Untuk mengetahui golongan umur responden dengan frekuensi paling banyak digunakan ialah

(1)

BAB V

GAMBARAN UMUM RESPONDEN

5.1 Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan responden pelanggan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 59 persen dan perempuan sebanyak 41 persen. Menurut TG (26 Tahun) salah satu petugas keamanan yang berjaga di sekitar loket, bahwa kebanyakan pelanggan yang datang langsung ke kantor pelayanan adalah laki-laki.

5.2 Usia

Responden dibedakan atas tiga kategori orang dewasa menurut Havighurst dan Acherman dkk dalam Mugnisyah 2008 yaitu usia dewasa awal (18-30 tahun), dewasa pertengahan (31-50 tahun), serta dewasa tua (>50 tahun). Tabel 5 menunjukkan bahwa responden pada rentang usia 18-30 tahun (dewasa muda) adalah sebanyak 14 orang, pada rentang 31-50 tahun (dewasa pertengahan) berjumlah 58 orang, serta pada rentang 50 tahun ke atas (dewasa tua) berjumlah 28 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden yang terbesar dalam penelitian adalah berasal dari kategori dewasa pertengahan yakni pada rentang umur 31-50 tahun.

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan usia

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

Dewasa awal 14 14

Dewasa pertengahan 58 58

Dewasa tua 28 28

Total 100 100

(2)

5.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga kategori, yakni rendah (jika tamat dan tidak tamat SD dan sederajat), sedang (jika sedang menempuh pendidikan/ tamat SMP dan SMA sederajat), dan tinggi (jika sedang menempuh/tamat pendidikan di perguruan tinggi). Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan sedang yaitu 51 persen, dengan mayoritas tingkat pendidikan SMA. Setelah itu menempati urutan kedua sebanyak 44 persen pada kategori tingkat pendidikan tinggi.

Tabel 6 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

SD 5 5 SMP 3 3 SMA 48 48 Perguruan Tinggi 44 44 Total 100 100 5.4 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori rendah (jika pendapatan responden kurang dari Rp. 1.200.000), sedang (jika pendapatan responden antara Rp. 1.200.000 – Rp. 3.000.000), dan tinggi (jika pendapatan responden lebih dari Rp. 3.000.000). Sebanyak sepuluh persen responden memiliki pendapatan pada kategori rendah, 70 persen pada kategori sedang dan 20 persen pada kategori tinggi. Dengan demikian sebagian besar atau 70 persen responden berada pada kategori pendapatan sedang, dengan mayoritas pada tingkat pendapatan antara Rp. 2.000.001 sampai Rp. 3.000.000 sebanyak 41 orang.

Tabel 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendapatan Tingkat Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)

< Rp. 1.200.000 10 10

Rp.1.200.000 – Rp. 2.000.000 29 29

Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000 41 41

> Rp. 3.000.000 20 20

(3)

5.5 Golongan Daya Listrik

Golongan daya listrik responden dibedakan menjadi golongan daya listrik rendah (450 watt), sedang (900-1300 watt) dan tinggi (lebih dari 1300 watt). Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa responden sebagian besar memiliki golongan daya listrik tingkat sedang (900-1300 watt) yaitu sebesar 62 persen dari total responden. Hal tersebut mewakili gambaran pelanggan PLN UPJ Bekasi Kota yang sebenarnya, dimana sebagian besar pelanggan merupakan pengguna listrik 900-1300 watt.

Tabel 8 Jumlah dan persentase responden berdasarkan golongan daya listrik Golongan Daya Listrik Jumlah (orang) Persentase (%)

450 watt 8 8

900 watt 13 13

1300 watt 49 49

> 1300 watt 30 30

Total 100 100

5.6 Frekuensi Berhubungan dengan Pelayanan Publik 5.6.1 Frekuensi Berhubungan melalui Tatap Muka

Frekuensi dihitung berdasarkan jumlah interaksi tatap muka responden dengan petugas PLN, baik petugas pada loket pelayanan maupun petugas yang datang ke rumah pelanggan, dalam enam bulan terakhir. Frekuensi berhubungan dengan petugas PLN tergolong tinggi jika responden telah lebih dari sepuluh kali melakukan interaksi tatap muka dengan petugas, tergolong sedang jika jumlah tatap muka lima sampai sepuluh kali, dan tergolong rendah jika kurang dari lima kali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki frekuensi interaksi tatap muka yang rendah dengan petugas PLN, yakni sebesar 69 persen. Frekuensi yang cenderung sedikit ini salahsatu alasannya seperti yang dituturkan oleh Ibu E (49 tahun),

“Saya kalau ngga penting-penting banget atau ngga ada yang mau di urus ngga dateng ke kantor ini, malas. Ada gangguan listrik di rumah juga paling satu-dua kali lah, jadi jarang-jarang ketemu sama petugas”

(4)

Penyebab lainnya adalah sistem baru pembayaran listrik yang tidak lagi dilakukan di loket kantor pelayanan, melainkan melalui bank, ATM ataupun mobile banking. Sehingga pelanggan yang biasanya secara rutin bertemu petugas untuk pembayaran listrik, kini tidak lagi melakukan rutinitas tersebut dan otomatis mengurangi frekuensi tatap muka petugas dengan pelanggan.

Tabel 9 Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi tatap muka dengan petugas PLN dalam enam bulan terakhir

Frekuensi Tatap Muka Jumlah (orang) Persentase (%)

< 5 kali 69 69

5 – 7 kali 15 15

8 – 10 kali 2 2

> 10 kali 14 14

Total 100 100

5.6.2 Frekuensi Berhubungan melalui Telepon

Frekuensi dihitung berdasarkan jumlah interaksi responden melalui telepon dengan petugas PLN, baik telepon ke saluran call center 022-123 maupun telepon langsung ke kantor layanan ke nomor 021-8812222, dalam enam bulan terakhir. Frekuensi responden berhubungan dengan pelayanan publik dari PLN melalui telepon dikategorikan menjadi tiga, yakni kategori rendah (frekuensi < 5 kali ), sedang (frekuensi 5-10 kali), dan tinggi (frekuensi > 10 kali).

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 10 diketahui bahwa sebanyak 75 persen responden berada pada kategori rendah. Atau dengan kata lain, sebagian besar responden memiliki frekuensi interaksi melalui telepon kurang dari lima kali. Frekuensi yang sedikit ini memiliki alasan yang beragam, diantaranya responden merasa malas menelepon call center 022-123 karena terhubung dengan saluran SLJJ, dan yang lainnya berpendapat bahwa saluran telepon (baik yang lokal maupun SLJJ) tersebut sering kali sibuk. Sementara 25 persen lainnya pernah menelepon petugas PLN sedikitnya lima kali dalam 6 bulan terakhir. Rata-rata tujuan mereka menelepon adalah untuk mendapatkan suatu informasi dan melaporkan keluhan gangguan listrik.

(5)

Tabel 10 Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi interaksi melalui telepon dengan petugas PLN dalam enam bulan terakhir

Frekuensi Telepon Jumlah (orang) Persentase (%)

< 5 kali 75 75 5 – 7 kali 14 14 8 – 10 kali 1 1 > 10 kali 10 10 Total 100 100 5.7 Media Komunikasi

Media komunikasi dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yakni rendah apabila responden hanya menggunakan satu media untuk mengetahui informasi tentang pelayanan PLN, dikategorikan menjadi sedang jika responden menggunakan dua atau tiga media, dan dikategorikan tinggi jika responden menggunakan empat media. Pilihan media tersebut antara lain, media massa (cetak maupun elektronik), brosur atau poster, petugas PLN (melalui telepon atau datang langsung) dan yang terakhir melalui kerabat (teman atau saudara).

Tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 48 persen responden berada pada tingkat penggunaan media yang rendah atau hanya menggunakan satu media. Hal tersebut dikarenakan responden hanya menggunakan media yang menurut mereka efektif atau yang sudah dari dulu digunakan. Selain itu, dapat pula dilihat pada Tabel 11 bahwa media komunikasi yang paling banyak dipilih oleh responden untuk mengetahui informasi mengenai PLN ialah petugas PLN, baik melalui loket customer service ataupun telepon. Pelanggan dapat memperoleh informasi dengan tepat dan lengkap, serta dapat langsung bertanya apabila ada yang kurang jelas. Komunikasi dua arah dengan petugas dinilai paling efektif dibandingkan media lainnya.

(6)

Tabel 11 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jumlah media komunikasi

Jumlah Media Komunikasi Jumlah (orang) Persentase (%) 1 media 48 48 27 Media cetak/elektronik 17 Petugas PLN 21 Teman/saudara 10 2 media 27 Media cetak/elektronik dan brosur/poster 3

Media cetak/elektronik dan petugas PLN 9 Media cetak/elektronik dan teman/saudara 4 Petugas PLN dan teman/saudara 11 3 media

17 17

Media cetak/elektronik, brosur/pamflet, dan petugas PLN

4 Media cetak/elektronik, brosur/pamflet, dan

teman/saudara

2 Media cetak/elektronik, petugas PLN, dan

teman/saudara

8 Brosur/pamflet, petugas PLN, dan teman/saudara

3

4 media 8 8 8

tirto.id - Pernapasan adalah kegiatan utama yang pasti dilakukan oleh setiap makhluk hidup. Pada prosesnya, udara akan dihirup dan dikeluarkan sebagai penunjang aktivitas tubuh makhluk tersebut dengan menggunakan beberapa organ yang terhubung menjadi sistem pernapasan.

Dalam Biologi: Modul 8 Badan Sehat Jiwa Kuat [2018:17] Asep Koswara menjabarkan, manusia memiliki beberapa alat dalam sistem pernapasannya. Proses tersebut dimulai dari alat berupa rongga hidung, faring [tekak], laring [ruang suara], trakea [tenggorokan], paru-paru, bronkus, bronkiolus, hingga ke alveolus.

Ketika manusia melakukan pernapasan, maka udara akan masuk [inhalasi/inspirasi] dan keluar [ekshalasi/ekspirasi].

Menurut tulisan Siti Zubaidah dan kawan-kawan dalam buku ajar Ilmu Pengetahuan Alam [2017:54], kedua aktivitas ini mempengaruhi beberapa bagian tubuh lain seperti otot dada, tulang rusuk, otot perut, dan diafragma.

Inhalasi membuat diafragma dan otot dada berkontraksi sehingga volume dada menjadi lebih besar serta paru-paru mengembang. Hal ini terjadi karena adanya udara yang masuk ke tubuh.

Sedangkan, pada ekshalasi, diafragma dan otot dada akan lebih rileks karena udara di tubuh keluar sehingga menyebabkan volume rongga dada menjadi normal.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan

Pernapasan dihitung ketika udara satu kali masuk dan keluar. Dalam hitungan satu menit, frekuensi atau hitungan proses pernapasan manusia akan berbeda-beda.

Berdasarkan tulisan Abdul Kodir dan kawan-kawan dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan [2017:127], terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia. Berikut ini daftarnya.

1. Umur

Usia manusia yang semakin tua ternyata menyebabkan frekuensi pernapasan semakin lambat. Hal tersebut terjadi karena orang yang lebih tua akan melakukan aktivitas yang lebih sedikit dibanding manusia muda.

Kebutuhan oksigen ketika bernapas ternyata sebanding dengan seberapa berat kegiatan manusia tersebut.

2. Jenis kelamin

Secara umum, laki-laki diklaim membutuhkan kadar energy yang lebih banyak dibanding dengan perempuan.

Hal ini menyebabkan kebutuhan udara [oksigen] dengan frekuensi lebih banyak dibutuhkan laki-laki, sedangkan perempuan lebih sedikit.

3. Suhu tubuh

Suhu dikatakan bisa mempengaruhi frekuensi karena semakin rendahnya suhu tubuh seseorang maka kebutuhan metabolisme akan semakin tinggi. Kestabilan panas tubuh manusia [36-37 derajat] dipengaruhi oleh kegiatan metabolismenya.

Jika suhu kurang, maka untuk meningkatkannya adalah mempercepat laju metabolisme dan ini memerlukan oksigen yang lebih banyak.

4. Aktivitas

Dalam faktor ini, segala pergerakan dan posisi tubuh ternyata bisa mempengaruhi frekuensi pernapasan.

Ketika berlari misalnya, manusia akan perlu otot yang kontraksi. Ketika itu terjadi, oksigen yang dibutuhkan akan semakin tinggi dengan pola pernapasan yang cepat. Frekuensi pun akhirnya meningkat dibanding orang yang berjalan biasa atau berdiri.

Volume Udara dalam Pernapasan

Dalam proses pernapasan, dikenal juga istilah volume udara. Maksudnya, volume udara adalah seberapa banyak udara yang masuk ke tubuh ketika seseorang sedang melakukan proses pernapasan. Terdapat beberapa klasifikasi mengenai volume udara ini [Zubaidah, dkk, 2017:61-62].

1. Volume tidal

Banyaknya udara yang keluar masuk paru-paru masih dalam fase normal, yakni sekitar 500 mL.

2. Volume cadangan ekspirasi

Sisa volume udara yang masih bisa dikeluarkan setelah melakukan ekshalasi normal. Kapasitasnya sebanyak kisaran 1.500 mL.

3. Volume cadangan inspirasi

Banyaknya udara yang masih bisa masuk ke paru-paru setelah menjalankan proses inhalasi normal, kapasitasnya kurang lebih 1.500 mL.

4. Volume residu

Sisa terakhir udara di paru-paru yang telah mengeluarkan seluruh udara [ekshalasi maksimal], banyaknya sekitar 1.000 mL.

5. Kapasitas vital paru-paru

Volumenya sekitar 3.500 mL dan merupakan penjumlahan dari volume tidal, cadangan ekspirasi, dan volume cadangan inspirasi di paru-paru.

6. Kapasitas total paru-paru

Jumlah maksimal yang dapat ditampung oleh paru-paru berkat penjumlahan kapasital vital paru-paru dengan volume residu. Kapasitasnya sekitar 4.500 mL.

Baca juga: Sistem Pernapasan: Struktur, Organ, Pengertian Inspirasi-Ekspirasi

Baca juga artikel terkait SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
[tirto.id - prd/ylk]

Penulis: Yuda Prinada Editor: Yulaika Ramadhani Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

soal : apa yg di maksud "tidak ada rotan akar pun jadi "dan apa yg di maksud dengan cinta ,crush,dan bestei ,dan juga apa perbedaan suka sama sayang , … ,??plisss jawab ya ♡♡​

sebutan untuk jus campuran yang terbuat dari buah nanas+pepaya+lemon.

Apakah literasi media seseorang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya

Q.Buatlah sebuah puisi dengan tema 'Sendiri' !Ketentuan: Bebas :]​

12. perhatikan struktur teks berikut! 1] orientasi 5] pemenuhan 2] persetujuan 6] pembelian 3] penawaran 7] permintaan 4] penutup susunan struktur tek … s negosiasi yang tepat adalah....

1. dengan hormat,2. dengan hormat,3. salam hormat,4. salam hormat,5. assalamualaikumsalam pembuka surat dinas di atas yang tepat adalah nomor

15.bahasa yang digunakan penyair untuk menyamakan sesuatu dengan benda lain atau kata lain disebut …. a.rima b.kata konkret c.bahasa figuratif [majas] … d.pengimajian e.diksi

2. puisi merupakan karya sastra hasil ungkapan pemikiran dan perasaan manusia yang bahasanya terikat oleh

16.berikut yang bukan termasuk unsur batin puisi adalah …. a.tema b.perasaan c.nada d.suasana e.diksi

28. pembuat resensi disebut .... a. resensator b. rensensist c. resensator d. rensesiers e. peresensi

sebutkan klarifikasi kelompok berdasarkan cara terbantuknya?​

Apa yang dimaksud dengan faith migration? Berikan contohnya!

Salah satu contoh nilai moral adalah...​

Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan, baik yang dilakukan oleh individu maupun kolektif. berdasarkan hal tersebut, teo … ri tentang kekerasan yang berlaku alah

Bagi pemerintah daerah upaya pengelompokan aktivitas perdagangan di wilayah perkotaan merupakan bentuk penerapan konsep aglomerasi yang bertujuan untu … k sosiologi

Perilaku seks di luar nikah dan pembunuhan merupakan bentuk perilaku menyimpang yang mengganggu ketentraman serta keteraturan masyarakat. oleh sebab i … tu, gejala tersebut tergolong penyimpangan …

Reintegrasi sosial adalah kembalinya pada kondisi sebelum terjadinya konflik atau perpecahan. gertian tersebut dikemukakan oleh

Sebutkan bentuk bentuk konflik menurut ralf dahrendorf adalah

Sebutkan obat yang digunakan untuk penyakit hiv/aids

Sebutkan tindakan pencegahan terhadap perilaku pergaulan bebas adalah

Video yang berhubungan