Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) merupakan gugusan organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan memiliki ukuran paling kecil (mikroskopik), serta memiliki peran akbar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa gugusan bakteri dikenal sbg kaki tangan penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan gugusan yang lain bisa memberikan faedah dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang dijadikan dasar perbedaan selang sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri bisa ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, cairan, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sbg kaki tangan parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri memiliki ukuran 0,5-5 μm, tetapi berada bakteri tertentu yang bisa berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk paling berlainan (peptidoglikan).[11] Beberapa macam bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] SejarahModel mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam Micrographia. Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[13] Hal ini menyebabkan organisme ini paling sulit kepada dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.[13] Barulah setelah zaman ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[13] Seiring dengan perkembangan ilmu ilmu, berbagai hal tentang bakteri telah sukses ditelusuri.[13] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[13] Istilah bacterium diperkenalkan di kesudahan hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki faedah "batang-batang kecil".[13] Ilmu tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang diterapkan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi.[13] Bakteriologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.[5] Robert Hooke (1635-1703), seorang pakar matematika dan sejarahwan berwarga-negara Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang memuat hasil pengamatan yang diterapkan dengan memakai mikroskop sederhana.[13]Akan tetapi, Robert Hooke sedang belum bisa menumukan struktur bakteri.[13] Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya tentang tubuh buah kapang.[13] Walau demikian, buku inilah yang dijadikan sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.[13] Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop sedang paling sederhana.[13] Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia menciptakan mikroskop rancangannya sendiri dengan paling adun kepada mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684.[13] Antoni van Leeuwenhoek sukses menemukan bakteri kepada pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.[13] Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kesudahan dipasarkan pada tahun 1684.[13] Penemuan ini segera memperoleh banyak konfirmasi dari ilmuwan yang lain.[13] Sejak masa itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.[13] Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berwarga-negara Breslau (sekarang Polandia).[13] Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas.[13] Ketertarikannya pada gugusan bakteri ini mengarahkannya pada penemuan gugusan bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi.[13] Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas.[13] Selanjutnya, ia juga menciptakan dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa cara kepada mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sbg penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Cara ini kesudahan digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.[13] Robert Koch (1843-1910), seorang pakar fisika berwarga-negara Jerman, banyak menerapkan penelitian tentang penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.[13] Ilmuwan pada pertama kalinya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak.[14] Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora.[14] Robert Koch juga merupakan orang pertama yang sukses memperoleh isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis.[13][15] Sesuai dua penelitian tentang penyakit ini, Robert Koch sukses menciptakan Postulat Koch, sebuah teori tentang mikroorganisme spesifik kepada penyakit yang spesfik.[13] Ia juga sukses menemukan cara kepada memperoleh isolat murni dari bakteri.[13] Penemuan yang lain merupakan penggunaan media kultur padat kepada menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya.[13] Pada pertama kalinya ia memakai potongan kentang dan kesudahan dikembangkan dengan memakai nutrien gelatin.[13] Penggunaan nutrien gelatin sedang memiliki banyak kekurangan yang pada akhir-akhirnya penggunaanya digantikan dengan supaya (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga melakukan pekerjaan bersama Robert Koch.[13] Struktur selStruktur sel bakteri Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.[16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid.[16] Salah satu struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.[17] Bakteri bisa diklasifikasikan dalam dua gugusan akbar sesuai struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.[16] Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan memiliki struktur lipopolisakarida yang tebal.[16][5] Cara yang digunakan kepada membedakan kedua macam gugusan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.[16] Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria yang digunakan kepada berkampanye, melekat dan konjugasi.[17] Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.[16] Struktur kapsul inilah yang sering kali dijadikan faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae.[16] Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom.[16] Beberapa bakteri dapat membentuk diri dijadikan endospora yang menciptakan mereka dapat bertahan hidup pada anggota yang terkait ekstrim.[18] Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang paling tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk kelompok bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.[18] Morfologi bakteriBerbagai bentuk tubuh bakteri Sesuai bentuknya, bakteri dibagi dijadikan tiga kelompok akbar, yaitu:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh kondisi anggota yang terkait, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang bisa hidup mandiri bahkan masa terpisah dari koloninya.[20] Peralatan gerakGambar peralatan gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang berkampanye memakai flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki peralatan gerak pada umumnya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau anggota yang terkait tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga bisa dijadikan kaki tangan penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Sesuai tempat dan banyak flagel yang dimiliki, bakteri dibagi dijadikan lima kelompok, yaitu:[22][21]
HabitatBakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2] Habitatnya paling beragam; anggota yang terkait perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan bisa ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total banyak sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini merupakan 5x1030.[2] Bakteri bisa ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang banyak selnya 10 kali lipat lebih banyak dari banyak total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam macam bakteri yang dapat menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus akbar, diantaranya merupakan bakteri asam laktat dan gugusan enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan merupakan Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula gugusan bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena bisa menunjang kesehatan dan bahkan dapat mencegah terbentuknya kanker usus akbar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga bisa ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat gugusan bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu gugusan bakteri yang dapat memakai senyawa karbon tunggal kepada menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini memakai senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa gugusan mikroorganisme ini dapat hidup di anggota yang terkait yang tidak memungkinkan organisme lain kepada hidup.[32] Kondisi anggota yang terkait yang ekstrim ini menuntut beradanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sbg contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu macam bakteri yang hidup pada sumber cairan panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di anggota yang terkait bersuhu tinggi, bakteri juga bisa ditemukan pada anggota yang terkait dengan suhu yang paling dingin.[35] Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga bisa hidup pada berbagai anggota yang terkait lain yang hampir tidak memungkinkan beradanya kehidupan (lingkungan steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. merupakan contoh dari bakteri yang bisa hidup pada kondisi garam (NaCl) yang paling tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar cairan rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH paling tinggi, dan rendah.[2] Beberapa komunitas bakteri bisa bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 km. Sebuah tim peneliti memakai pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sbg laboratorium terbang sukses menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.[38] Pengaruh anggota yang terkait terhadap bakteriKondisi anggota yang terkait yang mendukung bisa memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.[39] Faktor-faktor anggota yang terkait yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri merupakan suhu, kelembapan, dan cahaya.[39] Secara umum, terdapat beberapa peralatan yang bisa digunakan kepada menerapkan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).[39] SuhuSuhu mempunyai peran penting dalam mengatur perlintasannya reaksi metabolisme untuk semua makhluk hidup.[2] Khususnya untuk bakteri, suhu anggota yang terkait yang berada lebih tinggi dari suhu yang bisa ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial yang lain sehingga sel akan mati.[2] Demikian pula bila suhu anggota yang terkaitnya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan bagian kehidupan sel akan terhenti.[2] Sesuai kisaran suhu aktivitas yang dipekerjakannya, bakteri dibagi dijadikan 4 golongan:
Kelembaban relatifPada umumnya bakteri membutuhkan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, persangkaan 85%.[2] Kelembaban relatif bisa dirumuskan sbg kandungan cairan yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar cairan dari protoplasma menyebabkan aktivitas yang dipekerjakan metabolisme terhenti, misalnya pada bagian pembekuan dan pengeringan.[2] Sbg contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya masa RH anggota yang terkait kurang dari 84%.[39] Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.[40] CahayaCahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.[41] Secara umum, bakteri dan mikroorganisme yang lain bisa hidup dengan adun pada paparan cahaya normal.[41] Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi bisa memiliki dampak fatal untuk pertumbuhan bakteri.[41] Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma kepada mensterilkan suatu anggota yang terkait dari bakteri dan mikroorganisme yang lain dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal zaman ke-20.[41][5]. Cara ini telah diaplikasikan secara lapang kepada berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan kepada meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[5] Beberapa contoh bakteri patogen yang dapat dihambat ataupun dibubarkan diantaranya Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.[5] RadiasiRadiasi pada daya tertentu bisa menyebabkan penyimpangan dan bahkan bisa bersifat letal untuk makhluk hidup, terutama bakteri.[42] Sbg contoh pada manusia, radiasi bisa menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[42] Akan tetapi, terdapat gugusan bakteri tertentu yang dapat bertahan dari paparan radiasi yang paling tinggi, bahkan ratusan kali lebih akbar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu gugusan Deinococcaceae. [43] Sbg perbandingan, manusia pada umumnya tidak bisa bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam gugusan ini bisa bertahan hingga 5.000 Gy.[43][44] Pada umumnya, paparan energi radiasi bisa menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA.[45] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri bisa mengalami kematian.[45] Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan kepada bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melewati sistem adaptasi dan beradanya bagian perbaikan rantai DNA yang paling efisien.[45] PerananBidang anggota yang terkaitKeanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang akbar untuk anggota yang terkait.[5] Sbg contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain dijadikan CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.[5] Contoh bakteri saprofit diantaranya Proteus dan Clostridium.[5] Tidak hanya mempunyai peran sbg pengurai senyawa organik, beberapa gugusan bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.[5] Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar. Gugusan bakteri yang lain mempunyai peran dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.[2] Bakteri nitrifikasi merupakan gugusan bakteri yang dapat menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlanjut secara aerob di dalam tanah.[46] Gugusan bakteri ini bersifat kemolitotrof.[46] Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) dijadikan nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit dijadikan nitrat (NO3)).[46] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi paling menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu nitrat.[46] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi bagian dinitrifikasi yang diterapkan oleh bakteri denitrifikasi.[46] Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat dijadikan nitrogen lepas sama sekali (N2) yang lebih gampang diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.[2] Contoh bakteri yang dapat menerapkan metabolisme ini merupakan Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[47] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).[2] Senyawa tersebut tidak hanya bisa mempunyai peran penting untuk hidup berbagai organisme, tetapi juga bisa mempunyai peran dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi dijadikan senyawa NO dan kesudahan bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).[2] Di bidang pertanian dikenal beradanya suatu gugusan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup lepas sama sekali di tanah kepada membantu penyuburan tanah.[5] Gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen merupakan gugusan bakteri yang dapat mengikat nitrogen (terutaman N2) lepas sama sekali di udara dan mereduksinya dijadikan senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh pertolongan enzim nitrogenase.[48][49] Gugusan bakteri ini pada umumnya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong kepada membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar kepada mengikat nitrogen lepas sama sekali di udara yang pada umumnya tidak bisa digunakan secara langsung oleh biasanya organisme.[49][2] Secara umum, gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium.[2] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.[2] Bidang panganTerdapat beberapa gugusan bakteri yang dapat menerapkan bagian fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi macam makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga bisa meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.[5] Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan: Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen bisa tumbuh di dalam makanan.[50] Gugusan bakteri ini dapat memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kesudahan menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun.[50] Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan sekarang senyawa tersebut digunakan sbg bahan dasar botox.[50] Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Bidang kesehatanTidak hanya di bidang anggota yang terkait dan pangan, bakteri juga bisa memberikan faedah dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dibuat oleh mikroorganisme dan memiliki daya hambat terhadap aktivitas yang dipekerjakan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak macam bakteri yang justru bersifat patogen.[53] Pada manusia, beberapa macam bakteri yang sering kali dijadikan kaki tangan penyebab penyakit merupakan Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.[54][55] Bakteri patogen juga bisa menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.[56] Kepada infeksi pada tanaman yang umum dikenal merupakan Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.[57] DekomposisiDekomposisi buah persik setelah 6 hari. Bagian degradasi jasad makhluk hidup diterapkan oleh banyak organisme, salah satunya merupakan bakteri. Beberapa macam bakteri, terutama bakteri heterotrof, dapat mendegradasi senyawa organik dan memakainya kepada menunjang pertumbuhannya.[58] Bagian dekomposisi ini dibantu oleh beberapa macam enzim kepada memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, kepada dipecah dijadikan senyawa yang lebih sederhana. Sbg contoh, enzim protease digunakan kepada memecah protein dijadikan senyawa lebih sederhana, seperti asam amino.[58] Bagian dekomposisi ini juga mempunyai peran dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke dunia kepada masuk ke dalam siklus lagi.[59] Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot.[59] Bagian ini dipercepat masa tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini merupakan hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[59] Selanjutnya, asam amino akan diubah dijadikan asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH anggota yang terkait akan turun dijadikan 4-5.[59] Reaksi ini diterapkan oleh bakteri acetogen. Pada tahap kesudahan, semua senyawa tersebut diubah dijadikan gas metana oleh metanogen.[59] Referensi
Tautan luar
edunitas.com Page 2
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) merupakan gugusan organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan mempunyai ukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran akbar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa gugusan bakteri dikenal sbg kaki tangan penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan gugusan yang lain bisa memberikan faedah dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang dijadikan dasar perbedaan selang sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri bisa ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, cairan, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sbg kaki tangan parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri mempunyai ukuran 0,5-5 μm, tetapi aci bakteri tertentu yang bisa berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berlainan (peptidoglikan).[11] Beberapa macam bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] SejarahModel mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam Micrographia. Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[13] Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.[13] Barulah setelah zaman ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[13] Seiring dengan perkembangan ilmu ilmu, berbagai hal tentang bakteri telah sukses ditelusuri.[13] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[13] Istilah bacterium diperkenalkan di kesudahan hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki faedah "batang-batang kecil".[13] Ilmu tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang diterapkan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi.[13] Bakteriologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.[5] Robert Hooke (1635-1703), seorang pakar matematika dan sejarahwan berwarga-negara Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang memuat hasil pengamatan yang diterapkan dengan memakai mikroskop sederhana.[13]Akan tetapi, Robert Hooke sedang belum bisa menumukan struktur bakteri.[13] Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang.[13] Walau demikian, buku inilah yang dijadikan sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.[13] Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop sedang sangat sederhana.[13] Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia menciptakan mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat adun untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684.[13] Antoni van Leeuwenhoek sukses menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.[13] Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kesudahan dipasarkan pada tahun 1684.[13] Penemuan ini segera memperoleh banyak konfirmasi dari ilmuwan yang lain.[13] Sejak masa itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.[13] Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berwarga-negara Breslau (sekarang Polandia).[13] Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas.[13] Ketertarikannya pada gugusan bakteri ini mengarahkannya pada penemuan gugusan bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi.[13] Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas.[13] Selanjutnya, ia juga menciptakan dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa cara untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sbg penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Cara ini kesudahan digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.[13] Robert Koch (1843-1910), seorang pakar fisika berwarga-negara Jerman, banyak melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.[13] Ilmuwan pada awal mulanya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak.[14] Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora.[14] Robert Koch juga merupakan orang pertama yang sukses mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis.[13][15] Sesuai dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch sukses menciptakan Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik.[13] Ia juga sukses menemukan cara untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri.[13] Penemuan yang lain merupakan penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya.[13] Pada awal mulanya ia memakai potongan kentang dan kesudahan dikembangkan dengan memakai nutrien gelatin.[13] Penggunaan nutrien gelatin sedang memiliki banyak kekurangan yang pada akhir-akhirnya penggunaanya digantikan dengan supaya (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga melakukan pekerjaan bersama Robert Koch.[13] Struktur selStruktur sel bakteri Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.[16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid.[16] Salah satu struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.[17] Bakteri bisa diklasifikasikan dalam dua gugusan akbar sesuai struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.[16] Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.[16][5] Cara yang digunakan untuk membedakan kedua macam gugusan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.[16] Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk berkampanye, melekat dan konjugasi.[17] Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.[16] Struktur kapsul inilah yang sering kali dijadikan faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae.[16] Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom.[16] Beberapa bakteri dapat membentuk diri dijadikan endospora yang menciptakan mereka dapat bertahan hidup pada anggota yang terkait ekstrim.[18] Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk kelompok bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.[18] Morfologi bakteriBerbagai bentuk tubuh bakteri Sesuai bentuknya, bakteri dibagi dijadikan tiga kelompok akbar, yaitu:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh kondisi anggota yang terkait, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang bisa hidup mandiri bahkan masa terpisah dari koloninya.[20] Peralatan gerakGambar peralatan gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang berkampanye memakai flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki peralatan gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau anggota yang terkait tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga bisa dijadikan kaki tangan penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Sesuai tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi dijadikan lima kelompok, yaitu:[22][21]
HabitatBakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2] Habitatnya sangat beragam; anggota yang terkait perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan bisa ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini merupakan 5x1030.[2] Bakteri bisa ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam macam bakteri yang dapat menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus akbar, diantaranya merupakan bakteri asam laktat dan gugusan enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan merupakan Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula gugusan bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena bisa menunjang kesehatan dan bahkan dapat mencegah terbentuknya kanker usus akbar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga bisa ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat gugusan bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu gugusan bakteri yang dapat memakai senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini memakai senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa gugusan mikroorganisme ini dapat hidup di anggota yang terkait yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi anggota yang terkait yang ekstrim ini menuntut keadaan toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sbg contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu macam bakteri yang hidup pada sumber cairan panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di anggota yang terkait bersuhu tinggi, bakteri juga bisa ditemukan pada anggota yang terkait dengan suhu yang sangat dingin.[35] Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga bisa hidup pada berbagai anggota yang terkait lain yang hampir tidak memungkinkan keadaan kehidupan (lingkungan steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. merupakan contoh dari bakteri yang bisa hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar cairan rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[2] Beberapa komunitas bakteri bisa bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 km. Sebuah tim peneliti memakai pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sbg laboratorium terbang sukses menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.[38] Pengaruh anggota yang terkait terhadap bakteriKondisi anggota yang terkait yang mendukung bisa memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.[39] Faktor-faktor anggota yang terkait yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri merupakan suhu, kelembapan, dan cahaya.[39] Secara umum, terdapat beberapa peralatan yang bisa digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).[39] SuhuSuhu mempunyai peran penting dalam mengatur perlintasannya reaksi metabolisme untuk semua makhluk hidup.[2] Khususnya untuk bakteri, suhu anggota yang terkait yang berada lebih tinggi dari suhu yang bisa ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial yang lain sehingga sel akan mati.[2] Demikian pula bila suhu anggota yang terkaitnya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan bagian kehidupan sel akan terhenti.[2] Sesuai kisaran suhu aktivitas yang dipekerjakannya, bakteri dibagi dijadikan 4 golongan:
Kelembaban relatifPada umumnya bakteri membutuhkan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, persangkaan 85%.[2] Kelembaban relatif bisa dirumuskan sbg kandungan cairan yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar cairan dari protoplasma menyebabkan aktivitas yang dipekerjakan metabolisme terhenti, misalnya pada bagian pembekuan dan pengeringan.[2] Sbg contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya masa RH anggota yang terkait kurang dari 84%.[39] Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.[40] CahayaCahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.[41] Secara umum, bakteri dan mikroorganisme yang lain bisa hidup dengan adun pada paparan cahaya normal.[41] Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi bisa mempunyai dampak fatal untuk pertumbuhan bakteri.[41] Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu anggota yang terkait dari bakteri dan mikroorganisme yang lain dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal zaman ke-20.[41][5]. Cara ini telah diaplikasikan secara lapang untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[5] Beberapa contoh bakteri patogen yang dapat dihambat ataupun ditiadakan diantaranya Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.[5] RadiasiRadiasi pada daya tertentu bisa menyebabkan penyimpangan dan bahkan bisa bersifat letal untuk makhluk hidup, terutama bakteri.[42] Sbg contoh pada manusia, radiasi bisa menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[42] Akan tetapi, terdapat gugusan bakteri tertentu yang dapat bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih akbar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu gugusan Deinococcaceae. [43] Sbg perbandingan, manusia pada umumnya tidak bisa bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam gugusan ini bisa bertahan hingga 5.000 Gy.[43][44] Pada umumnya, paparan energi radiasi bisa menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA.[45] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri bisa mengalami kematian.[45] Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melewati sistem adaptasi dan keadaan bagian perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.[45] PerananBidang anggota yang terkaitKeanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang akbar untuk anggota yang terkait.[5] Sbg contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain dijadikan CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.[5] Contoh bakteri saprofit diantaranya Proteus dan Clostridium.[5] Tidak hanya mempunyai peran sbg pengurai senyawa organik, beberapa gugusan bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.[5] Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar. Gugusan bakteri yang lain mempunyai peran dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.[2] Bakteri nitrifikasi merupakan gugusan bakteri yang dapat menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlanjut secara aerob di dalam tanah.[46] Gugusan bakteri ini bersifat kemolitotrof.[46] Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) dijadikan nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit dijadikan nitrat (NO3)).[46] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu nitrat.[46] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi bagian dinitrifikasi yang diterapkan oleh bakteri denitrifikasi.[46] Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat dijadikan nitrogen lepas sama sekali (N2) yang lebih gampang diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.[2] Contoh bakteri yang dapat melakukan metabolisme ini merupakan Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[47] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).[2] Senyawa tersebut tidak hanya bisa mempunyai peran penting untuk hidup berbagai organisme, tetapi juga bisa mempunyai peran dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi dijadikan senyawa NO dan kesudahan bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).[2] Di bidang pertanian dikenal keadaan suatu gugusan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup lepas sama sekali di tanah untuk membantu penyuburan tanah.[5] Gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen merupakan gugusan bakteri yang dapat mengikat nitrogen (terutaman N2) lepas sama sekali di udara dan mereduksinya dijadikan senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh pertolongan enzim nitrogenase.[48][49] Gugusan bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen lepas sama sekali di udara yang pada umumnya tidak bisa digunakan secara langsung oleh biasanya organisme.[49][2] Secara umum, gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium.[2] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.[2] Bidang panganTerdapat beberapa gugusan bakteri yang dapat melakukan bagian fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi macam makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga bisa meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.[5] Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan: Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen bisa tumbuh di dalam makanan.[50] Gugusan bakteri ini dapat memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kesudahan menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun.[50] Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sbg bahan dasar botox.[50] Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Bidang kesehatanTidak hanya di bidang anggota yang terkait dan pangan, bakteri juga bisa memberikan faedah dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang diproduksi oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap aktivitas yang dipekerjakan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak macam bakteri yang justru bersifat patogen.[53] Pada manusia, beberapa macam bakteri yang sering kali dijadikan kaki tangan penyebab penyakit merupakan Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.[54][55] Bakteri patogen juga bisa menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.[56] Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal merupakan Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.[57] DekomposisiDekomposisi buah persik setelah 6 hari. Bagian degradasi jasad makhluk hidup diterapkan oleh banyak organisme, salah satunya merupakan bakteri. Beberapa macam bakteri, terutama bakteri heterotrof, dapat mendegradasi senyawa organik dan memakainya untuk menunjang pertumbuhannya.[58] Bagian dekomposisi ini dibantu oleh beberapa macam enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah dijadikan senyawa yang lebih sederhana. Sbg contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein dijadikan senyawa lebih sederhana, seperti asam amino.[58] Bagian dekomposisi ini juga mempunyai peran dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke dunia untuk masuk ke dalam siklus lagi.[59] Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot.[59] Bagian ini dipercepat masa tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini merupakan hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[59] Selanjutnya, asam amino akan diubah dijadikan asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH anggota yang terkait akan turun dijadikan 4-5.[59] Reaksi ini diterapkan oleh bakteri acetogen. Pada tahap kesudahan, semua senyawa tersebut diubah dijadikan gas metana oleh metanogen.[59] Referensi
Pranala luar
edunitas.com Page 3
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) merupakan gugusan organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan mempunyai ukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran akbar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa gugusan bakteri dikenal sbg kaki tangan penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan gugusan yang lain bisa memberikan faedah dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang dijadikan dasar perbedaan selang sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri bisa ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, cairan, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sbg kaki tangan parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri mempunyai ukuran 0,5-5 μm, tetapi berada bakteri tertentu yang bisa berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berlainan (peptidoglikan).[11] Beberapa macam bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] SejarahModel mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam Micrographia. Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[13] Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.[13] Barulah setelah zaman ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[13] Seiring dengan perkembangan ilmu ilmu, berbagai hal tentang bakteri telah sukses ditelusuri.[13] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[13] Istilah bacterium diperkenalkan di kesudahan hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki faedah "batang-batang kecil".[13] Ilmu tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang diterapkan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi.[13] Bakteriologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.[5] Robert Hooke (1635-1703), seorang pakar matematika dan sejarahwan berwarga-negara Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang memuat hasil pengamatan yang diterapkan dengan memakai mikroskop sederhana.[13]Akan tetapi, Robert Hooke sedang belum bisa menumukan struktur bakteri.[13] Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang.[13] Walau demikian, buku inilah yang dijadikan sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.[13] Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop sedang sangat sederhana.[13] Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia menciptakan mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat adun untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684.[13] Antoni van Leeuwenhoek sukses menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.[13] Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kesudahan dipasarkan pada tahun 1684.[13] Penemuan ini segera memperoleh banyak konfirmasi dari ilmuwan yang lain.[13] Sejak masa itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.[13] Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berwarga-negara Breslau (sekarang Polandia).[13] Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas.[13] Ketertarikannya pada gugusan bakteri ini mengarahkannya pada penemuan gugusan bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi.[13] Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas.[13] Selanjutnya, ia juga menciptakan dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa cara untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sbg penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Cara ini kesudahan digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.[13] Robert Koch (1843-1910), seorang pakar fisika berwarga-negara Jerman, banyak menerapkan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.[13] Ilmuwan pada awal mulanya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak.[14] Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora.[14] Robert Koch juga merupakan orang pertama yang sukses memperoleh isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis.[13][15] Sesuai dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch sukses menciptakan Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik.[13] Ia juga sukses menemukan cara untuk memperoleh isolat murni dari bakteri.[13] Penemuan yang lain merupakan penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya.[13] Pada awal mulanya ia memakai potongan kentang dan kesudahan dikembangkan dengan memakai nutrien gelatin.[13] Penggunaan nutrien gelatin sedang memiliki banyak kekurangan yang pada akhir-akhirnya penggunaanya digantikan dengan supaya (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga melakukan pekerjaan bersama Robert Koch.[13] Struktur selStruktur sel bakteri Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.[16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid.[16] Salah satu struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.[17] Bakteri bisa diklasifikasikan dalam dua gugusan akbar sesuai struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.[16] Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.[16][5] Cara yang digunakan untuk membedakan kedua macam gugusan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.[16] Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk berkampanye, melekat dan konjugasi.[17] Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.[16] Struktur kapsul inilah yang sering kali dijadikan faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae.[16] Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom.[16] Beberapa bakteri dapat membentuk diri dijadikan endospora yang menciptakan mereka dapat bertahan hidup pada anggota yang terkait ekstrim.[18] Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk kelompok bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.[18] Morfologi bakteriBerbagai bentuk tubuh bakteri Sesuai bentuknya, bakteri dibagi dijadikan tiga kelompok akbar, yaitu:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh kondisi anggota yang terkait, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang bisa hidup mandiri bahkan masa terpisah dari koloninya.[20] Peralatan gerakGambar peralatan gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang berkampanye memakai flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki peralatan gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau anggota yang terkait tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga bisa dijadikan kaki tangan penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Sesuai tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi dijadikan lima kelompok, yaitu:[22][21]
HabitatBakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2] Habitatnya sangat beragam; anggota yang terkait perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan bisa ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini merupakan 5x1030.[2] Bakteri bisa ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam macam bakteri yang dapat menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus akbar, diantaranya merupakan bakteri asam laktat dan gugusan enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan merupakan Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula gugusan bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena bisa menunjang kesehatan dan bahkan dapat mencegah terbentuknya kanker usus akbar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga bisa ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat gugusan bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu gugusan bakteri yang dapat memakai senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini memakai senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa gugusan mikroorganisme ini dapat hidup di anggota yang terkait yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi anggota yang terkait yang ekstrim ini menuntut beradanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sbg contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu macam bakteri yang hidup pada sumber cairan panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di anggota yang terkait bersuhu tinggi, bakteri juga bisa ditemukan pada anggota yang terkait dengan suhu yang sangat dingin.[35] Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga bisa hidup pada berbagai anggota yang terkait lain yang hampir tidak memungkinkan beradanya kehidupan (lingkungan steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. merupakan contoh dari bakteri yang bisa hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar cairan rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[2] Beberapa komunitas bakteri bisa bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 km. Sebuah tim peneliti memakai pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sbg laboratorium terbang sukses menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.[38] Pengaruh anggota yang terkait terhadap bakteriKondisi anggota yang terkait yang mendukung bisa memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.[39] Faktor-faktor anggota yang terkait yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri merupakan suhu, kelembapan, dan cahaya.[39] Secara umum, terdapat beberapa peralatan yang bisa digunakan untuk menerapkan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).[39] SuhuSuhu mempunyai peran penting dalam mengatur perlintasannya reaksi metabolisme untuk semua makhluk hidup.[2] Khususnya untuk bakteri, suhu anggota yang terkait yang berada lebih tinggi dari suhu yang bisa ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial yang lain sehingga sel akan mati.[2] Demikian pula bila suhu anggota yang terkaitnya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan bagian kehidupan sel akan terhenti.[2] Sesuai kisaran suhu aktivitas yang dipekerjakannya, bakteri dibagi dijadikan 4 golongan:
Kelembaban relatifPada umumnya bakteri membutuhkan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, persangkaan 85%.[2] Kelembaban relatif bisa dirumuskan sbg kandungan cairan yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar cairan dari protoplasma menyebabkan aktivitas yang dipekerjakan metabolisme terhenti, misalnya pada bagian pembekuan dan pengeringan.[2] Sbg contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya masa RH anggota yang terkait kurang dari 84%.[39] Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.[40] CahayaCahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.[41] Secara umum, bakteri dan mikroorganisme yang lain bisa hidup dengan adun pada paparan cahaya normal.[41] Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi bisa mempunyai dampak fatal untuk pertumbuhan bakteri.[41] Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu anggota yang terkait dari bakteri dan mikroorganisme yang lain dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal zaman ke-20.[41][5]. Cara ini telah diaplikasikan secara lapang untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[5] Beberapa contoh bakteri patogen yang dapat dihambat ataupun ditiadakan diantaranya Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.[5] RadiasiRadiasi pada daya tertentu bisa menyebabkan penyimpangan dan bahkan bisa bersifat letal untuk makhluk hidup, terutama bakteri.[42] Sbg contoh pada manusia, radiasi bisa menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[42] Akan tetapi, terdapat gugusan bakteri tertentu yang dapat bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih akbar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu gugusan Deinococcaceae. [43] Sbg perbandingan, manusia pada umumnya tidak bisa bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam gugusan ini bisa bertahan hingga 5.000 Gy.[43][44] Pada umumnya, paparan energi radiasi bisa menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA.[45] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri bisa mengalami kematian.[45] Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melewati sistem adaptasi dan beradanya bagian perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.[45] PerananBidang anggota yang terkaitKeanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang akbar untuk anggota yang terkait.[5] Sbg contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain dijadikan CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.[5] Contoh bakteri saprofit diantaranya Proteus dan Clostridium.[5] Tidak hanya mempunyai peran sbg pengurai senyawa organik, beberapa gugusan bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.[5] Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar. Gugusan bakteri yang lain mempunyai peran dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.[2] Bakteri nitrifikasi merupakan gugusan bakteri yang dapat menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlanjut secara aerob di dalam tanah.[46] Gugusan bakteri ini bersifat kemolitotrof.[46] Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) dijadikan nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit dijadikan nitrat (NO3)).[46] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu nitrat.[46] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi bagian dinitrifikasi yang diterapkan oleh bakteri denitrifikasi.[46] Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat dijadikan nitrogen lepas sama sekali (N2) yang lebih gampang diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.[2] Contoh bakteri yang dapat menerapkan metabolisme ini merupakan Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[47] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).[2] Senyawa tersebut tidak hanya bisa mempunyai peran penting untuk hidup berbagai organisme, tetapi juga bisa mempunyai peran dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi dijadikan senyawa NO dan kesudahan bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).[2] Di bidang pertanian dikenal beradanya suatu gugusan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup lepas sama sekali di tanah untuk membantu penyuburan tanah.[5] Gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen merupakan gugusan bakteri yang dapat mengikat nitrogen (terutaman N2) lepas sama sekali di udara dan mereduksinya dijadikan senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh pertolongan enzim nitrogenase.[48][49] Gugusan bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen lepas sama sekali di udara yang pada umumnya tidak bisa digunakan secara langsung oleh biasanya organisme.[49][2] Secara umum, gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium.[2] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.[2] Bidang panganTerdapat beberapa gugusan bakteri yang dapat menerapkan bagian fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi macam makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga bisa meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.[5] Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen bisa tumbuh di dalam makanan.[50] Gugusan bakteri ini dapat memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kesudahan menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun.[50] Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan sekarang senyawa tersebut dipakai sbg bahan dasar botox.[50] Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Bidang kesehatanTidak hanya di bidang anggota yang terkait dan pangan, bakteri juga bisa memberikan faedah dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dibuat oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap aktivitas yang dipekerjakan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak macam bakteri yang justru bersifat patogen.[53] Pada manusia, beberapa macam bakteri yang sering kali dijadikan kaki tangan penyebab penyakit merupakan Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.[54][55] Bakteri patogen juga bisa menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.[56] Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal merupakan Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.[57] DekomposisiDekomposisi buah persik setelah 6 hari. Bagian degradasi jasad makhluk hidup diterapkan oleh banyak organisme, salah satunya merupakan bakteri. Beberapa macam bakteri, terutama bakteri heterotrof, dapat mendegradasi senyawa organik dan memakainya untuk menunjang pertumbuhannya.[58] Bagian dekomposisi ini dibantu oleh beberapa macam enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah dijadikan senyawa yang lebih sederhana. Sbg contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein dijadikan senyawa lebih sederhana, seperti asam amino.[58] Bagian dekomposisi ini juga mempunyai peran dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke dunia untuk masuk ke dalam siklus lagi.[59] Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot.[59] Bagian ini dipercepat masa tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini merupakan hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[59] Selanjutnya, asam amino akan diubah dijadikan asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH anggota yang terkait akan turun dijadikan 4-5.[59] Reaksi ini diterapkan oleh bakteri acetogen. Pada tahap kesudahan, semua senyawa tersebut diubah dijadikan gas metana oleh metanogen.[59] Referensi
Tautan luar
edunitas.com Page 4
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) merupakan gugusan organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan mempunyai ukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran akbar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa gugusan bakteri dikenal sbg kaki tangan penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan gugusan yang lain bisa memberikan faedah dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang dijadikan dasar perbedaan selang sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri bisa ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, cairan, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sbg kaki tangan parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri mempunyai ukuran 0,5-5 μm, tetapi berada bakteri tertentu yang bisa berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berlainan (peptidoglikan).[11] Beberapa macam bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] SejarahModel mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam Micrographia. Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[13] Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.[13] Barulah setelah zaman ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[13] Seiring dengan perkembangan ilmu ilmu, berbagai hal tentang bakteri telah sukses ditelusuri.[13] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[13] Istilah bacterium diperkenalkan di kesudahan hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki faedah "batang-batang kecil".[13] Ilmu tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang diterapkan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi.[13] Bakteriologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.[5] Robert Hooke (1635-1703), seorang pakar matematika dan sejarahwan berwarga-negara Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang memuat hasil pengamatan yang diterapkan dengan memakai mikroskop sederhana.[13]Akan tetapi, Robert Hooke sedang belum bisa menumukan struktur bakteri.[13] Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang.[13] Walau demikian, buku inilah yang dijadikan sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.[13] Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop sedang sangat sederhana.[13] Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia menciptakan mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat adun untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684.[13] Antoni van Leeuwenhoek sukses menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.[13] Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kesudahan dipasarkan pada tahun 1684.[13] Penemuan ini segera memperoleh banyak konfirmasi dari ilmuwan yang lain.[13] Sejak masa itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.[13] Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berwarga-negara Breslau (sekarang Polandia).[13] Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas.[13] Ketertarikannya pada gugusan bakteri ini mengarahkannya pada penemuan gugusan bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi.[13] Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas.[13] Selanjutnya, ia juga menciptakan dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa cara untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sbg penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Cara ini kesudahan digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.[13] Robert Koch (1843-1910), seorang pakar fisika berwarga-negara Jerman, banyak menerapkan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.[13] Ilmuwan pada awal mulanya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak.[14] Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora.[14] Robert Koch juga merupakan orang pertama yang sukses memperoleh isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis.[13][15] Sesuai dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch sukses menciptakan Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik.[13] Ia juga sukses menemukan cara untuk memperoleh isolat murni dari bakteri.[13] Penemuan yang lain merupakan penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya.[13] Pada awal mulanya ia memakai potongan kentang dan kesudahan dikembangkan dengan memakai nutrien gelatin.[13] Penggunaan nutrien gelatin sedang memiliki banyak kekurangan yang pada akhir-akhirnya penggunaanya digantikan dengan supaya (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga melakukan pekerjaan bersama Robert Koch.[13] Struktur selStruktur sel bakteri Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.[16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid.[16] Salah satu struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.[17] Bakteri bisa diklasifikasikan dalam dua gugusan akbar sesuai struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.[16] Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.[16][5] Cara yang digunakan untuk membedakan kedua macam gugusan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.[16] Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk berkampanye, melekat dan konjugasi.[17] Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.[16] Struktur kapsul inilah yang sering kali dijadikan faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae.[16] Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom.[16] Beberapa bakteri dapat membentuk diri dijadikan endospora yang menciptakan mereka dapat bertahan hidup pada anggota yang terkait ekstrim.[18] Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk kelompok bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.[18] Morfologi bakteriBerbagai bentuk tubuh bakteri Sesuai bentuknya, bakteri dibagi dijadikan tiga kelompok akbar, yaitu:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh kondisi anggota yang terkait, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang bisa hidup mandiri bahkan masa terpisah dari koloninya.[20] Peralatan gerakGambar peralatan gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang berkampanye memakai flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki peralatan gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau anggota yang terkait tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga bisa dijadikan kaki tangan penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Sesuai tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi dijadikan lima kelompok, yaitu:[22][21]
HabitatBakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2] Habitatnya sangat beragam; anggota yang terkait perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan bisa ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini merupakan 5x1030.[2] Bakteri bisa ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam macam bakteri yang dapat menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus akbar, diantaranya merupakan bakteri asam laktat dan gugusan enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan merupakan Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula gugusan bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena bisa menunjang kesehatan dan bahkan dapat mencegah terbentuknya kanker usus akbar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga bisa ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat gugusan bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu gugusan bakteri yang dapat memakai senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini memakai senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa gugusan mikroorganisme ini dapat hidup di anggota yang terkait yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi anggota yang terkait yang ekstrim ini menuntut beradanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sbg contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu macam bakteri yang hidup pada sumber cairan panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di anggota yang terkait bersuhu tinggi, bakteri juga bisa ditemukan pada anggota yang terkait dengan suhu yang sangat dingin.[35] Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga bisa hidup pada berbagai anggota yang terkait lain yang hampir tidak memungkinkan beradanya kehidupan (lingkungan steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. merupakan contoh dari bakteri yang bisa hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar cairan rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[2] Beberapa komunitas bakteri bisa bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 km. Sebuah tim peneliti memakai pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sbg laboratorium terbang sukses menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.[38] Pengaruh anggota yang terkait terhadap bakteriKondisi anggota yang terkait yang mendukung bisa memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.[39] Faktor-faktor anggota yang terkait yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri merupakan suhu, kelembapan, dan cahaya.[39] Secara umum, terdapat beberapa peralatan yang bisa digunakan untuk menerapkan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).[39] SuhuSuhu mempunyai peran penting dalam mengatur perlintasannya reaksi metabolisme untuk semua makhluk hidup.[2] Khususnya untuk bakteri, suhu anggota yang terkait yang berada lebih tinggi dari suhu yang bisa ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial yang lain sehingga sel akan mati.[2] Demikian pula bila suhu anggota yang terkaitnya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan bagian kehidupan sel akan terhenti.[2] Sesuai kisaran suhu aktivitas yang dipekerjakannya, bakteri dibagi dijadikan 4 golongan:
Kelembaban relatifPada umumnya bakteri membutuhkan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, persangkaan 85%.[2] Kelembaban relatif bisa dirumuskan sbg kandungan cairan yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar cairan dari protoplasma menyebabkan aktivitas yang dipekerjakan metabolisme terhenti, misalnya pada bagian pembekuan dan pengeringan.[2] Sbg contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya masa RH anggota yang terkait kurang dari 84%.[39] Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.[40] CahayaCahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.[41] Secara umum, bakteri dan mikroorganisme yang lain bisa hidup dengan adun pada paparan cahaya normal.[41] Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi bisa mempunyai dampak fatal untuk pertumbuhan bakteri.[41] Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu anggota yang terkait dari bakteri dan mikroorganisme yang lain dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal zaman ke-20.[41][5]. Cara ini telah diaplikasikan secara lapang untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[5] Beberapa contoh bakteri patogen yang dapat dihambat ataupun ditiadakan diantaranya Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.[5] RadiasiRadiasi pada daya tertentu bisa menyebabkan penyimpangan dan bahkan bisa bersifat letal untuk makhluk hidup, terutama bakteri.[42] Sbg contoh pada manusia, radiasi bisa menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[42] Akan tetapi, terdapat gugusan bakteri tertentu yang dapat bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih akbar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu gugusan Deinococcaceae. [43] Sbg perbandingan, manusia pada umumnya tidak bisa bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam gugusan ini bisa bertahan hingga 5.000 Gy.[43][44] Pada umumnya, paparan energi radiasi bisa menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA.[45] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri bisa mengalami kematian.[45] Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melewati sistem adaptasi dan beradanya bagian perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.[45] PerananBidang anggota yang terkaitKeanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang akbar untuk anggota yang terkait.[5] Sbg contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain dijadikan CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.[5] Contoh bakteri saprofit diantaranya Proteus dan Clostridium.[5] Tidak hanya mempunyai peran sbg pengurai senyawa organik, beberapa gugusan bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.[5] Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar. Gugusan bakteri yang lain mempunyai peran dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.[2] Bakteri nitrifikasi merupakan gugusan bakteri yang dapat menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlanjut secara aerob di dalam tanah.[46] Gugusan bakteri ini bersifat kemolitotrof.[46] Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) dijadikan nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit dijadikan nitrat (NO3)).[46] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu nitrat.[46] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi bagian dinitrifikasi yang diterapkan oleh bakteri denitrifikasi.[46] Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat dijadikan nitrogen lepas sama sekali (N2) yang lebih gampang diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.[2] Contoh bakteri yang dapat menerapkan metabolisme ini merupakan Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[47] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).[2] Senyawa tersebut tidak hanya bisa mempunyai peran penting untuk hidup berbagai organisme, tetapi juga bisa mempunyai peran dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi dijadikan senyawa NO dan kesudahan bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).[2] Di bidang pertanian dikenal beradanya suatu gugusan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup lepas sama sekali di tanah untuk membantu penyuburan tanah.[5] Gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen merupakan gugusan bakteri yang dapat mengikat nitrogen (terutaman N2) lepas sama sekali di udara dan mereduksinya dijadikan senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh pertolongan enzim nitrogenase.[48][49] Gugusan bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen lepas sama sekali di udara yang pada umumnya tidak bisa digunakan secara langsung oleh biasanya organisme.[49][2] Secara umum, gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium.[2] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.[2] Bidang panganTerdapat beberapa gugusan bakteri yang dapat menerapkan bagian fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi macam makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga bisa meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.[5] Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen bisa tumbuh di dalam makanan.[50] Gugusan bakteri ini dapat memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kesudahan menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun.[50] Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan sekarang senyawa tersebut dipakai sbg bahan dasar botox.[50] Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Bidang kesehatanTidak hanya di bidang anggota yang terkait dan pangan, bakteri juga bisa memberikan faedah dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dibuat oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap aktivitas yang dipekerjakan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak macam bakteri yang justru bersifat patogen.[53] Pada manusia, beberapa macam bakteri yang sering kali dijadikan kaki tangan penyebab penyakit merupakan Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.[54][55] Bakteri patogen juga bisa menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.[56] Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal merupakan Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.[57] DekomposisiDekomposisi buah persik setelah 6 hari. Bagian degradasi jasad makhluk hidup diterapkan oleh banyak organisme, salah satunya merupakan bakteri. Beberapa macam bakteri, terutama bakteri heterotrof, dapat mendegradasi senyawa organik dan memakainya untuk menunjang pertumbuhannya.[58] Bagian dekomposisi ini dibantu oleh beberapa macam enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah dijadikan senyawa yang lebih sederhana. Sbg contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein dijadikan senyawa lebih sederhana, seperti asam amino.[58] Bagian dekomposisi ini juga mempunyai peran dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke dunia untuk masuk ke dalam siklus lagi.[59] Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot.[59] Bagian ini dipercepat masa tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini merupakan hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[59] Selanjutnya, asam amino akan diubah dijadikan asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH anggota yang terkait akan turun dijadikan 4-5.[59] Reaksi ini diterapkan oleh bakteri acetogen. Pada tahap kesudahan, semua senyawa tersebut diubah dijadikan gas metana oleh metanogen.[59] Referensi
Tautan luar
edunitas.com Page 5
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) merupakan gugusan organisme yang tidak memiliki membran inti sel.[2] Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan mempunyai ukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran akbar dalam kehidupan di bumi.[2] Beberapa gugusan bakteri dikenal sbg kaki tangan penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan gugusan yang lain bisa memberikan faedah dibidang pangan, pengobatan, dan industri.[3] Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.[4] Hal inilah yang dijadikan dasar perbedaan selang sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.[5] Bakteri bisa ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, cairan, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sbg kaki tangan parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.[6][7][8][9] Pada umumnya, bakteri mempunyai ukuran 0,5-5 μm, tetapi aci bakteri tertentu yang bisa berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.[10] Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berlainan (peptidoglikan).[11] Beberapa macam bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.[12] SejarahModel mikroskop awal yang dirancang oleh Robert Hooke; dimuat dalam Micrographia. Bakteri merupakan organisme mikroskopik.[13] Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.[13] Barulah setelah zaman ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang.[13] Seiring dengan perkembangan ilmu ilmu, berbagai hal tentang bakteri telah sukses ditelusuri.[13] Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.[13] Istilah bacterium diperkenalkan di kesudahan hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki faedah "batang-batang kecil".[13] Ilmu tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang diterapkan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi.[13] Bakteriologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.[5] Robert Hooke (1635-1703), seorang pakar matematika dan sejarahwan berwarga-negara Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang memuat hasil pengamatan yang diterapkan dengan memakai mikroskop sederhana.[13]Akan tetapi, Robert Hooke sedang belum bisa menumukan struktur bakteri.[13] Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang.[13] Walau demikian, buku inilah yang dijadikan sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.[13] Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop sedang sangat sederhana.[13] Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia menciptakan mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat adun untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684.[13] Antoni van Leeuwenhoek sukses menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.[13] Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kesudahan dipasarkan pada tahun 1684.[13] Penemuan ini segera memperoleh banyak konfirmasi dari ilmuwan yang lain.[13] Sejak masa itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.[13] Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berwarga-negara Breslau (sekarang Polandia).[13] Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas.[13] Ketertarikannya pada gugusan bakteri ini mengarahkannya pada penemuan gugusan bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi.[13] Ferdinand Cohn juga sukses menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas.[13] Selanjutnya, ia juga menciptakan dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa cara untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sbg penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Cara ini kesudahan digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.[13] Robert Koch (1843-1910), seorang pakar fisika berwarga-negara Jerman, banyak melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.[13] Ilmuwan pada awal mulanya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak.[14] Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora.[14] Robert Koch juga merupakan orang pertama yang sukses mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis.[13][15] Sesuai dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch sukses menciptakan Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik.[13] Ia juga sukses menemukan cara untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri.[13] Penemuan yang lain merupakan penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya.[13] Pada awal mulanya ia memakai potongan kentang dan kesudahan dikembangkan dengan memakai nutrien gelatin.[13] Penggunaan nutrien gelatin sedang memiliki banyak kekurangan yang pada akhir-akhirnya penggunaanya digantikan dengan supaya (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga melakukan pekerjaan bersama Robert Koch.[13] Struktur selStruktur sel bakteri Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.[16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid.[16] Salah satu struktur bakteri yang penting merupakan dinding sel.[17] Bakteri bisa diklasifikasikan dalam dua gugusan akbar sesuai struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif.[16] Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal.[16][5] Cara yang digunakan untuk membedakan kedua macam gugusan bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.[16] Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel yang lain seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk berkampanye, melekat dan konjugasi.[17] Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.[16] Struktur kapsul inilah yang sering kali dijadikan faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae.[16] Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies yang lain memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom.[16] Beberapa bakteri dapat membentuk diri dijadikan endospora yang menciptakan mereka dapat bertahan hidup pada anggota yang terkait ekstrim.[18] Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk kelompok bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.[18] Morfologi bakteriBerbagai bentuk tubuh bakteri Sesuai bentuknya, bakteri dibagi dijadikan tiga kelompok akbar, yaitu:
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh kondisi anggota yang terkait, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang bisa hidup mandiri bahkan masa terpisah dari koloninya.[20] Peralatan gerakGambar peralatan gerak bakteri: A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik; Banyak spesies bakteri yang berkampanye memakai flagel.[21] Bakteri yang tidak memiliki peralatan gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau anggota yang terkait tempat bakteri tersebut berada.[21] Sama seperti struktur kapsul, flagel juga bisa dijadikan kaki tangan penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri.[21] Sesuai tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi dijadikan lima kelompok, yaitu:[22][21]
HabitatBakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang faedahnya melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat.[2] Habitatnya sangat beragam; anggota yang terkait perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan bisa ditemukan di dalam organisme hidup.[2] Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini merupakan 5x1030.[2] Bakteri bisa ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. [23] Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.[24] Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Terdapat beragam macam bakteri yang dapat menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus akbar, diantaranya merupakan bakteri asam laktat dan gugusan enterobacter .[5] Contoh bakteri yang biasa ditemukan merupakan Lactobacillus acidophilus.[5][25] Di samping itu, terdapat pula gugusan bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena bisa menunjang kesehatan dan bahkan dapat mencegah terbentuknya kanker usus akbar.[26] Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga bisa ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia.[24] Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat gugusan bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu gugusan bakteri yang dapat memakai senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya.[27][28][29] Di dalam rongga mulut, bakteri ini memakai senyawa dimetil sulfida yang mempunyai peran dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.[30][31] Beberapa gugusan mikroorganisme ini dapat hidup di anggota yang terkait yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.[32] Kondisi anggota yang terkait yang ekstrim ini menuntut keadaan toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik.[2][33][34] Sbg contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu macam bakteri yang hidup pada sumber cairan panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.[2] Tidak hanya di anggota yang terkait bersuhu tinggi, bakteri juga bisa ditemukan pada anggota yang terkait dengan suhu yang sangat dingin.[35] Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.[35] Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga bisa hidup pada berbagai anggota yang terkait lain yang hampir tidak memungkinkan keadaan kehidupan (lingkungan steril).[36] Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. merupakan contoh dari bakteri yang bisa hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).[36][37] Tedapat pula beberapa macam bakteri yang dapat hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar cairan rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.[2] Beberapa komunitas bakteri bisa bertahan hidup di dalam awan dengan ketingian hingga 10 km. Sebuah tim peneliti memakai pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sbg laboratorium terbang sukses menggambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.[38] Pengaruh anggota yang terkait terhadap bakteriKondisi anggota yang terkait yang mendukung bisa memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.[39] Faktor-faktor anggota yang terkait yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri merupakan suhu, kelembapan, dan cahaya.[39] Secara umum, terdapat beberapa peralatan yang bisa digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).[39] SuhuSuhu mempunyai peran penting dalam mengatur perlintasannya reaksi metabolisme untuk semua makhluk hidup.[2] Khususnya untuk bakteri, suhu anggota yang terkait yang berada lebih tinggi dari suhu yang bisa ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial yang lain sehingga sel akan mati.[2] Demikian pula bila suhu anggota yang terkaitnya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan bagian kehidupan sel akan terhenti.[2] Sesuai kisaran suhu aktivitas yang dipekerjakannya, bakteri dibagi dijadikan 4 golongan:
Kelembaban relatifPada umumnya bakteri membutuhkan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, persangkaan 85%.[2] Kelembaban relatif bisa dirumuskan sbg kandungan cairan yang terdapat di udara.[2] Pengurangan kadar cairan dari protoplasma menyebabkan aktivitas yang dipekerjakan metabolisme terhenti, misalnya pada bagian pembekuan dan pengeringan.[2] Sbg contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya masa RH anggota yang terkait kurang dari 84%.[39] Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.[40] CahayaCahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.[41] Secara umum, bakteri dan mikroorganisme yang lain bisa hidup dengan adun pada paparan cahaya normal.[41] Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi bisa mempunyai dampak fatal untuk pertumbuhan bakteri.[41] Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu anggota yang terkait dari bakteri dan mikroorganisme yang lain dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal zaman ke-20.[41][5]. Cara ini telah diaplikasikan secara lapang untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan.[5] Beberapa contoh bakteri patogen yang dapat dihambat ataupun ditiadakan diantaranya Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.[5] RadiasiRadiasi pada daya tertentu bisa menyebabkan penyimpangan dan bahkan bisa bersifat letal untuk makhluk hidup, terutama bakteri.[42] Sbg contoh pada manusia, radiasi bisa menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker.[42] Akan tetapi, terdapat gugusan bakteri tertentu yang dapat bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih akbar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu gugusan Deinococcaceae. [43] Sbg perbandingan, manusia pada umumnya tidak bisa bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam gugusan ini bisa bertahan hingga 5.000 Gy.[43][44] Pada umumnya, paparan energi radiasi bisa menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA.[45] Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri bisa mengalami kematian.[45] Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melewati sistem adaptasi dan keadaan bagian perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.[45] PerananBidang anggota yang terkaitKeanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang akbar untuk anggota yang terkait.[5] Sbg contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme.[5] Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain dijadikan CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana.[5] Contoh bakteri saprofit diantaranya Proteus dan Clostridium.[5] Tidak hanya mempunyai peran sbg pengurai senyawa organik, beberapa gugusan bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.[5] Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2 yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar. Gugusan bakteri yang lain mempunyai peran dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.[2] Bakteri nitrifikasi merupakan gugusan bakteri yang dapat menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlanjut secara aerob di dalam tanah.[46] Gugusan bakteri ini bersifat kemolitotrof.[46] Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) dijadikan nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit dijadikan nitrat (NO3)).[46] Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu nitrat.[46] Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi bagian dinitrifikasi yang diterapkan oleh bakteri denitrifikasi.[46] Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat dijadikan nitrogen lepas sama sekali (N2) yang lebih gampang diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.[2] Contoh bakteri yang dapat melakukan metabolisme ini merupakan Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.[47] Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).[2] Senyawa tersebut tidak hanya bisa mempunyai peran penting untuk hidup berbagai organisme, tetapi juga bisa mempunyai peran dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon.[2] Senyawa N2O akan dioksidasi dijadikan senyawa NO dan kesudahan bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).[2] Di bidang pertanian dikenal keadaan suatu gugusan bakteri yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup lepas sama sekali di tanah untuk membantu penyuburan tanah.[5] Gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen merupakan gugusan bakteri yang dapat mengikat nitrogen (terutaman N2) lepas sama sekali di udara dan mereduksinya dijadikan senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh pertolongan enzim nitrogenase.[48][49] Gugusan bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen lepas sama sekali di udara yang pada umumnya tidak bisa digunakan secara langsung oleh biasanya organisme.[49][2] Secara umum, gugusan bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium.[2] Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.[2] Bidang panganTerdapat beberapa gugusan bakteri yang dapat melakukan bagian fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi macam makanan.[5] Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga bisa meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.[5] Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan: Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen bisa tumbuh di dalam makanan.[50] Gugusan bakteri ini dapat memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kesudahan menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun.[50] Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sbg bahan dasar botox.[50] Beberapa contoh bakteri perusak makanan: Bidang kesehatanTidak hanya di bidang anggota yang terkait dan pangan, bakteri juga bisa memberikan faedah dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang diproduksi oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap aktivitas yang dipekerjakan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit.[5] Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak macam bakteri yang justru bersifat patogen.[53] Pada manusia, beberapa macam bakteri yang sering kali dijadikan kaki tangan penyebab penyakit merupakan Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.[54][55] Bakteri patogen juga bisa menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.[56] Untuk infeksi pada tanaman yang umum dikenal merupakan Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.[57] DekomposisiDekomposisi buah persik setelah 6 hari. Bagian degradasi jasad makhluk hidup diterapkan oleh banyak organisme, salah satunya merupakan bakteri. Beberapa macam bakteri, terutama bakteri heterotrof, dapat mendegradasi senyawa organik dan memakainya untuk menunjang pertumbuhannya.[58] Bagian dekomposisi ini dibantu oleh beberapa macam enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah dijadikan senyawa yang lebih sederhana. Sbg contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein dijadikan senyawa lebih sederhana, seperti asam amino.[58] Bagian dekomposisi ini juga mempunyai peran dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke dunia untuk masuk ke dalam siklus lagi.[59] Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot.[59] Bagian ini dipercepat masa tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini merupakan hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino.[59] Selanjutnya, asam amino akan diubah dijadikan asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH anggota yang terkait akan turun dijadikan 4-5.[59] Reaksi ini diterapkan oleh bakteri acetogen. Pada tahap kesudahan, semua senyawa tersebut diubah dijadikan gas metana oleh metanogen.[59] Referensi
Pranala luar
edunitas.com Page 6436. PT Valbury ♝ Closing date : 1 November 2022 ♝ Updated date : 1 Juli 2022 ♝ Job location in Surabaya ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 14,989 Appear = 179,857 437. Victoria Service Needed Teknisi Elektronik ..... show everything ♝ Closing date : 1 November 2022 ♝ Updated date : 1 Juli 2022 ♝ Job location in Jakarta ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 24,618 Appear = 300,411 438. Nissan Purwakarta ♝ Closing date : 30 Oktober 2022 ♝ Updated date : 30 Juni 2022 ♝ Job location in Purwakarta ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 26,342 Appear = 261,894 439. Osingdeles Needed Cook Helper Waiter Pramuniaga ..... show everything (Image/PDF) ♝ Closing date : 30 Oktober 2022 ♝ Updated date : 30 Juni 2022 ♝ Job location in Banyuwangi ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 12,565 Appear = 160,162 440. PT Gilland Ganesha Needed marketing ..... show everything ♝ Closing date : 30 Oktober 2022 ♝ Updated date : 30 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 28,044 Appear = 306,642 441. Universitas Kahuripan Kediri ♝ Closing date : 30 Oktober 2022 ♝ Updated date : 30 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 11,041 Appear = 145,538 442. PT Petrokimia Gresik Needed HRD ..... show everything ♝ Closing date : 29 Agustus 2022 ♝ Updated date : 29 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 27,107 Appear = 292,481 443. CV Media Cahaya ♝ Closing date : 28 Oktober 2022 ♝ Updated date : 28 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 19,041 Appear = 223,687 444. Permen Cui Needed Crew Outlet ..... show everything ♝ Closing date : 28 Oktober 2022 ♝ Updated date : 28 Juni 2022 ♝ Job location in Cilacap ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 16,080 Appear = 179,883 445. PT Astra Needed Sales Marketing ..... show everything ♝ Closing date : 28 Oktober 2022 ♝ Updated date : 28 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 13,114 Appear = 181,604 446. Tinara Bridal & Boutique Salon ♝ Closing date : 28 Oktober 2022 ♝ Updated date : 28 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 22,213 Appear = 243,710 447. PT Melati Medika Indonesia Needed Perawat Homecare (Caregiver dan Perawat Medis) ..... show everything ♝ Closing date : 27 Oktober 2022 ♝ Updated date : 27 Juni 2022 ♝ Job location in Jakarta ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 17,814 Appear = 264,929 448. BPF Group ♝ Closing date : 26 Oktober 2022 ♝ Updated date : 26 Juni 2022 ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 23,478 Appear = 280,333 449. Elska Skin Clinic Needed Beauty Consultant ..... show everything ♝ Closing date : 26 Agustus 2022 ♝ Updated date : 26 Juni 2022 ♝ Job location in Jakarta ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 14,704 Appear = 158,147 450. Foresthree Coffee Needed Barista ..... show everything ♝ Closing date : 26 Oktober 2022 ♝ Updated date : 26 Juni 2022 ♝ Job location in Jakarta ♝ Apply for a job now : Click here ♝ Tot Clicks = 17,381 Appear = 207,016 Page 7443. CV Media Cahaya ♝ Tgl Penutupan : 28 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 28 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Malang ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 19.041 Tayang = 223.687 444. Permen Cui Dibutuhkan Crew Outlet ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 28 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 28 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Cilacap ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 16.080 Tayang = 179.883 445. PT Astra Dibutuhkan Sales Marketing ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 28 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 28 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bekasi ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 13.114 Tayang = 181.604 446. Tinara Bridal & Boutique Salon ♝ Tgl Penutupan : 28 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 28 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Malang ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 22.213 Tayang = 243.710 447. PT Melati Medika Indonesia ♝ Tgl Penutupan : 27 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 27 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 17.814 Tayang = 264.929 448. BPF Group ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bogor ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 23.478 Tayang = 280.333 449. Elska Skin Clinic Dibutuhkan Beauty Consultant ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Agustus 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 14.704 Tayang = 158.147 450. Foresthree Coffee Dibutuhkan Barista ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 17.381 Tayang = 207.016 451. Good Eyes Dibutuhkan SPG / SPB / ASRO ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 13.195 Tayang = 166.642 452. Pribadi Group Dibutuhkan Sales Manager ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 13.409 Tayang = 183.530 453. PT Astra Group ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Depok ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 24.035 Tayang = 293.433 454. PT Chang Sung Precision ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bekasi ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 18.282 Tayang = 212.756 455. PT Darya Varia Laboratoria Dibutuhkan Akreditasi Staff ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bogor ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 12.791 Tayang = 185.825 456. PT Gillan Ganesha Dibutuhkan Staff Marketing ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Jakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 13.972 Tayang = 191.045 457. PT Gilland Ganesha Dibutuhkan Marketing ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Surakarta ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 25.895 Tayang = 301.777 458. PT Indonesia Epson Industry ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bogor ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 17.995 Tayang = 218.258 459. Trans F&B Cibinong Dibutuhkan Waitress ..... tampilkan lebih lengkap ♝ Tgl Penutupan : 26 Oktober 2022 ♝ Tgl Pasang Iklan : 26 Juni 2022 ♝ Lokasi pekerjaan di Bogor ♝ Melamar kerja saat ini : Klik disini ♝ Klik = 30.977 Tayang = 269.679 Page 8PT Gilland Ganesha - lowongan utk SMU, D3, S1Membutuhkan SEO Content Writer. Persyaratan : Pendidikan Minimal SMA / SMK. Usia tidak dibatasi Mampu melakukan pekerjaan mandiri (sendiri) maupun melakukan pekerjaan dalam tim. Jujur, ... ....... .... dokumentasikan ulasan lengkap ♝ Melamar kerja sekarang : Klik disini ♝ Jml Klik = 50.970.290 Jml.Tampil = 309.553.633 ♝ Cari Karir ♝ Tgl pengahabisannya publikasi: 25 September 2022 ♝ Ditulis sedari tgl: 8 Agustus 2022 iklan lowongan kerja Page 9Teeth Whitening Actived Charcoal Powder OriginalJaminan Original(murni), Organik, Higenis Actived. Tanpa Bahan Pengawet Tanpa Campuran Bahan Kimia. Dijamin Halal, Hitam Pekat, Bertekstur Sehalus Bedak Bayi, Serta Rasa Tidak Pahit. Bukti Grade A ... .... ... ..... ... .... ... .. dokumentasikan ulasan komplit ♝ Jml Klik = 105.697 Jml.Tampil = 2.335.100 ♝ HandPhone / Kontak: Shopee.co.id/rakhisa, Https://shope.ee/7UdMZBGCfJ ♝ Kesehatan dan Obat-obatan ♝ Alamat: Tangerang ♝ Ditulis sedari tgl: 20 Juli 2022 ♝ Tgl habis publikasi: 20 November 2022 iklan baris Page 10Sepatu LV Louis Vuitton (ORIGINAL) model sneakers♝ Jml Klik = 89.464 Jml.Tampil = 1.820.507 ♝ HandPhone / Kontak: Jual Benda/barang Second, 08111636361 ♝ Busana/Pakaian dan Aksesori ♝ Alamat: Tanah Abang, Jakarta ♝ Ditulis sedari tgl: 28 Juli 2022 ♝ Tgl berakhir: 28 Agustus 2022 iklan baris Page 11PKE = Kelas Eksekutif Pontianak -- Kalimantan Barat : PKE ● SM ➜ Univ. Nahdlatul Ulama KalbarPKE ● SM ➜ Univ. Halim Sanusi PKE ● SM ➜ UICM Bandung Page 12PKE = Kelas Eksekutif Probolinggo -- Jawa Timur : PKE ● SM ➜ STIA BayuanggaPKE ● SM ➜ STAI Muhammadiyah PKE ● SM ➜ STEBI Badri Mashduqi PKE ● SM ➜ Univ. Ubudiyah Indonesia PKE ● SM ➜ STEBI Global Mulia ..... Lihat semua Daerah
Page 13Pangkas rambut next-cut Fathur ramadhan ♝ Sumedang utara Page 14Pangkas rambut next-cut Fathur ramadhan ♝ Sumedang utara Page 15PKE = Kelas Eksekutif Probolinggo -- Jawa Timur : PKE ● SM ➜ STIA BayuanggaPKE ● SM ➜ STAI Muhammadiyah PKE ● SM ➜ STEBI Badri Mashduqi PKE ● SM ➜ Univ. Ubudiyah Indonesia PKE ● SM ➜ STEBI Global Mulia ..... Lihat semua Daerah
|