Bagaimana peran orang tua dalam membantu remaja ketika perubahan emosi di masa pubertas

Dear sobat pembaca semua.. tentu selama ini sobat mengenal orang tua, entah itu orang tua yang sobat miliki atau kini sobat telah menjadi orang tua dan memiliki remaja remaja yang tercinta. Orang tua jelas memegang peran penting untuk segala jenjang hidup remajanya mulai dalam kandungan hingga lahir dan mengalami masa remaja dst.

Tentu sobat sering mendengar bahwa pendidikan karakter sejak dini yang baik akan mengajarkan kekuatan pada remaja untuk memiliki jati diri yang kuat dan berprinsip teguh di masa remaja dan dewasanya, hal itu tentu didapat dari peran orang tua dari pengajaran secara langsung dan dari apa yang dicontohkan orang tua kepada remaja remajanya.

Nah sobat, untuk membahas masalah ini lebih lanjut agar sobat memahami lebih mendalam engenai pentingnya keberadaan dan ajaran baik orang tua, yuk simak uraian lengkap berikut, 12 Peran Orang Tua dalam Perkembangan Remaja.

1. Informasi

Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam memberikan informasi tentang pergaulan pada remaja, oleh sebab itu, orang tua diharapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman dan tidak salah dalam bergaul. Informasi yang dapat diberikan kepada remaja tentang pergaulan diantaranya dapat berupa pergaulan yang baik dan tidak baik dan menanamkan cara bergaul denga etika. (Baca juga mengenai peran etika dalam pergaulan remaja).

2. Komunikasi

Orang tua merupakan orang terdekat bagi remaja untuk melakukan komunikasi dan orang tua juga merupakan orang terdekat utama, orang yang pertama dan yang terakhir bagi remaja remaja untuk memahami komunikasi. Agar remaja tidak mendapatkan informasi yang keliru mengenai bagaimana berkomunikasi yang baik maka peran orang tua sangat diharapkan. (Baca juga mengenai peran remaja dalam melestarikan budaya Indonesia).

3. Memberi Pengetahuan

Orang tua merupakan orang yang lebih tua, di masyarakat orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan sobat yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan sobat ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing sobat dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari,

selain itu orang tua juga telah memperkenalkan sobat ke dalam hal hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh sobat. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh remaja adalah dari orang tuanya. (Baca juga mengenai peran remaja dalam mengisi kemerdekaan).

4. Bimbingan Rohani

Orang tua juga adalah pusat penegtahuan rohani si remaja dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi remaja dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. (Baca juga mengenai cara remaja menghadapi era globalisasi).

5. Tuntunan Perangai

Sejak seorang remaja lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang remaja lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula mula dikenal remaja yang menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya serta ditiru perangainya. (Baca juga mengenai cara menghadapi remaja pemberontak).

6. Pemberian Pertimbangan

Orang tua yang tidak mendukung remaja dalam memperkembangkan keinginan bertindak sendiri, atau mungkin sama sekali menentang keinginan remaja untuk bertindak sendiri, maka perkembangan perubahan  peranan sosial tidak dapat diharapkan mencapai hasil yang  baik sebab remaja tidak belajar cara mempertimbangkan sesuatu.

7. Pelajaran tentang Emosi

Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian remaja yang bersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, misalnya respon dan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi.

8. Rasa Pengertian

Remaja membutuhkan dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya, karena pada saat ini remaja sedang mencari dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua, sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja yakni mengerti bahwa remaja mulai suka bergaul dengan mengarahkan tanpa terkesan membatasi.

9. Cara Berperilaku

Bimbingan orang tua merupakan faktor penguat yang memberikan peran untuk mempertahankan perilaku. Faktor penguat yang mencakup peran sosial, peran orang tua, serta saran dan umpan balik dari orang tua mengenai pergaulan yang baik pada diri remaja. Penguatan mungkin juga berasal dari individu maupun kelompok atau institusi di lingkungan atau masyarakat, naun cara berperilaku jelas akan lebih kuat dengan ajaran dari orang tua.

10. Informasi Hubungan dengan Lawan Jenis

Maraknya perilaku pacaran berlebihan di kalangan remaja seringkali karena alasan, “pacaran adalah penyemangat belajar”. Sebenarnya itu suatu pergaulan yang salah, sebab tidak ada riwayat “remaja sukses berkat pacaran di sekolah”, mungkin yang lebih tepat karena sering terjadi asalah “remaja stress berkat pacaran di sekolah”.

Pacaran di sekolah bukannya membuat semangat si remaja, hal itu malah justru akan membuat remaja tidak fokus pelajaran karena terlalu memikirkan si pacar.  Apalagi jika keduanya pada suatu saat memutuskan hubungan, semua bisa menjadi berantakan.

11. Mengenalkan pada Etika

Memperkenalkan norma dan nilai agama menjadi hal penting dalam membentengi remaja dari pergaulan yang melampaui batas. Sebab dalam agama, ada batasan-batasan yang mengatur bagaimana etika bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, terutama lawan jenis.

Memperkenalkan remaja pada ajaran agama dapat memberikan kesibukan positif bagi mereka seperti rajin salat, mengaji dan berorganisasi sosial keagamaan. Sedangkan memperkenalkan mereka pada norma dan nilai agama dapat membatasi mereka dalam berperilaku.

12. Mengarahkan dalam Penggunaan Media Sosial

Maraknya acara TV yang tidak mendidik menjadi tantangan besar bagi orang tua. Ditambah lagi dengan kemudahan akses dunia maya yang memberikan peluang besar bagi para remaja untuk mempunyai alat komunikasi canggih (smartphone) sehingga orang tua harus mencegah agar remaja tidak melihat content dewasa yang seharusnya bukan konsumsi mereka.

13. Tempat Bercerita

Sebagai orang tua, tidak selamanya tahu apa yang remaja inginkan dan lakukan pada pergaulannya. Apalagi sebagai remaja awal yang memiliki banyak keinginan. Namun tidak usah hawatir tentang hal tersebut, menjalin komunikasi dua arah sebagai tempat bercerita yang baik adalah solusi terbaik untuk mengetahui sebagian besar hal tentang mereka.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, jadi sekarang sobat semua belajar untuk menjadi Ayah Ibu yang baik mulai sekarang ya sobat agar nantinya bisa memiliki remaja remaja yang baik pula. Jangan lupa selalu cintai Ayah Ibu yang telah mengajarkan nilai kehidupan dan memiliki peran kebaikan yang tak terhingga. Terima Kasih. Salam cinta Ayah Ibu.

Halodoc, Jakarta - Masa puber, atau lebih akrab dikenal dengan sebutan pubertas, membawa banyak perubahan untuk anak, pun sudah pasti ibu dan ayah sebagai orangtua. Anak sedang berada dalam masa transisi dari kecil menuju dewasa. Selain itu, tidak semua orangtua juga paham terkait cara terbaik dalam mendukung anaknya saat mengalami perubahan fisik, psikologis, dan emosional.

Namun, sebenarnya ibu dan ayah tidak perlu khawatir, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung dan mendampingi masa puber anak. Hal ini dilakukan anak dapat terbebas dari masalah yang kerap terjadi pada remaja, seperti minder atau kurang percaya diri. Salah satu caranya adalah dengan meyakinkan mereka. Untuk lebih lengkapnya, baca ulasan berikut ini!

Pentingnya Peran Orangtua di Masa Puber Anak

Pubertas hanyalah serangkaian perubahan alami yang terjadi pada setiap anak untuk pendewasaan. Beberapa dari mereka akan berjibaku dengan perubahan, sedangkan lainnya akan melewati masa ini tanpa merasakan apa pun, hingga momen ini sudah terlewati. Hanya sebagian kecil dari anak yang mengalami gejolak ekstrem selama menjalani fase ini. 

Baca juga: Anak Masuk Masa Puber, Ketahui Cara Menghadapinya

Namun, masa puber pada anak ini terbilang krusial. Sebagai orangtua, ayah dan ibu wajib memberikan pendampingan dan dukungan sepenuhnya agar fase ini dapat terlewati tanpa rasa khawatir, atau setidaknya fase ini menjadi fase yang menyenangkan untuk dilalui. Dengan memberikan perhatian lebih, kedekatan antara orangtua dan anak juga dapat lebih baik.

Lalu, langkah apa yang membedakan pada anak laki-laki dan perempuan agar mampu melewati masa puber? Berikut ini ulasannya:

  • Masa Puber pada Anak Perempuan

Masa puber anak perempuan biasanya dapat terlihat karena dirinya mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Maka dari itu, peran ibu sangat penting untuk mengedukasi anak terkait keluarnya darah dari bagian intimnya dan hal-hal yang perlu dipersiapkan saat menstruasi kembali setiap bulannya. Pastikan untuk mengajarkan anak membawa beberapa buah pembalut di tas dan menjelaskan cara untuk menggunakannya dan membuangnya.

Selain itu, ibu juga perlu menjelaskan cara yang paling tepat untuk meredakan perasaan nyeri saat haid. Beritahu jika masalah ini dapat menjadi lebih baik dengan menempelkan botol air hangat di perut dan konsumsi pereda nyeri jika dirasa sangat tidak nyaman. Pastikan juga anak diajarkan jika perubahan ini adalah hal yang wajar pada setiap wanita sebagai bentuk pendewasaan.

Baca juga: Perkembangan Fisik pada Remaja yang Perlu Diketahui

  • Masa Puber pada Anak Laki-Laki

Untuk membantu anak laki-laki melewati masa pubertas dapat berbeda dengan anak perempuan. Ayah atau ibu dapat menjelaskan tentang bagian intimnya, terutama pada testis dan penis. Untuk testis, ayah dapat memberitahu jika testis mungkin saja berkembang tidak rata. Selain itu, ukuran penis pada setiap pria juga tidak memengaruhi fungsi seksualnya dan saat ereksi juga ukurannya tidak berbeda jauh.

Selain itu, anak laki-laki juga dapat mengalami ejakulasi saat tidur, yang disebut juga dengan mimpi basah. Hal ini normal untuk terjadi pada setiap laki-laki yang sedang mengalami masa pubertas. Anak juga sudah dapat mengalami ereksi secara spontan saat melihat atau merasakan sesuatu yang dapat membuatnya terangsang. Namun, jika ayah atau ibu merasakan kekhawatiran, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

Sebagai orangtua, cobalah untuk memahami apa yang anak rasakan. Jadilah teman yang menyenangkan untuk mendengar semua keluh sang buah hati, tentang tubuhnya, pergaulannya, atau hal kecil lain yang mungkin sangat berarti baginya. Cobalah untuk meyakinkannya jika perubahan yang terjadi adalah fase normal, semua anak mengalaminya. Hanya saja, setiap anak mungkin memiliki cerita yang berbeda.

Peran orangtua memang sangat penting di masa puber anak, karena pada fase ini dirinya menjadi rentan mengalami gangguan pada remaja. Rendah diri, pemalu, dan rasa kurang percaya diri adalah beberapa di antaranya. Pada kondisi yang lebih buruk, anak bisa mengalami stres, depresi, hingga kelainan psikologis lain sebagai akibat dari pergaulan sosial di lingkungannya. 

Komunikasi pun menjadi kunci penting dalam mendampingi anak melalui fase puber. Berikan pujian atas keberhasilan yang dicapai, tetapi hindari memuji berlebihan. Selalu berikan arahan agar anak lebih percaya diri dan mampu mengekspresikan dirinya lebih baik lagi pada setiap kesempatan. Rangkulan ibu dan ayah menjadi obat yang paling ampuh ketika mereka melalui kekecewaan atau kegagalan, dalam hal apapun. 

Baca juga: 6 Tanda Pubertas pada Remaja Laki-Laki

Jika masih memiliki pertanyaan lainnya, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter dari Halodoc agar segera mendapatkan solusi. Hanya dengan download aplikasi Halodoc, ayah atau ibu bisa mendapatkan saran langsung dari profesional tanpa harus tatap muka. Penggunaan aplikasi Halodoc dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan smartphone di tangan!

Referensi: 
Better Health Channel. Diakses pada 2021. Parenting Children Through Puberty.
Raising Children. Diakses pada 2021. Parents: Role Models and Positive Influences for Teenagers.
Psychology Today. Diakses pada 2021. Adolescence and the Influence of Parents.