Bagaimana aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup berdasarkan sistem tata nama ganda atau binomial?

Ilustrasi menulis. Sistem Binomial Nomenklatur ialah sistem penamaan dua istilah. Foto: Pexels.com

Sistem Binomial Nomenklatur merupakan sistem penamaan dua istilah terhadap spesies makhluk hidup. Segala sesuatu yang memiliki sebutan atau nama tentunya akan memudahkan kita dalam menjalin komunikasi. Sebagai contoh, bila ada yang menyebut kata pisang, orang lain yang paham bahasa Indonesia akan mengerti apa itu pisang.

Nama berkaitan dengan bahasa yang dipakai oleh manusia. Dari contoh di atas, pisang merupakan kata bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jawa pisang disebut "gedang", dalam bahasa Sunda disebut "cau", dan dalam bahasa Inggris disebut "banana". Ragam nama untuk pisang tersebut bukan merupakan nama yang dimengerti secara luas atau tidak universal.

Mengenal Sistem Binomial Nomenklatur

Pada 1735, Bapak Klasifikasi Makhluk hidup, Carolus Linnaeus, menciptakan Sistem Binomial Nomenklatur atau sistem penamaan dua istilah. Hal itu dilakukan agar memudahkan para ilmuwan biologi berkomunikasi mengenai jenis makhluk hidup.

Menurut Diah Aryulina dkk., dalam Buku Biologi SMA dan MA Untuk Kelas 10, pada sistem binomial nomenklatur, bahasa yang digunakan oleh Linnaeus adalah bahasa Latin.

Alasan dirinya memilih bahasa Latin, yakni karena pada masa itu bahasa tersebut adalah bahasa ilmiah yang universal. Ia memberikan Sistem Binomial Nomenklatur berupa nama ilmiah di setiap spesies makhluk hidup.

Dalam Sistem Binomial Nomenklatur, spesies makhluk hidup diberi nama Latin dengan jumlah dua kata. Masing-masing terdiri dari nama genus dan nama spesies. Sistem penamaan ini juga memasukkan singkatan nama orang yang pertama kali mengidentifikasi suatu spesies makhluk hidup.

Contoh penggunaan sistem binomial nomenklatur pada pisang adalah penamaan ilmiah Musa paradisiaca L. Foto: Pexels.

Contoh penggunaan sistem binomial nomenklatur adalah pisang dengan nama ilmiah Musa paradisiaca L. Nama genus pisang adalah Musa, sedangkan nama penunjuk spesiesnya adalah paradisiaca.

Adapun pengidentifikasian pisang ini pertama kali dilakukan oleh Linnaeus, sehingga disingkat L. Dengan demikian, ilmuwan biologi di seluruh dunia akan menggunakan istilah Musa paradisiaca jika berkomunikasi tentang pisang.

Aturan Penulisan Nama Ilmiah dalam Sistem Binomial Nomenklatur

Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMK dan MAK Kelas X oleh Tri Mutiara dkk., berikut aturan penulisan nama ilmiah spesies makhluk hidup pada sistem binomial nomenklatur.

  1. Setiap nama ilmiah harus terdiri dari dua kata menggunakan bahasa Latin atau bahasa lain yang diperlakukan sebagai bahasa latin. Contohnya, Durio zibethinus (durian) merupakan bahasa Indonesia yang diperlakukan sebagai bahasa Latin.

  2. Kata pertama berupa nama marga (genus), sedangkan kata kedua berupa kata penunjuk spesies.

  3. Huruf pertama pada kata pertama (genus) dimulai dengan huruf kapital. Huruf pertama pada kata kedua (spesies) dimulai dengan huruf kecil.

  4. Kedua kata harus dicetak miring jika diketik dengan komputer atau digarisbawahi jika ditulis dengan tangan.

  5. Bila nama tumbuhan atau hewan lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya disatukan atau ditulis dengan tanda penggandeng (-). Contohnya, Hibiscus rosa sinensis ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.

  6. Pada tumbuhan tidak boleh menamakan spesies dengan dua kata suatu tautonim, yaitu dua kata yang persis sama atau hampir sama. Misalnya, Linaria linaria atau Boldu boldu. Namun, aturan ini tidak berlaku bagi pemberian nama hewan.

  7. Nama penemu ditulis dalam singkatan atau ditulis lengkap di belakang nama penunjuk spesies. Namanya tidak digarisbawahi, tidak dicetak miring, dan ditulis dengan awal huruf kapital.

Sistem tata nama ganda atau binomial nomenclature digunakan untuk mencegah keselahan pengertian sehingga sebuah informasi dapat disalurkan dengan tepat. Bayangkan saja, dulu sebelum sistem ini digunakan, dalam menyebut nama benda antar daerah bisa memiliki penyebutan yang berbeda-beda.

Misalnya, masyarakat jogja menyebut buah pisang dengan nama “gedang” sedangkan orang Bima, Nusa Tenggara Barat menyebut sebagai “kalo”, di Inggris dinamakan “banana”. Dalam sebuah ilmu pengetahuan, perbedaan penyebutan seperti ini tidak boleh terjadi karena bisa berakibat penafsiran ganda.

Untuk itu diperlukan sebuah sistem penamaan yang bisa diterima oleh dunia internasional, yakni Sistem Tata Nama Ganda atau Binomial Nomenclature.

Baca juga: Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Dalam Biologi Modern

Aturan Sistem tata nama ganda atau binomial nomenclature

Sistem tata nama ganda ditemukan oleh Carollus Linnaeus yang merupakan seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia. Carollus Linneaus dalam bukunya yang berjudul Species Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758) mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok individu dengan aturannya sebagai berikut.

1. Aturan untuk menulis nama Species (jenis)

  • Ditulis menggunakan bahasa latin dan terdiri dari dua kata,
  • Kata pertama akan menunjukkan nama genus dan kata kedua menunjukkan nama spesies,
  • Cara penulisan pada kata pertama, harus diawali dengan huruf besar sedangkan pada nama penunjuk spesies diawali dengan huruf kecil,

Baca juga: Sistem Klasifikasi Buatan oleh Carollus Linnaeus

  • Apabila kita tulis dengan cetak tegak, maka antar kata harus digarisbawahi secara terpisah. Nah, sedangkan bila ditulis dengan cetak miring, maka tidak perlu digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan kata Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung).
  • Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata, maka kata yang kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya saja, nama bunga sepatu yakni Hibiscus rosasinensis maka kita tulis menjadi Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan pada jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata, misalnya Felis manuculata domestica (kucing jinak), maka penulisannya tidak dirangkai dengan tanda penghubung.

Baca juga: Metode klasifikasi makhluk hidup

  • Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya, maka nama sang penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya, misalnya tanaman pinus yang ditemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.

2. Aturan untuk menulis Genus (marga)

Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat juga diambil dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan atau sesuatu hal yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Adapun huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, misal genus pada tumbuhan yaitu Solanum (terong-terongan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing).

3. Aturan untuk menulis nama Familia (suku)

Nah, aturan untuk menulis nama familia ini, kita ambil dari nama genus organisme yang bersangkutan kemudian ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan. Sedangkan untuk organisme hewan kita beri akhiran -idea.

Contohnya gimana? misalnya nama familia untuk terong-terongan yakni Solanaceae sedangkan contoh untuk familia anjing yakni Canidae.

Baca juga: Macam-macam sistem klasifikasi

4. Aturan untuk menulis nama Ordo (bangsa)

Aturan penulisan nama ordo diambil dari nama genus yang kita tambah dengan akhiran ales, contohnya ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.

5. Aturan untuk menulis nama Classis (kelas)

Adapun aturan untuk menulis nama classis diambil dari nama genus yang kita tambah dengan akhiran -nae, contohnya untuk genus Equisetum, maka classisnya akan menjadi Equisetinae atau juga kita diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).

Contoh Binomial Nomenclature bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Bagaimana aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup berdasarkan sistem tata nama ganda atau binomial?
Tabel. Klasifikasi Beberapa Tumbuhan (Sumber: Ari Sulistyorini, hal. 36)

Daftar Pustaka

Anshori, Mochammad dan Djoko Martono.2009.Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X.Bandung:Penerbit Acarya Media Utama.
Sulistyorini, Ari.2009.Biologi 1 : Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.Jakarta:PT. Balai Pustaka.