Apa hikmah Allah subhanahu wa ta ala merahasiakan waktu datangnya hari kiamat

PortalMadura.Com - Pada hakikatnya, kematian pasti akan tiba pada setiap orang dan siapapun tidak bisa tahu kapan waktu itu akan datang dan ajal akan menjemputnya. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan waktu terakhir kehidupan seseorang. Karena, kematian atau maut ini menjadi rahasia Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadis menjelaskan, “Tiap-tiap yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali Imran: 185). Lantas, mengapa Allah SWT merahasiakan kematian?. Berikut penjelasannya: Supaya Manusia Tidak Cinta Dunia Dunia ini hanya sebagai persinggahan sementara saja dan kehidupan abadi adalah di alam akhirat. Cinta dunia menyebabkan manusia menjadi lupa kehidupan abadinya di akhirat. Dengan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, bagaimana sebuah bangsa dihancurkan oleh azab Allah sebab karena cinta dunia yang berlebihan dan melupakan akhiratnya. Baca Juga : Muslim Wajib Tahu, Ini 6 Perkara Yang Allah Rahasiakan Terhadap Hamba-Nya Rasullullah bersabda “Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir dan akhirat adalah surga bagi orang mukmin dan penjara bagi orang kafir”. Supaya Manusia Menyegerakan Amal Perbuatan baik selayaknya untuk segera dilakukan, jika ditunda maka ditakutkan akan menjadi fitnah dan tidak jadi dilakukan. Seperti sedekah, ketika sedang ada rezeki sebaiknya segerakan untuk menyedekahkan sebagian rezeki Anda dan jika ditunda malah tidak jadi karena digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dengan mengingat kematian yang bisa datang kapan saja manusia menjadi lebih ringan dan semangat untuk beramal. Mencegah Perbuatan Maksiat Dengan mengingat kematian manusia akan lebih berkonsentrasi pada kehidupan akhirat, apalagi kematian yang tidak tentu kapan dan di mana. Orang mukmin pasti takut jika kematian menjemputnya pada saat sedang bermaksiat, dengan begitu manusia akan menghindari perbuatan maksiat demi mendapatkan khusnul khotimah. Agar Menjadi Manusia yang Cerdas Manusia yang cerdas adalah manusia yang tahu bahwa kehidupan akhirat adalah kekal abadi dan pilihan surga adalah pilihan yang terbaik. Rasulullah bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan angan-angan kosong”. مَنْ أَرَادَ وَلِيًّا فاللهُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ قُدْوَةً فَالرَّسُوْلُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ هُدًى فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ أَرَادَ مَوْعِظَةً فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِ وَمَنْ لاَ يَكْفِيْهِ ذَلِكَ فَالنَّارُ يَكْفِيْهِ "Barangsiapa yang menginginkan pelindung, maka Allah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan teladan, maka Rasulullah cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan pedoman hidup, maka Alquran cukup baginya. Barangsiapa yang menginginkan peringatan maka kematian cukup baginya. Dan barangsiapa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka cukup baginya". Demikian beberapa alasan kenapa Allah SWT merahasiakan datangnya maut atau kematian. Wallahu A'lam.

Apa hikmah Allah subhanahu wa ta ala merahasiakan waktu datangnya hari kiamat
Apa hikmah Allah subhanahu wa ta ala merahasiakan waktu datangnya hari kiamat

Ilustrasi Huru Hara Kiamat by AREZAdesign

Majalahnabawi.com – Beberapa hikmah dari dirahasiakannya hari kiamat adalah, agar manusia termotivasi dalam melakukan ibadah kepada Allah, agar senantiasa melakukan kebaikan.

Seiring berputarnya waktu hingga saat ini. Zaman semakin maju dengan segala kecanggihannya. Ketika lapar tinggal klik layar handphone, ingin traveling tinggal klik layar handphone, demikian juga hal-hal yang berkaitan dengan handphone ataupun elektronik lainnya, maka semua akan terasa mudah.

Apakah pernah terpikirkan, bahwa semua kemewahan ini akan binasa dari muka bumi ini? Perlu diketahui bahwa, segala sesuatu yang dinikmati pada zaman ini akan sirna dan tinggallah kerusakan serta kehancuran yang sejadi-jadinya. Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan baru. Kapan hari kehancuran yang dahsyat itu akan terjadi?
Bukankah salah satu rukun iman yaitu beriman kepada hari akhir? Apa yang dimaksud dengan hari akhir atau hari kiamat?

يَوۡمَ يَكُوۡنُ النَّاسُ كَالۡفَرَاشِ الۡمَبۡثُوۡثِۙ‏,وَتَكُوۡنُ الۡجِبَالُ كَالۡعِهۡنِ الۡمَنۡفُوۡشِؕ

Artinya: “Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan”. (QS. al-Qari’ah: 4-5)

Tanda-tanda Kiamat

Dalam sebuah majelis ilmu, Rasulullah Saw. kedatangan tamu. Yakni pemimpin para malaikat, Jibril As. Malaikat Jibril hadir di tengah-tengah majelis dan bertanya kepada Rasulullah tentang beberapa persoalan akidah. Setelah beberapa pertanyaan malaikat Jibril dijawab oleh Rasulullah. Ia pun kembali bertanya tentang waktu terjadinya hari kiamat. Seperti yang termaktub dalam kitab hadis al-Arbain al-Nawawiyyah.

قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ قَالَ:«مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا

Artinya: Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!” Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Beliau (Nabi Saw) menjawab, “Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya.”

Penggalan hadis di atas begitu jelas memberikan pemahaman kepada kita semua, bahwa seorang kekasih Allah pun tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat. Namun beliau Saw. hanya menjelaskan tanda-tandanya. Salah satu tanda hari kiamat yang dijelaskan oleh beliau adalah أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا.

Penjelasan Hadis Jibril

Seorang ahli hadis, al-Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat terkait maksud dari jawaban Rasulullah kepada malaikat Jibril. “Pada akhirnya akan banyak terjadi kedurhakaan kepada orang tua, akan banyak seorang anak yang memeperlakukan ibunya seperti budak.” Jika dipahami maksud dari perkataan beliau adalah seorang anak akan memperlakukan ibunya secara tidak manusiawi. Seperti menghina, memukul, mencela dan memperlakukan ibunya seperti pembantu.

Sebagian ulama juga berpendapat bahwa, “akan banyak terdapat perkawinan, dan anak hasli dari perkawinan tersebut mengikuti status bapaknya.” Sederhananya adalah, anak pembantu berstatus majikan.

Sebagian juga berpendapat, “kondisi masyarakat menjadi sangat rusak. Seorang majikan menjual budaknya dan dibeli oleh majikan yang baru. Sehingga budak tersebut kebingungan, siapa yang menjadi ayah dari anaknya.”

Di antara Tanda Kiamat adalah Rusak Moral

Dari beberapa pendapat para ulama di atas, dapat dipahami bahwa salah tanda hari kiamat adalah rusaknya moral manusia, seorang anak enggan berbakti kepada orang tuanya, manusia lebih mengejar dunia dibandingkan akhirat dan masih banyak lagi. Bahkan saat ini sudah terlihat tanda-tanda tersebut seperti yang dikatakan para ulama. Seorang anak lebih berbakti kepada pasangannya dibandingkan dengan orangtuanya.

Suatu ketika saat Rasulullah berada di sebuah majelis taklim, datanglah orang Arab Badui dan bertanya kepada nabi, “kapan akan terjadi hari kiamat?” Rasulullah menjawab, “ketika amanah sudah dihancurkan, yang ada tinggallah kekacauan.” Orang Badui tersebut bertanya lagi “bagaimana amanah itu dihancurkan?” Rasul menjawab, “Jika sesuatu hal dibebankan kepada orang yang tidak bertanggung jawab, maka tunggulah hari kiamat”

Dalam sebuah majelis, seorang ustaz menjelaskan maksud dari kisah di atas. yakni, bila seorang pemimpin tidak lagi menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan benar. Maka tinggallah kerusakan di tengah-tengah masyarakat, hal ini juga adalah tanda dari kiamat.

Maka timbul pertanyaan, apa sebenarnya hikmah dirahasiakannya hari kiamat?

Beberapa hikmah dari dirahasiakannya hari kiamat adalah, agar manusia termotivasi dalam melakukan ibadah kepada Allah, agar senantiasa melakukan kebaikan. Seandainya hari kiamat tidak dirahasiakan waktunya oleh Allah Swt. semisal, hari kiamat akan terjadi 50 tahun lagi, maka manusia akan mengkalkulasi sekian tahun untuk mementingkan dunia, dan bertaubat bila kiamat sudah dekat.