersepsi Menggali pengetahuan awal siswa terkait materi cerpen yang pernah dipelajari dan mengaitkannya dengan hikayat. Siswa diajak untuk merumuskan pengertian hikayat dari beberapa sumber informasi yang diberikan. 3. Pemantik Mengajukan pertanyaan pemantik yang terdapat pada awal bab sebagai berikut. 1. Apa yang kalian ketahui tentang hikayat? 2. Apa yang dimaksud dengan nilai dalam hikayat? 3. Apa yang membedakan hikayat dengan cerpen? 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Laptop/telepon pintar yang dapat menyimpan rekaman suara c. Laman Badan Bahasa Kemendikbud 5. Materi Pembelajaran a. Pengertian Hikayat Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, mene- ruskan, dan melukiskan (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Sastra hikayat adalah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk prosa yang panjang (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Prosa berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Prosa dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hikayat). 86 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xb. Penggunaan Kata Arkais dalam Teks Hikayat Hikayat sebagai teks sastra lama menggunakan kata-kata arkais di dalamnya. Kata arkais adalah kata yang sudah tidak lazim digunakan pada saat ini. Hal ini tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam cerita pendek yang lebih populer. Contoh kata-kata arkais: syahdan, sebermula, hubaya-hubaya, hatta, apatah, sahaja, dan berjaya. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran menggunakan metode cooperative script (naskah kooperatif) dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa membentuk kelompok berpasangan b. Siswa menyimak teks “Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak” dan mengisi tabel yang terdapat pada buku siswa dan membuat ringkasan. c. Siswa dibimbing guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d. Pembicara membacakan isian tabel dan ringkasan, sedangkan pendengar menyimak/mengoreksi apa yang disampaikan pembicara. e. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar jadi pendengar dan sebaliknya. f. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kendala yang dihadapi saat menyimak teks hikayat g. Siswa menjawab pertanyaan pada kegiatan 2 dan membahasnya bersama guru. h. Beberapa perwakilan siswa menyampaikan hasil analisisnya dan siswa lain menanggapi i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran j. Penutup 7. Kesalahan umum a. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak teks. Akan tetapi, meminta siswa langsung membaca teks yang ada pada buku siswa. b. Guru tidak memotivasi siswa untuk bertanya atau berpartisipasi sehingga siswa tertentu saja yang aktif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemampuan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajar- nya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 87 Lintas Zaman

9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Uraian Setelah menyimak Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak jawablah pertanyaan berikut. Kalian dapat meminta teman untuk membacakan hikayat tersebut sekali lagi agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 1) Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak berikut, sifat Datu Mabrur apakah yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca? Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. 2) Bagaimana perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada Datu mabrur? 3) Apakah kalian setuju dengan sikap Raja Ikan Todak yang menyerang Datu Mabrur? Setuju Tidak setuju Alasan: ___________________________________________________________________________ 4) Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah. Benar Salah a. Datu Mabrur ingin memiliki pulau yang dapat ia tinggali dan kuasai b. Datu Mabrur dapat mengatasi serangan Ikan Todak c. Ikan Todak menyerang Datu Mabrur karena telah sengaja menyakiti pasukannya d. Sa-ijaan berarti saling membantu. e. Proses munculnya daratan baru dari dasar laut terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari. 5). Bagaimana hubungan pesan moral yang disampaikan dengan kondisi masyarakat pada saat ini? 88 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X