Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif tidak dapat dilakukan dengan cara

Stek adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara memotong bagian tubuh tanaman untuk ditanam sehingga menghasilkan tanaman baru. Perkembangbiakan dengan cara penyetekan juga bisa diartikan sebagai cara memperbanyak tanaman dengan memisahkan organ vegetatif atau modifikasinya dari pohon induk.

Cara perbanyakan tanaman ini dilakukan untuk tanaman yang sulit berkembang biak menggunakan biji. Selain itu, perkembangbiakan vegetatif ini juga berguna untuk membentuk klon tanaman unggul.

Perbanyakan tanaman dengan cara stek memberikan beberapa keuntungan tersendiri. Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut beberapa keuntungan dari penyetekan pada tanaman.

  1. Tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya. Sebab penyetekan merupakan teknik perbanyakan klon atau cloning dari jenis tanaman terpilih.
  2. Umumnya tanaman hasil penyetekan lebih cepat mencapai periode maturity (matang atau dewasa), sehingga bisa lebih cepat menghasilkan organ generatif seperti bunga dan buah.
  3. Bisa digunakan untuk tanaman yang tidak bisa diperbanyakan dengan cara perbanyakan vegetatif lain seperti cangkok, sambung, atau okulasi.
  4. Lebih praktis dan ekonomis karena lahan yang diperlukan relatif kecil namun hasil tanamannya bisa banyak.
  5. Tidak merusak tanaman induk.

Baca Juga

Meskipun tergolong mudah, namun tidak semua proses penyetekan berhasil. Agar perbanyakan tanaman dengan metode ini berhasil, Anda harus memperhatikan beberapa syarat tanaman yang bisa di stek. Mengutip dari balitkabi.litbang.pertanian.go.id, berikut syarat penyetekan yang baik.

  1. Stek berasal dari varietas unggul.
  2. Umur tanaman yang akan di stek tidak lebih dari 3 bulan. Stek tanaman muda atau kurang dari 3 bulan memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan tanaman berumur 4-5 bulan.
  3. Bahan tanam memiliki pucuk. Stek yang memiliki pucuk diketahui lebih cepat beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya dibandingkan stek kedua atau ketiga tanpa pucuk.
  4. Tanaman induk sehat dan tumbuh dengan normal. Tanaman yang sehat bisa dilihat dari vigor tanaman yang kuat, sehat, pertumbuhan normal, dan bebas hama penyakit.
  5. Tanaman masih segar. Tanaman telah di stek bisa langsung ditanam atau bisa juga disimpan pada tempat teduh 1-2 hari atau 3-4 hari untuk menumbuhkan akar. Hal tersebut juga bertujuan agar tanaman lebih toleran terhadap kondisi stres saat penanaman.

Cara Stek Tanaman

Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan ini terbagi menjadi beberapa cara. Anda bisa menyetek tanaman menggunakan batang, daun, atau akar.

Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut ini beberapa cara stek tanaman dengan mudah.

Advertising

Advertising

Stek batang adalah cara penyetekan tanaman yang bahannya berasal dari potongan batang atau jaringan batang yang telah mengalami modifikasi bentuk atau fungsi. Potongan batang ini nantinya akan membentuk akar adventif di ujung potongan batang dan membentuk tunas dari mata tunas yang masih dorman.

Baca Juga

Cara stek tenaman dengan menggunakan batang terbagi menjadi dua yaitu stek batang yang mengalami meodifikasi seperti rhizome atau tuber dan stek batang itu sendiri yang terdiri atas stek lunak, setengah lunak dan keras . Berikut uraiannya.

a. Stek Rhizome atau Tuber

Rhizome (rimpang) atau tuber (umbi) adalah bagian tanaman yang merupakan hasil modifikasi dari batang. Bagian ini tumbuh dan berkembang di bawah permukaana tanah.

Tanaman yang diperbanyakan menggunakan rhizome contohnya kunyit, jahe, dan aglonema. Sedangkan contoh tanaman stek dari tuber yaitu kentang.

b. Stek Lunak

Mengutip dari bahan ajar “Pembiakan Vegetatif secara Alamiah dan Buatan” oleh Ir. I Wayan Wiraatamaja, MP., stek lunak adalah teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau cabang tanaman muda.

c. Stek Setengah Lunak

Teknik penyetakan menggunakan ranting atau cabang tanaman yang mulai menua. Biasanya ditandai dengan warna kulit yang sudah kecokelatan dan pertumbuhannya sudah terhenti.

d. Stek Keras

Cara stek tanaman dengan menggunakan ranting atau cabang yang sudah berumur tidak kurang dari satu tahun. Ukurannya biasanya sebesar pensil dan masih memiliki daun.

Baca Juga

Stek daun merupakan penyetekan yang bahan perbanyakannya berupa daun dengan atau tanpa kelengkapan organ penyusun seperti tangkai daun. Stek daun terbagi menjadi tiga tipe, berikut uraiannya.

a. Stek Daun dengan Tangkai

Bahan stek ini terdiri atas helaian daun dengan tangkai. Tanaman yang diperbanyak menggunakan cara ini yaitu iler-iler dan african violet.

b. Stek Daun Tanpa Tangkai

Cara yang kedua yaitu menggunakan penyetekan menggunakan daun tanpa tangkai. Jadi hanya daun saja yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Contohnya pada tanaman sukulen dan jeruk nipis.

c. Stek Potongan Daun

Penyetekan dengan cara ini bahan utamanya berasal dari potongan daun yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan ibu tulang daun. Contoh tanaman stek potongan daun yaitu lidah mertua dan Begonia.

Baca Juga

Cara stek tanaman yang terakhir yaitu stek akar. Metode ini dilakukan dengan bahan utama berasal dari organ akar. Potongan akar ini dipisahkan dari tanaman induk kemudian ditanam pada media tanam yang sesuai.

Stek akar kemudian akan membentuk perasakan adventif dan membentuk tunas. Posisi peletakan bahan penyetekan akan mempengaruhi pembentukan tunas. Jika bahan stek ditanam vertikal, maka bagian yang dekat dengan pangkal akar harus ada di bagian atas.

Namun jika bagian terdekat dengan pakal meragukan, maka sebaiknya letakan bahan stek secara horizontal. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan cara ini yaitu blackberry, cemara, delima, dan jambu biji.  

Pengertian Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif merupakan salah satu proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif pada tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif bisa disebut bibit.

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

1) Masa muda tanaman relatif pendek, 2) Tanaman lebih cepat bereproduk, 3) Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji, 4) Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan, 5) Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem perakaran yang dangkal.

Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

1) Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang, 2) Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya, 3) Biaya pengadaan bibit mahal, 4) Waktu yang dibutuhkan relatif lama, 5) Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari satu pohon induk.

Teknik Stek

Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhkan untuk perbanyakan tanaman antara lain batang, akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat.

Teknik Cangkok

Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan akar sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.

Teknik Okulasi

Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan.

Teknik Sambung / Teknik Grafting

Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5-10 cm.

Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel, dll.

Teknik Tunas

Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki pada tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang. (Adin Salamah. Penyuluh Pertanian BPP Jabung)

Sumber:https://www.rawabibit.com/6-jenis-teknik-perbanyakan-vegetatif-pada-tanaman-untuk-menghasilkan-bibit-yang-berkualitas-unggul/