Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat

Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat
Kirab Laku Bisu Pura Mangkunegaran. ©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

TRENDING | 4 November 2020 09:35 Reporter : Mutia Anggraini

Merdeka.com - Etnosentrisme hingga kini masih menjadi bahan yang cukup menarik untuk tersaji di ruang-ruang diskusi publik. Tak jarang, istilah etnosentrisme seringkali dikaitkan dengan berbagai isu politik hingga konflik berbagai daerah baik di dalam maupun luar negeri.

Istilah yang satu ini memang memiliki banyak persepsi dan rentan terjadi kesalahpahaman apabila tidak dimaknai dengan benar. Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan mengalami resistensi sebagai akibat dari fanatisme berlebihan.

Seperti yang telah diketahui, Indonesia merupakan bangsa besar yang terdiri dari berbagai macam latar belakang berbeda-beda. Warga Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama hingga ras yang cukup berbeda.

Hal ini lah yang kemudian seringkali memicu gesekan secara horizontal antara satu identitas dengan yang lainnya. Padahal, salah satu pilar kebangsaan Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap satu.

Keunikan yang terdapat dalam masing-masing identitas tersebut justru seharusnya mampu menjadi kekuatan dan kelebihan Bangsa Indonesia di mata dunia. Ada baiknya bagi kita selaku Bangsa Indonesia untuk menurunkan prinsip etnosentrisme demi tercapainya persatuan. Lantas, apa definisi hingga ciri-ciri dari etnosentrisme tersebut? Simak ulasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

2 dari 5 halaman

Etnosentrisme merupakan salah satu istilah populer di kalangan akademis dan masyarakat secara umum terkait dengan ilmu sosiologi. Ilmu sosiologi sendiri merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang hubungan dan perilaku satu manusia ke manusia lainnya.

Secara lebih spesifik, etnosentrisme merupakan suatu pandangan atau persepsi yang dimiliki oleh seorang individu ataupun kelompok mengenai penilaian kebudayaan lain. Individu atau kelompok tersebut menganggap bahwa kebudayaan miliknya diyakini lebih unggul dan baik daripada budaya lainnya. Prinsip yang satu ini lebih merujuk pada rasa bangga seorang individu atau pun kelompok secara berlebihan.

 

Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat

©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Unsur kebudayaan menjadi suatu hal yang seringkali diunggulkan oleh seseorang atau kelompok dengan menonjolkan sikap etnosentrisme. Beberapa unsur kebudayaan tersebut antara lain seperti bahasa, perilaku, kebiasaan, hingga agama. Meski seringkali mendapatkan pandangan yang negatif, namun etnosentrisme sebenarnya juga membawa beberapa pengaruh positif bagi suatu bangsa.

3 dari 5 halaman

Secara umum, etnosentrisme tidak serta merta muncul di dalam jiwa seorang individu. Etnosentrisme terjadi lantaran terdapat beberapa faktor penyebab sebagai pemicunya.

Faktor-faktor tersebut pada umumnya berasal dari lingkungan sosial seorang individu. Maka dari itu, kondisi lingkungan sosial merupakan salah satu pembentuk watak hingga perilaku seorang individu dalam bertindak di suatu sistem sosial. Beberapa faktor penyebab etnosentrisme tersebut antara lain yakni sebagai berikut:

Faktor penyebab etnosentrisme yang pertama adalah sejarah. Tatkala seorang individu memiliki kaitan erat dengan sejarah keluarga di masa lalu mengenai suatu peristiwa berupa perkembangan identitas, maka dirinya akan merasa memiliki kebudayaan tersebut. Berbagai identitas tersebut yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang.

Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Penyebab munculnya prinsip etnosentrisme yang berikutnya adalah multikulturalisme. Dengan kondisi lingkungan sosial yang beragam tersebut, terkadang timbul perasaan untuk membandingkan hingga terjadi konflik. Hal ini rentan terjadi saat beberapa kebudayaan saling bertemu.

Faktor penyebab etnosentrisme yang terakhir adalah adanya situasi politik. Saat seorang ataupun kelompok ingin mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi, biasanya akan timbul dengan sendirinya perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat padanya. Hal ini lantaran politik seringkali dianggap sebagai suatu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi hingga kelompok.

4 dari 5 halaman

Etnosentrisme memang seringkali dikaitkan dengan berbagai dampak negatif yang muncul apabila diterapkan secara berlebihan. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan tersebut secara tidak langsung dapat memecah belah persatuan bangsa. Beberapa dampak negatif dari etnosentrisme tersebut yakni antara lain sebagai berikut:

1. Memicu Konflik Horizontal

Melebih-lebihkan budaya sendiri atas budaya lainnya jelas dapat menyebabkan konflik antar sesama warga negara. Terlebih jika paham etnosentrisme tersebut tidak hanya melekat pada seorang individu saja.

2. Menghambat Integrasi Budaya

Saat terjadi konflik lantaran etnosentrisme, maka hal yang dapat terjadi selanjutnya adalah sulitnya proses integrasi berbagai budaya. Padahal, berbagai budaya tersebut dapat saling melengkapi antara satu sama lain sehingga tidak tercipta suatu konflik yang berarti.

Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat
©2019 Merdeka.com/Arie Basuki

3. Mengurangi Tingkat Objektivitas Ilmu

Tatkala seorang individu memiliki paham etnosentrisme di dalam jiwanya, maka hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab, seorang individu tersebut akan lebih mengedepankan sisi subjektivitas dibandingkan dengan objektivitas.

5 dari 5 halaman

Tak hanya melulu soal dampak negatif, etnosentrisme rupanya juga dapat mendatangkan banyak dampak positif. Tentu saja berbagai dampak positif tersebut dapat terjadi saat paham etnosentrisme tidak diterapkan secara berlebihan. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:

1. Menumbuhkan Jiwa Patriotisme

Saat seorang individu berpaham etnosentrisme, maka secara otomatis dirinya akan memiliki jiwa yang kuat untuk membela identitasnya. Hal ini secara umum disebut dengan istilah patriotisme.

2. Meningkatkan Kecintaan Terhadap Budaya Sendiri

Etnosentrisme dibutuhkan agar tercipta suatu rasa yang utuh saat mengenal hingga memiliki suatu kebudayaan. Dengan sikap etnosentrisme, maka kebudayaan dapat dipertahankan sebab kini rentan tergilas oleh proses globalisme serta modernisme.

Bagaimana seorang yang memiliki sikap etnosentris memandang sebuah perilaku masyarakat
indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com

3. Menjaga Keutuhan Multikulturalisme di Tanah Air

Dampak positif berikutnya adalah dapat menjaga multikulturalisme sebagai identitas suatu bangsa. Sebab, Indonesia tak lain berdiri dengan adanya falsafah berbeda tetapi tetap satu jua.

(mdk/mta)

Jakarta -

Dikutip dari Oxford Bibbliographies, etnosentrisme adalah kecenderungan melihat dunia hanya melalui sudut pandang kelompoknya sendiri. Etnosentrisme juga biasanya disertai dengan sikap serta pandangan meremehkan masyarakat lain.

Pengertian lainnya, etnosentrisme adalah sikap suatu kelompok yang merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat dibandingkan kelompok masyarakat lain. Dengan begitu, mereka menjadikan nilai dan norma yang dimiliki sebagai dasar untuk menilai kelompok masyarakat lain.

Adapun William Graham Sumner, ilmuwan sosial Amerika Serikat yang pertama kali menggunakan istilah etnosentrisme ini pada 1906. Menurut Sumner, etnosentrisme adalah pandangan terhadap sesuatu dimana kelompok sendiri sebagai pusat dari segala sesuatu dan semua yang lain diukur dan dipandang dengan rujukan kelompoknya.

Sebenarnya berdasarkan asal katanya, etnosentrisme berasal dari bahasa Yunani ethnos dan kentro. Ethnos kemudian menjadi etnos memiliki arti suku, sedangkan kentro atau sentrisme berarti titik pusat.

Beberapa faktor penyebab yang memengaruhi munculnya etnosentrisme adalah tipe kepribadian, derajat identifikasi etnik, dan ketergantungan. Biasanya, semakin tinggi derajat identifikasi etnik, semakin tinggi juga derajat etnosentrisme yang dimiliki.

Dampak Etnosentrisme

Melansir Modul Pelatihan Guru Mata Pelajaran Sosiologi oleh Kemdikbud, etnosentrisme tidak selalu memiliki nilai negatif. Dalam hal tertentu, etnosentrisme juga memiliki nilai positif.

Dampak positif dari etnosentrisme:1. Mendorong dan menguatkan kelompok yang sama karena kesamaan latar belakang sejarah yang sama2. Menjaga keaslian dan keutuhan budaya sendiri3. Meningkatkan semangat cinta atas budaya sendiri

4. Memperkuat persatuan dan kesatuan suatu kelompok

Sementara itu, dampak negatif etnosentrisme adalah:

1. Menghambat hubungan antarsuku bangsa, proses asimilasi, dan integrasi sosial.2. Menimbulkan konflik dalam masyarakat, baik antarindividu atau antarkelompok.3. Menimbulkan diskriminasi pada bidang tertentu.

4. Berpotensi memunculkan aliran politik tertentu.

Cara Mengatasi Etnosentrisme

Dalam Modul Pelatihan Guru Mata Pelajaran Antropologi oleh Kemdikbud, disebutkan bahwa etnosentrisme merupakan salah satu penyebab terjadinya konflik sosial budaya di Indonesia.

Maka dari itu, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sosial budaya, yakni1. Menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat2. Menanamkan multikulturalisme3. Menyaring kebudayaan yang masuk ke Indonesia sesuai dengan Pancasila4. Menanamkan jiwa nasionalisme5. Mengurangi fanatisme yang berlebihan6. Bersikap toleransi7. Menumbuhkan empati

8. Menumbuhkan sikap inklusif

Contoh dari etnosentrisme

1. Kelompok Nazi di Jerman yang menganggap ras Arya adalah ras paling unggul sehingga menimbul peristiwa genosida.

2. Konflik etnis yang terjadi di Kalimantan

3. Peristiwa kolonialisme dan imperialisme. Sepanjang era imperialisme dan penjajahan Eropa, ada kepercayaan luas bahwa penduduk asli lebih rendah atau bahkan tidak cerdas.

Simak Video "Proses Penyebaran Islam di Masyarakat Suku Laut, Tanjung Pinang"



(pal/pal)