Briket adalah energi alternatif yang dapat digunakan untuk

Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang bisa digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil. Briket dapat dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung, daun, feses sapi dan lain sebagainya. Pemanfaatan kotoran sapi untuk dijadikan pupuk organik masih belum optimal, karena petani belum bisa merubah kebiasaan dalam menggunakan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi tanaman. Hal ini menyebabkan masih banyak kotoran sapi yang tidak dimanfaatkan.

Feses sapi menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/g dan gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metan merupakan salah satu unsur penting dalam briket yang berfungsi sebagai penyulut, yaitu agar briket yang dihasilkan diharapkan mudah terbakar. Limbah pertanian dapat menghasilkan energi kalor sekitar 6000 kal/g. Limbah pertanian yang terdiri dari sekam memiliki kadar karbon 1,33 %, jerami mempunyai kadar karbon 2,71 %, dan tempurung kelapa memilik kadar karbon yang tinggi sebesar 18,80 % (Pancapalaga, 2008).

Pembuatan briket dilakukan dengan proses penekanan atau pemadatan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor per satuan luas dari suatu biomassa yang akan digunakan sebagai energi alternatif, sehingga dengan ukuran biomassa yang relatif kecil akan dihasilkan energi yang besar. Selain itu bentuk biomassa menjadi lebih seragam, sehingga akan lebih mudah dalam proses penyimpanan dan pendistribusian. Merunut Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) proses pembuatan briket antara lain :

Pembakaran Bahan Bakar Padat

Dalam tahap ini terdiri dari 3 tahap yakni pengeringan, devolatilisasi dan pembakaran arang.

Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses kenaikan temperature sehingga menyebabkan menguapnya kadar air pada permukaan bahan bakar.

  • Devolatilisasi (devolatilization)

Setelah pengeringan, bahan bakar mulai mengalami dekomposisi, yaitu pecahnya ikatan kimia secara termal dan zat terbang (volatile matter) akan keluar partikel.

  • Pembakaran Arang (Char Combustion)

Sisa dari pirolisis adalah arang (fixed carbon) dan sedikit debu, kemudian partikel bahan bakar mengalami tahapan oksidasi arang yang memerlukan 70% – 80% dari total waktu pembakaran. Laju pembakaran arang tergantung pada konsentrasi oksigen, temperature gas, bilangan Reynolds, ukuran, dan porositas arang.

Cara Pembuatan Briket

  1. Kumpulkan bahan baku seperti sekam, jerami kering, atau tempurung kelapa
  2. Siapkan kotoran sapi yang telah dikeringkan kemudian haluskan
  3. Pembakaran dilakukan dengan menggunakan drum atau bak di dalam tanah dengan melubangi bagian atasnya, kemudian ditaruh diatas pasir agar udara tidak masuk
  4. Setelah separuh drum dan pembakaran telah menjadi arang, biarkan api mengecil
  5. Kemudian campurkan serbuk gergaji, koran, ampas kelapa, digiling tidak terlalu halus, sehingga menjadi bubuk arang
  6. Campurkan 30 kg bubuk arang dicampurkan dengan 10 kg kotoran sapi yang telah dikeringkan serta 12 kg perekat kanji yang telah dicairkan dengan air mendidih
  7. Cetak dalam bentuk bulat dengan diameter 20 cm dan tinggi 30 cm, yang ditengahnya diberi lubang dengan diameter 5 cm
  8. Setelah tercetak, angkat perlahan bagian tengahnya
  9. Namun bila menggunakan mesin pencetak disesuaikan dengan bentuk cetakan mesin
  10. Jemur sampai kering, briket siap digunakan

Cara Penggunaan Briket

  1. Briket diletakkan diatas tungku
  2. Nyalakan briket dari atas, dengan menggunakan bantuan secarik kertas
  3. Kekuatan briket 0,5 kg dapat dipergunakan selama 1,5 jam

Sumber :

Pancapalaga, Wehandako. 2008. Evaluasi Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian (Kosap Plus) Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Diambil dari : http://esearchreport. umm.ac.id/index.php/researc-report/article/viewile/43/44 umm research report fulltext.pdf. [13 Maret 2020].

Merunut Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP BATU). 2019. Briket Sampah Organik. Batu. Diambil dari : https://bbppbatu.bppsdmp.pertanian.go.id/briket-sampah-organik/ [13 Maret 2020]

by: Divisi Penelitian dan Pengembangan

Briket adalah energi alternatif yang dapat digunakan untuk

Briket batu bara

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.

Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1] Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.

Bahan penyusun briket

Bahan penyusun briket dapat mencakup:[2][3]

  • Bahan bakar utama:
    • Arang kayu
    • Batu bara
    • Biomassa:
    • Gambut
  • Bahan pendukung:
    • Batu kapur (pewarna)
    • Pati (pengikat)
    • Boraks (bahan pelepas, release agent)
    • Natrium nitrat (akselerator)
    • Malam (wax, sebagai pengikat, akselerator, dan penyala (igniter))

Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras. Metode ini umum digunakan untuk batu bara yang memiliki nilai kalori rendah atau serpihan batu bara agar memiliki tambahan nilai jual dan manfaat. Briket digunakan di industri dan rumah tangga.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memiliki kadar air rendah untuk mencapair nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket; bahan yang memiliki bahan volatil tinggi akan lebih cepat habis terbakar.[4]

Mesin pembuat briket

Mesin pembuat briket adalah mesin yang digunakan untuk memproses limbah dan residu usaha kehutanan dan pertanian menjadi briket. Sebelum dijadikan briket, bahan mentah harus diberikan perlakuan tertentu seperti pemurnian dan pengecilan ukuran partikel.

Mesin press briket bekerja dengan tiga mekanisme dasar:

  • Tipe ulir (screw type). Briket ditekan dengan memanfaatkan mekanisme ulir archimedes. Umumnya digerakkan oleh motor.
  • Tipe stamping, yaitu mekanisme menekan dengan tuas sehingga seolah bahan baku briket "terinjak" dan membentuk briket yang padat. Tipe ini memungkinkan briket dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran.
  • Tipe hidrolik yang bekerja dengan mekanisme hidraulis.

Fasilitas pembuatan briket harus memiliki berbagai langkah dalam pembuatan bahan baku hingga selesai menjadi briket. Perlakuan awal yang biasanya diberikan dalam pembuatan briket adalah debarking (penghilangan kulit kayu, bark), pengecilan ukuran partikel, pengeringan, dan pengayakan. Kadar air harus rendah untuk mendapatkan nilai kalori tertinggi, namun pengeringan lebih lanjut umumnya menjadi tidak efisien. Kadar air antara 12-15% diperkirakan angka yang ideal, tergantung bahan baku yang digunakan.[5]

Pemanfaatan briket

Pemanfaatan bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya tidak disarankan untuk digunakan di rumah tangga karena asapnya yang pekat. Diperlukan tungku khusus yang mengatasi masalah tersebut.[6]

Briket memiliki harga yang murah dibandingkan bahan bakar jenis lainnya sehingga penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan penghematan biaya. Di daerah Ketahun, Bengkulu Utara, briket telah digunakan sebagai pengganti kayu bakar yang harganya semakin naik. Penggunaan briket diketahui memberikan manfaat dari sisi pengeluaran usaha.[7]

Galeri

Lihat pula

  • Briket biomassa
  • Arang
  • Briket kayu

Referensi

  1. ^ Tambunan, Armansyah; Mandang, Tienneke; Hambali, Erliza; Agustina, Sri Endah; Salundik; Nugroho, Naresworo; Irzaman; Setyaningsih, Dwi (2008). "Agenda riset energi Institut Pertanian Bogor 2008-2012" (PDF). Research Agenda of IPB. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  2. ^ Joe O'Connell. Kingsford Brand Charcoal Ingredients Diarsipkan 2018-01-02 di Wayback Machine.. California Barbecue Association website. Diakses 11 Mei 2007.
  3. ^ All About Charcoal. virtualweberbullet.com. Diakses 11 Mei 2007.
  4. ^ Hazra, Fahrizal; Sari, Novita (2011). "Biomassa tempurung buah nyamplung (Callophyllum spp) untuk pembuatan briket arang sebagai bahan bakar alternatif". Jurnal Sains Terapan. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  5. ^ [1][pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Tamrin; Lanya, Budianto; Firmayanti, Dwi (2008). "Rancang Bangun Tungku Portable Bahan Bakar Batubara yang Aman untuk Kesehatan Pemakainya" (PDF). Prosiding IPB. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  7. ^ Alam, Liliek Agus (2005). "Penghematan Bahan Bakar dengan Substitusi Briket Batubara pada Pengeringan Karet Sit Asap Sistem Kontinyu" (PDF). Prosiding IPB. 

Pranala luar

Briket adalah energi alternatif yang dapat digunakan untuk

Briket adalah energi alternatif yang dapat digunakan untuk

  • How charcoal briquettes are made.
  • How easy briquetting biomass, like straw and hay.
  • Legacy Foundation - created an appropriate technology briquette maker.
  • Holey Briquette Gassifier Stove Development, Richard Stanley, Kobus Venter 14 August 2003 on BioEnergy Lists.
  • Briquetting: An Answer to Desertification, Health Problems, Unemployment and Reforestation in Developing Communities - summary of 2003 seminar.
  • Application of Briquette Machine and Briquette Plant[pranala nonaktif permanen]

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Briket&oldid=20257251"