Apa yang dimaksud dengan ekspedisi Pamalayu dan jelaskan kaitannya dengan runtuhnya Sriwijaya?

Beberapa literatur menyebut, sasaran Ekspedisi Pamalayu adalah untuk menguasai negeri Melayu sebagai batu loncatan untuk menaklukkan Sriwijaya. Dengan demikian, posisi Sriwijaya sebagai penguasa Asia Tenggara dapat diperlemah.

Apa tujuan Kertanegara mengirim ekspedisinya ke?

Jawaban. tujuan kertanegara melakukan eksoedisi pamalayu adalah karena kertanegara ingin menaklukan Melayu untuk menghadang rencana ekspansi kaisar kubilai Khan dari Mongol(Cina).

Apa yang dimaksud dengan Ekspedisi Pamalayu dan jelaskan kaitannya dengan runtuhnya Sriwijaya?

Ekspedisi Pamalayu ini bertujuan untuk menaklukan kerajaan Melayu Dharmasraya di Sumatera, salah satu kerajaan penerus kerajaan Sriwijaya. Ekspedisi ini berhasil menjadikan kerajaan Melayu sebagai bawahan kerajaan Kediri, dan membawa dua puteri kerajaan Melayu, Dara Petak dan Dara Jingga ke Singhasari.

Jelaskan apa yang melatarbelakangi pemberontakan Jayakatwang?

Akan tetapi, atas hasutan patihnya, Jayakatwang bertekad akan membalas dendam kematian leluhurnya. Oleh sang patih, ditunjukkan dharma seorang ksatria yang harus menghapus aib leluhurnya. Itulah yang menjadi penyebab Jayakatwang akhirnya memberontak untuk menyerang dan membunuh Kertanegara.

Apa tujuan Raja Kertanegara menjalin hubungan persahabatan dengan raja Campa?

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, untuk mewujudkan ambisinya raja kertanegara menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan champa. kebijakan itu dilakukan dengan tujuan untuk membendung ekspansi kubilaikhan dari mongol.

Berdasarkan teks tersebut apa alasan utama yang membuat Jayakatwang melakukan pemberontakan terhadap Singasari?

Serat Pararaton d=an Kidung Harsawijaya menyebut pemberontakan Jayakatwang dipicu oleh rasa dendamnya karena leluhurnya, yakni Kertajaya telah dikalahkan oleh leluhur Kertanagara, yaknii Ken Arok (pendiri kerajaan Singhasari).

Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekspedisi?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Ekspedisi memiliki arti Pengiriman surat, barang, dan sebagainya. Selain itu Ekspedisi juga memiliki arti “perjalanan” atau “pengembaraan” dalam hal ini lebih merujuk pada konteks aktivitas pemindahan barang.

Jelaskan apa yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?

faktor-faktor penyebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya adalah serangan Majapahit pada tahun 990 M terhadap Kerajaan Sriwijaya, serangan Kerajaan Chola pada tahun 1025 M, kondisi alam yang berubah, dan masuknya pengaruh Islam.

Apa yang melatar belakangi munculnya Kerajaan Singasari?

Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhan bernama Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan Singasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaa besar di Jawa Timur.

Apa penyebab runtuhnya kerajaan Melayu?

Aktivitas perdagangan berkurang karena daerah strategis perdagangan yng dikuasai Sriwijaya jatuh ke kekuasaan raja-raja di sekitarnya.

Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat pada masa kerajaan Singasari?

Kehidupan ekonominya juga didominasi dengan bertani, berdagang, dan pengrajin. Pada masa itu, perdagangan antarpulau, antarwilayah, bahkan dengan Negara lain sudah terselenggara dengan baik.

2 Jelaskan apa yang melatarbelakangi pemberontakan Jayakatwang?

Serat Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa pemberontakan Jayakatwang dipicu oleh rasa dendamnya karena leluhurnya, yakni Kertajaya telah dikalahkan oleh leluhur Kertanagara, yaknii Ken Arok (pendiri kerajaan Singhasari).

Apakah faktor penyebab utama terjadinya tragedi pembunuhan berantai di Kerajaan Singasari?

karena berawal dari sumpah ki empu gandring kepada ken arok yg tlah mengambil kris yg blm selesai secara paksa bahwa kris itu akan membunuh 7 nyawa termasuk nyawa nya dan keturunan nya . sumpah itu diucapkan saat ki empu gandring sekaraat oleh ken arok yg tlah menusuknya dengan kris tersebut ..

tirto.id - Ekspedisi Pamalayu terkait dengan misi Maharaja Kertanegara dari Kerajaan Singasari pada abad ke-13 Masehi. Muncul beragam versi terkait tujuan Kertanegara mengirim pasukan besar dari Jawa ke bagian barat Nusantara atau Bumi Melayu alias Sumatera, apakah penaklukan, pertahanan, atau justru tawaran persahabatan?

Singasari (Singhasari) atau Tumapel merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Jawa sebelum munculnya Majapahit. H.M. Nasruddin Anshoriy, Ch. dalam Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa (2008) memperkirakan lokasi Kerajaan Singasari terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Puncak kejayaan sekaligus akhir Kerajaan Singasari terjadi pada era pemerintahan Raja Kertanegara (1268-1292 Masehi). Sebelum Kertanegara tewas akibat pemberontakan Jayakatwang, Singasari sempat melancarkan Ekspedisi Pamalayu ke Bumi Melayu.
Anthony Reid melalui riset bertajuk "Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities" dalam Journal of Southeast Asian Studies (2001) mengungkapkan bahwa Ekspedisi Pamalayu dimulai pada 1275 Masehi.

Tujuan Versi 1: Menaklukkan Tanah Melayu

Versi pertama terkait tujuan Kerajaan Singasari melancarkan Ekspedisi Pamalayu adalah misi militer alias penaklukan. Dikutip dari Ensiklopedi Nusantara (1989) yang disusun Widjiono Wasis, Kertanegara ingin menyatukan sebagian wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari.

Interpretasi Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakretagama (2006) menyebutkan, tujuan Ekspedisi Pamalayu adalah untuk menaklukkan Swarnabhumi dengan baik-baik. Swarnabhumi ternyata memberikan perlawanan sehingga terjadilah agitasi militer yang dimenangkan oleh Singasari.



Swarnabhumi (Suvarnabhumi) atau Suvarnadvipa (Swarnadwipa) kerap dikaitkan dengan wilayah barat Nusantara dan Asia Tenggara, termasuk Sumatera, salah satunya seperti yang ditafsirkan oleh Anna T. N. Bennett lewat penelitian berjudul “Gold in early Southeast Asia” dalam jurnal Archeosciences (2009).

Kerajaan yang berkuasa di Swarnabhumi atau Sumatera ketika Singasari melancarkan Ekspedisi Pamalayu adalah Dharmasraya ketika Sriwijaya semakin melemah. Kerajaan Dharmasraya diyakini berpusat di tepi Sungai Batanghari, antara Sumatera Barat dan Jambi.


Tujuan Versi 2: Mengadang Mongol/Cina

Versi lainnya mengenai tujuan Ekspedisi Pamalayu yang digerakkan Kerajaan Singasari di bawah komando Raja Kertanegara ke Sumatera adalah untuk mengadang serangan pasukan Mongol atau Cina (Tiongkok).

Slamet Muljana dalam bukunya yang lain yakni A Story of Majapahit (1976) menuliskan, Ekspedisi Pamalayu dilaksanakan atas mandat Raja Kertanegara dari Singasari untuk membendung pengaruh ekspansionis dari Tiongkok, tepatnya Dinasti Yuan yang dipimpin oleh Kubilai Khan.

Kubilai Khan adalah Kaisar Mongol (1260-1294 M) yang juga pendiri Dinasti Yuan, dinasti "asing" di Cina pada 1279-1294 M. Kubilai Khan mengerahkan invasi ke berbagai wilayah di luar Cina, dari Korea, Jepang, hingga Asia Tenggara termasuk Vietnam, Kamboja, hingga Jawa atau Nusantara. Versi yang kedua ini menyebutkan bahwa Raja Kertanegara mengerahkan pasukannya melalui Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera untuk mengadang pengaruh kekuasaan Kekaisaran Mongol yang telah menguasai hampir seluruh daratan Asia kala itu.

Apa yang dimaksud dengan ekspedisi Pamalayu dan jelaskan kaitannya dengan runtuhnya Sriwijaya?

Infografik SC Ekspedisi Pamalayu. tirto.id/Lugas


Tujuan Versi 3: Tawaran Persahabatan

Tujuan Ekspedisi Pamalayu versi ketiga adalah tawaran persahabatan atau kekerabatan dari Kerajaan Singasari kepada saudara-saudara serumpun mereka di Bumi Melayu. Prasasti Padang Roco yang ditemukan pada 1911 di hulu sungai Batanghari, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, bisa menjadi salah satu bukti yang menguatkan versi ini. Prasasti Padang Roco yang berangka tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi menjadi alas dari Arca Amoghapāśa yang pada 4 sisinya terdapat manuskrip. Di prasasti ini dipahatkan 4 baris tulisan dengan aksara Jawa Kuno dan memakai dua bahasa, yakni bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta. Berdasarkan penelitian dari manuskrip yang tergurat di prasasti tersebut, Arca Amoghapasa dimaksudkan sebagai hadiah atau persembahan persahabatan dari Raja Kertanegara kepada penguasa Dharmasraya, Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa. Kemungkinan ini ditegaskan oleh Bambang Budi Utomo, ilmuwan dari Pusat Penelitan Arkeologi Nasional, yang sejak 2019 melakukan ekskavasi di Dharmasraya.

“Kalau dulu disebut penaklukan Singasari atas Melayu. Padahal faktanya tidak begitu. Dari data arkeologi yang kita punya, ada pengiriman Arca Amoghapasa. Di lapik itu jelas bunyinya, di situ sama sekali tidak menyebutkan penaklukan, malahan penyerahan hadiah,” ungkap Bambang Budi Utomo dikutip dari laman resmi Kabupaten Dharmasraya.

Hal senada juga dipaparkan Diansasi Proborini dari Universitas Airlangga Surabaya melalui risetnya bertajuk “Analisis Aspek Diplomasi Kultural dalam Ekspedisi Pamalayu 1275-1294 M” (2017).

Diansasi Proborini menyebut bahwa tidak ditemukan adanya tulisan atau laporan para sejarawan bahwa Ekspedisi Pamalayu dilakukan dalam pertumpahan darah yang sengit. “Hal-hal yang terjadi dalam ekspedisi tersebut seakan mengindikasikan adanya proses-proses pembuatan kesepakatan antara dua pihak yang dilakukan dalam suasana yang kooperatif,” lanjut Proboni dalam penelitiannya.

Singasari Runtuh Usai Ekspedisi Pamalayu

Kitab Pararaton menyebutkan bahwa dua putri Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa, Dara Petak dan Dara Jingga, ikut ke Jawa bersama rombongan Singasari dari Dharmasraya. Rencananya, dua putri ini akan dinikahkan dengan Raja Kertanegara. Namun, sesampainya di Jawa pada 1292, Raja Kertanegara telah tewas akibat pemberontakan yang dimotori oleh Jayakatwang, Bupati Gelang-Gelang (Madiun). Kerajaan Singasari pun telah runtuh dan berada di bawah penguasaan Kerajaan Kediri yang telah dibangun kembali oleh Jayakatwang. Nantinya, Dara Petak menikah dengan Raden Wijaya yang pada 1293 M mendirikan kerajaan baru bernama Majapahit usai mengalahkan Jayakatwang. Pernikahan ini melahirkan anak bernama Jayanagara yang pada akhirnya menjadi Raja Majapahit ke-2 sepeninggal Raden Wijaya. Sedangkan mengenai Dara Jingga ada dua versi. Kakak kandang Dara Petak ini disebut menikah dengan Kebo Anabrang, pemimpin rombongan Singasari di Ekspedisi Pamalayu. Ada pula yang meyakini bahwa Dara Jingga juga dikawini oleh Raden Wijaya.