Sifat-Sifat Koloid| Koloid memiliki sifat-sifat yang khas dalam sistem koloid. Ada macam-macam atau jenis-jenis koloid yang ada dikehidupan sehari-hari dengan sifat-sifat tertentu yang ada pada sifat-sifat koloid. Sebelum membahas mengenai sifat-sifat koloid mari kita melangkah kebelakang mengenai pengertian koloid. Masih ingatkah teman-teman tentang pengertian koloid ?..Secara umum, Pengertian koloid adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari pada larutan tetapi lebih kecil dari pada suspensi. Umumnya koloid berukuran 1 nm-100 nm. Ada yang tampak jelas secara fisis dan ada juga yang tampak seperti larutan. Dari kecilnya ukuran partikel-partikel, sistem koloid harus diamati dengan menggunakan mikroskop yang memiliki pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Sifat-Sifat Koloid – Setelah mengingat kembali mengenai pengertian koloid, mari kita menuju ke pembahasan utama kita yaitu Sifat-sifat koloid. Sistem koloid mempunyai sifat khas, yang berbeda dengan sifat pada sistem dispersi lainnya. Sifat-sifat koloid adalah Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi, dan Koagulasi. Berikut penjelasan mengenai Sifat-Sifat Koloid… 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Bila seberkas sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (air teh), dan larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan tidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya. Penerapan Efek Tyndall kehidupan sehari-hari. Contoh Efek Tyndall adalah sebagai berikut…
2. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak. Apabila dispersi koloid diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran tinggi, akan terlihat adanya partikel yang bergerak dengan arah yang acak atau tidak beraturan, gerakan-gerakan tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus, dan itu terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar dibanding medium pendispersinya. Adapun gerak Brown ini mengakibatkan partikel-partikel koloid relatif stabil meskipun ukuran yang relatif besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi kurang berarti. 3. Adsorpsi Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid. Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Adsorpsi adalah sebagai berikut…
4. Koagulasi Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah yang terdispersi dalam plasma darah, bila dipanaskan akan menggumpal, sedangkan agar-agar akan mengumpal bila didinginkan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan koagulasi adalah sebagai berikut…
Penerapan Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh koagulasi adalah sebagai beirkut…
5. Elektroforesis Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik. Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen pada proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut dengan pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion logam pada saat proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi koloid negatif.
6. Koloid Pelindung Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Koloid Pelindung adalah sebagai berikut…
7. Dialisis Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Dialisis adalah sebagai berikut….
Baca Juga :
Oleh : Nola Sari *** Tahukah anda mengapa pada siang hari ruangan yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung tampak terang? Mengapa biskuit didalam kaleng tetap kering walaupun telah lama disimpan? Zat apakah yang ditambahkan kedalam kaleng itu? lain pula halnya pada minyak dan zaitun jika dicampurkan menghasilkan campuran berupa susu. Campuran ini dapat menghamburkan cahaya, sedangkan air dan minyak zaitun, masing – masing dapat tembus cahaya. Perubahan apakah yang terjadi dalam sistem tersebut?peristiwa – peristiwa diatas terjadi karena adanya sistem koloid. Apakah sistem koloid itu? Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memilki sifat – sifat berbeda dengan larutan yang selama anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebab kan oleh ukuran partikel zat terlarut yang lebih besar dibanding dengan larutan. Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada dialam maupun yang dikembangkan di industri seperti kosmetik, obat – obatan, pengolahan air minum, sampai material bangunan. Sifat – sifat KoloidSistem koloid memiliki sifat – sifat khas yang membedakan dengan larutan sejati. Beberapa sifat – sifat koloid adalah : a. Gerak Brown adalah gerakan zig – zag partikel koloid karena tumbukan antara partikel koloid. Gerakan partikel koloid semakin cepat apabila ukuran partikel nya semakin kecil. b. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel – partikel koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut. Dalam kehidupan sehari – hari, efek tyndall yang terjadi di lingkungan kita adalah:
c. Muatan Koloid : terjadi sebagai akibat penyerapan ion pada permukaan partikel koloid. d. Adsorbsi adalah penyerapan pada permukaan partikel koloid. Contoh : penyerapan ion – ion pada permukaan partikel koloid sehingga partikel koloid bermuatan. Sistem koloid sering kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari. Produk – produk pabrik (industri) banyak yang berupa sistem koloid atau menggunakan sistem koloid dalam pembuatan nya. Beberapa penggunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari – hari, antara lain : Detergen termasuk dalam garam karboksilat, misal Na – oleat, terdiri atas “ekor” alkil non polar dan “kepala” ion karboksilat bersifat polar. Senyawa aktif larut dalam minyak dan ion karboksilat larut dalam air. Prinsip lepasnya minyak atau kotoran dari suatu bahan mengikuti kaidah like dissolves like. Gula tebu yang masih berwarna dilarutkan dengan air panas, kemudian dialirkan melewati sistem koloid, yaitu tanah diatom atau karbon. Zat warna pada gula tebu akan teradsorpsi sehingga akan diperoleh gula yang bersih dan putih. Tanah liat dan pasir yang terbawa oleh aliran sungai merupakan sistem koloid yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion – ion Na, Mg, dan Ca. Ketika air sungai dan air laut bertemu dimuara, maka partikel – partikel air laut yang bermuatan positif akan menetralkan sistem koloid pada air sungai sehingga terjadi koagulasi yang ditandai dengan terbentuknya delta. DAFTAR PUSTAKA Marzuki.I.,dkk.2010.Kimia dalam Keperawatan.Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam Setiabudi.A.2007.Mudah dan Aktif Belajar Kimia.Bandung: PT. Setia Purna Inves Untoro.J.2010.Buku Pintar.Jakarta: PT Wahyu Media |