Makanan oncom yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan jasa mikroorganisme

Makanan oncom yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan jasa mikroorganisme

Makanan oncom yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan jasa mikroorganisme
Lihat Foto

KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA

Karyawan sedang mengolah air kelapa hasil fermentasi untuk dijadikan nata de coco.

KOMPAS.com - Anda gemar memakan tahu dan tempe? Ternyata keduanya mengandung ragi yang merupakan kombinasi bakteri dan jamur. Bagaimana dengan yoghurt dan nata de coco? Makanan manis yang disukai banyak orang ini juga mengandung bakteri. Semua itu ternyata merupakan teknologi pangan.

Bioteknologi

Teknologi pangan adalah teknologi yang diterapkan untuk mengolah makanan, salah satunya dengan bioteknologi. Bioteknologi memanfaatkan mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur, untuk menghasilkan suatu produk makanan.

Bioteknologi ini telah digunakan oleh banyak produsen makanan, baik secara konvensional, maupun modern. Bioteknologi konvensional memanfaatkan mikroorganisme untuk melakukan proses fermentasi, seperti pembuatan tempe, tape, tahu, dan oncom.

Sedangkan bioteknologi modern tetap menggunakan mikroorganisme, namun memanfaatkan proses lain seperti penambahan biokimia dan rekayasa DNA. Teknologi modern ini jarang digunakan karena leih rumit dan lebih mahal.

Pemilihan mikroorganisme dan teknologi yang digunakan untuk mengolah masing-masing pangan tergantung dari proses dan hasil akhir yang diinginkan. Misalnya, apakah yang diinginkan fermentasi oleh jamur atau fermentasi asam laktat.

Baca juga: 5 Makanan yang Mengandung Probiotik, Tidak Hanya Yoghurt

Pemanfaatan mikroorganisme dalam makanan

Dalam bioteknologi, mikroorganisme dimanfaatkan sebagai penghasil dan pengubah bahan makanan. Berikut ini adalah contoh pemanfaatan mikroorganisme dalam makanan yang banyak digunakan oleh masyarakat.

Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus paracasei, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus Bulgaricus, Streptococcus thermophilus, atau Lactobacillus plantarum.

Mikroorganisme yang cocok digunakan pada proses pembuatan nata de coco yaitu Acetobacter xylinum. Sedangkan untuk membuat keju, mikroorganisme yang sering digunakan adalah Lactobacillus casei.

Pembuatan tempe menggunakan mikroorganisme Lactobacillus fermentum, Rhizopus oligosporus, atau Rhizopus stolonifer.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

ilustrasi produk yang dibuat dengan bantuan bakteri, sumber gambar: https://www.freepik.com/

Produk yang dibuat dengan bantuan bakteri dapat memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Jika dilihat dari sudut pandang biologi, proses mengolah makanan yang berasal dari pemanfaatan bakteri disebut dengan bioteknologi.

Bioteknologi merupakan suatu teknik pengolahan pangan modern yang mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi. Bioteknologi di masa kini tidak hanya bermanfaat untuk membuat olahan pangan, tetapi juga memiliki manfaat besar di bidang farmasi atau kesehatan. Namun, pada kesempatan kali ini, mari mengenal lebih jauh produk makanan apa saja yang terbuat dari proses bioteknologi.

ilustrasi produk yang dibuat dengan bantuan bakteri, sumber gambar: https://www.freepik.com/

Ada banyak produk yang dihasilkan dari pengaplikasian bakteri. Dikutip dari buku Strategi dan Bank Soal HOTS Biologi SMA/MA Kelas 10, 11, 12 oleh Tim Maestro Eduka (2020; 132), inilah beberapa contoh produk yang dibuat dengan bantuan bakteri:

Keju merupakan produk yang dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memanfaatkan bakteri asam laktat. Contohnya yaitu Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus casei. Selain itu, pembuatan keju juga dapat memanfaatkan bakteri Penicillium roqueforti, Propioni bactericum dan Penicillium camemberti.

Mentega adalah produk yang dibuat dari bahan krim susu. Makanan olahan ini memanfaatkan bakteri Streptococcus lactis dalam proses pembuatannya.

Yoghurt adalah hasil dari fermentasi susu. Bahan makanan ini menggunakan bantuan bakeri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus.

Tapai adalah produk yang terbuat dari umbi-umbian atau beras ketan. Makanan ini melalui proses fermentasi dengan cara menggunakan bantuan dari jamur Saccharomyces cerevisiae.

Oncom merah merupakan produk yang terbuat dari ampas tahu dan memanfaatkan jamur Neurospora crassa. Adapun oncom hitam terbuat dari bungkil kacang tanah dan memanfaatkan jamur Rhizopus oligosporus.

Nata de coco adalah produk makanan yang mempunyai tekstur kenyal dan menyerupai gel yang warnanya putih transparan. Makanan yang satu ini dibuat dari air kelapa dengan menggunakan bantuan bakteri Aspergillus soyae.

Kecap adalah produk makanan berupa cairan berwarna hitam dan memiliki citarasa yang manis bercampur asin. Kecap dibuat dari kedelai hitam dan memanfaatkan jamur Aspergillus soyae dan Aspergillus wentii.

Bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan makhluk hidup baik sebagian atau keseluruhan untuk mengasilkan barang atau jasa. Makhluk hidup yang dipakai dalam bioteknologi disebut sebagai agen bioteknologi. Contoh produk yang menggunakan bioteknologi adalah sebagai berikut :

  1. Oncom dengan  menggunakan agen bioteknologi berupa kapang oncom Neurospora sitophila
  2. Kecap dengan menggunakan agen bioteknologi berupa jamur Aspergilus oryzae
  3. Tempe bongkrek dengan menggunakan agen bioteknologi berupa bakteri Burkholderia galdioli 
  4. Yoghurt dengan menggunakan agen bioteknologi berupa Lactobacillus bulgaricus
     

Penerapan bioteknologi dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu yang paling sering ditemui misalnya dalam produksi makanan dan agroindustri. Beberapa makanan olahan yang kita konsumsi sejauh ini memang karya penerapan bioteknologi. Jika kita memeriksa lebih dalam bagaimana makanan diproduksi, kita akan menemukan peran beberapa mikroorganisme di dalamnya. 

Setelah paparan lebih lanjut mengenai contoh bioteknologi makanan dan peran mikroorganisme yang berperan dalam proses produksi.

Makanan oncom yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan jasa mikroorganisme

Contoh Bioteknologi Makanan

1. Tempe

Tempe adalah salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang banyak dikenal di masyarakat kita. Tempe diproduksi dari proses fermentasi kedelai dengan menggunakan jamur dari genus Rhizoporus, misalnya R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R. oryzae.

Tempeh adalah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, juga sangat mudah dicerna oleh tubuh. Mudahnya pencernaan tempe oleh tubuh disebabkan karena dalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim lipase.

Enzim protease berfungsi untuk menurunkan protein menjadi asam amino, sedangkan enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak. Kedua asam amino atau asam lemak tersebut, keduanya merupakan senyawa sederhana yang mudah diserap tubuh.

2. Oncom

Selain tempe, oncom juga merupakan contoh produk bioteknologi makanan yang telah diaplikasikan pada nenek moyang kita sejak lama. Oncom dibuat dari pulp tahu fermentasi dengan menggunakan jamur sitoplas sitoplas Neurospora.

Jamur Neurospora sitophila menghasilkan pewarna merah dan bisa menjadi pewarna alami di oncom. Selain itu, enzim ini juga dapat menghasilkan enzim amilase, lipase, dan enzim protease selama fermentasi. Karena produksi enzim ini, dinding sel bahan yang difermentasi menjadi lebih lembut dan lembut.

3. Roti

Dalam proses produksi roti, teknik fermentasi juga diaplikasikan untuk membuat adonan tepung jadi mengembang. Fermentasi umumnya dilakukan melalui penambahan ragi yang mengandung jamur Saccharomyces cerevisiae pada adonan. Jamur akan menggunakan glukosa dalam tepung roti sebagai tempat pembuatan karbondioksida. Karbon dioksida yang terbentuk kemudian terjebak dalam roti dan membuat adonan roti mengembang dan bertekstur ringan.

4. Nata de Coco

Nata de coco adalah contoh produk bioteknologi makanan yang dihasilkan dari fermentasi air kelapa. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco umumnya dilakukan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri mengubah glukosa dan fruktosa yang ada dalam air kelapa menjadi polisakarida atau selulosa.

5. Tapai

Tapai merupakan produk bioteknologi yang diaplikasikan dari bahan fermentasi yang mengandung karbohidrat, seperti ketan, singkong, atau pisang.

Fermentasi dalam produksi pita umumnya dilakukan oleh Saccharoyces cerevisiae, jamur yang sama seperti pada produksi roti. Jamur ini menghidrolisis karbohidrat dalam kondisi anaerobik, kemudian mengubahnya menjadi alkohol dan karbon dioksida. Rumus reaksi dari proses fermentasi tapai adalah sebagai berikut:

C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

6. Bir

Sama seperti tapai dan roti, bir juga merupakan produk bioteknologi makanan yang memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae dalam proses produksinya. Substrat fermentasi dalam produksi bir berasal dari barley atau gandum. Maltose dalam biji barley diubah menjadi glukosa dan kemudian menjadi alkohol selama 5-14 hari oleh jamur ini. Kandungan alkohol dalam bir umumnya berkisar 3-5%.

7. Minuman Anggur

Anggur dibuat dari jus anggur fermentasi dengan jamur Saccharomyces cerevisiae. Produk anggur bisa dibagi menjadi beberapa jenis. Pengelompokan ini biasanya dipengaruhi oleh jenis buah anggur yang diproses, perubahan selama fermentasi, serta panjang dan cara penyimpanannya. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi komposisi asam dan senyawa aromatik organik yang terkandung dalam anggur. Produk bioteknologi makanan umumnya mengandung alkohol 10-15%.

8. Yoghurt

Yogurt adalah produk susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri asam laktat. Umumnya bakteri asam laktat yang digunakan dalam pembuatan produk bioteknologi adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, atau Streptococcus thermophilus. Fermentasi mengubah laktosa menjadi susu menjadi asam laktat. Kondisi asam yang tercipta setelah fermentasi membuat pembusukan susu. Kelenjar kemudian dikumpulkan dan ditampung ke dalam yogurt biasa yang kita konsumsi setiap hari.

9. Keju

Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk susu yang diproduksi melalui penerapan bioteknologi makanan. Keju dibuat melalui fermentasi susu oleh bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.

Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk susu yang diproduksi melalui penerapan bioteknologi makanan. Keju dibuat melalui fermentasi susu oleh bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.

Dalam produksi keju, bahan dalam bentuk susu diubah menjadi asam laktat melalui proses pemanasan terlebih dahulu sehingga semua bakteri mati. Setelah itu, enzim renin yang diperoleh dari usus hewan ruminansia ditambahkan untuk membuat bekuan susu. Rumpun susu ini kemudian diperas dan dipadatkan untuk membentuk keju.

10. Sauerkraut atau Pickles

Bakteri asam laktat juga digunakan dalam produksi melestarikan sayuran dan buah-buahan menjadi asinan kubis atau acar. Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis, dan Lactobacillus cremoris mengubah susunan kimia di substrat sayuran dan buah menjadi asam sehingga lebih awet dan memiliki rasa yang khas.

11. Tauco

Tauco adalah produk bioteknologi makanan yang terbuat dari fermentasi biji kedelai. Fermentasi dalam produksi tauco melalui 2 tahap melibatkan 2 mikroorganisme yang berbeda, yaitu jamur dan bakteri.

Tahap pertama fermentasi dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus sehingga berjalan seperti pada pembuatan tempe. Sedangkan tahap kedua fermentasi dilakukan oleh bakteri yang tahan terhadap kondisi salinitas tinggi seperti Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., Dan Zygosaccharomyces soyae.

12. Saus kecap

Proses produksi kecap mirip dengan proses produksi tauco. Kecap dihasilkan dengan melibatkan jamur Aspergillus oryzae dan Aspergillus soyae, serta bakteri asam laktat. Peran bakteri asam laktat sangat membantu dalam pembentukan aroma dan rasa khas kecap. Dalam hal ini, enzim protease juga memegan peran penting dari kualitas kecap yang akan diproduksi

13. Terasi

Terasi juga merupakan produk bioteknologi makanan. Ini dihasilkan melalui proses fermentasi udang atau ikan. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi ini, antara lain Bacillus, Lactobacillus, Pediococcus, Brevibacterium dan Corynebacterium. Fermentasi mengubah udang dan ikan menjadi pasta kecoklatan khas yang siap dicetak.

14. Cuka

Cuka dihasilkan dari oksidasi etanol oleh bakteri Acetobacter. Etanol yang digunakan sebagai bahan baku cuka bisa didapat dari anggur, bir, jus tebu, atau jus apel. Sifat cuka sangat asam sehingga harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses oksidasi pembuatan cuka adalah sebagai berikut:

C2H5OH + O2 ---> CH3COOH + H2O + Energi

15. Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek merupakan produk bioteknologi makanan yang diperoleh dari fermentasi kue kelapa (coconut oil processing waste). Fermentasi kue kelapa umumnya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek akan menjadi racun jika terjadi kontaminasi oleh bakteri Burkholderia cocovenenans dalam proses pembuatannya. Efek racun dari bakteri ini akan membuat sistem pernafasan terganggu, bahkan sampai mati. Efek ini bisa menjadi contoh dampak bioteknologi makanan yang harus diwaspadai.

Nah, itulah paparan yang bisa kita sampaikan tentang contoh produk hasil penerapan bioteknologi makanan. Mudah-mudahan ini bisa memberi gambaran tentang pentingnya bioteknologi untuk kelangsungan hidup umat manusia. Salam.