Peran teknologi transportasi dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan

Jakarta -

Perkeretaapian mewarnai sejarah panjang Bangsa Indonesia. Kereta api telah beroperasi sejak zaman kolonial Belanda, melayani mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lainnya.

Ketika bala tentara Jepang menguasai Indonesia pada 1942, perusahaan kereta api berada di bawah komando militer. Di masa tersebut, banyak sarana dan prasarana perkeretaapian terbengkalai akibat tak dirawat, dirusak, hingga dibongkar untuk dipindahkan ke daerah lain.

Beberapa hari selepas Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, stasiun dan kantor kereta api yang dikuasai Jepang diambil alih oleh rakyat Indonesia. Puncaknya terjadi pada saat pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung 28 September 1945. Ketika itu Moh. Ismangil dan sejumlah pemuda KA membaca pernyataan sikap yang menegaskan bahwa mulai tanggal tersebut kekuasaan perkeretaapian ada di tangan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Hal itu sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), yaitu perusahaan kereta api milik negara.

Perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peranan kereta api. Di masa-masa darurat, kereta api menjadi moda transportasi untuk menangkut pejuang dan logistik.

Kereta api memegang peranan penting dalam era mempertahankan kemerdekaan,Saat Ibukota RI Pindah ke Yogyakarta karena kedatangan Belanda dengan membonceng sekutu. Pemerintahan baru yang belum kuat, kepolisian negara yang belum stabil, sedangkan ormas-ormas bersenjata semakin banyak membuat keamanan Jakarta semakin tidak menentu. Sementara itu, Jepang mulai menarik diri untuk menghindari konfrontasi terbuka. Adapun tentara Inggris yang diberi amanat mempertahankan status quo Jakarta justru semakin tidak disukai masyarakat.

Pada 1 Januari 1946, pimpinan KA di Jakarta diperintah secara langsung dan rahasia oleh Bung Karno agar menyiapkan suatu rangkaian KA khusus untuk membawa Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kabinet, dan pejabat tinggi lainnya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Balai Yasa Manggarai bertugas mempersiapkan KA khusus tersebut dalam waktu secepatnya.

Setelah dilakukan penelitian, diputuskan menggunakan kereta api khusus inspeksi. Rangkaian kereta tersebut tidak pernah digunakan lagi sejak 1942 namun kondisinya masih laik jalan. Perawatan dan perbaikan kereta dikerjakan selama 24 jam dengan sistem shift. Selama persiapan, penjagaan di Balai Yasa Manggarai lebih diperketat. Rangkaian kereta selesai pada 2 Januari 1946.

Pukul lima sore diadakan acara serah terima kereta api luar biasa (KLB) dari kepala bengkel kepada Pejabat Eksploitasi Barat DKARI. Sekitar pukul enam sore, KLB diberangkatkan ke arah Halte Pegangsaan di belakang kediaman Presiden untuk menaikkan seluruh rombongan. Setelah selesai, KLB dilangsir menuju Stasiun Manggarai. Barang-barang yang sudah disiapkan di peron jalur 4 langsung dimasukkan ke gerbong bagasi tanpa menghentikan kereta yang bergerak dengan kecepatan 5 km/jam.

KLB tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta pada pukul tujuh pagi keesokan harinya dengan selamat membawa para petinggi negara untuk dapat menjalankan pemerintahan dengan lebih fokus dan aman.

Masih di tahun yang sama, Belanda kembali ke Indonesia dan mendapati kondisi perkeretaapian sudah jauh berbeda sejak sebelum Perang Dunia II. Belanda kemudian membentuk lembaga yang menangani perkeretaapian di Indonesia bernama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS). Melalui Agresi Militer Belanda 1947 dan 1948, SS/VS berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah eksploitasi kereta api di Indonesia dari DKARI.

Akhirnya, secercah harapan bagi perkeretaapian Indonesia diperoleh melalui Perdamaian Indonesia-Belanda yang diselenggarakan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, tepatnya pada Desember 1949. Pada saat itu, dilaksanakan pengalihan aset-aset milik Pemerintah Hindia Belanda kepada Indonesia.

Pengalihan itu termasuk pengelolaan kereta api di Sumatera, Jawa, dan Madura. Perusahaan kereta api negara DKARI yang dikelola oleh Republik Indonesia dilebur dengan SS/VS yang merupakan gabungan perusahaan kereta api negara dan swasta zaman Hindia Belanda.

Selama 1945-1949, DKARI telah menjadi salah satu alat perjuangan untuk perang mempertahankan kemerdekaan. DKARI inilah yang menjadi cikal bakal PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang kini menjadi BUMN operator kereta api di Indonesia.

Berselang 75 tahun setelah Republik Indonesia menyatakan kemerdekaannya, kini kereta api menjadi salah satu moda transportasi andalan yang mendukung kemajuan perekonomian bangsa. Di era modernisasi saat ini, kereta api terus bertransformasi dan berpacu dengan kemajuan zaman.

(ega/ega)

Bagi sebuah negara, trasportasi menjadi salah satu elemen yang memegang peranan penting dalam rangka mensejahterakan rakyatnya. Sebelumnya perlu kita pahami terlebih dahulu pengertian transportasi secara umum adalah kegiatan mengangkut maupun memindahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat lain. Sistem transportasi baik itu darat, laut maupun udara yang menjadi urat nadi pembangunan suatu wilayah selalu berhubungan erat dengan kemajuan teknologi. Seperti negara-negara pada umumnya, perkembangan transportasi darat di Indonesia tidak bisa lepas dari sejarah transportasi itu sendiri. Mengenai topik ini, kita bisa menemukannya melalui artikel, makalah maupun dokumentasi lainnya yang telah banyak diterbitkan.

Peran teknologi transportasi dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan

Jika menilik sejarah perkembangan teknologi transportasi darat di tanah air, berbagai sumber menyebutkan bahwa hal ini berkaitan langsung dengan situasi politik yang sedanga berjalan di masa itu. Bila sebelumnya masyarakat kita akrab sekali dengan kendaraan tradisional seperti kuda, pedati, gerobak, andong serta becak sebagai angkutan pribadi, angkutan barang maupun massal, lambat laun kendaraan seperti ini mulai tergantikan. Pergerakan zaman dengan laju teknologi dan tentunya tak lepas dari campur tangan rezim penguasa menjadi kekuatan yang tak terbendung.

Pelan tapi pasti kendaraan-kendaraan seperti sepeda kayuh, sepeda motor, mobil serta kereta api hadir memenuhi jalan-jalan diseluruh tanah air. Perlu diketahui bahwa kedatangan bangsa Belanda yang telah menjajah rakyat Indonesia sedikit banyak turut memelopori perkembangan teknologi transportasi darat kita. Sebutlah jalur Daendels yang membentang di pulau Jawa serta hadirnya kereta api sebagai angkutan massal modern berikut infrastruktur pendukung lainnya. Tentu kita tidak boleh melupakan fakta-fakta miris yang menyertai proses pembuatannya seperti kekejaman penjajah dengan sikap tangan besi seenaknya menghabisi nyawa pekerja yang saat itu 99 persen adalah warga pribumi.

Pada era Orde Baru, perkembangan teknologi transportasi darat di Indonesia telah mencapai suatu titik dimana kualitas serta kuantitasnya boleh disamakan dengan negara berkembang lainnya. Dengan kata lain kemajuan yang cukup berarti telah diraih. Hal ini bisa kita lihat dengan beragamnya kendaraan yang telah beroperasi di jalan raya baik itu di kota-kota besar ataupun terpencil sekalipun. Berbagai ukuran bus dari yang kecil, sedang hingga besar sebagai sarana angkutan umum massal telah beroperasi dengan lancar, yang melayani berbagai rute seperti dalam kota atau antar kota dalam propinsi, lintas propinsi maupun pulau.

Kemajuan juga dapat kita temui pada jenis angkutan umum massal yang lain yakni dengan semakin banyaknya jalur kereta api yang dibuka. Di sepanjang pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan serta yang lainnya kini telah terakses oleh lintasan kereta api. Nuansa perkembangan teknologi transportasi darat begitu terasa dengan penambahan jalur serta penataan PJKA sebagai kepanjangan tangan pemerintah yang menangani urusan kereta api. Modernisasi dalam hal teknologi juga terus diupayakan, hal ini ditandai dengan mulai dioperasikannya kereta listrik serta berbagai kerja sama dengan negara maju untuk mengembangkan sistem perkeretaapian yang mutakhir.

Peran teknologi transportasi dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan

Meski begitu masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita rampungkan terkait perkembangan teknologi transportasi darat ini. Didalamnya mengandung beberapa aspek penting dan harus kita beri porsi perhatian yang lebih, diantaranya adalah faktor keamanan. Sering datang kepada kita berita yang menyedihkan terkait sebuah kecelakaan maut baik itu menimpa kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Baik itu disebabkan oleh kelemahan sistem, kesalahan pengemudi maupun tingkah laku para pengguna jalan lainnya. Berbagai kejadian yang bila ditarik garis tengahnya bisa ditemukan sebuah kesimpulan akan lemahnya ilmu maupun sikap kesadaran yang kita miliki saat berurusan dengan sistem atau berkendara di jalan raya. Terlepas dari itu semua kita patut mengapresiasi berbagai pencapaian tersebut dengan harapan kedepan berbagai perbaikan serta penyempurnaan di setiap lini akan terus dilakukan……SUMBER BLOG MAS SUGENG…(hendri saputra)