Apa penyebab jantung terendam cairan

Efusi perikardial alias penumpukan cairan di sekitar jantung bisa berbahaya

Apa penyebab jantung terendam cairan

Sebagian besar tubuh manusia adalah cairan. Namun, jika cairan menumpuk di ruang sekitar jantung, ini bisa berbahaya lho. Dalam medis, kondisi penumpukan ini disebut efusi perikardial.

Selain pada ruang di sekitar jantung, cairan juga bisa muncul di antara lapisan selaput kantong yang mengelilingi jantung, perikardium, dan jantung itu sendiri.

Kondisi ini bisa terjadi dengan cepat yaitu kurang dari seminggu, tetapi bisa juga bertahan hingga lebih dari 3 bulan.

Hal yang perlu dikhawatirkan adalah beberapa orang dengan efusi perikardial bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun.

Hingga akhirnya ditemukan dokter saat menjalani pemeriksaan kesehatan untuk tujuan yang berbeda.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Hidup, Yuk Hafalkan Gerakan Senam Jantung Sehat!

Padahal, efusi perikardial adalah kondisi yang bisa berujung fatal. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan fungsi jantung yang mengancam jiwa.

Jadi, penting untuk memahami penyebab, gejala dan cara mengobati kondisi ini. Yuk simak lebih lanjut, Moms!

Gejala Efusi Perikardial yang Perlu Diwaspadai

Apa penyebab jantung terendam cairan

Foto: penyakit yang menyebabkan nyeri dada.jpg (Shutter Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Perikardium atau selaput yang membungkus jantung biasanya terisi dengan 10-50 mililiter cairan.

Namun, ketika efusi perikardial berkembang, jumlah cairan dapat meningkat dan menyebabkan berbagai reaksi di seluruh tubuh.

Ada atau tidaknya gejala yang muncul biasanya tergantung pada seberapa cepat cairan terakumulasi, bukan pada jumlah cairan.

Cairan di sekitar ruang jantung tidak selalu menimbulkan gejala, terutama pada stadium awal, karena perikardium dapat meregang.

Namun, ketika cairan semakin menumpuk, itu memberi tekanan pada organ dan bagian tubuh terdekat, termasuk paru-paru, perut, saraf, dan jantung.

Beberapa gejala yang dapat muncul jika hal ini terjadi adalah:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada yang semakin parah ketika berbaring
  • Berkurangnya kemampuan untuk berolahraga
  • Rasa penuh di perut
  • Kecemasan
  • Kesulitan menelan
  • Kebingungan
  • Batuk
  • Merasa pusing
  • Mual
  • Pingsan
  • Suara serak
  • Cegukan

Ketika cairan menumpuk dengan cepat di perikardium, hal ini dapat memberi begitu banyak tekanan pada jantung sehingga organ ini tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik.

Kondisi ini dalam medis disebut tamponade jantung. Karena berpotensi mengancam jiwa, penting untuk memerhatikan gejala-gejala ini dengan sangat serius:

  • Bibir dan kulit membiru
  • Perubahan nyata dalam kondisi mental
  • Syok

Baca juga: Mengenal Bradikardia, Kondisi Detak Jantung yang Lambat

Berbagai Penyebab Efusi Perikardial

Apa penyebab jantung terendam cairan

Foto: hipertrofi jantung

Foto: Orami Photo Stock

Ada beberapa hal yang bisa jadi penyebab efusi perikardial, yaitu:

  • Infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit (meski ini termasuk jarang terjadi)
  • Rheumatoid arthritis, lupus, dan penyakit autoimun lainnya
  • Gagal ginjal yang menyebabkan adanya produk limbah dalam darah
  • Kanker yang bermetastasis
  • Operasi jantung
  • Efek dari beberapa obat, seperti minoxidil, penisilin, dan methysergide
  • Menjalani pengobatan kemoterapi
  • Adanya luka di dekat organ hati
  • Kelenjar tiroid kurang aktif
  • Peradangan pada organ tubuh
  • Tuberkulosis, yang lebih mungkin menjadi faktor di negara berkembang

Sebuah riset pada 2013 di European Heart Journal menemukan pada 60% kasus, penumpukan cairan di sekitar jantung terkait dengan penyakit yang diketahui.

Selain itu, sekitar 21% orang yang didiagnosis kanker juga mengembangkan efusi perikardial.

Kanker yang paling sering dikaitkan dengan penumpukan cairan di jantung adalah kanker paru-paru, kanker payudara, limfoma, dan leukemia.

Tes untuk Mendiagnosis

Apa penyebab jantung terendam cairan

Foto: Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Untuk memastikan adanya penumpukan cairan di sekitar jantung dan hal yang jadi penyebabnya, beberapa tes bisa dilakukan.

Dokter biasanya akan mengambil langkah-langkah berikut ini:

  • Mengambil riwayat medis lengkap
  • Melakukan pemeriksaan fisik
  • Memesan tes diagnostik
  • Melakukan tes pencitraan medis
  • Menganalisis sampel cairan dari perikardium

Baca juga: Ketahui Soal Paracentesis, Prosedur untuk Mengeluarkan Kelebihan Cairan di Perut

Pencitraan medis adalah cara yang efektif untuk menentukan apakah seseorang memiliki cairan di sekitar jantung.

Studi pada 2017 di jurnal Progress in Cardiovascular Diseases mengungkapkan, ekokardiogram bisa dijadikan alat diagnostik pertama. Tes ini juga dapat menunjukkan jumlah dan lokasi cairan.

Selain itu, beberapa tes lain yang biasanya dibutuhkan adalah:

  • Rontgen dada
  • CT scan
  • MRI jantung

Perikardiosentesis adalah alat penting lain yang digunakan dokter untuk menentukan penyebab efusi perikardial.

Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan jarum untuk mengambil sampel cairan di sekitar jantung untuk dianalisis.

Konsistensi cairan, yang bisa encer atau tinggi protein, dapat membantu dokter menentukan apa yang menyebabkan penumpukan cairan dan cara terbaik untuk mengobatinya.

Meski berisiko, prosedur ini bisa menjadi teknik yang berpotensi menyelamatkan nyawa bagi orang-orang dengan tamponade jantung.

Pada orang yang tidak memiliki tamponade jantung, dokter biasanya tidak menggunakan pericardiocentesis, kecuali ada kecurigaan infeksi bakteri.

Pengobatan Efusi Perikardial

Apa penyebab jantung terendam cairan

Foto: operasi usus buntu terbuka.jpg (expertinstitute.com)

Foto: Orami Photo Stock

Ada 2 jenis pengobatan efusi perikardial, yaitu:

  • Penanganan darurat ketika penumpukan cairan sudah menekan jantung
  • Menangani penyebab yang mendasari kondisi ini

Dokter cenderung memilih pengobatan konservatif ketika penderita efusi perikardial tidak memiliki gejala apa pun dan jumlah cairannya sedikit.

Namun, jika ada gejala dan banyak cairan, dokter lebih cenderung menggunakan teknik drainase.

Baca juga: Waspada Takikardia, Kondisi Detak Jantung Terlalu Cepat

Pengobatan efusi perikardial bisa berbeda berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Jika terjadi karena infeksi, biasanya obatnya adalah antibiotik dan obat antivirus.

Sedangkan bila kondisi ini terjadi karena peradangan, dokter dapat memberikan obat antiinflamasi atau steroid.

Pada kondisi yang disebabkan oleh efek obat-obatan, penggunaan obat biasanya dihentikan dan digantikan dengan obat lain jika memungkinkan.

Pada kasus efusi perikardial karena gagal jantung, obat untuk mengobati kondisi, seperti diuretik, dapat digunakan.

Sementara itu, jika kondisi ini terjadi karena kanker, pengobatan untuk kanker akan dilakukan berdasarkan tingkat keparahan atau stadium.

Secara umum, berikut ini beberapa prosedur pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengatasi efusi perikardial:

  • Pericardiocentesis dengan menggunakan jarum panjang dan tipis yang dimasukkan melalui kulit untuk menarik cairan
  • Memasukkan shunt, sejenis alat khusus untuk mengalirkan cairan dari perikardial ke dalam perut
  • Perikardiotomi balon untuk melebarkan ruang di antara lapisan perikardium dengan menggunakan balon khusus
  • Perikardiektomi (pengangkatan perikardium) sehingga cairan tidak dapat lagi menumpuk di kantong perikardium

Jika efusi atau penumpukan cairan cukup banyak dan menimbulkan gejala, prosedur yang dikenal sebagai perikardiektomi video-assisted thoracoscopic (VATS) dapat dilakukan.

Baca juga: Begini Cara Kerja dan Biaya Kateterisasi Jantung

Itulah pembahasan mengenai efusi perikardial, mulai dari gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatannya.

Dapat diketahui bahwa penumpukan cairan di sekitar jantung adalah masalah yang perlu diwaspadai karena bisa berakibat fatal.

Bila Moms atau orang terdekat mengalami gejala efusi perikardial seperti yang sudah dijelaskan, segera periksakan diri ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan.

Lebih cepat kondisi ini terdeteksi dan ditangani, maka semakin baik.

Sumber

  • https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehs372
  • https://doi.org/10.1016/j.pcad.2016.12.009
  • https://www.healthline.com/health/fluid-around-heart
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/fluid-around-heart
  • https://www.verywellhealth.com/pericardial-effusion-p2-2249030

Apa penyebab ada cairan di jantung?

Terdapat cairan dalam selubung itu yang berfungsi sebagai pelumas agar jantung bisa lebih mudah berkontraksi dalam memompa darah. Cairan bisa bertambah banyak ketika perikardium mengalami iritasi atau peradangan yang disebabkan oleh: Infeksi virus, bakteri, atau jamur. Cedera traumatis pada dada.

Tanaman apa yang bisa menyembuhkan penyakit jantung?

Tanaman Herbal untuk Kesehatan Jantung.
Jahe. Tanaman herbal untuk jaga kesehatan jantung yang pertama adalah jahe. Tanaman herbal ini terkenal memiliki sifat antiinflamasi yang dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh. ... .
Kayu Manis. Tanaman herbal untuk jaga kesehatan jantung berikutnya adalah kayu manis. ... .
Kunyit..

Apa obat jantung yang alami?

Catat!.
Jahe. Jahe adalah salah satu obat alami yang dipercaya bagus untuk kesehatan jantung. ... .
Alpukat. Mengkonsumsi alpukat juga dapat mengurangi risiko sakit jantung. ... .
Bawang Putih. Ekstrak bawang putih juga baik untuk kesehatan jantung. ... .
Cuka Apel. ... .
Jus Delima..

Apa obat untuk jantung bengkak?

Jika jantung bengkak karena penyakit jantung, dokter biasanya meresepkan obat diuretik untuk menurunkan tekanan di arteri dan jantung, ACE inhibitor atau ARB untu menurunkan tekanan darah.