Penularan hepatitis b melalui apa saja

Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.

Infeksi hepatitis B umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Kondisi ini disebut infeksi hepatitis akut atau hepatitis B akut. Namun, infeksi hepatitis B juga bisa menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang atau menjadi kronis.

Penularan hepatitis b melalui apa saja

Infeksi hepatitis B kronis dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis atau kanker hati. Oleh karena itu, penderita hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi.

Hepatitis B masih banyak ditemukan di Indonesia dengan angka kasus yang kian meningkat. Namun, penyakit ini dapat dicegah melalui vaksinasi hepatitis B.

Penyebab dan Gejala Hepatitis B

Hepatitis B menular melalui hubungan seksual tanpa kondom dan berbagi jarum suntik dengan penderita hepatitis B. Hal ini karena virus hepatitis B berada di dalam darah dan cairan tubuh, seperti sperma atau cairan vagina. Selain itu, hepatitis B juga dapat menular dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya.

Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap bisa muncul 1-5 bulan setelah terpapar virus. Gejala yang bisa muncul antara lain demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas, serta penyakit kuning.

Pengobatan Hepatitis B

Tidak ada metode khusus untuk mengatasi hepatitis B akut, karena akan sembuh dengan sendirinya. Penanganan hanya bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul. Sementara itu, pengobatan pada hepatitis B kronis adalah dengan obat antivirus.

Pasien hepatitis B kronis perlu rutin kontrol ke dokter agar efektivitas pengobatan dan perkembangan penyakit dapat diketahui. Hal tersebut karena hepatitis B kronis dapat menyebabkan kerusakan organ hati. Jika kerusakan hati cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan prosedur transplantasi hati.

Dengan penanganan yang tepat dan gaya hidup sehat, penderita hepatitis B dapat hidup normal.

Vaksinasi dan Pencegahan Hepatitis B

Langkah utama untuk mencegah hepatitis B adalah melalui pemberian vaksin hepatitis B . Vaksin ini wajib diberikan kepada anak-anak, tetapi karena efeknya tidak bertahan seumur hidup, vaksinasi perlu diulang saat dewasa.

Selain vaksinasi, ada upaya lain yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko terkena hepatitis B, yaitu berhubungan seksual secara aman dan menjauhi penyalahgunaan NAPZA.

HEPATITIS B adalah infeksi pada hati yang serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Data Kementerian  Kesehatan tahun 2013 menyebutkan bahwa terdapat 18 juta penduduk Indonesia dengan hepatitis B positlf.

Sebanyak 50 persen dari pasien infeksi hepatitis B berpotensi menjadi infeksi kronis. Infeksi virus hepatitis B dapat menyebabkan infeksi akut (baru terjadi) dan infeksi kronis (berlangsung lama). Pada tahap infeksi kronis dapat terjadi risiko sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

Kesulitan yang ditemui adalah infeksi virus hepatitis B saat akut sulit dikenali. Gejalanya tidak langsung terasa bahkan pada beberapa orang tidak bergejala. Pada fase akut gejala yang muncul dapat berupa kuning, terutama di mata dan kulit, mual muntah, demam, dan mudah lelah.

Pada kasus yang jarang, dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, dan manifestasi perdarahan.  Pada fase kronis, biasanya muncul saat sudah terjadi sirosis. Keluhan yang sering dikeluhkan pasien adalah mata dan kulit menguning, perut membuncit, pembengkakan tungkai dan pelebaran pembuluh darah pada permukaan kulit.

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan antigen dan antibodi hepatitis. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan pemeriksaan darah. Pemeriksaan lain diperlukan untuk mengetahui derajat kerusakan pada hati dengan pemeriksaan darah. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat gambaran hati.

Hepatitis B dapat ditularkan  melalui kontak dengan cairan tubuh pengidap hepatitis, seperti sperma dan cairan vagina. Beberapa faktor risiko adalah kontak seksual misalnya dengan berganti-ganti pasangan dan berhubungan seksual tanpa pengaman, berbagi jarum suntik bergantian, tertusuk jarum secara tidak sengaja, serta penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan.

Pada frekuensi yang kecil, dapat terjadi penularan melalui alat-alat lain, misalnya jarum tato dan alat cukur. Namun demikian, hepatitis B tidak akan menular dengan salaman, berpelukan, menggunakan alat makan atau handuk yang sama sehingga kita dapat hidup berdampingan dengan pasien hepatitis B.

Belum ada obat yang dapat menghilangkan infeksi virus hepatitis B. Pengobatan yang ada hanya untuk mengurangi gejala, meredakan rasa sakit, dan menjaga kenyamanan  pasien. Pada infeksi hepatItis B kronis dapat diberikan antivirus untuk menghambat produksi virus dan mencegah kerusakan hati. Walau demikian, pasien masih dapat menjalani hidup dengan layak termasuk berolahraga.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Pada bayi, vaksinasi ini wajib diberikan karena termasuk dalam program imunisasi. Namun, orang dewasa, dari segala usia, dianjurkan  untuk mendapatkan  vaksinasi hepatitis B. Yang sangat disarankan untuk mendapat vaksinasi adalah orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, pengguna narkoba suntik atau memiliki pasangan pengguna/mantan   pengguna narkoba suntik, petugas medis, mereka yang tinggal dengan pasien hepatitis B, serta pasien dengan penyakit hati kronis dan ginjal.

Masyarakat juga perlu mendapat pengetahuan mengenai hepatitis B dari ahlinya. Dengan demikian, masyarakat dapat  menghidupi pola hidup sehat dan menghindari faktor-faktor risiko hepatitis B. Pengidap hepatitis B harus kontrol rutin ke dokter untuk mendapat pengobatan dan memantau progresivitas penyakit. Pengidap hepatitis B juga harus memiliki pengetahuan agar dapat hidup berdampingan dengan bukan pasien dan menghindari penularan HIV. Seminar awam adalah salah satu cara untuk masyarakat mendapatkan pengetahuan.

Kami harap Anda sehat senantiasa.

Dapatkan info kesehatan RS St. Carolus di Harian KOMPAS setiap hari Minggu

Apakah hepatitis B bisa menular melalui keringat?

Virus hepatitis B dapat menular melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi. Artinya virus dapat ditularkan melalui darah, keringat, air mata, air liur, air mani, cairan vagina, darah menstruasi, dan cairan tubuh lainnya.

Apakah hepatitis B bisa menular lewat makanan?

Pada frekuensi yang kecil, dapat terjadi penularan melalui alat-alat lain, misalnya jarum tato dan alat cukur. Namun demikian, hepatitis B tidak akan menular dengan salaman, berpelukan, menggunakan alat makan atau handuk yang sama sehingga kita dapat hidup berdampingan dengan pasien hepatitis B.

Berapa lama virus hepatitis B bertahan di luar tubuh?

Perlu diketahui juga bahwa virus hepatitis B (HBV) dapat bertahan hidup di luar tubuh dan mampu menimbulkan infeksi selama kurang lebih 7 hari. Rata-rata virus dapat terdeteksi adalah sekitar minggu ke-4 setelah terjadinya paparan.

Bagaimana cara penularan hepatitis B dan C?

Hepatitis B, C, dan D biasanya terjadi sebagai akibat dari kontak parenteral (suntikan) dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Cara penularan yang umum untuk virus ini termasuk penerimaan darah atau produk darah yang terkontaminasi dan prosedur medis invasif menggunakan peralatan yang terkontaminasi.