Mengapa pembangkit listrik tenaga surya cocok diterapkan di indonesia

Daftar isi

  • 1 Mengapa pembangkit listrik tenaga surya sangat cocok diterapkan di Indonesia?
  • 2 Apa fungsi photovoltaic cell?
  • 3 Apa fungsi sel surya dan apa keunggulan sinar matahari sebagai sumber panas?
  • 4 Mengapa energi surya tersedia melimpah di Indonesia brainly?

Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya akan sangat ramah lingkungan. Pasalnya, dengan menggunakan tenaga surya tidak akan menghasilkan dan meninggalkan limbah. Selain itu, penggunaan tenaga surya juga akan mengurangi jejak karbon yang berasal dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui.

Apa fungsi photovoltaic cell?

Panel surya adalah alat yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Teknologi fotovoltaik (photovoltaic / PV) digunakan untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik.

Mengapa penggunaan sel surya sangat terbatas?

Terbatasnya penggunaan sel surya dikarenakan biaya untuk membuat lempengan silikon cukup tinggi. Dengan perkembangan teknologi diharapkan dapat ditemukan cara untuk meningkatkan efisiensi kerja dari sel surya.

Mengapa pembangkit listrik tenaga surya cocok diterapkan di Indonesia brainly?

Alasan mengapa Pembangkit listrik tenaga Surya cocok di terapkan di indonesia adalah perawatan yang mudah dan umur komponen yang panjang. Sistem panel surya dapat digunakan hingga 25 tahun dan cukup dilakukan perawatan sebanyak enam bulan sekali.

Apa fungsi sel surya dan apa keunggulan sinar matahari sebagai sumber panas?

Panel surya / solar cell disebut juga dengan sel fotovoltaik, merupakan perangkat listrik yang merubah energi dari cahaya langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Fungsi sel surya adalah menangkap energi dari sinar matahari, yang nantinya akan diubah menjadi tenaga listrik.

Mengapa energi surya tersedia melimpah di Indonesia brainly?

Jawaban. Jawaban: Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.

Apa yang dimaksud SCC?

Solar Charge Controller (SCC) atau Pengontrol Pengisian Daya Surya adalah komponen penting dalam setiap instalasi tenaga surya.

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik.

Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang.

Komponen utama sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan menggunakan teknologi fotovoltaik adalah sel surya. Saat ini terdapat banyak teknologi pembuatan sel surya. Sel surya konvensional yang sudah komersil saat ini menggunakan teknologi wafer silikon kristalin yang proses produksinya cukup kompleks dan mahal. Secara umum, pembuatan sel surya konvensional diawali dengan proses pemurnian silika untuk menghasilkan silika solar grade (ingot), dilanjutkan dengan pemotongan silika menjadi wafer silika. Selanjutnya wafer silika diproses menjadi sel surya, kemudian sel-sel surya disusun membentuk modul surya. Tahap terakhir adalah mengintegrasi modul surya dengan BOS (Balance of System) menjadi sistem PLTS. BOS adalah komponen pendukung yang digunakan dalam sistem PLTS seperti inverter, batere, sistem kontrol, dan lain-lain.

Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.

Mengingat rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60% dan hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.

Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya. (Sources : http://www.litbang.esdm.go.id)

Mengapa pembangkit listrik tenaga surya sama cocok diterapkan di Indonesia?

Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung diprediksi cocok dilakukan di Indonesia. Hal tersebut lantaran Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas sebesar 2/3 berupa perairan dan potensi energi surya yang besar dengan berada posisi di negara tropis dengan iradiasi matahari rata - rata 4,8 Wh/m2.

Mengapa Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat besar?

Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.

Mengapa pembangkit listrik tenaga surya banyak diminati?

Manfaat yang paling dapat dirasakan adalah pembangkit listrik tenaga surya dapat mengurangi biaya penggunaan listrik harian. Energi listrik yang dihasilkan dari energi surya akan bisa digunakan sebelum menggunakan energi listrik PLN sehingga tagihan listrik PLN ini bisa Anda hemat.

Apa wilayah Indonesia cocok sebagai sumber PLTS?

Dengan adanya sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, tenaga yang dihasilkan dari listrik tenaga surya adalah 4.8 KWh/m2. Jumlah ini setara dengan 112.000GWp. Di Indonesia sendiri, kawasan yang berpotensi untuk dijadikan tempat penghasil listrik tenaga surya adalah wilayah Indonesia timur.