Kamis, 29 November 2018 - 10:29 WIB
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: « التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ – وفي رواية: مع النبيين و الصديقين و الشهداء – يَوْمَ الْقِيَامَةِ » رواه ابن ماجه والحاكم والدارقطني وغيرهم “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Seorang pedagang Muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang syahid pada hari kiamat (di Surga).” HR Ibnu Majah (no. 2139), al-Hakim (no. 2142) dan ad-Daraquthni (no. 17), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi ada hadits lain yang menguatkannya, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu, HR at-Tirmidzi (no. 1209) dan lain-lain.* Rep: Admin Hidcom
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah ‘terpercaya’ (akan dibangkitkan pada hari kiamat) bersama para nabi, shiddiqiin dan syuhada.” [HR. At-Tirmidzi dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, dishahihkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Al-Mustadrak ‘Alal Majmu’ Al-Fatawa, 1/163) & Asy-Syaikh Al-Albani (Shahihut Targhib, no. 1782)] Beberapa Pelajaran: 1) Kewajiban dan keutamaan jujur dan amanah dalam kehidupan. 2) Jujur dan amanah lebih ditekankan lagi untuk para pedagang, karena dua sifat ini benar-benar dibutuhkan dalam transaksi-transaksi demi terjaganya harta-harta manusia dan hubungan yang baik antara manusia. 3) Betapa kita telah menyaksikan apabila manusia khususnya para pedagang kehilangan dua sifat ini maka berbagai macam pelanggaran terhadap harta manusia dan kezaliman merebak di mana-mana. 4) Pedagang yang akan mendapatkan keutamaan dibangkitkan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada adalah yang benar-benar menyempurnakan sifat jujur dan amanah, ini diambil dari penyebutan dalam bentuk ‘mubaalaghoh’ pada lafaz “shaduq” (senantiasa jujur) dan “amiin” (senantiasa amanah) (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 3/301) 5) Keindahan dan kesempurnaan syari’at Islam. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم www.fb.com/sofyanruray.info
💢💢💢💢💢💢 ([15/11 08.49] +62 821-5029xxxx) Assalamualaikum……ustadz apakah hadist di bawah ini benar(shohih) Saya membawa kabar berita gembira bagi anda yg bekerja sbg pedagang. Berita gembira ini tapi saya tujukan bagi mereka yg tdk mengamalkan riba, tdk mengurangi timbangan dan juga tdk bersumpah palsu atas dagangannya. Bermodalkan BERDAGANG rupa2nya derajatnya sama seperti nabi dan rasul dan juga spt org yg mati sahid. Dari abu said al-kudri bahwa nabi shallallahualaihiwasalam bersabda: “Pedagang yg sentiasa jujur dan amanah akan menyamai para nabi dan rasul dan juga akan menyamai org yg mati syahid” (H.R.tirmidzi)….jazakallah 📬 JAWABAN🍃🍃🍃🍃🍃🍃 Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh … Haditsnya ini: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ Dari Abu Sa’id dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Seorang pedagang yang jujur dan dipercaya akan bersama dengan para Nabi, shiddiqun dan para syuhada.” (HR. At Tirmidzi no. 1209, Imam At Tirmidzi mengatakan: Hasan.) Sebagian ulama ada yg mendhaifkan, karena sanadnya terputus antara satu perawinya yaitu Al Hasan, dia tidak mendengar langsung hadits ini dari Abu Sa’id Al Khudri. Namun, hadits ini memiliki syahid (saksi yang menguatkan) yaitu riwayat Imam Ibnu Majah yg berbunyi: التاجر الأمين الصدوق المسلم، مع الشهداء يوم القيامة Seorang pedagang yang jujur, dipercaya dan dia muslim, akan bersama para syuhada pada hari kiamat nanti.” (HR. Ibnu Majah no. 2139) Imam Adz Dzahabi Rahimahullah berkata ttg hadits ini dalam Mizanul I’tidal: وهو حديث جيد الإسناد، صحيح المعنى، ولا يلزم من المعية أن يكون في درجتهم Hadits ini sanadnya JAYYID (bagus), maknanya SHAHIH, tapi kebersamaan dengan syuhada tidak mesti para pedagang itu sederajat dengan mereka. (Selesai) Demikian. Wallahu a’lam 🌷🌱🌴🌸🌾🍃🌵🍄 ✍ Farid Nu’man Hasan Related
💢💢💢💢💢💢 📨 PERTANYAAN: Assalamu’alaikum.Ustadz, ada keterangan bahwa manusia adalah tempat kesalahan dan lupa. Apakah ini hadits atau keterangan ulama?Jazaakallaah khair.…
💦💥💦💥💦💥 📨 PERTANYAAN: Assalamu alaikum ustad Gini ustadz.. Jika saya ingin bersedekah atas nama orng tua yang sudah meninggal apakah…
SEMARANG (kampusundip.com) – Ada suasana berbeda yang terjadi usai sholat tarawih Ramadhan di Undip 1436 H yang digelar pada Senin (29/6). Ya, pasca tarawih, panpel RDU menggelar Kultum Spesial Ba’da Tarawih dengan menghadirkan Ustadz Samsoe Basarudin. Dalam acara yang digelar di Masjid Kampus Undip Tembalang tersebut, ustadz Samsoe berkesempatan memberikan materi utama tentang bisnis Islami. Dalam materinya, beliau menyampaikan bahwa dalam membangun bisnis islami terdapat beberapa rancangan. Yakni fondasi, pilar, dan visi. Bagian fondasi merupakan tauhid kilafah yang nantinya bermuara pada akhirat dengan 3 pilar, yakni keadilan, keseimbangan, kemaslahatan. Sehingga, ‘goal’-nya nanti akan sesuai dengan prinsip syari’ah, baik, dan selamat dari siksa api neraka. Materi tersebut pun telah beliau ringkas dalam bentuk selebaran seperti yang terdapat dalam gambar berikut :
Selain itu, Ustadz Samsoe yang juga menjabat sebagai Pembina Masjid Salman ITB itu juga menyampaikan bahwa konsep bisnis dalam islam adalah “zakat oriented” jujur, tidak menipu dan riba. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa keutamaan pedagang yang jujur adalah akan masuk surga bersama Nabi. Sebagaimana hadits yang disampaikan Abu Said Al-Khudri : “Pedagang yang jujur lagi amanah akan bersama dengan para nabi dan orang-orang yang jujur (di surga).” Point tak kalah penting lainnya yang beliau sampaikan adalah jangan sekali-kali menggunakan hutang untuk berbisnis. Karena bisnis yang diperbolehkan dalam Islam adalah jual beli dan sewa. (KUC) - Ringan Mencerdaskan – Oleh: Ust. M.A. Sholihun اَلْحَمْدُ للهِ الْعَزِيْزِ اْلغَفَّار، خَلَقَ اْلِإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّار، وَخَلَقَ الْجَآنَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَار، أَرْسَى الْجِبَالَ وَأَجْرَى اْلأَنْهَار، وَأَنْزَلَ الْغَيْثَ وَأَنْبَتَ اْلأَشْجَار، وَيَتُوْبُ عَلَى عَبْدِهِ كُلَّ لَيْلٍ وَنَهَار. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّار، اَلْعَظَمَةُ رِدَاءُهُ وَاْلكِبْرِيَاءُ لَهُ إِزَار ، اَللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ فَلاَ تُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَار. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْـمُخْتَار، إِمَامُ الْـمُتَّقِيْنَ وَقَائِدُ اْلأَبْرَار، اَلْـمَنْصُوْرُ بِالرُّعْبِ عَلَى مَسِيْرَةِ شَهْرٍ فِـي كُلِّ اْلاَمْصَار. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ الْبَشَر، اِبْنِ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْـمُخْتَارُ مِنْ بَيْنِ اْلأَخْيَار، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَطْهَار، مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَار: أمّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْم، اَلْقَائِلِ فيِ كِتَابِهِ الْكَرِيْم: ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ !يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ﴾ Hadirin rahimakumullah … SALAH satu cara untuk mendapatkan bekal hidup duniawi adalah dengan berdagang. Dalam hal ini, Al Qur’an dan hadits Nabi telah menjelaskan hukum dan tata cara berdagang yang benar secara detail. Karena Islam adalah agama yang syamil dan mutakamil, maka segala hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia diatur tata cara dan hukumnya oleh Islam. Dalam pandangan Islam, halalnya harta adalah hisab, sedangkan haramnya adalah adzab. Sebab, setiap manusia akan ditanya, darimana ia mendapatkannya, dan kemana ia membelanjakannya. Jika ia mendapatkannya dengan cara halal, maka ia akan selamat dari adzab Allah subhanahu wataala. Dan sebaliknya, sekiranya ia mendapatkannya dengan cara yang haram, maka ia akan mendapatkan siksa dari Allah, sekalipun ia gunakan untuk kebaikan. Oleh karena itu, seorang mukmin yang selamat adalah: dia yang bertakwa kepada Allah subhanahu wataala dan mengumpulkan hartanya dengan cara yang halal dan juga membelanjakannya kepada yang halal. Maka, dalam konteks orang yang mencari rezeki dengan cara berdagang, ia harus menjadi seorang pedagang yang jujur. Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda: التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ الْأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيّينَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ “Seorang pedagang yang jujur, (kelak di hari kiamat akan dikumpulkan oleh Allah) bersama para nabi, shiddiqin, dan para syuhada’.” (Hadis Hasan Riwayat at-Tirmidzi) Hadis tersebut menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat jujur, karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah subhanahu wataala, dengan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat. Imam Ath-Thiibi mengomentari hadis ini dengan mengatakan: “Barang siapa yang selalu mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan orang-orang yang taat kepada Allah subhanahu wataala; termasuk kalangan orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid. Tetapi barang siapa yang selalu memilih sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka; dari kalangan orang-orang yang fasiq atau pelaku maksiat.” Allah subhanahu wataala berfirman: وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا! ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (Q.S. An-Nisaa’: 69-70) Hadirin rahimakumullah … Ketika seorang muslim mencari rezeki dengan cara berdagang, maka pastilah ia menginginkan keuntungan yang didapatkannya menjadi harta yang berkah. Yaitu harta yang kemanfaatannya selalu bertambah, dan membawa kebaikan dan kebahagiaan kepada pemiliknya. Apalagi jika ia mempunyai istri dan anak-anak yang harus dinafkahi. Tentu ia tidak ingin menyediakan makanan dan kebutuhan hidup untuk keluarganya dari harta yang haram yang dibenci oleh Allah subhanahu wataala. Untuk bisa memperoleh harta yang berkah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan petunjuk dalam sabdanya: اَلْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا(مُتَّفَقٌ عَلَيه) Artinya:“Penjual dan pembeli, mempunyai hak untuk meneruskan atau membatalkan akad mereka selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kelebihan dan kekurangan barang yang dijual) maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun sekiranya keduanya menyembunyikan (kecacatan barang yang dijual) serta berdusta, maka keberkahan jual belinya dihapus (oleh Allah subhanahau wataala).” (Muttafaq’ alaih). Dari hadits tersebut, dapat dipetik beberapa pelajaran: Yang pertama; maksud sifat jujur dan amanah dalam berdagang adalah dalam menyampaikan informasi yang berhubungan dengan akad tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang dagangan yang dijual jika memang ada cacatnya. Maka hendaklah penjual dan pembeli selalu berkata benar dan tidak menyembunyikan sesuatu dalam rangka mengambil keuntungan secara tidak halal dari akad tersebut. Yang kedua; kejujuran dalam berjual beli inilah yang menjadi sebab keberkahan dan kebaikan dalam perdagangan dan jual beli. Allah akan membersamai mereka dengan mencurahkan ridha-Nya karena melaksanakan perintah Rasul dalam berdagang. Yang ketiga; keberkahan dalam jual beli akan membawa kepada keberkahan harta yang dihasilkannya, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang berlipat dari semua sisi; berupa pahala dari Allah, kebahagiaan keluarga yang memakan harta tersebut dan kepercayaan dari konsumen dan relasi. Dan yang keempat; hilangnya keberkahan akan membawa seseorang terjatuh ke dalam dosa dan kemaksiatan dalam membelanjakan harta tersebut. Karena semua daging yang tumbuh dari harta yang haram akan menjadi kayu bakar api neraka, sebagaimana dalam sabda Nabi: “Semua daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka lebih berhak untuk membakarnya.” (H.R ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani). Hadirin rahimakumullah …. Selain mempunyai sifat jujur, seorang pedagang juga harus mempunyai ilmu mengenai akad atau transaksi yang halal dan yang haram. Karena ketidaktahuan akan hal itu, memudahkan seseorang terjerumus pada pelanggaran syar’i dengan melakukan transaksi yang dilarang oleh Islam. Oleh karena itu, menjadi kewajiban setiap pedagang muslim untuk mempelajari tata cara berdagang yang benar dan diridhai Allah subhanahu wataala. Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah berkata: لاَيَبِعْفِيْسُوْقِنَاإِلاَّمَنْقَدْتَفَقَّهَفِيالدِّيْن “Janganlah berdagang di pasar kami kecuali orang yang sudah mengerti dalam agama (yaitu mengenai akad yang halal dan yang haram).” (H.R. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh Syekh al-Albani) Larangan Umar bin al-Khaththab tersebut, adalah sebuah ketegasan seorang pemimpin dalam menjaga rakyat dan umatnya dari mudharatyang mungkin terjadi karena transaksi yang melanggar syariat. Dan seharusnya begitulah seorang pemimpin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia harus selalu memberikan bimbingan yang dapat menghantarkan kepada surga, dan tidak membiarkan rakyatnya berada dalam keburukan. Hadirin rahimakumullah … Demikianlah pembahasan singkat mengenai urgensi jujur dalam berdagang dan kemuliaan yang didapatkan oleh pedagang yang jujur dan mengetahui hukum Islam dalam masalah jual beli. Maka, bagi para pedagang dan pengusaha muslim, hendaklah mereka menjadikan ayat-ayat serta hadits-hadits yang telah disampaikan sebagai panduan dalam mencari rezeki yang halal dan berkah. Semoga Allah subhanahu wataala selalu membimbing kita semua untuk selalu taat kepada hukum Allah dalam setiap aktifitas kita, Amin ya rabbal alamin. اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِك، وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِك، وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ،وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ. Khutbah Kedua إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْه، وَنَشْكُرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَه، وَمَنْ يُضلِلْ فَلَا هَادِيَ لَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى خَيْرِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْـمُرْسَلِيْن، مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَىآلِهِوَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن. أَمَّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُم وَنَفْسِيْ بِتَقْوى اللهِ الْعَلِيّ الْعَظِيْم، اَلْقَائِل ﴿وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلاَ يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴾ Hadirinrahimakumullah … Pada khutbah kedua ini, sekali lagi kami mengingatkan untuk tetap menjaga ketaqwaan kepada Allah subhanahu wataala. Dan kepada para pedagang, hendaklah mereka tetap menjaga kejujurannya. Semoga dengan ketaqwaan dan kejujuran tersebut, Allah subhanahu wataala melimpahkan keberkahan yang berlipat ganda, Amin. Mari kita berdoa kepada Allah subhanahu wataala disaat yang penuh berkah ini, semoga Allah mengabulkan doa kita: اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْن، اللّهُمَّ صَلّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحًمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْم، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد. اللّهُمَّ اغْفِر لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْـمُؤْمِنَات، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ اللّهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْن، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّيْن اللّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وَآمِنْ رَوْعَاتِنَا، وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ مَا نَتَخَوَّفُ. عبادَ الله، إِنَّاللَّهَيَأْمُرُبِالْعَدْلِوَالْإِحْسَان،وَإِيتَاءِذِيالْقُرْبَى،وَيَنْهَىعَنِالْفَحْشَاءِوَالْمُنْكَرِوَالْبَغْي،يَعِظُكُمْلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ يَزِدْكُمْ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، وَاتّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا وَأَقِيمِوا الصَّلاةَ. [] SUMBER: IKADI.OR.ID |