Apa yang harus dilakukan saat bab berdarah

Beberapa penyebab BAB berdarah bisa menghilang atau sembuh dengan sendirinya tanpa dilakukan penanganan medis.

Jika keluhan BAB berdarah masih berlanjut atau semakin parah, segera konsultasi ke dokter. Dapatkan penanganan yang tepat!

Jika darah keluar begitu banyak pada awal keluhan dan kamu merasa lemas, pusing, pucat, detak jantung menjadi cepat, dan sesak, segeralah ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Saat mengalami buang air besar (BAB) berdarah, orang cenderung panik. Sebaiknya, usir was was dan kenali dulu penyebabnya.

“Pertama, prinsipnya, masyarakat jangan panik dulu, tenang,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH dalam Instagram live, Apa Kata Dokter: BAB Berdarah Tidak Selalu Wasir Penyebabnya, di akun @dokterari dan akun @fajarfikri_, Selasa (14/7).

Setelah tenang, Ari menyarankan untuk bedrest atau tiduran. Jangan beraktivitas dulu karena kita belum tahu seberapa banyak perdarahan yang terjadi dan seberapa banyak yang terserap.

“Kalau dengan tidur pendarahannya berhenti, kemungkinan penyebabnya wasir,”

Kalaupun ada penyebab lain, menurut Ari, biasanya ringan saja. Ari menjelaskan, BAB berdarah bisa juga karena pasien mengalami wasir kemudian mengenai pembuluh darah besar sehingga terjadi dia perdarahan massif atau diverticulitis (peradangan atau infeksi yang terjadi pada diverticula, yaitu kantung-kantung yang terbentuk disepanjang saluran pencernaan, terutama di usus besar atau kolon).

“Pendarahan bisa banyak sekali. Jadi prinsipnya adalah ketika BAB berdarah kita tenang, istirahat saja dulu, tiduran dulu sambil observasi,” ujarnya.

Kalau sudah stabil kondisinya, sebaiknya konsultasi ke dokter. Namun, kalau sudah berhenti darahnya, tidak perlu ke unit gawat darurat. Besoknya saja konsultasi ke dokter.

“Nah ini jadi hal yang kita justu tahu dulu, apakah ini BAB pertama kali, apakah ini BAB yang memang berulang,” kata Ari.

BAB berdarah yang berulang biasanya karena ambeien. Orang ambeien bisa BAB berdarah setelah mengonsumsi makanan pedas atau berlemak tinggi.

“Kalau makan berlemak tinggi sampai sembelit, lalu BAB dipaksa untuk keluar, akhirnya keluar netes darah,” ungkap Ari.

Ketika mengalami BAB berdarah, periksakan diri dokter. Nantinya, dokter akan melihat kemungkinan penyebabnya.

Menurut Ari, dokter bisa saja melakukan colok dubur. Dengan begitu dokter akan melihat ukuran ambeien dan memeriksa kemungkinan adanya polip atau tumor.

“Bisa 10 sampai 12 cm jari masuk ke dalam melalui dubur menuju rektum atau poros usus,” jelas Ari.

Apa pentingnya pemeriksaan colok dubur? Ari mengungkapkan, ketika colok dubur dengan sarung tangan, dokter bisa melihat sumber perdarahan, jika masih berlangsung.

Darah hitam, misalnya, bisa diduga berasal dari saluran cerna atas. Sementara itu, darah segar berasal dari saluran cerna bawah.

Buang air besar (BAB) berdarah adalah salah satu gejala yang sering ditemui dan kerap membuat khawatir penderitanya. Untuk mengobati keluhan BAB berdarah, Anda perlu mengetahui penyebabnya terlebih dulu agar pengobatan yang dilakukan efektif.

BAB berdarah umumnya identik dengan wasir. Namun, ternyata ada beberapa gangguan kesehatan lain yang juga menimbulkan keluhan serupa. Sebagai konsekuensinya, cara mengobati BAB berdarah pun berbeda-beda bergantung pada penyebabnya.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat memunculkan gejala BAB berdarah sekaligus penanganannya.

1. Wasir

Wasir adalah terjadinya pelebaran pembuluh darah di sekitar rektum dan anus. Pembuluh darah yang melebar tersebut dapat teregang hebat, menipis, teriritasi, bahkan berdarah.

Gejalanya adalah BAB berdarah, nyeri hebat akibat gesekan pembuluh darah dengan pakaian atau saat duduk. Selain itu, juga terdapat benjolan berwarna merah muda di sekitar anus, serta pucat dan mudah lemas karena anemia akibat kehilangan darah melalui tinja.

Beberapa cara penanganan wasir antara lain:

  • Hindari duduk terlalu lama
  • Melakukan kompres es di daerah rektum.
  • Perbanyak asupan serat
  • Berendam air hangat
  • Minum obat antinyeri atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen yang terbuat dari bahan-bahan herbal yang aman, yang dapat mengatasi gejala-gejala yang menyertai wasir jika dikonsumsi sesuai dosis

2. Infeksi saluran pencernaan

Infeksi saluran pencernaan dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari nyeri perut, mual dan muntah, hingga perubahan pola BAB seperti buang air besar cair, serta disertai darah atau lendir. Selain itu, penderitanya juga dapat mengalami gejala sistemik seperti demam.

Contoh infeksi saluran pencernaan yang cukup sering terjadi adalah disentri. Disentri merupakan peradangan usus akibat infeksi kuman shigella dan ameba (amoeba).

Penyakit ini awalnya menimbulkan gejala BAB cair yang disertai darah dan lendir, mual, muntah, dan nyeri perut. Bila tidak ditangani dengan tepat dan segera, infeksi bisa sebabkan kematian akibat dehidrasi.

Dalam penanganan infeksi pencernaan seperti disentri, pemberian antibiotik mungkin tidak diperlukan untuk mengatasi gejala ringan. Namun jika gejala bersifat sedang hingga berat, maka antibiotik diperlukan sesuai dengan bakteri penyebabnya.

Selain itu, bisa juga ditambah obat-obatan untuk mengurangi gejala diare sesuai resep dokter. Jika sudah muncul tanda dehidrasi, mungkin diperlukan asupan cairan dengan oralit atau infus.

3. Ulkus lambung

Pada ulkus lambung, terdapat luka di dinding lambung sehingga menimbulkan gejala seperti nyeri ulu hati disertai mual, muntah, dan sensasi terbakar. Apabila kondisi ini sudah berlangsung lama dan luka yang ditimbulkan cukup besar, bisa terjadi perdarahan, menjadikan tinja berwarna merah gelap hingga hitam.

Penyebab ulkus lambung bisa akibat beberapa faktor, mulai dari kebiasaan merokok, stres psikologis, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.  

Bila Anda mengalami gejala ulkus lambung, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, seperti pemeriksaan endoskopi. Endoskopi berguna untuk mengevaluasi kondisi lambung dan usus halus bagian atas.

Sementara itu, langkah pencegahan ulkus lambung adalah membatasi minum obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan alkohol. Kalaupun karena kondisi tertentu Anda harus minum obat golongan tersebut, baiknya konsumsi sesuai dosis dan durasi yang ditentukan oleh dokter.

4. Polip usus

Polip adalah kondisi adanya jaringan yang tumbuh dari dinding usus dan menonjol ke dalam lumen (rongga) usus. Ada dua jenis polip, yakni bertangkai dan tidak bertangkai.

Biasanya, polip tidak menimbulkan gejala yang khas. Namun, pada beberapa kondisi seperti ukuran polip membesar atau polip yang rapuh, bisa terjadi perdarahan sehingga penderita mengalami BAB berdarah. Selain itu, gejala lain yang mungkin dialami penderita polip usus adalah diare atau konstipasi, serta anemia akibat perdarahan yang berlangsung lama.

Tidak semua polip berpotensi menjadi keganasan atau kanker. Untuk memastikannya, dokter umumnya akan melakukan tindakan untuk mengambil contoh jaringan polip, kemudian diperiksa apakah sel tersebut ada risiko menjadi ganas atau tidak. Pengobatannya akan disesuaikan dengan jenis dan kondisi polip tersebut.

5. Kanker usus

Kanker usus termasuk jenis kanker yang paling sering menyebabkan kematian. Seringnya, keganasan terjadi pada usus besar, sehingga kerap disebut sebagai kanker usus besar.

Kanker usus besar bisa terjadi pada siapa saja, terutama yang memiliki faktor risiko. Faktor risiko yang dimaksud misalnya kurangnya konsumsi serat, tingginya konsumsi daging merah, adanya riwayat keluarga dengan kanker, memiliki polip usus, serta kebiasaan merokok.

Gejala kanker usus adalah BAB berdarah yang berlangsung lama, nyeri perut, perubahan pola buang air besar (misalnya diare dan konstipasi bergantian), dan bentuk tinja kecil-kecil menyerupai kotoran kambing. Penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas juga patut dicurigai.

Saat ini, ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan terhadap kanker usus, yaitu kemoterapi, imunoterapi, radiasi, dan pembedahan. Pemilihan metode pengobatan tersebut nantinya ditentukan berdasarkan jenis kanker, stadium dan penyebarannya, serta kondisi pasien.

Itulah mengapa penting mengetahui penyebab keluhan BAB berdarah, karena cara mengobatinya berbeda-beda. Jika beberapa waktu belakangan Anda kerap mengalami BAB berdarah, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan apakah keluhan tersebut diakibatkan oleh wasir atau kondisi medis lainnya. Jangan pernah anggap remeh BAB berdarah karena dapat berujung pada komplikasi yang berat, bahkan mengancam nyawa.

Itulah tadi fakta mengenai Buang air besar (BAB) berdarah yang perlu Anda ketahui. Apabila memiliki pertanyaan mengenai penyakit tersebut atau kondisi medis lain, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui Live Chat atau aplikasi KlikDokter.

Apakah BAB berdarah akan sembuh sendiri?

Biasanya darah yang keluar warnanya merah terang. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena perdarahan ini akan cepat berhenti dan sembuh sendiri dalam beberapa pekan.

Apa yang terjadi jika kita BAB keluar darah?

Jika tidak ditangani, perdarahan akibat BAB berdarah dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti: Anemia. Syok. Kehilangan darah yang terlalu banyak.

Apa yang harus dilakukan jika dubur berdarah?

Cara Mengatasi Anus Berdarah.
Bersihkan anus dengan air bersih..
Kompres area anus dengan es batu untuk mengurangi rasa nyeri bila perlu..
Hindari duduk di toilet terlalu lama..
Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih minimal 8 gelas tiap harinya..
Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat..

BAB berdarah harus makan apa?

Beberapa buah, terutama yang mengandung banyak air dan serat dipercaya sangat baik dikonsumsi untuk mengatasi BAB berdarah..
Apel. ADVERTISEMENT. ... .
Pir. Foto: buah pir.jpg (Orami Photo Stock) ... .
3. Raspberry. Foto: buah raspberry.jpg. ... .
Pisang. Foto: pisang (Orami Photo Stock) ... .
Mangga..