Home » Kelas IX » Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawakal Optimis, ikhtiar, dan tawakal merupakan akhlak terpuji yang harus dimiliki setiap mukmin. Ketiganya menjadi kunci meraih kesuksesan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Semua manusia pasti ingin meraih kesuksesan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengamalkan ketiga sifat mulia ini dalam kehidupan sehari-hari. Sikap optimis akan menambah semangat dan kekuatan dalam meraih cita-cita. Tidak cukup hanya optimis, harus ada usaha nyata guna meraih cita-cita tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga dan berdoa, pasrahkan hasilnya kepada Allah Swt. Kepasrahan kepada Allah Swt. akan membuat hidup kita tenang dan senantiasa bersyukur. Tidak sedikit orang yang berprasangka buruk kepada Allah Swt. karena cita-cita atau keinginannya tidak tercapai. Allah Swt. Maha Berkehendak, manusia hanya bisa berusaha sedangkan Allah Swt. yang menentukan. A. Optimis Optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis, yang berarti sifat orang yang selalu berpandangan negatif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Sifat optimis termasuk perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Karena sifat optimis akan selalu melahirkan pikiran positif dan prasangka baik kepada Allah. Ciri-ciri orang yang bersifat optimis antara lain sebagai berikut :
B. Ikhtiar Ikhtiar adalah berusaha bersungguh-sungguh untuk mencapai suatu harapan, keinginan, atau cita-cita. Contoh-contoh ikhtiar adalah sebagai berikut.
C. Tawakal Tawakal artinya berserah diri kepada Allah atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Dengan kata lain tawakal adalah berserah diri kepada Allah dengan bersungguh-sungguh setelah melakukan usaha atau ikhtiar. Ayat-ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan optimis, ikhtiar dan tawakal. Bacalah ayat yang mulia ini dengan tartil !a.Q.S. Az-Zumar/39 : 53 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿ ٥٣ “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosadosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang” (Q.S. Az-Zumar/39 : 53)
b. Q.S. An-Najm /53 : 39-42 وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ٣٩ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ٤٥ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ٤١ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ ٤٢ “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya (39). Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) (40). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna(41). Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu) (42).”(Q.S. An-Najm /53 : 39-42)
c. Q.S. Ali-Imran/3 : 159 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩ “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”" (Q.S. Ali-Imran /3 : 159).
Usaha-usaha untuk mendapatkan rahmat Allah Swt. diantaranya dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 6:25 PMtirto.id - Optimis, ikhtiar, dan tawakal merupakan rangkaian sikap yang perlu dilakukan oleh setiap orang dalam menapaki cita-cita yang hendak diwujudkannya. Setiap manusia akan memperoleh ujian dari Allah. Bagi setiap muslim, ujian menjadi bentuk kasih sayang Allah untuk meningkatkan derajat ketakwaannya. Oleh sebab itu, di saat mendapatkan ujian, seorang muslim tidak disarankan untuk menyerah pada keadaan dan senantiasa optimis dalam berusaha, serta melibatkan kehadiran Allah untuk memperoleh hasil terbaik.
Hanya saja, kadang musibah datang bertubi-tubi. Sesekali musibah ini berlangsung dalam jangka panjang. Hal tersebut kadang membuat seseorang putus asa dan seolah semua usahanya sia-sia. Bagi muslim justru sikap yang harus diambil adalah sebaliknya. Sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal mesti dibangun sekaligus agar tidak sampai berputus asa dan tetap memiliki harapan atas izin Allah. 1. Optimis Mengutip laman MUI, optimis merupakan sikap untuk terus berjuang secara sungguh-sungguh sampai akhir. Orang yang senantiasa optimis, akan memandang berbagai hal dengan pandangan positif. Lawan dari sikap optimis adalah pesimis yang membuat seseorang sering berprasangka buruk. Contoh sikap optimis yaitu memiliki keyakinan bahwa seseorang dapat melalui berbagai masalah yang menghadangnya. Misalnya saat seorang siswa memperoleh nilai jelek pada sebuah mata pelajaran, dia dapat mengembangkan optimismenya dengan berkeyakinan akan memperoleh nilai baik pada tes selanjutnya dengan usaha berupa lebih tekun belajar. Sikap optimis telah dianjurkan bagi setiap muslim. Sebuah hadits telah membicarakan tentang sikap ini. “Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: 'Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis.' Maka ditanyakanlah kepada beliau: 'Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?' Beliau bersabda: 'Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.'” (HR Ahmad) 2. Ikhtiar Ikhtiar adalah berusaha dengan sunguh-sungguh dalam menggapai harapan, keingian, atau cita-cita. Ikhtiar menjadi pelengkap dari sikap optimis. Hanya dengan optimis saja tidaklah cukup, karena bagi seseorang untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan diperlukan ikhtiar. Contoh ikhtiar seperti Orang yang ingin pandai harus rajin belajar. Atau, saat seseorang ingin hidup berkecukupan maka mesti berusaha dengan rajin bekerja. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX (2014), usaha-usaha adalah bagian penting yang mesti dilakukan setiap orang. Dan, bagi orang Islam, dalam berusaha hendaknya diikuti dengan doa kepada Allah agar tujuan ikhtiarnya terwujud. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186). 3. Tawakal Apabila sikap optimis dan ikhtiar sudah dilakukan, maka langkah terakhir adalah tawakal. Tawakal yaitu berserah diri pada Allah atas usaha-usaha yang sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Bagaimana pun juga manusia hanya bisa merencanakan dan mengambil tindakan agar keberhasilan yang diimpikannya terwujud. Namun, tetap saja penentu berhasil tidaknya usaha adalah atas izin Allah. Contoh dari tawakal seperti seorang ayah bekerja keras agar keluarga mereka mendapatkan penghidupan yang layak. Namun sang ayah bertawakal kepada Allah terkait seberapa besar banyaknya rezeki yang akan diberikan oleh Allah. Dia meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Pemberi Rezeki,, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
OPTIMISME
atau
tulisan menarik lainnya
Ilham Choirul Anwar
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|