Kalimat dalam alkafirun yang mengandung arti aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah adalah

  • بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

    قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ

    1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

  • لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ

    2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

  • وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ

    3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

  • وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ

    4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

  • وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ

    5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

  • لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ

    6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia

Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan. Di dalamnya terkandung 114 surat, salah satunya adalah surat Al Kafirun.

Surat Al Kafirun terdiri dari enam ayat dan merupakan urutan surat yang ke-109 di dalam Al-Qur’an. Kata “Al Kafirun” berarti orang-orang kafir. Surat Al Kafirun termasuk golongan surat makkiyah, karena diturunkan oleh Allah Swt. ketika Nabi Muhammad saw. tinggal di Kota Mekah atau sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah.

Bacaan Surat Al Kafirun

Bersumber dari Qur’an Kementerian Agama, berikut bacaan surat Al Kafirun beserta artinya.

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١

Qul yaa ayyuhal kaafiruun

1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢

Laa a'budu maa ta' buduun

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ - ٣

Wa laa antum 'aabiduuna maa a' bud

3. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ - ٤

Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ - ٥

Wa laa antum 'aabiduuna maa a' bud

5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦

Lakum diinukum wa liya diin

6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Kandungan Surat Al Kafirun

Menurut publikasi Kementerian Agama dalam buku "Al-Qur'an Hadis", turunnya surat Al Kafirun memiliki latar belakang ajakan kaum musyrikin Quraisy yang dipimpin Walid Ibnu Mughirah, Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib, dan Umayyah bin Khalaf untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. dengan bujukan hingga penyiksaan dan intimidasi.

Pada akhirnya, kaum musyrikin Quraisy mengajak Rasulullah saw. untuk berkompromi dan menyembah Tuhan mereka selama satu tahun. Sebagai gantinya, kaum Quraisy akan menyembah Allah Swt. dengan tuntunan Rasulullah saw.

Baca Juga

Mereka berkata, “Hai Muhammad! Mari kita bersama-sama menyembah apa yang kami sembah, dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah, dan kita akan bersekutu (bekerja sama) dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami.”

Atas peristiwa tersebut, Allah Swt. menurunkan surat Al Kafirun kepada Rasulullah saw. sebagai respon dari ajakan kaum musyrikin Quraisy. Isi surat Al Kafirun menjelaskan bahwa Rasulullah saw. dengan tegas menolak dan mengatakan, "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."

Rasulullah juga mengatakan bahwa kaum musyrikin Quraisy tidak akan ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan. Pada ayat terakhir, Rasulullah saw. menunjukan sikap bahwa ibadah dapat dilaksanakan sesuai ajaran dan tuntunan agama.

Surat Al Kafirun merupakan ajaran sikap toleransi dalam agama islam. Pada ayat terakhir dijelaskan, agama islam menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk suatu agama.

Baca Juga

Suparno Achmad dalam “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD” menyimpulkan kandungan dari surah Al Kafirun sebagai berikut:

  • Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa kita tidak menyembah apa yang mereka sembah.
  • Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati dalam hubungan sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam akidah dan ibadah pokok.
  • Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Penerapan Surat Al Kafirun dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat Al Kafirun mengajarkan sikap toleransi dan keteguhan dalam memeluk agama. Dalam kehidupan sehari-hari, Suparno Achmad menjelaskan penerapan surat Al Kafirun sebagai berikut.

  • Saling mengharagai antar pemeluk agama dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
  • Saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
  • Saling menghargai dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang yang telah beragama.
  • Saling menghargai dan setia kawan kepada semua teman tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
  • Saling berbagi dan tolong menolong dalam kegiatan sosial antar pemeluk agama.
  • Saling menghargai dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.
  • Menumbuhkan semangat gotong royong.

Baca Juga

Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa." menegaskan bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Hal tersebut serupa dengan ajaran agama islam dalam surat Al Kafirun yang menyatakan toleransi dalam memeluk agama masing-masing seperti yang terkandung dalam ayat terakhir, yaitu, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Lebih lanjut, Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (2) dijelaskan, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.”

Dengan demikian, hubungan surat Al Kafirun dan Pancasila adalah sikap toleransi dalam memeluk agama dan beribadah. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah aspek kehidupan yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga

Oleh sebab itu, sebagai bangsa Indonesia, kita harus mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

sujud syukur sebaiknya dilakukan dengan menutup ​

Sebutkan perilaku jujur yang kamu lakukan selama satu minggu terakhir

Kakak, tolong jawab secepatnya ya kak, boleh serch internet/google, jgn report kecuali yg ngasal

apa tulisan Bahasa Arab nya (apa cita cita mu di masa depan) serta artinya​

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! (1) Muawiyah harus menjamin keselamatan seluruh keluarganya. (2) Muawiyah harus menjaga nama baik Khalifah A … li bin Abu Thalib. (3) Setelah Muawiyah meninggalkan jabatan, kepemimpinan harus diserahkan kepada kaum muslimin secara bermusyawarah. (4) Harus ada pembagian jabatan yang adil dengan keluarga Ali bin Abi Thalib. (5) Muawiyah harus memberikan kekuasaannya kepada keluarga Ali bin Abi Thalib setelah lima tahun menjabat. Pernyataan di atas yang termasuk syarat yang diajukan Hasan bin Ali sebelum menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintahan Muawiyah ditunjukkan oleh nomor .... a. (1), (2), dan (3)b. (2), (3), dan (4)c. (3), (4), dan (5)d. (2) dan (5)KAKKK TOLONG JAWAB BESOK KUMPULLL​

Jakarta -

Surat Al Kafirun ayat 1-6 diturunkan di kota Mekah setelah surat Al Ma'un. Artinya, menurut buku Anwarul Qur'an Tafsir, Terjemah, Inggris, Arab, Latin oleh Dr Basharat Ahmad, surat ini diturunkan di Kota Mekah. Dalam susunan mushaf Al Quran, surat Al Kafirun merupakan urutan surat ke-109.

Dinamakan Al Kafirun karena dalam surat ini, Allah SWT menyampaikan kepada kaum kafir bahwa perbuatan jahat mereka akan mendapat pembalasan dariNya. Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW dan kaumnya diminta untuk memetik pelajaran atas perbuatan mereka.

Bacaan lengkap surat Al Kafirun ayat 1-6 serta latin dan artinya adalah,

1. قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ

Bacaan latin: qul yā ayyuhal-kāfirụn

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!"

2. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

Bacaan latin: lā a'budu mā ta'budụn

Artinya: "aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah".

3. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Bacaan latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

Artinya: "dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah"

4. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

Bacaan latin: wa lā ana 'ābidum mā 'abattum

Artinya: "dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah"

5. وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Bacaan latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

Artinya: "dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."

6. لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Bacaan latin: lakum dīnukum wa liya dīn

Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Melansir dari tafsir Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), isi kandungan lengkap surat Al Kafirun ayat 1-6 dapat dirangkum menjadi tiga poin bahasan utama di dalamnya. Berikut poin-poin inti dari surat ini,

  • Allah hendak menjelaskan bahwa terdapat perbedaan besar antara sifat-sifat Tuhan yang disembah oleh umatnya Nabi Muhammad SAW dan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir. Sebab Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak beranak maupun diperanakkan.
  • Berkaitan dengan perbedaan sifat Tuhan dari keduanya, hal ini pun menjelaskan bahwa adanya perbedaan dalam bentuk pelaksanaan ibadah.
  • Melalui surat Al Kafirun, Allah SWT menekankan perihal toleransi antar umat beragama. Hal ini dilakukan melalui pengerjaan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing tanpa mencampur adukkan urusan keduanya.

Setelah memahami isi kandungan dan bacaannya, ada baiknya juga diketahui keutamaan dari membaca surat Al Kafirun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut ulama Syeikh Ibn Baz, keutamaan membaca surat Al Kafirun sebanyak empat kali setara dengan pahala khatam Al Quran.

Selain itu, sumber hadits menyebut bahwa Rasulullah SAW seringkali membaca surat Al Kafirun ketika mengerjakan sholat sunnah. Ibnu Umar bersabda,

"قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ" تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ , وَ "قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ" تَعْدِلُ رُبْعَ الْقُرْآنِ , وَكَانَ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ

Artinya: "Qul huwallahu ahad menyamai sepertiga Al Quran dan Qul yaa ayuhal kaafiruun menyamai seperempat Al Quran. Beliau (Rasulullah SAW) membaca kedua surat itu dalam dua rakaat fajar." (HR Thabrani dan Abu Ya'la).

Jadi, yuk kita sama-sama rutinkan baca surat Al Kafirun ayat 1-6, detikers.

Simak Video "Innalillahi, Ustazah di Tebet Meninggal Saat Baca Al-Quran"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/row)