DAFTAR PUSTAKA Show Bauer, Susan Wise, Sejarah Dunia Kuno. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2016. Gilissen, John dan Frits Gorle. Sejarah Hukum Suatu Pengantar. Bandung : Refika Aditama, 2007. Harun, Jaelani. Undang-Undang Kesultanan Melayu Dalam Perbandingan. Pulau Pinang Malaysia : Universiti Sains Malaysia, 2008. ILM, DAR AL. Atlas Sejarah Islam Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam. Depok : 2013. Kerrigan, Michael. Mengungkap Rahasia Naskah-Naskah Kuno. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2016. Kuntowijoyo. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta : Tiara Wacana, 2008. __________. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003. Langlois, CH. V dan CH. Seignobos. Introduction To The Study Of History (Pengantar Ilmu Sejarah). Yogyakarta : Indoliterasi, 2015. Loon, Hendrik Willem van. Sejarah Umat Manusia Dari Nenek Moyang Kita Yang Paling Awal Sampai Era Media Sosial. Jakarta : Kompas Gramedia, 2019. Madjid, M. Dien dan Johan Wahyudhi. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta : Prenada Media Group, 2014. Magetsari, Noerhadi. Perspektif Arkeologi Masa Kini Dalam Konteks Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2016. Murhaini, Suriansyah. Hukum dan Sejarah Hukum. Yogyakarta : LaksBang PRESSindo, 2017. Prakoso, Abintoro. Sejarah Hukum. Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2019. SJ, W,J. Van der Meulen, Ilmu Sejarah dan Filsafat. Yogyakarta : Kanisius, 1987.
Belajar di museum KOMPAS.com - Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang menyerap katya syajarah. Syajarah sendiri dari bahasa Arab yang artinya pohon, keturunan, silsilah, asal-usul, dan sebagainya. Kata tersebut masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi budaya, sekitar abad ke-13. Dalam buku Ilmu Sejarah (2014) karya Dien Madjid, akulturasi yang kedua, yaitu ketika budaya Barat masuk pada abad ke-15 kemudian membawa kata historie dari belanda dan history dari Inggris. Kata tersebut berasal dari Yunani yang artinya ilmu. Dalam perjalanannya, kata sejarah dalam bahasa Indonesia lebih merujuk pada kata history. Kata sejarah memiliki arti silsilah, kejadian, dan ilmu. Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan, proses perubahan atau dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupan yang terjadi di masa lampau. Baca juga: Kenapa Harus Belajar Sejarah? Unsur-unsur penting dalam sejarahKajian sejarah menyangkut tiga hal penting, yaitu: Manusia menjadi sejarah karena keberadaannya memengaruhi kehidupan. Sejarah tidak akan membahas mengenai sejarahbinatang atau tumbuhan karena sudah masuk dalam kajian ilmu biologi atau zoologi. Manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek dan objek dalam sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berartu tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan sejarawan yang meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Mabusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif. Mengapa waktu sangat penting dalam sejarah? Hal ini karena sejarah selalu berkaitan dengan kronologi dan keunikan. Baca juga: Manfaat Sejarah: Intrinsik dan Ekstrinsik Setiap peristiwa sejarah memiliki keunikan yang selalu berbeda dari waktu ke waktu. Sejarah adalah ilmu mengenai aktivitas manusia yang dilihat dari kurun waktunya.
Contohnya perlawanan Diponegoro atau Perang Jawa melawan Belanda (1825-1830), berbeda dengan Perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat. Tempat atau ruang merupakan unsur penting yang harus ada dalam sejarah. Jika berbicara mengenai penjajahan, harus ditegaskan di mana penjajahan tersebut terjadi. Lihat Foto shutterstock.com Ilustrasi belajar sejarah Periodisasi dalam sejarahPeriodisasi adalah pembabagan, sehingga periodisasi sejarah sama dengan pembabakan sejarah. Periodisasi sejarah ada karena unsur dalam waktu dalam sejarah yang menyebabkan perlunya kronologi atau urut-urutan peristiwa. Baca juga: Pengertian Sejarah Periodisasi dalam sejarah sangat penting artinya bagi upaya memahami sejarah. Perjalanan sejarah umat manusia sangat panjang dan luas. Tanpa periodisasi, sulit untuk memhami perjalanan tersebut. Periodisasi didasarkan atas beberapa pertimbangan, misalnya waktu, penguasa, negara, wilayah, dan sebagainya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Sejarawan adalah orang yang mempelajari dan menulis mengenai masa lalu, dan dianggap sebagai narasumber tepercaya di bidang tersebut.[1] Sejarawan memperhatikan narasi dan penelitian yang berkelanjutan dan metodis mengenai masa lalu yang berkaitan dengan umat manusia, serta kajian semua sejarah pada masanya. Jika seorang sejarawan tertarik dengan peristiwa sebelum sejarah tertulis, dia adalah sejarawan prasejarah. Sebagian sejarawan diakui berdasarkan publikasi atau pelatihan dan pengalamannya.[2] "Sejarawan" menjadi pekerjaan profesional pada akhir abad ke-19 setelah universitas riset bermunculan di Jerman dan wilayah lainnya.
Gelar sarjana ilmu sejarah sering dijadikan batu loncatan untuk lulus studi pascasarjana di ilmu ekonomi dan hukum. Banyak sejarawan dipekerjakan di universitas dan fasilitas lainnya untuk pendidikan pascasarjana.[3] Sebagai tambahan, lumrah bagi perguruan tinggi atau universitas mensyaratkan gelar Doktor atau PhD bagi karyawan purna waktunya. Tesis ilmiah seperti studi doktoral, sekarang dianggap sebagai kualifikasi dasar bagi sejarawan profesional. Meski begitu, sebagian sejarawan masih mendapat pengakuan berdasarkan terbitan karya (ilmiah) dan penghargaan sejawat dari badan akademik seperti Royal Historical Society. Publikasi semakin dipersyaratkan oleh perguruan kecil, sehingga karya kelulusan menjadi artikel jurnal dan disertasi doktoral menjadi monografi terbitan. Pengalaman mahasiswa pascasarjana di Amerika Serikat menjadi sulit karena untuk menyelesaikan studi doktoralnya rata-rata memakan waktu 8 tahun atau lebih, serta jarang ada pendanaan kecuali di beberapa universitas kaya. Menjadi asisten pengajar di mata kuliah menjadi persyaratan di beberapa program; di tempat lain itu menjadi kesempatan yang diberikan kepada sebagian kecil mahasiswanya. Sampai 1970-an, jarang ada program pascasarjana yang mengajarkan bagaimana cara mengajar; karena asumsinya mengajar itu mudah dan belajar mengerjakan penelitian adalah tugas utamanya.[4][5] Sejarawan profesional biasanya bekerja di perguruan tinggi, pusat kearsipan, agensi pemerintah, museum, penulis lepas, dan konsultan.[6] Pasar kerja bagi lulusan doktoral ilmu sejarah sangat sedikit dan menjadi semakin buruk, banyak di antaranya bekerja paruh waktu membantu mengajar dengan bayaran rendah dan ketiadaan tunjangan.[7]
|