Bintil akar pada tanaman kedelai Show
Pengikatan nitrogen adalah ronde di mana nitrogen (N2) di atmosfer diubah menjadi ammonia (NH3)[1] melalui ronde alami maupun sintetik. Nitrogen yang berada di atmosfer berada dalam bentuk diatomik N2 dan cenderung inert. Ronde pengikatan membebaskan atom nitrogen untuk bereaksi. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk semua bentuk kehidupan sebab nitrogen diperlukan untuk ronde biosintesis komponen landasan tumbuhan, binatang, dan bentuk kehidupan lainnya. Nukleotida, komponen penting penyusun DNA dan RNA serta asam amino penyusun protein merupakan contoh komponen landasan penyusun kehidupan makhluk hidup. Dengan memahami hal tersebut, maka pengikatan nitrogen supaya dapat digunakan untuk tumbuhan merupakan konsep penting dalam pertanian sehingga manufaktur pupuk berkembang. Pengikatan nitrogen secara sintetis juga digunakan dalam pembuatan bahan peledak. Pengikatan nitrogen di dunia dapat terjadi melalui kilat dan aktivitas yang dipekerjakan mikroba.[2][3] Pengikatan nitrogen juga mengacu pada konversi nitrogen ke bentuk lain, seperti nitrogen dioksida. Beberapa tumbuhan dapat membentuk hibungan simbiosis dengan mikroorganisme yang dapat mengikat nitrogen. Pengikatan nitrogen biologisPenggambaran skematik dari siklus nitrogen tanpa pengikatan nitrogen abiotik Pengikatan nitrogen biologis pertama kali ditemukan oleh berbakat agronomi Jerman, Hermann Hellriegel dan berbakat mikrobiologi Belanda, Martinus Beijerinck. Pengikatan nitrogen biologis terjadi ketika nitrogen di atmosfer diubah menjadi amonia oleh enzim nitrogenase.[1] Reaksinya adalah: N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2Ronde ini diiringi dengan hidrolisis untuk berproduksi senyawa yang ekuivalen dengan ATP untuk berproduksi energi. Pada diazotrof yang hidup bebas sama sekali, amonia yang dihasilkan enzim nitrogenase diasimilasikan menjadi glutamat. Enzim nitrogenase rentan terhadap keberadaan oksigen. Jumlah bakteri yang memberhentikan produksi enzim ini ketika oksigen berada di sekitar mereka.[1] Organisme pengikat nitrogen jumlah terdapat di bidang yang terkait anaerobik.[1] Mikroorganisme pengikat nitrogen dikata dengan diazotrof, yang terdiri dari:
Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteriaCyanobacteria merebut nyaris di setiap tempat yang terpapar cahaya matahari dan berperan penting dalam siklus nitrogen dan karbon biosfer. Secara umum, cyanobacteria dapat menggunakan berbagai sumber nitrogen organik dan organik seperti nitrat, nitrit, amonia, urea, dan berbagai asam amino. Beberapa jenis cyanobacteria juga dapat hidup secara diazotrof, suatu kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pendahulu archaea mereka.[4] Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteria di terumbu karang dapat terjadi pada laju dua kali semakin cepat dibandingkan pengikatan nitrogen di daratan, sekitar 1.8 kg nitrogen per hektar per hari. Trichodesmium yang membentuk koloni cyanobacteria di samudra diperkirakan memainkan setengah ronde pengikatan nitrogen di samudra pada skala global.[5] Simbiosis pada bintil akarFamili legumTumbuhan yang dapat mengikat nitrogen mencakup famili legum, Fabaceae, seperti kudzu, semanggi, kedelai, kacang tanah, alfalfa, lupin, dan rooibos. Mereka dapat membentuk hubungan simbiosis dengan bakteri rhizobia pada bintil akar di dalam sistem perakaran mereka, berproduksi senyawa nitrogen yang membantu tanaman untuk tumbuh. Ketika tanaman mati, nitrogen yang telah terikat diloloskan ke tanah sehingga menjadi tersedia untuk tanaman berikutnya yang tumbuh di tanah tersebut.[1][6] Sebagian akbar legum memiliki hubungan ini, kecuali genus Styphnolobium. Pada berbagai praktek tradisional dan organik, ladang ditanam secara rotasi, bergiliran dengan berbagai variasi tanaman, di mana salah satunya adalah tanaman legum. Usaha pertanian di sela-sela tanaman legum seperti pohon dari genus inga dapat menjadi solusi untuk praktek perladangan tebang dan bakar.[7] Non-legumBintil akar pada pohon alder Potongan bintil akar pohon alder Meski sebagian akbar tanaman pembentuk bintil akar benar pada famili Fabaceae, terdapat beberapa yang bukan famili Fabaceae, yaitu:
Bentuk simbiosis pengikatan nitrogen lainnya dengan cyanobacteria (terutama Nostoc) yaitu:
Pengikatan nitrogen industriBenarnya probabilitas untuk nitrogen atmosfer untuk bereaksi dengan senyawa kimia tertentu pertama kali diteliti oleh Desfosses pada tahun 1828. Ia mengamati campuran oksida logam alkali dan karbon bereaksi pada temperatur tinggi dengan nitrogen. Dengan penggunaan barium karbonat sebagai bahan baku, ronde ini dikembangkan oleh Margueritte dan Sourdeval menjadi komersial pada tahun 1860an. Hasil berupa barium sianida dapat direaksikan dengan uap cairan membentuk amonia. Di tahun 1898, Adolph Frank dan Nikodem Caro memisahkan rondenya dan memproduksi kalsium karbida dalam tahapan pereaksian nitrogen dan kalsium sianamida. Ronde Ostwald untuk produksi asam nitrat ditemukan pada tahun 1902. Ronde Frank-Caro dan Ronde Ostwald mendominasi industri pengikatan nitrogen hingga penemuan Ronde Haber pada tahun 1909.[10][11] Ronde HaberProduksi pupuk sintetis merupakan sumber nitrogen terikat yang sangat jumlah digunakan oleh manusia. Amonia dibutuhkan sebagai bahan awal pembuatan pupuk, bahan peledak, dan produk lainnya. Metode yang sangat umum, adalah Ronde Haber, menggunakan tekanan tinggi (sekitar 200 atm) dan temperatur tinggi (minimal 400 oC) untuk mendapatkan amonia dari nitrogen di udara, ditambah gas dunia sebagai sumber atom hidrogennya.[12] Berbagai penelitian telah dipertontonkan untuk mencari katalis dalam ronde pengikatan nitrogen sehingga energi yang dibutuhkan untuk ronde ini menjadi semakin sedikit. Namun penelitian tersebut cenderung tidak sukses dan tidak mencapai efisiensi yang semakin adun dari Ronde Haber. Biasanya senyawa yang digunakan bereaksi dengan nitrogen di atmosfer membentuk senyawa kompleks dinitrogen. Senyawa kompleks dinitrogen yang pertama ditemukan adalah berbasis ruthenium, [Ru(NH3)5(N2)]2+.[13] Reduksi nitrogen ambienNitrogen diubah menjadi ammonia dan hydrazine oleh Alexander E. Shilov pada tahun 1970.[14][15] Beberapa senyawa dapat memecah molekul diatomik N2. Di bidang yang terkait yang penuh dengan nitrogen, logam lithium dapat membentuk lithium nitrida. Perlakuan terhadap senyawa nitrida dapat berproduksi ammonia. Dua senyawa kompleks berbasis molibdenum dapat bereaksi dengan molekul N2 membentuk senyawa MoN dengan ikatan tiga rangkap.[16] Semenjak saat itu, senyawa kompleks berikatan tiga rangkap digunakan untuk menciptakan nitril.[17] Lihat pula
Pustaka
Pranala luaredunitas.com Page 2Bintil akar pada tanaman kedelai Pengikatan nitrogen adalah ronde di mana nitrogen (N2) di atmosfer diubah menjadi ammonia (NH3)[1] melalui ronde alami maupun sintetik. Nitrogen yang berada di atmosfer berada dalam bentuk diatomik N2 dan cenderung inert. Ronde pengikatan membebaskan atom nitrogen untuk bereaksi. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk semua bentuk kehidupan sebab nitrogen diperlukan untuk ronde biosintesis komponen landasan tumbuhan, binatang, dan bentuk kehidupan lainnya. Nukleotida, komponen penting penyusun DNA dan RNA serta asam amino penyusun protein merupakan contoh komponen landasan penyusun kehidupan makhluk hidup. Dengan memahami hal tersebut, maka pengikatan nitrogen supaya dapat digunakan untuk tumbuhan merupakan konsep penting dalam pertanian sehingga manufaktur pupuk berkembang. Pengikatan nitrogen secara sintetis juga digunakan dalam pembuatan bahan peledak. Pengikatan nitrogen di dunia dapat terjadi melalui kilat dan aktivitas yang dipekerjakan mikroba.[2][3] Pengikatan nitrogen juga mengacu pada konversi nitrogen ke bentuk lain, seperti nitrogen dioksida. Beberapa tumbuhan dapat membentuk hibungan simbiosis dengan mikroorganisme yang dapat mengikat nitrogen. Pengikatan nitrogen biologisPenggambaran skematik dari siklus nitrogen tanpa pengikatan nitrogen abiotik Pengikatan nitrogen biologis pertama kali ditemukan oleh berbakat agronomi Jerman, Hermann Hellriegel dan berbakat mikrobiologi Belanda, Martinus Beijerinck. Pengikatan nitrogen biologis terjadi ketika nitrogen di atmosfer diubah menjadi amonia oleh enzim nitrogenase.[1] Reaksinya adalah: N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2Ronde ini diiringi dengan hidrolisis untuk berproduksi senyawa yang ekuivalen dengan ATP untuk berproduksi energi. Pada diazotrof yang hidup bebas sama sekali, amonia yang dihasilkan enzim nitrogenase diasimilasikan menjadi glutamat. Enzim nitrogenase rentan terhadap keberadaan oksigen. Jumlah bakteri yang memberhentikan produksi enzim ini ketika oksigen berada di sekitar mereka.[1] Organisme pengikat nitrogen jumlah terdapat di bidang yang terkait anaerobik.[1] Mikroorganisme pengikat nitrogen dikata dengan diazotrof, yang terdiri dari:
Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteriaCyanobacteria merebut nyaris di setiap tempat yang terpapar cahaya matahari dan berperan penting dalam siklus nitrogen dan karbon biosfer. Secara umum, cyanobacteria dapat menggunakan berbagai sumber nitrogen organik dan organik seperti nitrat, nitrit, amonia, urea, dan berbagai asam amino. Beberapa jenis cyanobacteria juga dapat hidup secara diazotrof, suatu kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pendahulu archaea mereka.[4] Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteria di terumbu karang dapat terjadi pada laju dua kali semakin cepat dibandingkan pengikatan nitrogen di daratan, sekitar 1.8 kg nitrogen per hektar per hari. Trichodesmium yang membentuk koloni cyanobacteria di samudra diperkirakan memainkan setengah ronde pengikatan nitrogen di samudra pada skala global.[5] Simbiosis pada bintil akarFamili legumTumbuhan yang dapat mengikat nitrogen mencakup famili legum, Fabaceae, seperti kudzu, semanggi, kedelai, kacang tanah, alfalfa, lupin, dan rooibos. Mereka dapat membentuk hubungan simbiosis dengan bakteri rhizobia pada bintil akar di dalam sistem perakaran mereka, berproduksi senyawa nitrogen yang membantu tanaman untuk tumbuh. Ketika tanaman mati, nitrogen yang telah terikat diloloskan ke tanah sehingga menjadi tersedia untuk tanaman berikutnya yang tumbuh di tanah tersebut.[1][6] Sebagian akbar legum memiliki hubungan ini, kecuali genus Styphnolobium. Pada berbagai praktek tradisional dan organik, ladang ditanam secara rotasi, bergiliran dengan berbagai variasi tanaman, di mana salah satunya adalah tanaman legum. Usaha pertanian di sela-sela tanaman legum seperti pohon dari genus inga dapat menjadi solusi untuk praktek perladangan tebang dan bakar.[7] Non-legumBintil akar pada pohon alder Potongan bintil akar pohon alder Meski sebagian akbar tanaman pembentuk bintil akar benar pada famili Fabaceae, terdapat beberapa yang bukan famili Fabaceae, yaitu:
Bentuk simbiosis pengikatan nitrogen lainnya dengan cyanobacteria (terutama Nostoc) yaitu:
Pengikatan nitrogen industriBenarnya probabilitas untuk nitrogen atmosfer untuk bereaksi dengan senyawa kimia tertentu pertama kali diteliti oleh Desfosses pada tahun 1828. Ia mengamati campuran oksida logam alkali dan karbon bereaksi pada temperatur tinggi dengan nitrogen. Dengan penggunaan barium karbonat sebagai bahan baku, ronde ini dikembangkan oleh Margueritte dan Sourdeval menjadi komersial pada tahun 1860an. Hasil berupa barium sianida dapat direaksikan dengan uap cairan membentuk amonia. Di tahun 1898, Adolph Frank dan Nikodem Caro memisahkan rondenya dan memproduksi kalsium karbida dalam tahapan pereaksian nitrogen dan kalsium sianamida. Ronde Ostwald untuk produksi asam nitrat ditemukan pada tahun 1902. Ronde Frank-Caro dan Ronde Ostwald mendominasi industri pengikatan nitrogen hingga penemuan Ronde Haber pada tahun 1909.[10][11] Ronde HaberProduksi pupuk sintetis merupakan sumber nitrogen terikat yang sangat jumlah digunakan oleh manusia. Amonia dibutuhkan sebagai bahan awal pembuatan pupuk, bahan peledak, dan produk lainnya. Metode yang sangat umum, adalah Ronde Haber, menggunakan tekanan tinggi (sekitar 200 atm) dan temperatur tinggi (minimal 400 oC) untuk mendapatkan amonia dari nitrogen di udara, ditambah gas dunia sebagai sumber atom hidrogennya.[12] Berbagai penelitian telah dipertontonkan untuk mencari katalis dalam ronde pengikatan nitrogen sehingga energi yang dibutuhkan untuk ronde ini menjadi semakin sedikit. Namun penelitian tersebut cenderung tidak sukses dan tidak mencapai efisiensi yang semakin adun dari Ronde Haber. Biasanya senyawa yang digunakan bereaksi dengan nitrogen di atmosfer membentuk senyawa kompleks dinitrogen. Senyawa kompleks dinitrogen yang pertama ditemukan adalah berbasis ruthenium, [Ru(NH3)5(N2)]2+.[13] Reduksi nitrogen ambienNitrogen diubah menjadi ammonia dan hydrazine oleh Alexander E. Shilov pada tahun 1970.[14][15] Beberapa senyawa dapat memecah molekul diatomik N2. Di bidang yang terkait yang penuh dengan nitrogen, logam lithium dapat membentuk lithium nitrida. Perlakuan terhadap senyawa nitrida dapat berproduksi ammonia. Dua senyawa kompleks berbasis molibdenum dapat bereaksi dengan molekul N2 membentuk senyawa MoN dengan ikatan tiga rangkap.[16] Semenjak saat itu, senyawa kompleks berikatan tiga rangkap digunakan untuk menciptakan nitril.[17] Lihat pula
Pustaka
Pranala luaredunitas.com Page 3Bintil akar pada tanaman kedelai Pengikatan nitrogen adalah ronde di mana nitrogen (N2) di atmosfer diubah menjadi ammonia (NH3)[1] melalui ronde alami maupun sintetik. Nitrogen yang berada di atmosfer berada dalam bentuk diatomik N2 dan cenderung inert. Ronde pengikatan membebaskan atom nitrogen untuk bereaksi. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk semua bentuk kehidupan sebab nitrogen diperlukan untuk ronde biosintesis komponen landasan tumbuhan, binatang, dan bentuk kehidupan lainnya. Nukleotida, komponen penting penyusun DNA dan RNA serta asam amino penyusun protein merupakan contoh komponen landasan penyusun kehidupan makhluk hidup. Dengan memahami hal tersebut, maka pengikatan nitrogen supaya dapat digunakan untuk tumbuhan merupakan konsep penting dalam pertanian sehingga manufaktur pupuk berkembang. Pengikatan nitrogen secara sintetis juga digunakan dalam pembuatan bahan peledak. Pengikatan nitrogen di dunia dapat terjadi melalui kilat dan aktivitas yang dipekerjakan mikroba.[2][3] Pengikatan nitrogen juga mengacu pada konversi nitrogen ke bentuk lain, seperti nitrogen dioksida. Beberapa tumbuhan dapat membentuk hibungan simbiosis dengan mikroorganisme yang dapat mengikat nitrogen. Pengikatan nitrogen biologisPenggambaran skematik dari siklus nitrogen tanpa pengikatan nitrogen abiotik Pengikatan nitrogen biologis pertama kali ditemukan oleh berbakat agronomi Jerman, Hermann Hellriegel dan berbakat mikrobiologi Belanda, Martinus Beijerinck. Pengikatan nitrogen biologis terjadi ketika nitrogen di atmosfer diubah menjadi amonia oleh enzim nitrogenase.[1] Reaksinya adalah: N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2Ronde ini diiringi dengan hidrolisis untuk berproduksi senyawa yang ekuivalen dengan ATP untuk berproduksi energi. Pada diazotrof yang hidup bebas sama sekali, amonia yang dihasilkan enzim nitrogenase diasimilasikan menjadi glutamat. Enzim nitrogenase rentan terhadap keberadaan oksigen. Jumlah bakteri yang memberhentikan produksi enzim ini ketika oksigen berada di sekitar mereka.[1] Organisme pengikat nitrogen jumlah terdapat di bidang yang terkait anaerobik.[1] Mikroorganisme pengikat nitrogen dikata dengan diazotrof, yang terdiri dari:
Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteriaCyanobacteria merebut nyaris di setiap tempat yang terpapar cahaya matahari dan berperan penting dalam siklus nitrogen dan karbon biosfer. Secara umum, cyanobacteria dapat menggunakan berbagai sumber nitrogen organik dan organik seperti nitrat, nitrit, amonia, urea, dan berbagai asam amino. Beberapa jenis cyanobacteria juga dapat hidup secara diazotrof, suatu kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pendahulu archaea mereka.[4] Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteria di terumbu karang dapat terjadi pada laju dua kali semakin cepat dibandingkan pengikatan nitrogen di daratan, sekitar 1.8 kg nitrogen per hektar per hari. Trichodesmium yang membentuk koloni cyanobacteria di samudra diperkirakan memainkan setengah ronde pengikatan nitrogen di samudra pada skala global.[5] Simbiosis pada bintil akarFamili legumTumbuhan yang dapat mengikat nitrogen mencakup famili legum, Fabaceae, seperti kudzu, semanggi, kedelai, kacang tanah, alfalfa, lupin, dan rooibos. Mereka dapat membentuk hubungan simbiosis dengan bakteri rhizobia pada bintil akar di dalam sistem perakaran mereka, berproduksi senyawa nitrogen yang membantu tanaman untuk tumbuh. Ketika tanaman mati, nitrogen yang telah terikat diloloskan ke tanah sehingga menjadi tersedia untuk tanaman berikutnya yang tumbuh di tanah tersebut.[1][6] Sebagian akbar legum memiliki hubungan ini, kecuali genus Styphnolobium. Pada berbagai praktek tradisional dan organik, ladang ditanam secara rotasi, bergiliran dengan berbagai variasi tanaman, di mana salah satunya adalah tanaman legum. Usaha pertanian di sela-sela tanaman legum seperti pohon dari genus inga dapat menjadi solusi untuk praktek perladangan tebang dan bakar.[7] Non-legumBintil akar pada pohon alder Potongan bintil akar pohon alder Meski sebagian akbar tanaman pembentuk bintil akar benar pada famili Fabaceae, terdapat beberapa yang bukan famili Fabaceae, yaitu:
Bentuk simbiosis pengikatan nitrogen lainnya dengan cyanobacteria (terutama Nostoc) yaitu:
Pengikatan nitrogen industriBenarnya probabilitas untuk nitrogen atmosfer untuk bereaksi dengan senyawa kimia tertentu pertama kali diteliti oleh Desfosses pada tahun 1828. Ia mengamati campuran oksida logam alkali dan karbon bereaksi pada temperatur tinggi dengan nitrogen. Dengan penggunaan barium karbonat sebagai bahan baku, ronde ini dikembangkan oleh Margueritte dan Sourdeval menjadi komersial pada tahun 1860an. Hasil berupa barium sianida dapat direaksikan dengan uap cairan membentuk amonia. Di tahun 1898, Adolph Frank dan Nikodem Caro memisahkan rondenya dan memproduksi kalsium karbida dalam tahapan pereaksian nitrogen dan kalsium sianamida. Ronde Ostwald untuk produksi asam nitrat ditemukan pada tahun 1902. Ronde Frank-Caro dan Ronde Ostwald mendominasi industri pengikatan nitrogen hingga penemuan Ronde Haber pada tahun 1909.[10][11] Ronde HaberProduksi pupuk sintetis merupakan sumber nitrogen terikat yang sangat jumlah digunakan oleh manusia. Amonia dibutuhkan sebagai bahan awal pembuatan pupuk, bahan peledak, dan produk lainnya. Metode yang sangat umum, adalah Ronde Haber, menggunakan tekanan tinggi (sekitar 200 atm) dan temperatur tinggi (minimal 400 oC) untuk mendapatkan amonia dari nitrogen di udara, ditambah gas dunia sebagai sumber atom hidrogennya.[12] Berbagai penelitian telah dipertontonkan untuk mencari katalis dalam ronde pengikatan nitrogen sehingga energi yang dibutuhkan untuk ronde ini menjadi semakin sedikit. Namun penelitian tersebut cenderung tidak sukses dan tidak mencapai efisiensi yang semakin adun dari Ronde Haber. Biasanya senyawa yang digunakan bereaksi dengan nitrogen di atmosfer membentuk senyawa kompleks dinitrogen. Senyawa kompleks dinitrogen yang pertama ditemukan adalah berbasis ruthenium, [Ru(NH3)5(N2)]2+.[13] Reduksi nitrogen ambienNitrogen diubah menjadi ammonia dan hydrazine oleh Alexander E. Shilov pada tahun 1970.[14][15] Beberapa senyawa dapat memecah molekul diatomik N2. Di bidang yang terkait yang penuh dengan nitrogen, logam lithium dapat membentuk lithium nitrida. Perlakuan terhadap senyawa nitrida dapat berproduksi ammonia. Dua senyawa kompleks berbasis molibdenum dapat bereaksi dengan molekul N2 membentuk senyawa MoN dengan ikatan tiga rangkap.[16] Semenjak saat itu, senyawa kompleks berikatan tiga rangkap digunakan untuk menciptakan nitril.[17] Lihat pula
Pustaka
Pranala luaredunitas.com Page 4Bintil akar pada tanaman kedelai Pengikatan nitrogen adalah ronde di mana nitrogen (N2) di atmosfer diubah menjadi ammonia (NH3)[1] melalui ronde alami maupun sintetik. Nitrogen yang berada di atmosfer berada dalam bentuk diatomik N2 dan cenderung inert. Ronde pengikatan membebaskan atom nitrogen untuk bereaksi. Nitrogen merupakan unsur yang penting untuk semua bentuk kehidupan sebab nitrogen diperlukan untuk ronde biosintesis komponen landasan tumbuhan, binatang, dan bentuk kehidupan lainnya. Nukleotida, komponen penting penyusun DNA dan RNA serta asam amino penyusun protein merupakan contoh komponen landasan penyusun kehidupan makhluk hidup. Dengan memahami hal tersebut, maka pengikatan nitrogen supaya dapat digunakan untuk tumbuhan merupakan konsep penting dalam pertanian sehingga manufaktur pupuk berkembang. Pengikatan nitrogen secara sintetis juga digunakan dalam pembuatan bahan peledak. Pengikatan nitrogen di dunia dapat terjadi melalui kilat dan aktivitas yang dipekerjakan mikroba.[2][3] Pengikatan nitrogen juga mengacu pada konversi nitrogen ke bentuk lain, seperti nitrogen dioksida. Beberapa tumbuhan dapat membentuk hibungan simbiosis dengan mikroorganisme yang dapat mengikat nitrogen. Pengikatan nitrogen biologisPenggambaran skematik dari siklus nitrogen tanpa pengikatan nitrogen abiotik Pengikatan nitrogen biologis pertama kali ditemukan oleh berbakat agronomi Jerman, Hermann Hellriegel dan berbakat mikrobiologi Belanda, Martinus Beijerinck. Pengikatan nitrogen biologis terjadi ketika nitrogen di atmosfer diubah menjadi amonia oleh enzim nitrogenase.[1] Reaksinya adalah: N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2Ronde ini diiringi dengan hidrolisis untuk berproduksi senyawa yang ekuivalen dengan ATP untuk berproduksi energi. Pada diazotrof yang hidup bebas sama sekali, amonia yang dihasilkan enzim nitrogenase diasimilasikan menjadi glutamat. Enzim nitrogenase rentan terhadap keberadaan oksigen. Jumlah bakteri yang memberhentikan produksi enzim ini ketika oksigen berada di sekitar mereka.[1] Organisme pengikat nitrogen jumlah terdapat di bidang yang terkait anaerobik.[1] Mikroorganisme pengikat nitrogen dikata dengan diazotrof, yang terdiri dari:
Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteriaCyanobacteria merebut nyaris di setiap tempat yang terpapar cahaya matahari dan berperan penting dalam siklus nitrogen dan karbon biosfer. Secara umum, cyanobacteria dapat menggunakan berbagai sumber nitrogen organik dan organik seperti nitrat, nitrit, amonia, urea, dan berbagai asam amino. Beberapa jenis cyanobacteria juga dapat hidup secara diazotrof, suatu kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pendahulu archaea mereka.[4] Pengikatan nitrogen oleh cyanobacteria di terumbu karang dapat terjadi pada laju dua kali semakin cepat dibandingkan pengikatan nitrogen di daratan, sekitar 1.8 kg nitrogen per hektar per hari. Trichodesmium yang membentuk koloni cyanobacteria di samudra diperkirakan memainkan setengah ronde pengikatan nitrogen di samudra pada skala global.[5] Simbiosis pada bintil akarFamili legumTumbuhan yang dapat mengikat nitrogen mencakup famili legum, Fabaceae, seperti kudzu, semanggi, kedelai, kacang tanah, alfalfa, lupin, dan rooibos. Mereka dapat membentuk hubungan simbiosis dengan bakteri rhizobia pada bintil akar di dalam sistem perakaran mereka, berproduksi senyawa nitrogen yang membantu tanaman untuk tumbuh. Ketika tanaman mati, nitrogen yang telah terikat diloloskan ke tanah sehingga menjadi tersedia untuk tanaman berikutnya yang tumbuh di tanah tersebut.[1][6] Sebagian akbar legum memiliki hubungan ini, kecuali genus Styphnolobium. Pada berbagai praktek tradisional dan organik, ladang ditanam secara rotasi, bergiliran dengan berbagai variasi tanaman, di mana salah satunya adalah tanaman legum. Usaha pertanian di sela-sela tanaman legum seperti pohon dari genus inga dapat menjadi solusi untuk praktek perladangan tebang dan bakar.[7] Non-legumBintil akar pada pohon alder Potongan bintil akar pohon alder Meski sebagian akbar tanaman pembentuk bintil akar benar pada famili Fabaceae, terdapat beberapa yang bukan famili Fabaceae, yaitu:
Bentuk simbiosis pengikatan nitrogen lainnya dengan cyanobacteria (terutama Nostoc) yaitu:
Pengikatan nitrogen industriBenarnya probabilitas untuk nitrogen atmosfer untuk bereaksi dengan senyawa kimia tertentu pertama kali diteliti oleh Desfosses pada tahun 1828. Ia mengamati campuran oksida logam alkali dan karbon bereaksi pada temperatur tinggi dengan nitrogen. Dengan penggunaan barium karbonat sebagai bahan baku, ronde ini dikembangkan oleh Margueritte dan Sourdeval menjadi komersial pada tahun 1860an. Hasil berupa barium sianida dapat direaksikan dengan uap cairan membentuk amonia. Di tahun 1898, Adolph Frank dan Nikodem Caro memisahkan rondenya dan memproduksi kalsium karbida dalam tahapan pereaksian nitrogen dan kalsium sianamida. Ronde Ostwald untuk produksi asam nitrat ditemukan pada tahun 1902. Ronde Frank-Caro dan Ronde Ostwald mendominasi industri pengikatan nitrogen hingga penemuan Ronde Haber pada tahun 1909.[10][11] Ronde HaberProduksi pupuk sintetis merupakan sumber nitrogen terikat yang sangat jumlah digunakan oleh manusia. Amonia dibutuhkan sebagai bahan awal pembuatan pupuk, bahan peledak, dan produk lainnya. Metode yang sangat umum, adalah Ronde Haber, menggunakan tekanan tinggi (sekitar 200 atm) dan temperatur tinggi (minimal 400 oC) untuk mendapatkan amonia dari nitrogen di udara, ditambah gas dunia sebagai sumber atom hidrogennya.[12] Berbagai penelitian telah dipertontonkan untuk mencari katalis dalam ronde pengikatan nitrogen sehingga energi yang dibutuhkan untuk ronde ini menjadi semakin sedikit. Namun penelitian tersebut cenderung tidak sukses dan tidak mencapai efisiensi yang semakin adun dari Ronde Haber. Biasanya senyawa yang digunakan bereaksi dengan nitrogen di atmosfer membentuk senyawa kompleks dinitrogen. Senyawa kompleks dinitrogen yang pertama ditemukan adalah berbasis ruthenium, [Ru(NH3)5(N2)]2+.[13] Reduksi nitrogen ambienNitrogen diubah menjadi ammonia dan hydrazine oleh Alexander E. Shilov pada tahun 1970.[14][15] Beberapa senyawa dapat memecah molekul diatomik N2. Di bidang yang terkait yang penuh dengan nitrogen, logam lithium dapat membentuk lithium nitrida. Perlakuan terhadap senyawa nitrida dapat berproduksi ammonia. Dua senyawa kompleks berbasis molibdenum dapat bereaksi dengan molekul N2 membentuk senyawa MoN dengan ikatan tiga rangkap.[16] Semenjak saat itu, senyawa kompleks berikatan tiga rangkap digunakan untuk menciptakan nitril.[17] Lihat pula
Pustaka
Pranala luaredunitas.com Page 5Tags (tagged): refugee, unkris, penetapan, alien, imigran, ilegal, orang, tanpa, politik, pengungsi, wanita, asal, armenia, anaknya, oleh, alam, pula, bencana, diakibatkan, ulah, sebuah, tempat, penampungan, tidak, diprediksi, center, of, studies, nations, high, commissioner, for, refugees, home, page, inggris, u, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 6Tags (tagged): water purification, unkris, air secara, sederhana, sarana pengujian penjernihan, air, penggunaan, akhirnya, salah satu penggunaan, air akan, diminum, harus disaring direbus, hingga, 0, liter, air tapi air, sangat tercemar, keruh, center of studies, bakteri masuk, ke, dalam akan dibunuh, metode water, purification, water, program kuliah pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia Page 7Tags (tagged): water purification, unkris, air secara, sederhana, sarana pengujian penjernihan, air, penggunaan, akhirnya, salah satu penggunaan, air akan, diminum, harus disaring direbus, hingga, 0, liter, air tapi air, sangat tercemar, keruh, center of studies, bakteri masuk, ke, dalam akan dibunuh, metode water, purification, water, program kuliah pegawai, kelas weekend, center, of studies, kelas, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia Page 8Tags (tagged): penjernihan air, unkris, air secara, sederhana, sarana pengujian penjernihan, air, penggunaan, akhirnya, salah satu penggunaan, air akan, diminum, harus disaring direbus, hingga, 0, liter, air tapi air, sangat tercemar, keruh, pusat ilmu pengetahuan, bakteri masuk, ke, dalam akan dibunuh, metode penjernihan, penjernihan, program kuliah pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 9Tags (tagged): penjernihan air, unkris, air secara, sederhana, sarana pengujian penjernihan, air, penggunaan, akhirnya, salah satu penggunaan, air akan, diminum, harus disaring direbus, hingga, 0, liter, air tapi air, sangat tercemar, keruh, pusat ilmu pengetahuan, bakteri masuk, ke, dalam akan dibunuh, metode penjernihan, penjernihan, program kuliah pegawai, kelas weekend, pusat, ilmu pengetahuan, kelas, eksekutif, ensiklopedi bahasa, indonesia, ensiklopedia Page 10Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 11Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 12Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan Page 13Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan Page 14Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus Page 15Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus Page 16Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero Page 17Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero Page 18Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur Page 19Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur Page 20Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub Page 21Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, Ibrahim al-Imam, Ibrahim al-Jaafari, Ibrahim al-Maimuni, Ibrahim al-Marhumi, Ie Mirah, Pasie Raja, Aceh Selatan, Ie Relop, Pegasing, Aceh Tengah, Ie Rhob Babah Lueng, Simpang Mamplam, Bireuen, Ie Rhob Barat, Simpang Mamplam, Bireuen, Ikatan non kovalen, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Pencak Silat Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Ilyas, Ilyas Karim, Ilyas Ruhiat, Ilyas Ya'kub Page 22Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar (perusahaan otomotif), Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede Page 23Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) J, J. Willard Marriott, J.A.K.Q. Dengekitai, J.A.K.Q. Dengekitai vs. Goranger, J.B. Jeyaretnam, Jagson Airlines, Jaguar, Jaguar (perusahaan otomotif), Jaguar Cars, Jalan Dago, Jalan dan Jembatan, Jalan dan Jembatan Kelok Sembilan, Jalan di Kota Surakarta, Jalur kereta api di Indonesia, Jalur kereta api di Sydney, Jalur kereta api Duri-Tanahabang, Jalur kereta api Eritrea, Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jambu Luwuk, Ciawi, Bogor, Jambu mawar, Jambu mede Page 24Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta Page 25Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) O, OB Shift 2, Oba Selatan, Tidore Kepulauan, Oba Tengah, Tidore Kepulauan, Oba Utara, Tidore, Oda Nobunaga, Odair Fortes, Odalengo Grande, Odalengo Piccolo, Oktaf, Oktaf Paskah, Oktal, Oktan, Olivia Dewi, Olivia Lubis Jensen, Olivia Newton John, Olivia Newton-John, Onozalukhu You, Moro O, Nias Barat, Onozalukhu, Lahewa, Nias Utara, Onozitoli Sawo, Sawo, Nias Utara, Onta Page 26Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) P, Pa Padi, Krayan, Nunukan, Pa Pala, Krayan, Nunukan, Pa' Amai, Krayan Selatan, Nunukan, Pa' Dalan, Krayan Selatan, Nunukan, Padang Barat, Bintauna, Bolaang Mongondow Utara, Padang Barat, Padang, Padang Baru, Labuhan Haji, Aceh Selatan, Padang Baru, Merapi Selatan, Lahat, Padi (band), Padi (disambiguasi), Padi (grup musik), Padi emas, Pahae Julu, Pahae Julu, Tapanuli Utara, Pahala, Pahala Tambunan, Pakpahan, Onan Runggu, Samosir, Pakpahan, Pangaribuan, Tapanuli Utara, Pakpak, Pakpak Bharat |