Salah satu langkah Daendels yang terkenal di bidang pertahanan dan keamanan adalah

Memahami Kebijakan Daendels di berbagai bidang seperti bidang pertahanan, keamanan, politik, peradilan, sosial dan ekonomi penting untuk dilakukan, terutama bagi mereka yang suka dengan sejarah dan tertarik dengan dunia politik.

Herman Willem Daendels merupakan Gubernur Jenderal yang ke-36 dan memerintah di Nusantara selama 3 tahun yaitu dari tahun 1808 sampai 1811. Tugas utama dari Gubernur Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai oleh Inggris.

Daendels melakukan berbagai kebijakan untuk memperkuat pertahanan dan memperbaiki administrasi pemerintahan. Selain itu Daendels juga bertuga guna memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara. Apa sajakah kebijakan-kebijakan Daendels di Nusantara?  

Salah satu yang paling mengenang dari Daendels adalah sebuah Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels.

Sebuah jalan yang membentang dari Anyer Banten sampai Panarukan Jawa Timur. Awalnya jalan ini belum menyatu, namun di masa pemerintahan Daendels jalan ini kemudian dibangun, karena itulah kemudian Jalan yang membentang di Pulau Jawa ini disebut sebagai jalan Daendels.  

Tidak hanya membuat kebijakan mengenai pembuatan jalan saja, Daendels juga melakkan beberapa langkah dan kebijakan strategis, terutama dalam bidang pertahanan-keamanan, administrasi pemerintahan dan sosial ekonomi.

Kebijakan Daendels Di Berbagai Bidang Pertahanan, Keamanan, Politik, Peradilan, Sosial dan Ekonomi

Salah satu langkah Daendels yang terkenal di bidang pertahanan dan keamanan adalah
Herman Willem Daendels

Berikut ini akan dipaparkan tentang kebijakan seorang Gubernur Jenderal yang berada dibawah pemerintah Belanda.

1. Kebijakan Daendels di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Daendels ditugasi oleh pemerintah Belanda agar menjaga keamanan di Pulau Jawa dan membuat pertahanan agar Pulau Jawa tidak dikuasai oleh Inggris. Berikut adalah kebijakan Daendels di bidang pertahanan dan keamanan :

  • Membangun benteng-benteng pertahanan baru, seperti benteng Messter Cornelis.
  • Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. (Nb. pembangunan ini boleh dikatakan kurang berhasil/gagal).
  • Meningkatkan jumlah tentara, salah satunya adalah dengan merekrut orang-orang pribumi. Kabarnya Daendelss merekrut ribuan orang, dari awalnya hanya 4000 tentara hingga menjadi 18.000 tentara.
  • Membangun jalan raya Pos dari Anyer sampai Panarukan. Panjang jalan ini kurang lebih 1.100 km. Jalan yang memiliki nama asli De Groote Postweg ini sering disebut sebagai jalan Daendels.

Pembangunan jalan Raya Pos sangat berguna bagi sistem pertahanan dan keamanan pada waktu itu, karena dengan adanya jalan itu distribusi senjata dan tentara menjadi lebih mudah.

Begitu juga dengan pengawasan oleh Pihak Belanda. Namun dalam pengerjaannya meninggalkan duka, dalam pengerjaan Jalan Raya ini menggunakan sistem kerja rodi.

Terutama ketika biaya pembuatan jalan ini habis, Daendeles kemudian menggerakkan rakyat untuk meneruskan pembangunan jalan raya ini.  

Dikarenakan jauh dan sulitnya medan, ditambah ada serangan nyamuk malaria membuat banyak rakyat Nusantara menderita, sakit-sakitan bahkan sampai meninggal dunia.  

2. Kebijakan Daendels di Bidang Politik dan Pemerintahan

Di Bidang Politik dan Pemerintahan, Daendeles banyak melakukan campur tangan dan perubahan pada tata cara dan adat istiadat di Nusantara. Daendels juga berhasul mempengaruhi Mangkunegara II guna membentuk pasukan “Legiun Mangkunegara” yang memiliki pasukan sebanyak 1.150 tentara.  

Pasukan ini guna memperkuat kedudukan di Jawa, karena memiliki kekuatan Daendeles semakin berani dalam menjajah Nusantara. Daendels mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.  

Selama menjabat sebagai Gubernur, Daendels mengeluarkan beberapa kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat kedudukan Pemerintah Belanda di Nusantara, beberapa kebijakan atau tindakan Daendels dalam bidang politik dan pemerintahan antara lain :

  • Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara
  • Daendels memerintah secara sentralistik (terpusat) yang kuat dengan membagi Pulau Jawa menjadi 23 wilayah besar yang kemudian dikenal dengan karesidenan (residentie).
  • Daendels telah merubah Provinsi Jawa Pantai Timur Laut menjadi 5 prefektur (wilayah yang memiliki otoritas) dan 38 Kabupaten. Kemudian, Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan yang kemudian dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan kolonial.
  • Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial) yang digaji.

Berikut adalah 23 Karesidenan di Pulau Jawa pada masa pemerintahan Daendels :  a. Tegal b. Bagelan c. Banyumas d. Cirebon e. Priangan f. Karawang g. Buitenzorg (Bogor) h. Banten i. Batavia (Jakarta) j. Surakarta k. Yogyakarta l. Banyuwangi m. Besuki n. Pasuruan o. Kediri p. Surabaya q. Rembang r. Madiun s. Pacitan t. Jepara u. Semarang v. Kedu

w. Pekalongan  

Salah satu langkah Daendels yang terkenal di bidang pertahanan dan keamanan adalah

Salah satu langkah Daendels yang terkenal di bidang pertahanan dan keamanan adalah
Lihat Foto

Raden Saleh

Potret Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memegang De Grote Postweg (Great Post Road) dengan tulisan Rigting van Weg Megamendong 1818 (arah jalan Megamendung). Latar belakang lukisan di Puncak Pass dan Gunung Pangrango.

KOMPAS.com – Herman Willem Daendels ditugaskan untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Ia dikirim oleh Louis Napoleon untuk menjadi gubernur jenderal di Indonesia.

Saat ditugaskan ke Pulau Jawa, Daendels memiliki beberapa tugas penting yakni reorganisasi militer, sistem pembebasan kerja wajib serta penyerahan wajib, dan mengatasi berbagai masalah pergaulan, seperti perbudakan serta sistem sanitasi di Jakarta.

Namun, tugas dan peran utama Daendels dikirim ke Indonesia adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.

Menurut Ahmad Fakhri Hutauruk dalam Buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam Hingga Kolonialisme (2020), Daendels menerapkan beberapa langkah sebagai upaya mempertahankan Pulau Jawa, yaitu:

  1. Pembuatan dan pembangunan Jalan Anyer-Panarukan. Jalan ini digunakan untuk pertahanan serta perekonomian.
  2. Jumlah angkatan perang ditambah. Jika semula hanya 3 ribu prajurit, jumlahnya ditambah menjadi 20 ribu prajurit.
  3. Pembangunan pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Pembangunan ini dilakukan karena Daendels tidak bisa mengharapkan bantuan dari Eropa, terkait blokade yang dilakukan Inggris.
  4. Pembangunan pangkalan angkatan laut di Surabaya dan Ujung Kulon.
  5. Benteng pertahanan di berbagai lokasi dibangun. Contohnya Messter Comelis di Batavia serta Fort Lodewijk di Gresik.
  6. Kesejahteraan prajut lebih ditingkatkan.

Baca juga: Indonesia di Bawah Penjajahan Perancis

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kebijakan Daendels tentang pembangunan jalan Anyer Panarukan sejauh 1.100 kilometer ini merupakan kebijakan paling kontroversional dari Daendels.

Agar pembangunan jalan berhasil, Daendels membuat kebijakan wajib kerja atau verplichte diensten yang diperuntukan bagi rakyat Indonesia.

Sebenarnya tujuan dari kebijakan Daendels ini ingin membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, Daendels memimpin dengan tangan besi atau sangat kejam sehingga menimbulkan ketidaksukaan atau kebencian dari masyarakat Indonesia.

Banyak perlawanan yang dilakukan. Hingga pada akhirnya kabar tentang kekejaman Daendels ini didengar Napoleon. Pada 1811, Daendels dikembalikan ke Belanda dan posisinya digantikan oleh Jan Willem Jansens.

Setelah posisi Daendels digantikan, Jan Willem Jansens tidak bisa mempertahankan kekuasaan Belanda. Pada akhirnya, Inggris berhasil menguasai Indonesia pada 1811.

Kekuasaan Inggris di Indonesia tidak bertahan lama, karena Belanda kembali menguasai Indonesia pada 1814.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Kebijakan Daendels di bidang pertahanan dan keamanan antara lain: Membangun benteng-benteng pertahanan seperti Benteng Meester Cornelis (di daerah Jatinegara, Jakarta sekarang, membangun Pangkalan Angkatan Laut di Anyer dan Ujungkulon, meningkatkan jumlah tentara, Daendels menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang, membangun Jalan Raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten) sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah C.