Apakah yang dilakukan para pejuang kemerdekaan Indonesia selain pertempuran

Pembacaan teks proklamasi. Foto: Wikipedia

Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 merupakan momen tak terlupakan. Ya, itu adalah momen kemenangan bangsa atas penjajahan yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.

Berkat perjuangan para pahlawan, masyarakat akhirnya bisa merasakan setitik kebahagian bagaimana hidup sebagai bangsa yang merdeka. Namun, kemerdekaan Indonesia saat itu baru bisa dikatakan mutlak jika memenuhi syarat pengakuan dari negara lain.

Tercatat, Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949. Lalu, apa saja yang terjadi selama tahun 1945-1949? Berikut rangkuman perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di beberapa daerah.

Pertempuran 10 November 1945

Pertempuran Surabaya 10 November 1945. (Foto: Twitter/@IlmuSosialUmum)

Mengutip jurnal Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya oleh Vilomena Theorina, pertempuran di Surabaya bermula saat insiden perobekan bendera Belanda yang dilakukan oleh seorang pemuda Surabaya di Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Ketegangan antara Surabaya dan Belanda pun semakin tak terelakkan setelah pasukan Sekutu (Inggris) AFNEI yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby memasuki perairan Surabaya tanpa mengantongi izin dari pemerintah setempat.

Pada 27 Oktober 1945, Sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah dan memberikan senjata mereka kepada AFNEI. Tidak terima, rakyat Surabaya pun memilih untuk melawan dan terjadilah pertempuran.

Puncak pertampuran ini terjadi pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November dan berakhir pada 15 Desember 1945. Menurut buku Sejarah Nasional Indonesia, Volume 6 oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Nohosusanto (1984: 116), Perang Ambarawa terjadi antara pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan Semarang-Solo yang dilatarbelakangi oleh keinginan Sekutu mengambil alih Ambarawa.

Hal ini tentunya ditentang oleh pasukan TKR dengan melawan dan menahan beberapa tentara Sekutu. Pertempuran terus terjadi dan diakhiri dengan pasukan TKR yang berhasil membuat Sekutu mundur serta lari ke Semarang.

Pertempuran Lima Hari di Semarang

Berdasarkan jurnal Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Pokok Bahasan Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 Pada Siswa Kelas IX SMP Kesatrian 1 Semarang dan SMPN 3 Singorojo Kab. Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016 oleh Yunita Khusnulia Wardani, Pertempuran Lima Hari di Semarang adalah pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang di Semarang pada 15–19 Oktober 1945.

Pertempuran ini dilatarbelakangi oleh tentara Jepang yang lari ketika akan dipindahkan dari Cepiring ke Bulu untuk bergabung dengan pasukan Jepang lainnya di Kido Butai Jatingaleh.

Tak hanya itu, Pertempuran Lima Hari di Semarang juga dipicu oleh kematian Karyadi yang berawal dari penyerangan Jepang ke reservoir Siranda. Penyerangan tersebut kemudian memunculkan berita bahwa Jepang telah meracuni reservoir yang menjadi sumber mata air masyarakat Semarang.

Untuk memperingati peristiwa ini, dibangun monumen Tugu Muda pada 10 November 1950 yang diresmikan langsung oleh Presiden Ir. Soekarno pada 20 Mei 1953. Momen ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Pertempuran Medan Area terjadi pada 10 Desember 1945. Mengutip jurnal Situs Sejarah Garis Demarkasi Perang Medan Area dan Kondisinya Saat Ini di Kota Medan oleh Ayu Triska Yani, pertempuran ini dilatarbelakangi oleh ultimatumpasukan Sekutu kepada para pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya.

Ultimatum tersebut diabaikan masyarakat Medan. Alhasil, serangan besar pun dilancarkan Sekutu dan NICA terhadap kota Medan.

Serangan tersebut memakan banyak korban. Pada akhirnya, pasukan Sekutu berhasil menduduki dan menguasai kota Medan dengan mengusir pemerintah setempat hingga masyarakat Medan.

Bandung Lautan Api, Foto: Dok. smartcity.bandung.go.id

Bandung Lautan Api merupakan sebuah peristiwa kebakaran besar yang melahap kota Bandung. Upaya ini dilakukan demi mencegah tentara sekutu dan NICA yang akan menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer. Pada 23 Maret 1946, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka dan pergi ke pegunungan di daerah Bandung Selatan.


Page 2



KONTAN.CO.ID -  Berbagai perundingan diadakan yang bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Hal tersebut dilakukan karena setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan.  Banyak pertempuran dan perundingan terjadi setelah Proklamasi karena Belanda ingin menguasai kembali wilayah Indonesia. Pertempuran seperti Pertempuran Surabaya, Pertempuran Ambarawa, dan Bandung Lautan Api, terjadi akibat Belanda bersikeras ingin menduduki Indonesia. Karena permasalahan inilah, perundingan dan konferensi antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan.  Bersumber dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, ada 5 perundingan yang digelar dalam rangka mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI) pasca Proklamasi.  Mari simak perundingan yang dilaksanakan dalam rangka mempertahankan kedaulatan Indonesia di bawah ini: Baca Juga: 5 Pertempuran yang terjadi setelah kemerdekaan Indonesia

Perundingan Linggarjati

Belanda masih belum mengakui kedaulatan NKRI secara de facto, meski Indonesia sudah menyatakan proklamasi kemerdekaannya.  Karenanya, perundingan diadakan untuk membahas hal tersebut yang dikenal dengan Perjanjian Linggarjati. Perundingan Linggarjati dilakukan di Subang Jawa Barat pada 10-15 November 1946 dan disahkan pada 25 Maret 1947.  Pada perundingan tersebut, wakil dari Indonesia adalah Sutan Sjahrir dan wakil dari Belanda adalah Prof. Schermerhorn. Beberapa persetujuan yang dicapai di Perundingan Linggarjati adalah:
  • Belanda mengakui RI secara de facto atas Jawa, Madura, dan Sumatra. 
  • Dibentuknya negara negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat, dimana RI menjadi salah satu negara bagiannya. 
  • Pembentukan Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni.

Apakah yang dilakukan para pejuang kemerdekaan Indonesia selain pertempuran