Show
Gaya bahasa atau majas kerap kali digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara lebi emosional. Dengan penggunaan kata atau susunan kalimat yang memiliki makna lebih rumit, majas kerap kali digunakan pada puisi. Seperti yang Anda ketahui, jika penggunaan bahasa puisi memang jauh lebih rumit dan mendalam jika dibandingkan dengan kalimat biasa. Jenis majas puisi sendiri sangat beragam. Namun ada 3 jenis majas yang paling banyak digunakan pada puisi, yaitu majas personifikasi, majas metafora dan majas hiperbola. Ketiga jenis majas tersebut dipilih karena merupakan gaya bahasa yang paling sesuai untuk susunan sebuah puisi, sehingga ketika dirangkai puisi yang dihasilkan pun terdengar lebih luwes. Nah berikut adalah contoh puisi yang mengandung majas di dalamnya. 1. Puisi Bermajas PersonifikasiMajas personifikasi merupakan salah satu subjenis dari majas perbandingan, dimana gaya bahasa ini memberikan kesan seolah-olah benda mati menjadi hidup. Berikut ini adalah contoh majas personifikasi dalam puisi. Ku lihat Penamu menari-nari saat kau hendak membalas surat dari ku, Gerimis mulai menyerbu dan aku hanya bisa melihat kepergianmu. #1. Hujan di waktu ituRibuan tetesan air menyerbu bumi Memaksa sang awan untuk menangis Semantara butiran-butiran bening menari diatas tanah Petir pun tak sungkan untuk mengaung Bersamaan dengan angin yang berlari menerjang alam Mungkin karena mereka bersahabat Jadi mereka selalu datang bersama Hujan di waktu itu, Tak terhenti oleh keumuman sang pemilik waktu Dia turun Seperti hasrat yang lama tak tertuang Membasahi bumi pertiwi Bernyanyi dengan untaian suaranya yang gemericik Seperti alunan nada-nada yang tak beraturan Hujan kala itu, Meratakan kekuatan padi yang berdiri tegak Hingga mampu menutup jalan menjadi lautan Alam seakan tertawa menghina kami dan berkata Itulah ulahmu wahai manusia Air yang kalian minum setiap saat Kini berbalik menyerang Karena kau tak mau menjaga kelestarian alam mu #2. Dirimu Yang Satu(Karya: Gabrlia Dwi Agustina) Andai kau tahu Apa isi hatiku ini? Apa yang ku rasakan saat ini? Hati ini.. Seperti hati yang sedang merenung di tepi Jika kau bisa merasakan Ku mohon.. balas rasa ini! Ku mohon ungkapkan rasa yang ada di hatimu! Andai kau tahu.. Hanya dirimulah yang ada di hati.. Hanya nama mu yang terukir di jiwa.. Hanya wajah mu yang ada di bayangan ku.. Saat ku melihat dirimu Hati ini bagaikan mentari yang selalu tersenyum Karena kau telah membawa warna-warni dalam hidup ini.. Hanya kaulah pujaan hati ini … #3. SahabatSaat sedih ini melanda Saat hati ini terluka Aku merasa hancur rasanya Sahabat yang menghianati Menghianati persahabatan ini.. Apa aku bisa kuat? Kuat dengan sikapmu yang keras kepala Dulu kau selalu ingat denganku Selalu bersamaku Tapi, faktanya? Kau sekarang menjauhiku Tak pernah bersamaku Hati ku bagaikan ditusuk duri kaktus Awan yang gembiri Menjadi bersedih Begitulah hati ini Dulu canda, tawa, sedihmu bersama ku Sekarang melihat ku saja kau seperti tak kenal pada ku Akau tak tahu apa yang kau fikirkan dari ku Tapi aku akan selalu menganggapmu sahabatku Karena kau adalah sebagian dari hidup ku 2. Puisi Bermajas MetaforaMajas metafora ialah gaya bahasa yang selalu membandingkan suatu objek dengan objek lain dimana kedua objek tersebut mempunyai sifat hampir sama. Berikut adalah contoh puisi yang mengandung majas metafora. #1. LelahkuBingkai hati yang menghiasi rasa Sejenak rasa itu seakan mulai sirna Timbul. Lahir Muncul Mati Hidup Dan akhirnya Pudar Bunga asmara hanya mekar sesaat Layu tak pun terduga Untuk sampah yang hina sepertiku Mencintai pun aku meras tak pantas Sungguh melelahkan Jika cinta tak pantas untuk kusentuh Mengapakah ada surat takdir yang tuhan tulis untuk mencintaimu Sehingga panah asmara terhujam di dadaku Oh Tuhan…. Hilangkan api cinta ini Siram saja dengan air garam kehidupan Agar diri ini sadar. Bahwa aku hanya binatang tak bertuan #2. TuhankuWajahMu membayang di kota terbakar dan firmanMu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia Apabila malam turun nanti sempurnalah sudah warna dosa dan mesiu kembali lagi bicara Waktu itu, Tuhanku, perkenankan aku membunuh perkenankan aku menusukkan sangkurku Malam dan wajahku adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara. Tak ada lagi pilihan kecuali menyadari -biarpun bersama penyesalan- Apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah? Sementara kulihat kedua lenganMu yang capai mendekap bumi yang mengkhianatiMu Tuhanku Erat-erat kugenggam senapanku Perkenankan aku membunuh Perkenankan aku menusukkan sangkurku Pada puisi kedua tersebut terdapat dua majas yaitu metafora dan hiperbola. Dimana majas metafora ada pada bagian: Malam dan wajahku adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara Sedangkan untuk bait yang menggunakan majas hiperbola adalah: Tuhanku, WajahMu membayang di kota terbakar dan firmanMu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia 3. Majas HiperbolaMajas hiperbola termasuk dalam subjenis majas pertentangan. Dimana gaya bahasa ini dinyatakan secara berlebihan dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya. Biasanya majas hiperbola digunakan untuk menciptakan kesan seperti pujian yang begitu mendalam, atau untuk meminta perhatian lebih. Di bawah ini adalah contoh majas hiperbola yang dituangkan dalam bentuk puisi. Kulitnya putih seputih susu. Perang di Ujung Tahun Senjata menjerit memenuhi bukit Bom di letuskan menggelegar ibarat petir Ketakutanku seperti tak terbenduh Seakan malaikat telah berdiri di depan jasad yang siap mati Perang di ujung tahun Inikah catatan terakhir perjuanganku? Di akhir tahun, Saat sekejap akan kuperbarui asa Asa itu berakhir bersama malaikat Sakitku tak terperikan Seperti menahan ribuan sayatan pisau berkarat Perihku mengakar sum-sum Menyatu bersama syarat kematian Perang di ujung tahun Pudar cahaya dunia Tuhan Aku Cinta PadamuAku lemas Tapi berdaya Aku tidak sambat rasa sakit atau gatal Aku pingin makan tajin Aku tidak pernah sesak nafas Tapi tubuhku tidak memuaskan untuk punya posisi yang ideal dan wajar Aku pengin membersihkan tubuhku Aku ingin kembali pada jalan alam Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah Tuhan, aku cinta padamu Selai beberapa contoh puisi di atas, ada banyak lagi contoh puisi yang menggunakan majas di dalamnya. Penulis di GOODMINDS.ID
Siapa nih di antara kamu yang gemar banget menulis puisi? Yap, menulis puisi atau sajak menjadi hal yang kian digandrungi kawula muda Indonesia nih. Ga hanya itu, menulis puisi juga termasuk materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Namun, ada satu tips menulis puisi yang ga boleh kamu lewatkan gengs! Apa tuh? Apalagi kalau bukan majas! So, kali ini penulis akan membagikan beberapa jenis majas dalam puisi yang pastinya berguna untuk memperindah puisi atau sajakmu gengs. Yuk, buruan simak ulasannya di bawah ini ya Kawan! Kenalan Dulu Dengan Majas!Mungkin sebagian besar dari kamu masih asing dengan kata majas nih. So, apa sih majas itu? Menurut KBBI, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan cara menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan. Masih bingung gengs? Eits, tenang! So secara sederhana, majas ialah penyusunan kata menggunakan teknik tertentu dengan tujuan memperindah sebuah karya sastra. Perpaduan kata ini engga sembarangan lho! Ada perpaduan kata yang menghasilkan makna berlebihan dalam suatu kalimat atau frasa. Ada perpaduan kata yang membentuk frasa dengan tujuan menyindir. Bahkan ada juga perpaduan kata yang bersifat pengulangan dan memiliki makna tertentu bagi penulis. Majas juga sering disebut sebagai gaya bahasa guys. Oh iya, ternyata berbagai jenis majas dalam puisi juga ditemukan di jenis karya sastra yang lain lho. Seperti cerpen (cerita pendek), naskah drama, sampai novel. Jenis-Jenis Majas Dalam Puisi1. HiperbolaJenis majas dalam puisi yang pertama ialah majas hiperbola. Majas satu ini merupakan gaya bahasa yang paling umum dijumpai di berbagai macam karya sastra termasuk puisi guys. So, majas hiperbola ini apa sih? Majas hiperbola merupakan ungkapan atau perpaduan kata yang memberikan kesan berlebihan dari arti sebenarnya. Majas ini hadir dengan tujuan untuk memperkuat kesan yang ditimbulkan dalam sebuah puisi guys. Contohnya: Aku hidup untuk mencintaimu ribuan tahun lamanya. Kalimat di atas bukan berarti penulis akan hidup ribuan tahun untuk mencintai. Yah, kita kan manusia ya gengs. Batas umur manusia umumnya hanya mencapai 60-80 tahun saja. Sehingga, kalimat di atas memiliki gaya bahasa hiperbola. Makna sebenarnya yang ingin penulis ungkapkan ialah penulis akan mencintai hingga selama-lamanya. Next, jenis majas dalam puisi yang kedua adalah metafora. Metafora diartikan sebagai penggunaan persamaan atau perbandingan kata untuk melukiskan suatu makna. Aduh, maksudnya apa sih? Gini gengs, umumnya masyarakat menggunakan kata “kebakaran” untuk mengungkapkan peristiwa terbakarnya suatu objek. Namun, di dalam puisi kata kebakaran ini terkesan terlalu eksplisit (tersurat). Sehingga, para penyair mengganti kata kebakaran dengan majas metafora “si jago merah”, karena salah satu fungsi majas metafora ialah mengurangi penggunaan kata seperti bak, seumpama, bagaikan, dan lain-lain. Berikut contohnya, Semalam, kebakaran melahap sekolahku Atau Semalam, si jago merah melahap tempatku menimba ilmu 3. PersonifikasiMajas dalam puisi berikutnya ialah personifikasi. Kamu pasti ga sadar kalau majas satu ini sering banget lho kamu temui di berbagai bacaan. Kalimat seperti, “batu yang lapar” atau “nasi yang menangis” pasti ga asing kan bagimu? Nah, kalimat tersebut termasuk ke dalam majas personifikasi. So, majas personifikasi ialah perpaduan kalimat yang mengumpamakan berbagai sifat atau perilaku manusia ke benda mati. Contohnya, Kertas yang berbicara tentang kebahagiaan. Nah, sekarang coba kamu pikir deh gengs, apakah ada kertas yang bisa berbicara? Tentunya ga ada dong. Namun, majas ini hadir untuk memperindah karya sastra itu sendiri gengs. Selain mengidentifikasi jenis majas dalam sebuah puisi, biasanya kamu juga diminta untuk menginterpretasikan maksud majas tersebut gengs. Kira-kira nih, kamu bisa tebak ga apa sih arti “kertas berbicara” di atas? 4. SimileYup, jenis majas dalam puisi kali ini berbanding terbalik dengan majas metafora gengs. Kalau majas metafora menggunakan ungkapan secara tidak langsung dalam mengungkapkan makna, maka simile menggunakan kata-kata secara eksplisit dalam mengungkapkan sebuah makna. Majas satu ini erat banget dengan kata hubung; bak, laksana, seumpama, dan bagaikan. Umumnya majas simile menggunakan kata yang memiliki persamaan dengan sifat dari objek tertentu. Misalnya, Wajahnya muram bak matahari tenggelam Bagaimana terlihat bukan perbedaannya dengan majas metafora? Biasanya majas simile akan menggunakan berbagai kata pengandaian sebagai kata penghubung antara perbandingan secara eksplisit dengan implisit gengs. 5. LitotesJenis majas dalam puisi kali ini termasuk ke dalam jenis majas yang bertujuan untuk menyindir gengs. Yap, litotes menyusun berbagai kata dengan tujuan merendahkan realita sebenarnya. Misalnya, Kau tanya tujuanku? Nah, sampai sini kamu pasti berpikir kan yang mana nih majas litotesnya? Kata gubuk di atas gengs. Rujukan dari kata gubuk di atas ialah rumah. Namun, untuk memberikan kesan merendah maka penulis menggunakan kata gubuk. 6. ParadoksYup, majas paradoks merupakan gaya bahasa yang menggunakan berbagai kata untuk menyatakan pertentangan dalam satu kalimat. Majas ini deket banget dengan majas ironi gengs. Buat kamu yang masih bingung, coba lihat contoh di bawah ini ya! Misalnya, Aku kesepian di tengah hiruk pikuk perkotaan Gimana? Terlihat jelas bukan perbedaannya? Kata kesepian di atas tentu bertentangan dengan frasa hiruk pikuk. Oleh karena itu, kalimat di atas dapat diidentifikasi menggunakan majas paradoks gengs. 7. IroniLanjut, jenis majas dalam puisi kali ini udah penulis singgung di atas. Apalagi kalau bukan majas ironi. Sekilas sih, gaya bahasa ironi dikatakan mirip banget dengan majas paradoks. Perbedaannya ialah majas paradoks tidak memiliki tujuan untuk menyindir. Sementara kesamaan di antara dua gaya bahasa ini ialah tidak menyatakan pertentangannya secara terang-terangan gengs. Yah, bisa disebut sebagai sindiran halus. Misalnya, Selamat atas kerja keras pemerintah, 8. RepetisiNah, majas dalam puisi yang terakhir ialah repitisi. Yup, mendengar namanya pasti kamu sudah bisa membayangkan bukan gaya bahasa seperti apa yang digunakan? Sesuai namanya, repetisi berarti pengulangan. Dimana gaya bahasa yang digunakan dalam suatu kalimat akan mengalami pengulangan. Umumnya pengulangan digunakan di awal kalimat atau akhir kalimat guys. Begini contohnya, Hari ini aku ada, besok pun aku ada, Nah, itu tadi beberapa jenis majas dalam puisi guys. Gimana? Apakah kamu sudah paham cara menggunakan majas maupun mengidentifikasi majas di dalam puisi? Kalau udah, coba dong tulis satu kalimat dengan menggunakan majas di atas ya gengs! Oh iya, tetap semangat belajar ya gengs!
|