Bagaimanakah cara melakukan pemeriksaan organ reproduksi bagian luar pada wanita

Setelah visualisasi serviks, dokter akan menggunakan sikat atau alat pengambilan sampel lain untuk mendapatkan selnya. Tidak perlu khawatir, karena prosedur ini aman dan tidak menyakitkan.

Untuk pemeriksaan kesehatan serviks, biasanya Pap smear saja sudah cukup untuk perempuan usia 25-29 tahun. Setelah usia 30 tahun ke atas disarankan melakukan kombinasi tes Pap smear dan HPV DNA (co-testing) untuk mencapai tingkat deteksi yang lebih baik.

Hasil pemeriksaan normal harus diulang setiap 3 sampai 5 tahun sekali, tetapi jika hasil menunjukkan adanya kelainan atau masalah maka dibutuhkan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi dan colposcopy.

Selain melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi wanita secara rutin, pencegahan kanker serviks juga disarankan untuk dilengkapi dengan melakukan vaksinasi HPV.

Vaksin HPV ini termasuk dalam program vaksinasi untuk anak sekolah usia 10-14 tahun. Idealnya, vaksin ini diberikan sebelum dimulainya aktivitas seksual. Perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual bisa melakukan imunisasi ulang, tetapi harus lebih dulu melakukan pemeriksaan kesehatan.

Vaksin ini tidak sepenuhnya mencegah penularan infeksi HPV, karena itu screening serviks tetap harus dilakukan.

Kanker Payudara

Bagaimanakah cara melakukan pemeriksaan organ reproduksi bagian luar pada wanita

Faktor risiko kanker payudara di antaranya adalah keluarga yang memiliki riwayat kanker payudara, terlambat menopause, nuliparitas atau belum pernah melahirkan untuk perempuan, merokok, dan konsumsi alkohol.

Screening kanker payudara biasanya dimulai pada usia 40 tahun dan paling lambat 50 tahun. Metode umum pemeriksaan kanker payudara adalah dengan mamografi, yakni pemeriksaan menggunakan teknologi sinar-X untuk mengevaluasi payudara.

Mamografi mungkin perlu diulang setiap 1-2 tahun. Pada perempuan dengan payudara padat, pemeriksaan kanker payudara dengan mamografi sulit diinterpretasikan dan terkadang memerlukan sonografi.

Sejak usia 20 tahun, perempuan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin 3 sampai 5 hari setelah menstruasi.

Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan dengan berdiri di depan cermin lalu meraba payudara untuk mencari benjolan, nyeri, atau perubahan lain. Setiap menyadari adanya perubahan atau temuan benjolan yang mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Pada perempuan yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara, pemeriksaan genetika bisa dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen. Meskipun bukan alat diagnosis, pemeriksaan genetika bisa memperkirakan risiko yang dimiliki seseorang sehingga dia dapat meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan.

Kesehatan pada perempuan perlu perhatian lebih terutama kewaspadaan pada kanker payudara dan kanker serviks. Kedua jenis kanker tersebut merupakan kanker paling umum yang mengancam kesehatan dan paling mematikan bagi perempuan.

Dua jenis kanker ini bisa dideteksi pada tahap awal sebelum berubah menjadi kanker dengan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin.

Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks (bagian bawah rahim) dengan bagian luar tubuh. Letaknya di dalam tubuh, belakang kandung kemih, lebih rendah dari rahim.

Fungsi vagina sebagai alat reproduksi wanita adalah menjadi jalan keluar darah saat menstruasi, jalan lahir bayi, serta jalan masuk sperma menuju rahim.

2. Ovarium

Ovarium, atau indung telur, berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul yang bersebelahan dengan bagian rahim atas.

Alat atau organ reproduksi wanita yang satu ini bertanggung jawab untuk memproduksi hormon seperti estrogen, progesteron dan ovum atau yang biasa disebut sel telur.

3. Tuba falopi

Tuba falopi atau oviduk memiliki bentuk seperti saluran bercorong yang masing-masing membentang dari ujung kanan dan kiri pada rahim atas ke ujung ovarium.

Organ reproduksi yang satu ini mempunyai fungsi untuk mengangkut ovum dan membawanya ke dalam infundibulum (bagian ujung tuba falopi) menuju rahim.

Pembuahan sel telur dengan sperma juga terjadi di tuba falopi. Kemudian, telur yang sudah dibuahi pindah dan ditanamkan pada lapisan rahim.

4. Rahim (uterus)

Rahim (uterus) adalah organ reproduksi wanita yang berongga dan bentuknya seperti buah pir. Ini merupakan rumah bagi janin yang sedang berkembang. Ada dua bagian rahim, yaitu sebagai berikut.

  • Serviks, merupakan leher rahim yang berada di bagian bawah dan menjadi jalan menuju vagina serta tubuh utama rahim yaitu korpus.
  • Korpus, area fleksibel karena bisa mengembang sesuai perkembangan bayi. Ini juga merupakan saluran untuk darah menstruasi dan sperma.

Selain itu, rahim menyokong embrio selama tahap perkembangan awal. Otot-otot dinding rahim berkontraksi persalinan normal untuk mendorong janin melewati jalan lahir.

5. Leher rahim (serviks)

Leher rahim atau serviks adalah organ berbentuk silinder atau tabung yang menghubungkan vagina dengan rahim.

Serviks terdiri dari dua bagian, yaitu ektoserviks (dinding luar leher rahim) dan endoserviks (bagian dalam leher rahim).

Serviks memproduksi lendir yang akan berubah selama siklus menstruasi. Perubahan tekstur lendir serviks bertujuan untuk mencegah atau membantu terjadinya kehamilan.

Bagaimana cara kerja alat reproduksi wanita?

Seperti yang sudah dipaparkan, alat reproduksi wanita terdiri beberapa organ tubuh yang memiliki fungsi tertentu.

Mengutip dari Kids Health, organ reproduksi wanita membantu agar tubuh dapat melakukan fungsi berikut.

  • Menghasilkan sel telur.
  • Melindungi dan memelihara sel telur yang telah dibuahi sperma, hingga berkembang seutuhnya.
  • Melakukan hubungan seksual.
  • Melahirkan bayi.

Fungsi utama dari organ reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur dan tempat pembuahan. Ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur (oosit).

Sel telur ini akan diangkut menuju tuba falopi, yaitu tempat pembuahan dengan sperma. Saat pembuahan berhasil, maka akan pindah ke lapisan rahim yang akan menebal.

Apabila tidak terjadi pembuahan, lapisan rahim luruh sebagai menstruasi. Selain itu, organ reproduksi wanita pun menghasilkan hormon seks yang menjaga siklus reproduksi.

Cara kerja sistem reproduksi wanita tidak dapat berjalan tanpa adanya kelenjar seks atau gonad.

Baik pria mau pun wanita memiliki gonad sebagai salah satu organ reproduksi. Pada wanita, gonad berupa ovarium yang menghasilkan sel telur (ovum).

Seiring berjalannya waktu, kinerja alat reproduksi wanita akan mencapai titik akhir.

Yakni, saat siklus menstruasi berhenti dan tubuh tidak lagi menghasilkan hormon seks. Kondisi ini disebut dengan menopause.

Tidak ada perbedaan dari alat reproduksi wanita dengan organ tubuh lainnya. Sebaiknya, Anda tetap merawat dan menjaga kesehatan reproduksi karena sebagian orang tidak menyadari kerentanannya.

Hal ini tentunya dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan seperti masalah kesuburan dan penyakit lainnya.

Setiap organ dalam sistem reproduksi memiliki fungsi masing-masing yang butuh dijaga kesehatannya. Mari cari tahu cara menjaganya.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari beberapa organ yang dirancang untuk menjalankan beberapa fungsi. Sistem reproduksi wanita tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuahan, namun juga menghasilkan hormon pada wanita untuk menjaga siklus reproduksi.

Organ Reproduksi WanitaSistem reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian, yaitu organ yang berada dibagian luar dan dalam tubuh. Fungsi organ reproduksi bagian luar adalah untuk memungkinkan sperma masuk kedalam tubuh dan melindungi organ reproduksi bagian dalam dari organisme menular.

Organ reproduksi wanita bagian luar, terdiri dari:

  • Labia majora. Labia majora berfungsi melindungi organ reproduksi bagian luar. Labia majora juga dapat disebut dengan “bibir besar”. Labia majora memiliki kelenjar minyak dan keringat. Saat masa pubertas, labia majora ditutupi rambut.
  • Labia minora. Labia minora terletak didalam labia majora.
  • Kelenjar Bartholin. Kelenjar ini terletak disamping lubang vagina dan menghasilkan sekresi cairan (lendir).
  • Klitoris. Dua labia minora bertemu di klitoris yang merupakan tonjolan kecil dan sensitif. Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut preputium. Klitoris merupakan bagian yang sangat sensitive pada rangsangan dan bisa menjadi ereksi.

Organ reproduksi wanita bagian dalam, terdiri dari:

  • Vagina. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan bagian bawah rahim ke organ bagian luar. Bagian ini juga dikenal sebagai jalan lahir.
  • Rahim. Rahim adalah organ berongga yang berbentuk buah pir dan merupakan tempat tinggal bagi janin yang sedang berkembang. Rahim dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian bawah yang terhubung dengan vagina dan tubuh rahim yang disebut korpus. Korpus menjadi tepat yang baik untuk perkembangan janin.
  • Ovarium. Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormone.
  • Tuba falopii. Organ ini adalah tabung sempit yang melekat pada bagian atas rahim dan berfungsi sebagai saluran jalanya sel telur dari ovarium ke rahim. Pembuahan sel telur oleh sperma, umumnya terjadi pada saluran tuba. Telur yang telah dibuahi akan bergerak ke rahim.

Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi
organ reproduksi memiliki fungsi yang penting sehingga perlu dilakukan beberapa hal untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita.

  • Menggunakan Alat Kontrasepsi
    Kesehatan reproduksi wanita perlu dimulai dengan melindungi organ bagian luar seperti penyakit menular seksual. Penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia. Selain itu, alat kontrasepsi juga menurunkan resiko kehamilan yang tidak direncanakan.
  • Merencanakan Kehamilan
    Kehamilan perlu direncanakan karena membutuhkan persiapan secara fisik dan mental pada ibu agar janin berkembang dengan sehat.
  • Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
    Melakukan pemeriksaan kesehatan sistem reproduksi dapat mendeteksi terjadinya penyakit serius. Pemeriksaan fisik secara rutin juga perlu dilakukan untuk waspada adanya ruam, benjolan hingga rasa sakit yang tidak normal.
  • Pemeriksaan Kesehatan Selama Kehamilan dan Setelah Persalinan
    Pemeriksaan selama kehamilan dibutuhkan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin. Dan pemeriksaan setelah persalinan diperlukan untuk mengetahui kondisi sistem reproduksi.
  • Menjaga Berat Badan Tetap Ideal
    Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi dan produksi hormon. Berat badan yang berlebih juga dapat meningkatkan kelembapan pada organ kewanitaan dan dapat meningkatkan resiko infeksi bakteri dan jamur.
  • Mengkonsumsi Makanan Sehat
    Makanan sehat seperti sayuran, buah, biji-bijian, protein dan lemak sehat dapat memberikan nutrisi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
  • Mengelola Stress
    Stress dapat dikelola dengan cara sederhana seperti berolahraga secara rutin. Atau jika dibutuhkan maka lakukan konseling dengan profesional.

Jika Sahabat Viva memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan kirimkan melalui:

  1. Layanan Tanya Jawab Kesehatan melalui SMS Hotline atau Whatsapp di nomor 0812 919 08500
  2. Konsultasi Online pada hari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB

Pertanyaan anda akan dijawab langsung oleh tenaga kesehatan kami. Kunjungi juga akun Fanpage dan Instagram VivaHealthIndonesia untuk melihat jadwal kegiatan Viva Apotek di kota Anda, info kesehatan dan promo menarik Viva Apotek.

Sumber: