Di daerah khatulistiwa kadar garam air laut rendah hal ini karena

Giới thiệu về cuốn sách này


Page 2

Giới thiệu về cuốn sách này

Faktorfaktor yang mempengaruhi tinggirendahnya kadar garam atau salinitas adalah sebagai berikut:

  • Penguapan, semakin tinggi penguapan kadar garam semakin tinggi seperti Laut Mati dan Laut merah.
  • Curah hujan, semakin tinggi curah hujan maka semakin rendah kadar garamnya seperti lautlaut di Indonesia.

Mengapa kadar garam air laut di setiap daerah tidak sama jelaskan?

Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.

Mengapa perairan laut Indonesia memiliki kadar garam yang rendah?

Curah hujan yang tinggi inilah yang lalu turun kelaut dan berpengaruh secara langsung terhadap kadar garam air laut menjadi tidak tinggi lagi karena terkena air hujan yang rasanya neteral. Nah tadi merupakan salah satu faktor penyebab kadar garam atau salinitas laut Indonesia rendah.

Apakah arus laut mempengaruhi kadar garam?

Laut yang dipengaruhi arus panas, maka salinitasnya akan naik (tinggi). Hal ini berlaku pula sebaliknya, dimana laut yang dipengaruhi arus dingin, maka salinitasnya akan turun (rendah).

Apakah peningkatan curah hujan mempengaruhi kadar garam air laut?

Curah hujan, makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya makin kecil curah hujan maka salinitasnya makin tinggi. Air sungai yang bermuara ke laut, makin banyak air sungai yang bermuara ke laut, maka salinitas air laut tersebut rendah.

Apa yang menyebabkan salinitas di laut jauh lebih besar dibandingkan dengan air danau?

Faktor Penyebab Salinitas Salinitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: Penguapan – Tingkat penguapan yang semakin tinggi disuatu wilayah perairan akan menyebabkan salinitas semakin tinggi. Curah Hujan – Semakin tinggi intensistas curah hujan di suatu wilayah perairan, maka kadar garam akan semakin rendah.

Kenapa kadar garam di laut tinggi?

Apabila tingkat penguapan air laut semakin besar, maka kadar garamnya akan tinggi. Sebaliknya, Apabila tingkat penguapan air laut semakin semakin rendah, maka kadar garamnya akan semakin rendah. Apabila curah hujan yang turun di perairan laut semakin besar, maka kadar garamnya akan rendah.

Mengapa salinitas Indonesia rendah?

Salinitas di Indonesia termasuk rendah bila dibandingkan lautan lain. Karena Indonesia terletak di daerah dekat Khatulistiwa (Equator), maka Indonesia memiliki iklim tropis yang berciri curah hujan tinggi. Curah hujan ini menyebabkan banyaknya air tawar yang masuk ke dalam lautan.

Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pembuatan garam?

Baik kuantitas dan kualitas suhu serta sinar matahari ternyata berpengaruh dalam proses produksi garam. Semakin terik matahari berarti mempercepat proses penguapan. Begitu juga dengan faktor ketiga yaitu kecepatan angin serta faktor keempat yaitu kelembapan udara di sekitar tambak.

You might be interested:  FAQ: Ikan Air Laut Yang Bisa Di Makan?

Yang termasuk laut ingresi apa?

Contoh laut ingresi:

  • Laut Banda (7.400 meter)
  • Laut Flores (5.590 meter)
  • Laut Sulawesi (5.590 meter)
  • Laut Tengah (4.400 meter)
  • Laut Jepang (4.000 meter).

Faktor apa yang mempengaruhi kadar garam salinitas air laut?

Faktor – faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya kadar garam atau salinitas adalah sebagai berikut:

  • Penguapan, semakin tinggi penguapan kadar garam semakin tinggi seperti Laut Mati dan Laut merah.
  • Curah hujan, semakin tinggi curah hujan maka semakin rendah kadar garamnya seperti laut – laut di Indonesia.

Berapa kadar garam perairan laut?

A. Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 35%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memili kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya.

Tuliskan apa yang dimaksud dengan kadar garam?

Jawaban: Keasinan atau Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.

Apakah curah hujan mempengaruhi salinitas?

2. Curah hujan, semakin besar atau banyak curah hujan yang terjadi di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya ketika semakin sedikit atau kecil curah hujan yang turun maka salinitas airnya akan tinggi.

4 Apakah salinitas atau kadar garam itu Sebutkan faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya salinitas?

Penguapan semakin besar maka salinitas semakin tinggi, kebalikannya makin kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah. Makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya makin rendah curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.

Mengapa air laut memiliki salinitas yang tinggi?

Umumnya, air laut di wilayah khatulistiwa memiliki salinitas yang tinggi karena suhu yang lebih panas sehingga banyak penguapan terjadi. Sementara itu, air laut di dekat kutub memiliki salinitas yang rendah karena es yang mencair dan hujan lebat mengencerkan air laut.

Halo, Sobat Zenius! Pernah nggak sih terlintas di benak elo, kenapa air laut bisa asin? Well, pastinya banyak dari elo semua yang penasaran dengan pertanyaan ini. Maka dari itu, gue akan coba jelasin ke elo semua, apa saja sih faktor-faktor yang memengaruhi salinitas [kadar garam] air laut. Yuk, simak sampai habis!

Apa Itu Salinitas Air Laut?

Salinitas air laut. [Dok. Pixabay]

Salinitas air laut merupakan tingkat kadar garam terlarut dalam air. Jenis garam yang terdapat di dalamnya antara lain 55% klorida, 31% natrium, 8% sulfat, 4% magnesium, dan 2% garam lainnya. Nah, kelima jenis garam tersebutlah yang menyebabkan air laut menjadi asin nih, guys! 

Tapi, elo heran gak sih, kenapa bisa ada garam di air laut? Eitss, tenang nggak usah bingung, karena sebenarnya garam-garam ini berasal dari pelapukan batuan di darat dan juga dari gas-gas vulkanik. 

Download Aplikasi Zenius

Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapanmu sekarang juga!

Baca Juga: Pola Aliran Sungai dan Klasifikasinya – Materi Geografi Kelas 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Salinitas Air Laut

Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi salinitas air laut:

1. Kadar Penguapan

Salah satu faktor yang memengaruhi salinitas air laut adalah kadar penguapan air laut. Maksudnya gimana? Sekarang coba deh elo bayangkan ada lautan luas yang sedang mengalami penguapan. 

Nah, adanya penguapan air laut, pastinya akan mengurangi volume air laut bukan? Meski mengurangi volume air laut, tapi kadar garam yang ada di laut ternyata tidak ikut menguap nih, guys. Sehingga pada saat penguapan tinggi, maka salinitas [kadar garam] juga ikut tinggi. 

2. Curah Hujan 

Curah hujan dapat memengaruhi salinitas air laut. [Dok. Pixabay]

Curah hujan juga menjadi faktor yang memengaruhi salinitas air laut, lho! Pada saat curah hujan tinggi, maka salinitas [kadar garam] akan rendah. Hal ini mirip dengan teh manis yang ditambahkan air nih, guys. Semakin banyak air yang elo tuang ke gelas maka tingkat kemanisan teh tersebut akan semakin berkurang. 

3. Arus Laut

Siapa sangka arus laut bisa menjadi faktor yang memengaruhi tingkat keasinan air laut. Tapi, memang begitulah adanya. Pasalnya, arus laut ini memungkinkan kadar garam untuk menyebar sehingga memengaruhi konsentrasi kadar garam.

4. Banyak Sedikitnya Air Tawar/Es yang Masuk ke Laut

Banyaknya air tawar/es dapat memengaruhi salinitas air laut. [Dok. Pixabay]

Selanjutnya, banyak sedikitnya air tawar/es yang masuk ke laut dapat memengaruhi tingkat keasinan air laut. Konsep ini sebenarnya mirip dengan curah hujan. Jadi, semakin banyak air tawar yang masuk ke laut maka salinitas [kadar garam] akan semakin rendah. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Siklon Tropis dan Penyebabnya – Materi Geografi Kelas 10

Contoh Soal Salinitas Air Laut

  1. Air laut rasanya asin. Hal ini disebabkan banyak mengandung garam-garaman. Senyawa yang paling banyak terkandung dalam air laut adalah ….

A. KCl

B. Na2CO4

C. NaCl

D. MgCl2

E. CaCl2

Jawaban:

Menurut Lyman dan Fleming, garam-garam yang terdapat di dalam laut dan kadar jumlahnya adalah sebagai berikut:

  • NaCl = 68,1%
  • MgCl2 = 14,4%
  • CaCl2 = 3,2% KBr3 = 0,3%
  • KCl = 1,9%
  • NaSO4 = 11,4%
  • Na2CO3 = 0,6%

Maka, jawaban yang tepat adalah C. 

Baca Juga: Konsep Air Tanah dan Perbedaannya dengan Air Permukaan – Materi Geografi Kelas 10

Nah, itu dia guys pembahasan tentang salinitas air laut. Kalau elo mau tahu lebih banyak lagi mengenai materi ini, yuk download aplikasi Zenius atau bisa juga klik banner di bawah ini, ya! So, sampai jumpa di artikel selanjutnya!

NAMA       : FARID IQBAL           MATKUL : OCEANOGRAFI

NIM           : 1110015000114          MATERI   : SALINITAS AIR LAUT

Halaman abtraksi :

Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut

< 0,05 %

0,05—3 %

3—5 %

>5 %

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.

Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida [terutama klorida] adalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” [parts per thousand , ppt] atau permil [‰], kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan.

Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units [psu, Unit Salinitas Praktis]: rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.

Halaman Isi :

Air laut sendiri banyak mengandung zat-zat yang teralut di dalamnya yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia penting dan ini adalah salah satu sumber alam yang pertama kali dikelola oleh manusia. Sodium klorida [NaCl], adalah ekstrak yang paling besar yang biasanya dipergunakan pada perusahaan-perusahaan kimia dalam memproduksi klorida dan sodium hidroksida. Magnesium dan bromin adalah bahan lain yang terdapat dalam air laut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. [Sahala Hutabarat. Pengantar Oseanografi. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia,2008.Hlm 8].

Kandungan unsur kimia paling besar dalam air laut selain air adalah Natrium Chlorida [NaCl] atau garam. Setiap 1 kilometer kubik air laut mengandung sekitar 969 juta ton oksigen, 122 juta ton hydrogen, 21 juta ton khlor, dan 12 juta ton natrium.

Ternyata tidak semua air laut memiliki tingkat keasinan yang sama. Perairan di Atlantik, misalnya, mengandung kadar garam yang jauh lebih tinggi ketimbang perairan yang mengelilingi Indonesia. Perbedaan salinitas air laut disebabkan oleh banyak sedikitnya penguapan yang terjadi. Penguapan dapat menambah besarnya salinitas, makin besar penguapan makin besar pula salinitasnya. Banyak sedikitnya hujan juga dapat mempengaruhi tingkat salinitas. Dan terakhir adalah banyak sedikitnya sungai yang bermuara ke laut tersebut. Masuknya air tawar dari sungai menyebabkan salinitas menjadi rendah. [Munawir,S.Pd. dkk. Cakrawala Geografi 3. Yudistira,2005. Hlm 111].

Perbedaan itu bisa dilihat dalam peta tingkat salinitas buatan badan antariksa Amerika [NASA]. Inilah peta pertama tentang salinitas laut. Fungsinya untuk membantu manusia memahami berbagai hal, mulai curah hujan global sampai arus laut. Peta tersebut dihasilkan oleh Aquarius/SAC-D, sebuah satelit pengorbit bumi yang dilengkapi dengan pengukuran radio khusus. Seluruh foto yang dikirim Aquarius selama dua pekan pertama bekerja itu lantas disusun menjadi peta bola dunia yang mudah dipahami.

Gambar 1. Peta salinitas buatan NASA

Peta NASA ini memperlihatkan kadar garam di seluruh samudra yang dibedakan dengan intensitas warna. Daerah yang berwarna merah dan kuning memiliki tingkat salinitas yang lebih tinggi, sedangkan yang berwarna biru dan ungu mempunyai kadar garam lebih rendah. Wilayah gelap menandai kekosongan data.

Dengan data tersebut, peneliti memperoleh gambaran yang lebih terperinci tentang pola iklim seperti bagaimana pergerakan air tawar mengelilingi dunia. Gerakan air tawar itu ternyata juga mempengaruhi sirkulasi laut.

Peta ini hanya sebagian kecil dari hasil pengukuran satelit yang diluncurkan pada Juni lalu, dan mulai beroperasi pada 25 Agustus. Pada masa mendatang, satelit itu diharapkan akan mengungkap lebih banyak rahasia samudra. [//www.tempo.co/read/news/2011/09/28 diakses tanggal 29 juni2012].

Instrumen Satelite de Aplicaciones Cientificas [SAC] yang mengumpulkan data dan gambar persebaran garam dan tingkat keasinan dari berbagai laut dan samudera di seluruh dunia. Satelit yang diluncurkan pada 10 Juni 2011 lalu itu mendapatkan data bahwa samudera Atlantik lebih asin dari samudera Pasifik dan samudera Hindia. Hal itu juga menunjukkan bahwa sungai-sungai terpanjang di dunia seperti sungai Nil membawa lebih banyak air tawar dari darat menuju laut.

                Salinitas air tertinggi terdapat di daerah laut subtropis yang terletak di lintang 200 Lu dan 200 LS, kemudian menurun kembali pada daerah lintang tinggi. Di daerah katulistiwa salinitasnya rendah karena curah hujan di daerah ekuator tinggi. Laut Mediterania mempunyai suhu 11,5 derajat C dan mempunyai nilai salinitasnya > 36,5 per mil, suhu berkisar 10 derajat C dan salinitasnya < 36 per mil. Sehingga kepadatan Samudera Atlantik lebih rendah dari laut Laut Mediterania. [Ibrahim,I.A. A Brief Illustrated Guide to Understanding Islam.Darussalam, 1997].

Laut Mediterania atau dikenal juga Laut Tengah mempunyai salinitas, kepadatan air dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan Lautan Atlantik. Kenapa demikian karena adanya lapisan yang memisahkan air di selat gilbaltar yang mempunyai salinitas yang berbeda ketika air dari Laut Tengah memasuki Lautan Atlantik melalui Selat Jibraltar. Sehingga hanya air permukaan laut tengah saja yang bercampur dengan air Samudera Atlantik.

Gambar 2. Pertemuan Laut Tengah dengan Lautan Atlantik di selat Gibraltar

Setelah mencapai Atlantik air ini mengalir sampai di kedalaman sekitar seribu meter dengan membawa sifatnya sendiri yang suhunya, salinitas dan kepadatannya yang lebih tinggi. Pada kedalaman ini air dari Laut Tengah tersebut diam tidak bergerak. Salinitas air tertinggi terdapat di laut yang terletak di lintang 200 Lu dan 200 LS, kemudian menurun kembali pada daerah lintang tinggi. Di daerah katulistiwa salinitasnya rendah karena curah hujan di daerah ekuator tinggi. Besar kecilnya salinitas sangat dipengaruhi oleh Bentang Laut dan Iklim.

Bentang laut yang tertutup biasanya memiliki salinitas yang tinggi karena tidak mudah tercampur dengan air laut atau air tawar lainnya. Contohnya di Laut Hitam, Laut Tengah, Laut Kaspia, dan Laut Mati. Daerah yang beriklim sub tropis memiliki salinitas yang tinggi. Hal ini disebabkan di daerah sub tropis curah hujan tidak terlalu tinggi sedangkan penguapan relatif tinggi karena sedikitnya awan.

Di daerah tropis hujannya lebih lebat daripada daerah yang berada di lintang tinggi. [Tjasyono HK, Bayong. Klimatologi Edisi kedua. Bandung:Penerbit ITB, 2004. Hlm 18].

Hal ini disebabkan di daerah sub tropis curah hujan tidak terlalu tinggi sedangkan penguapan relatif tinggi karena sedikitnya awan. Sehingga lautan yang secara keseluruhan berada di daerah khatulistiwa mempunyai salinitas yang terbilang rendah daripada daripada daerah kutub. Seperti misalnya Samudera Hindia yang memilki salinitas yang terendah ketimbang Samudera lainnya.

Perbedaan yang amat kontras terlihat di Laut Arab yang kering dan memiliki salinitas tinggi di sebelah barat subkontinen India dengan Teluk Bengal bersalinitas rendah di sebelah timurnya yang didominasi oleh Sungai Gangga dan hujan monsoon Asia Selatan.

Salinitas di daerah subpolar [yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub] rendah di permukaan dan bertambah secara tetap [monotonik] terhadap kedalaman. Di daerah subtropis [atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS], salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi [penguapan]. Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi [curah hujan].

Pertemuan Laut dan Sungai di Muara/Estuari [Air asin dan Air tawar]

Sedangkan fenomena bertemunya air sungai yang tawar dengan air laut yang asin di muara, difirmankan-Nya, dalam Q. S. Al Furqan: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir [berdampingan]; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi“ [Q. S. 25:53].

Dalam redaksionalnya, Allah menggunakan kata yang berbeda yaitu adanya dinding dan batas yang menghalangi. Ternyata ada sedikit perbedaan prinsip di zona pertemuan air laut dan air tawar ini bila dibandingkan dengan pertemuan dua lautan yang berbeda salinitasnya tersebut di atas.

Mengapa Al Qur’an menyebut “penghalang” ketika berbicara mengenai pemisah antara air tawar dan air asin, tetapi tidak menyebutkan hal itu ketika berbicara mengenai pemisah kedua air laut? Para ilmuwan oseanografi menjelaskan bahwa di muara, tempat bertemunya air tawar [segar] dengan air asin, ditemukan situasi yang berbeda dengan yang terdapat pada tempat bertemunya dua air laut. Penemuan menunjukkan bahwa yang memisahkan air tawar dari air laut di muara adalah zona Pycnocline yang ditandai oleh adanya perbedaan salinitas dan kepadatan yang bertahap dan jelas memisahkan kedua lapisan air tersebut. Pycnocline adalah layer/lapisan yang memisahkan air yang mempunyai kepadatan yang berbeda .

Gambar 3. Perubahan salinitas pada penghalang [zona pemisah] antara air tawar dan air laut

Penghalang [zona pemisah] ini memiliki tingkat kepadatan dan keasinan yang berbeda dari air tawar ke air laut dan sebaliknya. Seperti kita ketahui, bahwa air tawar bertemu air asin melalui beberapa tahapan perubahan, dari air tawar berubah payau hingga kemudian air laut yang asin. [//faiqun.edublogs.org/2012/01/30/fenomena-salinitas-air-dalam-al-quran diakses tanggal 25 juni 2012]

DAFTAR PUSTAKA

Video yang berhubungan