Berapa kali terapi uap pada bayi

“Terdapat beberapa perawatan rumahan sebagai cara untuk mengeluarkan dahak pada bayi usia 0-12 bulan. Salah satunya seperti memandikan bayi dengan air hangat. Sebab, menghirup uap dapat membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak yang tertahan di saluran pernapasan bayi.”

Halodoc, Jakarta – Bayi yang berusia 0-12 bulan rentan untuk mengalami berbagai gangguan kesehatan karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum prima. Salah satunya seperti batuk berdahak yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada Si Kecil dan membuatnya mudah rewel. 

Pasalnya, bayi belum dapat mengeluarkan dahaknya sendiri, sementara lendir atau dahak tersebut dapat mengganggu proses pernapasan tubuhnya. Di samping itu, dahak yang terhambat di tenggorokan juga dapat membuat dirinya kesulitan untuk menelan ASI, sehingga ia menolak untuk disusui. 

Maka dari itu, penting bagi ibu untuk mengetahui bagaimana cara mengeluarkan dahak pada bayi usia 0-12 bulan. Tujuannya tentu saja agar Si Kecil dapat kembali riang dan tidak terganggu kenyamanannya. Penasaran apa saja caranya? Yuk, simak ketahui informasinya di sini!

Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi Usia 0-12 Bulan

Perlu diingat bahwa bayi atau anak yang berusia di bawah empat tahun tidak dapat mengonsumsi obat batuk secara sembarangan, kecuali atas anjuran dan resep dari dokter. Namun, ibu tidak perlu khawatir karena ada beberapa perawatan rumahan yang dapat dilakukan guna mengeluarkan dahak pada bayi. Berikut adalah beberapa penjabaran dari beberapa cara tersebut, antara lain:

1. Menepuk-nepuk punggung bayi

Cara pertama yang bisa ibu coba adalah dengan cara menengkurapkan bayi lalu tepuk punggungnya secara perlahan agar dahak bisa keluar. Agar Si Kecil nyaman saat ibu melakukan hal ini, ibu bisa memposisikan bayi tengkurap di pangkuan ibu atau di atas kasur yang empuk.

2. Menggunakan humidifier atau pelembap ruangan

Alat yang ini dapat menjaga kelembapan udara dan mengurangi dahak yang ada di tenggorokan, sehingga membantu melegakan pernapasan Si Kecil.

3. Menjemur bayi di bawah sinar matahari

Ibu juga bisa mencoba menjemur Si Kecil di bawah sinar matahari. Cara ini dikabarkan dapat memperkuat sistem imun bayi, sekaligus membantu mengencerkan dahak dan lendir di saluran pernapasan tubuh Si Kecil. Namun, jika ibu ingin melakukannya, pastikan untuk menjemur Si Kecil di pagi hari, serta hindarkan dirinya dari paparan matahari secara langsung. 

4. Memandikan bayi dengan air hangat

Menghirup uap dapat membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak yang tertahan di saluran pernapasan bayi. Maka dari itu, cobalah untuk memandikan bayi dengan air hangat ketika dirinya mengalami batuk berdahak. 

Itulah penjelasan mengenai beberapa perawatan rumahan sebagai cara untuk mengeluarkan dahak pada bayi usia 0-12 bulan. Mulai dari menepuk-nepuk punggung bayi, menggunakan humidifier, menjemur bayi di pagi hari, hingga memandikan bayi dengan air hangat. Penting untuk meredakan dahak yang tertahan pada saluran pernapasan bayi agar dirinya dapat segera kembali merasa nyaman.

Namun, jika beberapa cara tersebut tak kunjung membuahkan hasil, sebaiknya ibu segeralah memeriksakan Si Kecil ke dokter. Terutama jika dahak pada bayi berwarna hijau, coklat, atau berwarna kemerahan.

Nah, melalui aplikasi Halodoc, ibu bisa membuat janji rumah sakit dengan dokter spesialis anak pilihan ibu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc, sekarang juga!

Terapi uap pada bayi biasa dilakukan untuk mengatasi pilek, batuk, hingga mengeluarkan dahak agar si Kecil bisa kembali bernapas dengan baik.

Selain dapat lebih menghemat biaya, keuntungan lain dari terapi uap ini adalah orangtua tak perlu repot-repot lagi ke rumah sakit karena proses uap bisa dilakukan sendiri di rumah.

Namun masalahnya, masih banyak Mama yang bertanya-tanya apakah terapi uap ini aman bagi bayi? 

Nah, untuk menjawab segala keresahan Mama, berikut Popmama.com telah merangkum 3 informasi pentingnya.

1. Amankah terapi uap untuk bayi?

videoblocks.com

Dilansir dari healthline.com, penggunaan nebulizer atau terapi uap adalah cara yang aman dan efektif untuk mengatasi pilek, batuk, hingga mengeluarkan dahak pada bayi.

Namun, jika bayi mama mengalami kesulitan bernapas setelah menggunakan nebulizer, sebaiknya segeralah hubungi dokter.

Pasalnya, beberapa bayi dapat memiliki reaksi yang berlawanan setelah melakukan terapi uap atau nebulizer.

Untuk itu, bertanyalah lebih jauh pada dokter anak mengenai kemungkinan efek samping yang akan dirasakan pada si Kecil.

Dengan begitu, Mama pun dapat Mama lebih cepat mengidentifikasi gejala-gejala yang tidak diinginkan.

2. Cara melakukan terapi uap yang tepat untuk bayi 

omronhealthcare.com

Bagi Mama yang ingin melakukan terapi uap pada bayi, berikut beberapa langkah tepat yang dapat dilakukan:

  • Tuangkan obat ke dalam nebulizer. Beberapa diantaranya tersedia dalam bentuk cair yang harus ditambahkan dengan obat lainnya. Selain itu, ada juga yang berbentuk cairan atau bubuk yang harus dicampur dengan air steril atau larutan garam. Untuk lebih jelasnya, baca petunjuk penggunaan dengan seksama sebelum menuangkan obat ke dalam cangkir.
  • Hubungkan ujung tabung ke cangkir obat dan ujung lainnya ke nebulizer.
  • Hubungkan masker atau dot ke cangkir.
  • Letakkan masker di wajah anak dan perkuat dengan tali yang tersedia, jika bayi nyaman menggunakan tali. Namun jika tidak, mungkin Mama dapat memegangnya sendiri pada wajah anak hingga menutupi hidung dan mulutnya.
  • Nyalakan nebulizer.
  • Pegangi masker di wajah anak saat terapi uap di mulai hingga mengeluarkan kabut di dalam topeng.
  • Mama akan tahu kapan perawatan selesai ketika kabut perlahan berkurang dan isi cangkir tampak hampir mengering.
  • Bersihkan masker dan nebulizer setelah digunakan.

3. Tips menghindari trauma terapi uap pada bayi

trendmedic.de

Meskipun cara menggunakan nebulizer cukup mudah untuk dilakukan, namun terapi uap yang satu ini ternyata bisa membuat bayi trauma. Oleh karena itu, Mama harus cerdas-cerdas mengakalinya, si Kecil mungkin akan lebih tenang ketika pikirannya teralihkan.

Maka dari itu, cobalah untuk memasang musik atau menyetel film kartun di televisi selama terapi nebulizer untuk bayi dilakukan agar ia tidak terlalu terbebani dengan rutinitas pengobatannya.

Setiap kali habis terapi, jangan lupa juga untuk memuji si Kecil atas 'kesuksesannya', misalnya dengan bersorak dan bertepuk tangan.

Konsultasikan juga ke dokter anak jika Mama tetap merasa kesulitan untuk memakaikan nebulizer pada bayi.

Berapa lama terapi uap untuk bayi?

Caranya cukup mudah, Anda bisa mengisi bak mandi atau ember dengan air panas. Setelah itu Anda bisa menggendong bayi dan berada di dalam ruangan tersebut selama 15 menit. Uap dari air panas akan bertahan di ruangan kecil tersebut dan bayi akan lebih mudah menghirupnya.

Bolehkah bayi di uap setiap hari?

Melakukan terapi uap bayi di rumah bisa membuat flu bayi menjadi lebih ringan tanpa pemberian obat. Apalagi pengobatan terapi uap ini dianggap lebih aman dan cepat menangani flu pada anak. Lakukan terapi uap rutin setiap harinya bagi bayi yang sedang flu, maka penyakit ini akan cepat sembuh.

Apa efek samping uap pada bayi?

Terlalu sering menjalani terapi uap rupanya dapat menimbulkan efek samping yakni kontraksi pada pembuluh darah dan penyempitan pada pembuluh darah di bagian tubuh yang lain seperti di mata atau organ jantung. “Istilahnya pembuluh darahnya kontraksi, menyempit.

Berapa kali nebulizer untuk bayi?

Adapun penggunaan nebulizer akan disesuaikan dengan kondisi pasien, obat yang digunakan serta berat badan bayi saat ini. Umumnya dapat digunakan 1-2 kali dalam sehari.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA