Musik daerah Riau yang mendapat pengaruh dari agama Islam

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Nama: Tasya Iznada Syafira

     NIM: 151210138

     Mata Kuliah: Sistem Sosial Budaya Indonesia

     Dosen Pengampu: AGUSSALIM, DR., M.SI 

Kebudayaan Riau merupakan hasil dari akulturasi beberapa kebudayaan. Namun pengaruh Islam menjadi akulturasi yang paling kental terasa dan terlihat di Riau yang mayoritas suku nya adalah Melayu sebagai suku asli. Pengaruh dari kedatangan Islam yang cukup kuat dalam kebudayaan di daerah Riau ini menandakan suksesnya akulturasi yang terjadi pada masa lampau.


Suku Melayu yang tersebar merata di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau ini, dalam kehidupan sehari-hari mengenal ungkapan adat yang dijunjung tinggi yaitu “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah”. Ungkapan ini berarti bahwa segala macam adat istiadat harus sesuai dengan peraturan yang ada, dan peraturan yang ada bersumber dari pada kitab suci (sumber ajaran Agama Islam). 

Selain itu terdapat juga ungkapan salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Riau yaitu “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu” yang berarti “barang siapa mengenal dirinya maka kenallah ia dengan Tuhannya”. Prinsip ini dimaknai oleh masyarakat Riau sebagai orang-orang yang tahu diri dan mengenal dengan baik kepribadian dirinya masing-masing.

Berbagai pengaruh Islam di Riau juga diperkuat oleh latar belakang sejarah yang mana di Riau pernah berdiri beberapa Kerajaan Melayu yang bercorak Islam. Salah satu kerajaan besar Melayu yang bercorak Islam di Riau adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaan ini memiliki pasukan maritim yang kuat sehingga memiliki pengaruh kekuasaan hingga Sambas (Kalimantan Barat).

Di beberapa tradisi Riau juga mendapat pengaruh agama Islam seperti tabot atau tabuik (penyambutan tahun baru Islam), burdah (syair-syair pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W) dan ghazal (musik dengan aliran irama padang pasir). Namun, ada juga tradisi Islam yang begitu kental akan warna lokal Melayu yaitu barzanji. 

Barzanji merupakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad S.A.W. Pada beberapa daerah di Indonesia juga kerap melakukan barzanji saat peringatan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Di Riau, barzanji dilakukan dengan perpaduan iringan rebana dan seni musik tradisional Melayu. 

Sebagai suatu karya tradisi, Barzanji dan Melayu merupakan perpaduan yang setara. Barzanji terdiri dari syair-syair bernilai sastra tinggi, dalam keseharian kebudayaan Melayu juga telah dikenal akan tradisi sastra dan literasinya yang sangat baik.

Berbicara mengenai literasi, perkembangan pesat kesusasteraaan Melayu juga kerap dipengaruhi dan identik dengan unsur-unsur Islam. Seperti pada hikayat dan syair, karya sastra banyak ditulis menggunakan bahasa Arab atau mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Contohnya seperti Gurindam 12, karya agung Raja Ali Haji yang merupakan puisi Melayu lama yang dominan akan nilai pendidikan Islam di dalamnya.


Page 2

     Nama: Tasya Iznada Syafira

     NIM: 151210138

     Mata Kuliah: Sistem Sosial Budaya Indonesia

     Dosen Pengampu: AGUSSALIM, DR., M.SI 

Kebudayaan Riau merupakan hasil dari akulturasi beberapa kebudayaan. Namun pengaruh Islam menjadi akulturasi yang paling kental terasa dan terlihat di Riau yang mayoritas suku nya adalah Melayu sebagai suku asli. Pengaruh dari kedatangan Islam yang cukup kuat dalam kebudayaan di daerah Riau ini menandakan suksesnya akulturasi yang terjadi pada masa lampau.


Suku Melayu yang tersebar merata di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau ini, dalam kehidupan sehari-hari mengenal ungkapan adat yang dijunjung tinggi yaitu “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah”. Ungkapan ini berarti bahwa segala macam adat istiadat harus sesuai dengan peraturan yang ada, dan peraturan yang ada bersumber dari pada kitab suci (sumber ajaran Agama Islam). 

Selain itu terdapat juga ungkapan salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Riau yaitu “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu” yang berarti “barang siapa mengenal dirinya maka kenallah ia dengan Tuhannya”. Prinsip ini dimaknai oleh masyarakat Riau sebagai orang-orang yang tahu diri dan mengenal dengan baik kepribadian dirinya masing-masing.

Berbagai pengaruh Islam di Riau juga diperkuat oleh latar belakang sejarah yang mana di Riau pernah berdiri beberapa Kerajaan Melayu yang bercorak Islam. Salah satu kerajaan besar Melayu yang bercorak Islam di Riau adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaan ini memiliki pasukan maritim yang kuat sehingga memiliki pengaruh kekuasaan hingga Sambas (Kalimantan Barat).

Di beberapa tradisi Riau juga mendapat pengaruh agama Islam seperti tabot atau tabuik (penyambutan tahun baru Islam), burdah (syair-syair pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W) dan ghazal (musik dengan aliran irama padang pasir). Namun, ada juga tradisi Islam yang begitu kental akan warna lokal Melayu yaitu barzanji. 

Barzanji merupakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad S.A.W. Pada beberapa daerah di Indonesia juga kerap melakukan barzanji saat peringatan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Di Riau, barzanji dilakukan dengan perpaduan iringan rebana dan seni musik tradisional Melayu. 

Sebagai suatu karya tradisi, Barzanji dan Melayu merupakan perpaduan yang setara. Barzanji terdiri dari syair-syair bernilai sastra tinggi, dalam keseharian kebudayaan Melayu juga telah dikenal akan tradisi sastra dan literasinya yang sangat baik.

Berbicara mengenai literasi, perkembangan pesat kesusasteraaan Melayu juga kerap dipengaruhi dan identik dengan unsur-unsur Islam. Seperti pada hikayat dan syair, karya sastra banyak ditulis menggunakan bahasa Arab atau mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Contohnya seperti Gurindam 12, karya agung Raja Ali Haji yang merupakan puisi Melayu lama yang dominan akan nilai pendidikan Islam di dalamnya.


Musik daerah Riau yang mendapat pengaruh dari agama Islam

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 3

     Nama: Tasya Iznada Syafira

     NIM: 151210138

     Mata Kuliah: Sistem Sosial Budaya Indonesia

     Dosen Pengampu: AGUSSALIM, DR., M.SI 

Kebudayaan Riau merupakan hasil dari akulturasi beberapa kebudayaan. Namun pengaruh Islam menjadi akulturasi yang paling kental terasa dan terlihat di Riau yang mayoritas suku nya adalah Melayu sebagai suku asli. Pengaruh dari kedatangan Islam yang cukup kuat dalam kebudayaan di daerah Riau ini menandakan suksesnya akulturasi yang terjadi pada masa lampau.


Suku Melayu yang tersebar merata di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau ini, dalam kehidupan sehari-hari mengenal ungkapan adat yang dijunjung tinggi yaitu “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah”. Ungkapan ini berarti bahwa segala macam adat istiadat harus sesuai dengan peraturan yang ada, dan peraturan yang ada bersumber dari pada kitab suci (sumber ajaran Agama Islam). 

Selain itu terdapat juga ungkapan salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Riau yaitu “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu” yang berarti “barang siapa mengenal dirinya maka kenallah ia dengan Tuhannya”. Prinsip ini dimaknai oleh masyarakat Riau sebagai orang-orang yang tahu diri dan mengenal dengan baik kepribadian dirinya masing-masing.

Berbagai pengaruh Islam di Riau juga diperkuat oleh latar belakang sejarah yang mana di Riau pernah berdiri beberapa Kerajaan Melayu yang bercorak Islam. Salah satu kerajaan besar Melayu yang bercorak Islam di Riau adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaan ini memiliki pasukan maritim yang kuat sehingga memiliki pengaruh kekuasaan hingga Sambas (Kalimantan Barat).

Di beberapa tradisi Riau juga mendapat pengaruh agama Islam seperti tabot atau tabuik (penyambutan tahun baru Islam), burdah (syair-syair pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W) dan ghazal (musik dengan aliran irama padang pasir). Namun, ada juga tradisi Islam yang begitu kental akan warna lokal Melayu yaitu barzanji. 

Barzanji merupakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad S.A.W. Pada beberapa daerah di Indonesia juga kerap melakukan barzanji saat peringatan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Di Riau, barzanji dilakukan dengan perpaduan iringan rebana dan seni musik tradisional Melayu. 

Sebagai suatu karya tradisi, Barzanji dan Melayu merupakan perpaduan yang setara. Barzanji terdiri dari syair-syair bernilai sastra tinggi, dalam keseharian kebudayaan Melayu juga telah dikenal akan tradisi sastra dan literasinya yang sangat baik.

Berbicara mengenai literasi, perkembangan pesat kesusasteraaan Melayu juga kerap dipengaruhi dan identik dengan unsur-unsur Islam. Seperti pada hikayat dan syair, karya sastra banyak ditulis menggunakan bahasa Arab atau mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Contohnya seperti Gurindam 12, karya agung Raja Ali Haji yang merupakan puisi Melayu lama yang dominan akan nilai pendidikan Islam di dalamnya.


Musik daerah Riau yang mendapat pengaruh dari agama Islam

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya


Page 4

     Nama: Tasya Iznada Syafira

     NIM: 151210138

     Mata Kuliah: Sistem Sosial Budaya Indonesia

     Dosen Pengampu: AGUSSALIM, DR., M.SI 

Kebudayaan Riau merupakan hasil dari akulturasi beberapa kebudayaan. Namun pengaruh Islam menjadi akulturasi yang paling kental terasa dan terlihat di Riau yang mayoritas suku nya adalah Melayu sebagai suku asli. Pengaruh dari kedatangan Islam yang cukup kuat dalam kebudayaan di daerah Riau ini menandakan suksesnya akulturasi yang terjadi pada masa lampau.


Suku Melayu yang tersebar merata di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Riau ini, dalam kehidupan sehari-hari mengenal ungkapan adat yang dijunjung tinggi yaitu “Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah”. Ungkapan ini berarti bahwa segala macam adat istiadat harus sesuai dengan peraturan yang ada, dan peraturan yang ada bersumber dari pada kitab suci (sumber ajaran Agama Islam). 

Selain itu terdapat juga ungkapan salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat Riau yaitu “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu” yang berarti “barang siapa mengenal dirinya maka kenallah ia dengan Tuhannya”. Prinsip ini dimaknai oleh masyarakat Riau sebagai orang-orang yang tahu diri dan mengenal dengan baik kepribadian dirinya masing-masing.

Berbagai pengaruh Islam di Riau juga diperkuat oleh latar belakang sejarah yang mana di Riau pernah berdiri beberapa Kerajaan Melayu yang bercorak Islam. Salah satu kerajaan besar Melayu yang bercorak Islam di Riau adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaan ini memiliki pasukan maritim yang kuat sehingga memiliki pengaruh kekuasaan hingga Sambas (Kalimantan Barat).

Di beberapa tradisi Riau juga mendapat pengaruh agama Islam seperti tabot atau tabuik (penyambutan tahun baru Islam), burdah (syair-syair pujian atau sholawat kepada Nabi Muhammad S.A.W) dan ghazal (musik dengan aliran irama padang pasir). Namun, ada juga tradisi Islam yang begitu kental akan warna lokal Melayu yaitu barzanji. 

Barzanji merupakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad S.A.W. Pada beberapa daerah di Indonesia juga kerap melakukan barzanji saat peringatan Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Di Riau, barzanji dilakukan dengan perpaduan iringan rebana dan seni musik tradisional Melayu. 

Sebagai suatu karya tradisi, Barzanji dan Melayu merupakan perpaduan yang setara. Barzanji terdiri dari syair-syair bernilai sastra tinggi, dalam keseharian kebudayaan Melayu juga telah dikenal akan tradisi sastra dan literasinya yang sangat baik.

Berbicara mengenai literasi, perkembangan pesat kesusasteraaan Melayu juga kerap dipengaruhi dan identik dengan unsur-unsur Islam. Seperti pada hikayat dan syair, karya sastra banyak ditulis menggunakan bahasa Arab atau mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Contohnya seperti Gurindam 12, karya agung Raja Ali Haji yang merupakan puisi Melayu lama yang dominan akan nilai pendidikan Islam di dalamnya.


Musik daerah Riau yang mendapat pengaruh dari agama Islam

Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya