Jika melihat aktivitas mencurigakan yang menjurus pada narkoba apa yang harus dilakukan pertama kali

Berikut beberapa hal yang menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan remaja:

Memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masing-masing anak akan melalui tahap perkembangan remaja. Ini merupakan fase transisi dari anak-anak sebelum ia menjalani fase menjadi dewasa.

Di fase ini, anak cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Oleh karenanya, banyak hal yang ia ingin coba untuk pertama kali dalam hidupnya.

Mengalami krisis identitas

Dikutip dari laman Pusat Penyuluhan Sosial dari Kementerian Sosial, di fase ini pula remaja kerap mengalami krisis identitas.

Krisis pada diri ini ditandai dengan perkembangan emosi remaja yang tidak stabil juga mudah dipengaruhi oleh orang lain, terutama teman terdekatnya.

Di fase ini, anak cenderung mencoba-coba banyak hal yang sekiranya cocok untuknya dan membuatnya merasa lebih baik.

Sebagai contoh, ia merasa dengan merokok semua beban pikirannya hilang dan merasa lebih keren.

Dari coba-coba itulah lama-lama akhirnya bisa menjadi kebiasaan yang akan terbawa sampai dewasa nanti.

Stres

Pertengkaran orangtua, cekcok dengan pacar, atau masalah lain yang membuatnya stres bisa memicu anak terjerumus dalam kenakalan remaja.

Ketika ia merasa stres dan tidak diperhatikan bahkan oleh orangtuanya sendiri, saat itupula ia merasa perlu melampiaskan stresnya pada hal lain.

Hal inilah yang kemudian membuat anak terjerumus dalam kenakalan remaja.

Oleh karenanya, remaja merupakan fase di mana anak sebenarnya butuh dibimbing, bukan dibiarkan karena dianggap sudah besar.

Pembuktian harga diri

Selain itu, ego dan harga diri kerap menjadi alasan mengapa anak remaja akhirnya terjerumus pada hal-hal negatif.

Sebagai contoh, ketika teman-temannya merokok dan minum alkohol, kemudian anak Anda ditawari tetapi ia menolak.

Kemudian teman-temannya mengatakan bahwa “Ah payah, ga keren dan ga laki banget sih”.

Ketika anak mendengar ucapan tersebut, ego dan harga dirinya merasa tercoreng, akhirnya ia mau mencoba rokok dan alkohol untuk membuktikan bahwa ucapan itu tidak benar.

Kombinasi semua hal inilah yang akhirnya bisa menjerumuskan anak ke dalam kenakalan remaja.

Macam-macam kenakalan yang dilakukan remaja

Perilaku kenakalan remaja yang melanggar norma di Indonesia bukan lagi menjadi hal yang tabu.

Hal ini bisa terjadi karena lingkungan sekitar,pergaulan, kemajuan teknologi, sampai masalah ekonomi yang terjadi pada keluarga.

Tidak hanya itu saja, di masa remaja otak pun belum berkembang secara penuh sehingga ada kalanya melakukan hal impulsif serta pengambilan keputusan yang buruk.

Berikut apa saja hal yang tergolong ke dalam kenakalan remaja, yaitu:

1. Narkoba

Penyalahgunaan narkotika sudah bukan lagi fenomena baru di kalangan anak sekolah. Tampaknya, salah satu kenakalan remaja ini lebih menyebar luas daripada yang mungkin para ahli dan orangtua curigai.

Ada bukti statistik bahwa kontak pertama anak dengan narkoba umumnya dimulai saat kelas 6 sampai 8 (usia 12-14 tahun).

Alasan remaja menggunakan narkoba bisa beragam. Misalnya, menggunakannya untuk merasakan pengalaman yang sama dengan teman-temannya dan coba-coba hingga benar-benar terjerumus.

Selain itu juga ada yang menggunakan steroid untuk meningkatkan penampilan atau kekuatan atletiknya. Ada juga yang menggunakan ekstasi untuk menghilangkan rasa cemasnya dalam situasi sosial tertentu.

Lalu, ada pula remaja yang menyalahgunakan obat resep untuk penderita ADHD, seperti Adderall, untuk membantu mereka belajar atau menurunkan berat badan.

Penggunaan narkoba pada usia remaja dapat mengganggu fungsi otak. Akibatnya, seseorang akan kehilangan motivasi, mengalami gangguan ingatan, kesulitan dalam belajar, mengambil keputusan, dan mengendalikan kebiasaan.

Hal ini juga berkaitan dengan efek kecanduan yang dikutip dari Medline Plus, bahwa orang yang mencoba-coba narkoba pada usia muda memiliki kesempatan lebih tinggi mengidap kecanduan di kemudian hari.

Inilah sebabnya mengapa penting untuk melihat tanda-tanda dari penyalahgunaan zat pada remaja dan dewasa muda awal. Kebanyakan individu mulai menyalahgunakan setidaknya satu substansi sebelum menjadi pecandu.

Tanda-tanda remaja mulai menggunakan narkoba

Ada beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri pengguna narkoba, yaitu:

  • Perubahan secara tiba-tiba atau ekstrem dalam berteman, pola makan, jam tidur yang tidak teratur, serta penampilan fisik.
  • Bekas suntikan atau jeratan di lengan atau kaki (bisa disembunyikan dengan memakai lengan panjang di hari yang sangat panas).
  • Mata kemerahan, sering sakit, keringat berlebih, bau aneh dari tubuh, tremor, sering mimisan, dan perubahan fisik lainnya.
  • Menjadi tidak bertanggung jawab, memiliki penilaian yang buruk, dan secara umum kehilangan minat.
  • Melawan peraturan atau menjauhi keluarga.
  • Di kamar terdapat kotak obat atau perlengkapan obat-obatan, meskipun anak tidak sakit.
  • Anda mengalami kehilangan uang, barang berharga, dan anak sering meminta uang dengan paksa padahal sebelumnya tidak pernah berbuat demikian.
  • Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas mencurigakan.
  • Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan menghindari kontak mata.
  • Membolos, nilai rapor menurun, dan sering bermasalah di sekolah.

Bagaimana cara bijak bertanya pada anak?

Jika Anda mencurigai adanya perubahan yang terkait dengan kenakalan remaja seperti penyalahgunaan narkoba, jangan takut untuk mengajukan pertanyaan.

Jika melihat aktivitas mencurigakan yang menjurus pada narkoba apa yang harus dilakukan pertama kali
Jika melihat aktivitas mencurigakan yang menjurus pada narkoba apa yang harus dilakukan pertama kali

Banyaknya anak remaja yang menyimpang dari pergaulannya membuat Anda sebagai orangtua mesti jeli dan waspada betul. Apalagi jika sang anak sedang memasuki masa remaja yang cenderung labil dan ikut-ikutan. Bisa saja karena rasa penasarannya anak menggunakan narkoba. Nah, supaya Anda bisa mencegah hal ini berubah menjadi masalah yang lebih besar, sebaiknya kenali dulu ciri anak memakai narkoba berikut.

Suatu langkah yang baik, mengetahui dan mengenali tanda anak menggunakan narkoba. Banyak sekali orangtua yang tidak mengetahuinya, sehingga tidak dapat membantu anak mereka untuk berhenti menyalahgunakan narkotika.

Dengan mengetahuinya sejak awal, Anda memiliki kesempatan untuk memberikan pengertian dan membantunya untuk berhenti menggunakan narkoba. Beberapa ciri dan tanda yang dapat Anda amati jika curiga anak memakai narkoba yaitu:

  • Panik dan cemas
  • Mual dan muntah
  • Halusinasi atau tertawa tanpa alasan yang jelas
  • Peningkatan tekanan darah
  • Mata memerah
  • Pelupa

Namun, gejala ini bersifat sementara dan terkadang muncul hanya beberapa jam. Bagi orangtua yang tinggal terpisah dengan anak, agak sulit melihat gejala ini. Selain gejala-gelaja tersebut, perubahan perilaku juga menjadi tanda khas dari anak yang menggunakan narkoba.

Selain mengamati ciri, gejala, dan perubahan perilaku Anak, hal lain yang dapat anda lakukan adalah dengan mencari tahu lokasi-lokasi tersembunyi yang mungkin didatangi anak saat memakai narkoba.

Menghadapi anak yang menggunakan narkoba

Diskusikan dengan pasangan

Ketika mengetahui anak menggunakan narkoba, Anda tentu akan terkejut dan muncul berbagai perasaan emosional lainnya. Namun, menunjukkan amarah kepada anak justru membuatnya semakin tidak nyaman dan menolak segala komunikasi dengan Anda.

Menghadapi anak yang menggunakan narkoba memerlukan ‘strategi’ agar situasi tidak semakin memburuk. Diskusikan bersama pasangan, langkah apa yang akan ditempuh. Anda bisa berbagi peran dengan pasangan untuk memberikan pengertian kepada anak. Hindari untuk menyalahkan siapapun termasuk pasangan dan anak.

Diskusikan dengan anak

Setelah Anda memastikan bahwa sang anak memang memakai narkoba, sebaiknya segera ajak ia bicara. Hindari mengkonfrontasi anak, sebaliknya Anda mesti diskusikan hal ini baik-baik padanya.

Salah satu hal yang juga bisa Anda coba untuk memudahkan Anda berdiskusi dengan anak adalah mengetahui dulu bagaimana pergaulannya. Anda dapat memulainya dengan mengajak teman-teman terdekatnya berbicara. Dengan begitu, Anda akan tahu bagaimana sang anak bergaul dengan teman-temannya, aktivitasnya sehari, dan lain-lain.

Dengan mencari tahu apa yang anak pikirkan terkait teman-temannya yang menggunakan narkoba dan memiliki masalah dengan hal tersebut, anda dapat melihat bagaimana anak menanggapi situasi tersebut.

Berdasarkan asosiasi Partnership of Drug-Free Kids, beberapa poin ini perlu diperhatikan ketika berdiskusi dengan anak yang memakai narkoba:

  • Ajak anak bicara ketika ia sedang tidak di bawah pengaruh obat atau alkohol agar emosinya lebih terkontrol dan lebih tenang.
  • Pahami bahwa perilaku yang menunjukkan amarah dan tidak bersahabat, tidak akan berhasil membuat anak terbuka dan mau mendengarkan. Jelaskan bahwa Anda peduli dan ingin membantunya
  • Anda dapat meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk mendiskusikan hal ini. Ini dapat membantu Anda menghadapi berbagai situasi yang muncul, termasuk ketika anak menyangkal dan mengamuk.
  • Tawarkan solusi kepada anak terkait ketergantungannya dengan narkoba seperti informasi program rehabilitasi yang dapat diikutinya

Selama berbicara dengan anak, usahakan untuk tidak menghakimi dan menyalahkan siapapun atas kondisi ini. Anda dapat beberapa contoh pertanyaan seperti berikut:

  1. Bagaimana ayah/ibu dapat membantumu hari ini?
  2. Kira-kira apa alasanmu mulai menggunakan obat-obatan ini? Apa yang kamu rasakan?
  3. Apa yang bisa membuatmu dan membantumu berhenti menggunakan obat-obatan?
  4. Bagaimana menurut kamu jika kita pergi ke tempat rehabilitasi?

Proses rehabilitasi untuk anak

Anak yang ketergantungan dengan narkoba perlu mendapatkan penanganan dari ahlinya. Anda dapat mengajak dan mendampinginya untuk menemui psikiater. Selama proses rehabilitasi, libatkan anak untuk mengambil keputusan agar ia merasa dihargai. Setiap kali mengunjungi tempat rehabilitasi atau dokter, tanyakan pada anak anda apakah ia merasa nyaman dan lebih baik.

Minggu-minggu pertama merupakan saat yang berat untuk dilalui karena tubuh anak yang terbiasa menggunakan narkoba akan mendorong anak untuk menggunakan obat-obatan tersebut atau dikenal dengan istilah withdrawal alias sakau.

Gejala fisik dan psikologis pada kondisi ini dapat sangat menganggu dan membuat anak tidak nyaman. Anda dapat membicarakan dan konsultasikan kondisi-kondisi ini dengan dokter.

Selama proses rehabilitasi ini, anak bisa saja mendapat obat-obatan untuk mengendalikan kecemasan, depresi, gangguan tidur, mual, muntah, dan gejala-gejala lainnya. Awasi penggunaan obat-obatan ini dan harus sesuai dengan petunjuk dokter psikiatri.

Setelah mengatasi ‘kecanduan’ ini, proses rehabilitasi akan fokus kepada edukasi, konseling, dan support. Anda juga dapat mengikuti kelas-kelas psikolog untuk membantu anda tetap suportif dalam membantu anak anda. Anak remaja dalam proses rehabilitasi membutuhkan dukungan dan rasa sayang dari keluarganya.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.