8 organel sel yang terdapat di dalam protoplasma

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 2

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 3

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 4

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 5

Tags (tagged): unkris, proton, otomotif, struktur, quark proton dalam, fisika proton, 1836, kali massa sebuah, elektron suatu, atom, biasanya terdiri, dalam, atom bermuatan, netral, banyaknya proton akan, sama, dikenal, istilah, nuklei nukleus nukleon, bhs, center, of, studies elektron pranala, luar particle, data, group large hadron, proton center, studies, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center of, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 6

Tags (tagged): unkris, proton, otomotif, struktur, quark proton dalam, fisika proton, 1836, kali massa sebuah, elektron suatu, atom, biasanya terdiri, dalam, atom bermuatan, netral, banyaknya proton akan, sama, dikenal, istilah, nuklei nukleus nukleon, bhs, center, of, studies elektron pranala, luar particle, data, group large hadron, proton center, studies, program kuliah, pegawai, kelas weekend, center of, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia


Page 7

Tags (tagged): unkris, proton, otomotif, struktur, quark proton dalam, fisika proton, 1836, kali massa sebuah, elektron suatu, atom, biasanya terdiri, dalam, atom bermuatan, netral, banyaknya proton akan, sama, dikenal, istilah, nuklei nukleus nukleon, bhs, pusat, ilmu, pengetahuan elektron pranala, luar particle, data, group large hadron, proton pusat, pengetahuan, program kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat ilmu, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 8

Tags (tagged): unkris, proton, otomotif, struktur, quark proton dalam, fisika proton, 1836, kali massa sebuah, elektron suatu, atom, biasanya terdiri, dalam, atom bermuatan, netral, banyaknya proton akan, sama, dikenal, istilah, nuklei nukleus nukleon, bhs, pusat, ilmu, pengetahuan elektron pranala, luar particle, data, group large hadron, proton pusat, pengetahuan, program kuliah, pegawai, kelas weekend, pusat ilmu, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia


Page 9

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 10

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 11

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 12

Protoplasma adalah bidang hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Ini adalah istilah umum Sitoplasma [1]. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan cairan, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. [2] Pada eukariota protoplasma yang mengelilingi inti sel dikenal sebagai sitoplasma dan bahwa di dalam inti sebagai nucleoplasm tersebut. Dalam prokariota bahan di dalam membran plasma adalah sitoplasma bakteri, sementara di bakteri gram negatif wilayah di luar membran plasma tetapi di dalam membran luar periplasm tersebut.

Sejarah dari istilah

'Protoplasma' bersumber dari protos Yunani untuk pertama, dan plasma untuk hal terbentuk. Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von Mohl untuk menggambarkan "tangguh, berlendir, granular, semi-fluida" substansi dalam sel tanaman, untuk membedakan ini dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam vakuola [3]. Thomas Huxley berikutnya dinamakan sebagai "dasar fisik dari kehidupan" dan mengasumsikan bahwa properti kehidupan dihasilkan dari distribusi molekul dalam zat ini. Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan berada jumlah kontroversi atas apa jenis substansi itu [4]. Upaya untuk menyelidiki asal usul kehidupan menempuh penciptaan sintetik "protoplasma" di laboratorium tidak sukses, namun. [5]

Kandungan Protoplasma

Berada 2 kandungan utama dari protoplasma adalah kandungan organik dan anorganik[6]

  • Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma benar pokoknya sekitar
  • 75-85% air,
  • 10-20% protein
  • 2-3% lipida
  • 1% karbohidrat
  • dan 1% zat-zat anorganik yang lain[7]

Sah cairan terlihat adalah komponen utama

Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai dijadikan unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) adalah empat unsur utama yang berada di dalam protoplasma / Unsur Makro. Supaya jelas prosentasenya ini kami sajikan mencapai berapa prosentasinya , Sachs pernah memperagakan experimen dengan cara Analisa sisa dari pembakaran , dengan membakar Organ daun hingga dijadikan sisa dari pembakaran dengan menghilangkan unsur cairan yang mendominasi, Dan berikutnya Sisa dari pembakaran itu dianalisis.

Cairan

Di dalam sel, cairan terdapat dalam dua bentuk, Dua bentuk itu adalah bentuk lepas sama sekali dan bentuk terikat. Cairan dalam bentuk lepas sama sekali mencakup 95% dari total cairan di dalam sel. Umumnya cairan bertindak sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Cairan dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total cairan di dalam sel Kandungan cairan pada beragam jenis sel bervariasi di selang tipe sel yang tidak sama. Kandungan cairan (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu tidak sama beda karena sekitar yang terkait dan perannya Cairan adalah medium tempat berlanjutnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia Di dalam sel hidup, biasanya senyawa biokimia dan sebahagian luhur dari reaksi-reaksinya berlanjut dalam sekitar yang terkait cair. Cairan bertindak aktif dalam jumlah reaksi biokimia dan adalah penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein

Karena stryktur Cairan memiliki produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi beragam sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.

Hal yang sering muncul sebagai contoh, cara katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- Karena itulah , semua bidang dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia cairan. Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa cairan adalah komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk : Pelarut beragam zat organik dan anorganik, misalnya beragam jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta beragam jenis vitamin.

  • Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul luhur seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, cairan adalah medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  • Cairan adalah media transpor beragam zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bangkit dari sebuah bidang sel ke bidang sel yang lain.
  • Cairan adalah media beragam anggota reaksi-reaksi enzimatis yang berlanjut di dalam sel.
  • Cairan digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  • cairan sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis

Cairan memiliki titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang bertambah tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan. Kenyataan ini menunjukkan beradanya gaya tarik yang kuat di selang molekul-molekul cairan yang berhampiran yang memberikan cairan gaya kohesi internal yang tinggi. Sebagai contoh, panas penguapan adalah ukuran langsung dari jumlah energi yang diperlukan untuk mengalahkan gaya tarik menarik di selang molekul cairan yang berhampiran, sehingga molekul tersebut bisa saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi yang lain, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk kawasan dengan muatan positif sehingga dibicarakan bahwa molekul cairan bersifat dipolar atau dwikutub [8] karena pemisahan muatan tersebut.

maka dua molekul cairan bisa tertarik satu dengan yang yang lain oleh gaya elek-trostatik di selang muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari sebuah molekul cairan dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul cairan yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini dinamakan ikatan hidrogen.

katan hidrogen segera terbentuk selang atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan sebuah atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif yang lain pada molekul yang sama atau molekul lain. Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung memiliki muatan positif kuat sebagian. Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.[6]

Garam mineral

Kandungan garam-garam mineral pada beragam tipe sel sangat bervariasi Di dalam sel, garam-garam mineral bisa merasakan disosiasi dijadikan anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-ion bisa terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida. Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :

  • Fungsi osmosis, dalam artian bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan cairan melintasi membran sel
  • Fungsi yang bertambah spesifik, adalah peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul. [6]

Beragam jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan cara metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+, ion Na+ dan K+, bertindak dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai dampak masuknya cairan ke dalam sel.

Beberapa ion-ion anorganik bertindak sebagai kofaktor dalam cara enzim, misalnya ion magnesium , ferrum Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk anggota kehidupan dari sel menempuh anggota fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion lepas sama sekali, tetapi fosfat di dalam tubuh jumlah terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi [9]

Di dalam sel juga terkandung beragam jenis gas yang bersumber dari sekitar yang terkait atau dihasilkan oleh metabolisme sel. Beberapa gas yang terdapat di atmosfer bisa masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2). Di dalam sel, oksigen bertindak untuk mengoksidasi bahan-bahan konsumsi. Karbon dioksida selain bersumber dari sekitar yang terkait luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan konsumsi sebagai hasil sampingan. CO2 bisa bereaksi dengan cairan membentuk asam karbonat yang berikutnya merasakan disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3- [6]

Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

Protein

Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen di selang gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain. Ikatan di selang asam amino dinamakan ikatan peptida. Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dinamakan polipeptida. Molekul protein bisa terdiri atas satu atau sebanyak rantai polipeptida dan setiap rantai bisa terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.[6]

Klasifikasi

Hingga ketika ini belum berada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada selang lain[6]:

  • Kelarutan
  • Bentuk semuanya
  • Peranan biologis
  • Peranan Gravitasi

Pembagian protein juga bisa diterapkan berdasarkan fungsi dan strukturnya. Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan dijadikan

  • Protein enzim, bertindak dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  • Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  • Protein transpor, bertindak sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  • Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:

  • Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  • Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

  • Protein globular Rantai polipeptida benar pokoknya jumlah lipatan dan berlilit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan biasanya enzim.
  • Protein fibrosa Rantai polipeptida atau golongan rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial bertambah luhur dari 10, misalnya keratin dan miosin[6].

Karbohidrat

Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O. Perbandingan selang molekul H dan O adalah 2:1. Sah memiliki rasio yang sama dengan molekul cairan (H2O), misalnya:

  • Ribosa = C6H10O5
  • Glukosa = C6H12O6
  • Sukrosa = C12H24O11[6]

Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.

Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat cairan, sehingga digunakan kata karbohidrat yang bersumber dari kata karbon dan hidrat atau cairan.

Karbohidrat sering dinamakan sakarida. Berada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida). Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya. Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa berada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat. Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus molekul yang berada pada karbohidrat, maka karbohidrat bisa didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada anggota hidrolisis. Beragam senyawa yang termasuk golongan karbohidrat memiliki molekul yang berbeda-beda ukurannya, adalah dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul luhur.[6] Beragam senyawa terse-but bisa dibagi dalam empat golongan, adalah

  • monosakarida
  • disakarida/ oligosakarida
  • polisakarida.

Monosakarida

Monosakarida sering dinamakan gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis dijadikan bentuk yang bertambah sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, adalah triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa. Misalnya :

  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)[6]

Disakarida

Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada biasanya disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida dinamakan ikatan glikosida, dan diwujudkan bila gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua. Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau tidak sama bila merasakan hidrolisis, misalnya:

  • Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  • Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  • Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa [6]

Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila merasakan hidrolisis, misalnya :

  • Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  • Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  • Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa[6]

Refrensi

  1. ^ Cammack, Richard; Teresa Atwood; Attwood, Teresa K.; Campbell, Peter Scott; Parish, Howard I.; Smith, Tony; Vella, Frank; Stirling, John (2006), Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology, Oxford [Oxfordshire]: Oxford University Press, ISBN 0-19-852917-1
  2. ^ Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook of Medical Physiology, Eleventh Edition, Saunders, "Protoplasm is composed mainly of five basic substances: water, electrolytes, proteins, lipids and carbohydrates."
  3. ^ [Later J. E. Purkinje coined the term for Cytoplasm + Nucleoplasm in animal cell. 1911 Edition of the Encyclopaedia Britannica.
  4. ^ Harvey, E. N. (2004), "Some Physical Properties of Protoplasm", Journal of Applied Physics 9 (2): 68, doi:10.1063/1.1710397
  5. ^ Lazcano, A.; Capone, S.; Walde, P.; Seebach, D.; Ishikawa, T.; Caputo, R. (2008), "What Is Life? A Brief Historical Overview", Chemistry & Biodiversity 5 (1): 1–15, doi:10.1002/cbdv.200890001, PMID 18205130
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Protoplasma di Biologi Gonzaga, http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/penyusun-protoplasma-sel.html, diakses 30 Desember 2011
  7. ^ De Robertis et al., 1975
  8. ^ Mayes, 1988; Lehninger, 1988
  9. ^ De Robertis et al., 1975

Tautan luar

  • Artikel protoplasma di Biologi Gonzaga

edunitas.com


Page 13

Tags (tagged): portal, australia, unkris, walaupun, terletak dekat asia, lebih sering, disebut, desa the emerald, city kota, zamrud, sydney merupakan salah, brisbane ibu, kota, negara bagian queensland, wants to, be, a millionaire versi, australia tidak, ada, center of studies, teritorial antarktika, pulau norfolk pulau, natal portal


Page 14

Tags (tagged): portal, australia, unkris, dunia, wilayahnya mencakup seluruh, benua australia, negara, bagian new south, wales sydney, memiliki, populasi, menempati peringkat, ke 14, dari, 50 kota keuangan, kerry packer, john, robin warren james, wolfensohn, center, of, studies darwin teritorial, luar kepulauan, ashmore, cartier portal, center of, studies


Page 15

Tags (tagged): portal australia, portal, australia, unkris, dunia, wilayahnya mencakup seluruh, benua australia, negara, bagian new south, wales sydney, memiliki, populasi, menempati peringkat, ke 14, dari, 50 kota keuangan, kerry packer, john, robin warren james, wolfensohn, pusat, ilmu, pengetahuan darwin teritorial, luar kepulauan, ashmore, cartier portal australia, pusat ilmu, pengetahuan


Page 16

Tags (tagged): portal australia, portal, australia, unkris, walaupun, terletak dekat asia, lebih sering, disebut, desa the emerald, city kota, zamrud, sydney merupakan salah, brisbane ibu, kota, negara bagian queensland, wants to, be, a millionaire versi, australia tidak, ada, pusat ilmu pengetahuan, teritorial antarktika, pulau norfolk pulau, natal portal


Page 17

Kategori ini mempunyai 1 halaman, dari total 1.


Page 18

Kategori ini memiliki 1 halaman, dari total 1.


Page 19

Kategori ini memiliki 1 halaman, dari total 1.


Page 20

Kategori ini memiliki 1 halaman, dari total 1.


Page 21

Kategori ini memiliki 2 halaman, dari total 2.

B

D


Page 22

Kategori ini memiliki 2 halaman, dari total 2.

B

D


Page 23

Kategori ini ada 2 halaman, dari total 2.

B

D


Page 24

Kategori ini memiliki 2 halaman, dari total 2.

B

D


Page 25

Kategori ini memiliki 1 halaman, dari total 1.


Page 26

Kategori ini mempunyai 1 halaman, dari total 1.